10. Pendapat

Satu bulan kemudian, sampel pakaian olahraga muslimah selesai dikerjakan oleh Lili. Lili melakukan beberapa penyesuai di design awal. Alina melihat beberapa sampel tersebut dan menanyakan mengapa kain yang digunakan berbeda. Lili pun menjelaskan keunggulan masing-masing kain.

Mulai dari cotton combed, spandex, dry-fit, dan polyester active dry. Mendengar penjelasan Lili, Alina mulai berpikir kembali tentang keputusannya untuk meluncurkan pakaian muslimah. Walaupun begitu, Alina tetap yakin dengan pilihannya dan meneguhkan keputusannya.

Di sinilah tantangan pakaian olahraga muslimah. Pakaian olah raga yang hanya menutup aurat saja tidak cukup, pakaian olah raga harus dipastikan menggunakan bahan yang tidak terawang dan membentuk lekuk tubuh. Lili menyarakan untuk fokus ke cotton combed saja, yang jelas-jelas tidak terawang dan banyak design yang bisa dikembangkan. Alina tahu jika Lili menyarankannya untuk mengambil jalan aman, tetapi Alina berpendapat lain. Dengan adanya pilihan bahan pakaian olah raga untuk muslimah, memungkinkan muslimah tetap melakukan olah raga yang digemari dengan nyaman.

Alina berencana mencoba sampel tersebut terlebih dahulu untuk mengujinya. Lili pun setuju, ia memang sengaja membuat sampel sesuai ukuran Alina. Dengan mengujinya terlebih dahulu akan bisa menyimpulkan mana yang lebih nyaman.

Alasan Lili menggunakan ukuran Alina hanya karena ia membenci olah raga. Dan tidak memungkinkan juga ia meminta pendapat karyawan lain. Karena hanya mereka berdua yang paham dengan seluk beluk pakaian dan design. Pernah mereka mencoba meminta pendapat karyawannya, namun hasilnya tidak sesuai dengan harapan mereka. Rata-rata karyawan mereka berpendapat jika semua design Alina dan LIli nyaman digunakan, harganya terjangkau dan terlihat trendy serta kekinian.

Alina dan Lili juga pernah merekrut karyawan yang memang memiliki dasar tata busana. Baik Alina maupun sudah membagikan ilmu di sela-sela padatnya pekerjaan agar mereka bisa mengikuti laju kerja Alina dan Lili, begitu ilmu diserap mereka pun mengundurkan diri. Pekerjaan di butik Alina mereka anggap sebagai batu loncatan, sehingga Alina dan LIli tidak lagi merekrut karyawan yang membantu dalam hal design dan sampel.

Suatu saat, jika industri kecil Alina berkembang besar mereka akan memikirkan ulang bagaimana merekrut tenaga kerja kompeten yang dapat berkontribusi pada butik.

Alina terpikirkan untuk meminta pendapat Brian, mungkin Brian bisa memberinya masukan mengenai pakaian olah raga muslimah tersebut. Mengingat Brian adalah CEO dari perusahaan consumer retail. Ia pun mengambil

foto dari sampel sebelum ia kemas untuk di bawa pulang.

Seminggu ini Alina masih menimbang-nimbang antara ingin menghubungi Brian untuk menanyakan pendapatnya tetapi takut ia akan mengganggu kesibukan Brian. Karena terakhir kali Brian menghubunginya terlihat kelelahan. Ketika Alina tiba pada satu pemikiran untuk menunggu Brian kembali dari urusan bisnisnya, bel pintu

apartemennya berbunyi. Mungkin Bagas sudah kembali dari mengumpul laporan Field Trip, pikir Alina. Namun, tidak disangka, Bagas berdiri di depan pintu bersama Brian.

Setelah mengucapkan salam, Bagas mengajak Brian masuk ke dalam tanpa meminta persetujuan Alina yang masih berdiri di depan pintu. Bagas mempersilakan Brian untuk duduk, sedangkan dirinya berlalu ke dapur untuk mengambil minuman. Alina menggelengkan kepalanya dan menutup pintu apartemen. Ia pun segera membereskan sampel yang masih ia gantung di ruang tamu.

Brian yang penasaran pun bertanya kepadanya, pakaian olahraga sebanyak itu untuk apa. Alina menghela nafas, sepertinya kesempatan untuk meminta pendapat Brian berpihak kepadanya. Ia pun tidak menyia-nyiakan kesempatan tersebut dan menjelaskan jika pakaian tersebut adalah sampel. Ia ingin mencobanya sendiri untuk memastikan design dan kain nyaman digunakan oleh muslimah saat berolah raga, sebelum memproduksinya secara massal.

Brian berjalan mendekat ke arah rak sampel pakaian tersebut dan mulai berpikir. Bagas yang sudah meletakkan minuman yang di buatnya pun ikut melihat sampel pakaian tersebut.

Melihat keduanya berpikir, Alina pun mengajukan pertanyaan. Bagaimana menurut mereka sebagai laki-laki jika melihat design pakaian olah raga dengan bahan seperti ini dikenakan oleh wanita muslimah

untuk berolahraga?

Keduanya kompak melihat ke arah Alina, yang membuatnya bingung. "Apa yang salah dengan

pertanyaannya?" Batin Alina.

Bagas lah yang pertama berpendapat.

"Jika kakak sebagai model pakaian, aku akan memilih pakaian ini karena menurutku lebih cocok dengan kepribadian kakak." Pakaian olahraga satu set tunik dengan rok celana berbahan cotton combed.

"Tetapi jika melihat dari olahraga yang kakak lakukan, pendapat ku akan berbeda lagi. Misalnya olahraga ringan, aku tetap dengan pilihan pertama. Sedangkan untuk olahraga yang banyak mengeluarkan keringat seperti aerobik atau kardio, aku memilih bahan ini dengan model pakaian ini." Bagas menunjuk pada bahan polyester dan

model pakaian Tunik Hoodie satu set dengan celana Jogger.

Alina dan Brian secara bersamaan menganggukkan kepalanya, Bagas memang paling tahu kebutuhan

Kakak perempuannya.

"Kalau kak Brian bagaimana?" Tanya Bagas.

"Sama seperti kamu. Tetapi jika membicarakan konteks yang lebih luas, menurut ku semua pakaian olahraga

muslimah ini layak untuk dipasarkan. Karena setiap muslimah juga memiliki preferensi mereka masing-masing. Design dan bahan sudah sesuai, hanya saja design ini perlu diperbaiki." Jelas Brian yang menunjuk pakaian olahraga dengan model crop top satu set dengan legging rok.

Alina duduk di sofa dan mulai menggambar perbaikan yang dimaksud oleh Brian. Bagas dan Brian pun

menghampiri Alina. Setelah selesai, Alina memperlihatkan gambarnya kepada Brian.

Tetap dengan model crop top, tetapi ada sambungan membentuk Tunik kebawah sampai di atas lutut dipadukan dengan legging dan juga kulot. Hal ini terpikirkan karena kelemahan crop top ada pada bagian pinggang muslimah.

Brian yang melihat design Alina pun terpukau, ia hanya mengatakan perbaikan tetapi Alina bisa menangkapnya dengan tepat dan ia menganggukkan kepalanya tanda setuju. Bagas mengacungkan jempolnya untuk sang kakak. Alina segera menghubungi Lili untuk perubahan design dan menjelaskan semuanya. Tidak lupa mengirimkan gambar design yang telah dirubahnya.

Barulah setelah itu Alina menanyakan mengapa Bagas dan Brian bisa bersama. Bagas menjelaskan jika mereka bertemu di lantai bawah. Kemudian Brian menyambungnya, mengatakan keperluannya datang berkunjung adalah untuk mengantarkan titipan mamanya. Lalu menyerahkan paper bag yang di bawanya. Alina merasa tidak enak, karena mama Brian selalu memberinya hadiah sejak ia mengenal Brian.

Melihat keengganan Alina, Brian mengatakan untuk menerimanya karena mama hanya berniat baik dan tidak ada maksud untuk menyogok Alina. Bagas yang mendengar penuturan Brian pun tertawa.

"Kakak kalau mau jadi calon ipar, harusnya yang disogok itu aku." Dengan bangga Bagas menunjuk dirinya sendiri. Alina melemparkan bantal sofa ke arah Bagas.

"Kakak, aku lapar ayo kita makan. Kak Brian ayo bergabung bersama kami." Ajak Bagas. Akan tetapi Brian menolak beralasan dirinya ada janji. Alina pun mengikuti mereka ke arah dapur, adiknya paling bisa membuat orang lain luluh.

Hal ini pun berlaku pada Brian. Bukan Bagas, jika tidak bisa memaksa Brian untuk tinggal, akhirnya Brian duduk bersama Bagas di meja bar menunggu Alina menyiapkan makanan.

Alina menyajikan piring dan air minum. Kemudian nasi, 3 mangkuk berisi soto ayam lengkap, perkedel kentang dan sate telur puyuh. Bagas segera melahap bagiannya, berbeda dengan Brian dan Alina yang menikmati dengan pelan. Bagas berdiri dan meracik sotonya sendiri di dapur, ia juga menanyakan jika Brian ingin menambah seperti dirinya yang hanya ditanggapi gelengan oleh Brian.

Mereka selesai bersamaan, saat Alina akan membersihkan meja Bagas mengambil alih pekerjaan tersebut. Sebagai gantinya, ia meminta sang kakak untuk membuatkan pencuci mulut. Brian memperhatikan kebersamaan kakak adik tersebut dalam diam. Bagas mencuci piring dan Alina memotong buah-buahan.

Bagas menyajikan salad buah yang di buat Alina, mereka menikmatinya bersama di ruang tamu. Kemudian Brian berpamitan pulang, dirinya harus kembali ke perusahaan karena Regis masih menunggunya di sana. Alina melihat jam di tangannya yang menunjukkan pukul 21.00. Timbul rasa penasaran di hatinya, mengapa pemilik perusahaan masih di perusahaan sampai larut? Tetapi segera ia tepis, mungkin sama dengan yang ia lakukan ketika pesanan membludak.

Sepeninggalnya Brian, Bagas menanyakan bagaimana perkembangan hubungan mereka berdua. Alina menjawab jujur, jika hubungan mereka hanya sebatas kenalan. Mendengar jawaban kakaknya seperti itu, ia tidak berkomentar. Menurutnya itu wajar karena kakaknya bukan type yang akan berpacaran. Mungkin saja mereka masih mengenal satu sama lain untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih serius. Apalagi kedua keluarga sudah mengetahui dan mendukung mereka. Ia pun tidak membahasnya lebih lanjut.

Bagas tidak mengerti dengan hubungan lawan jenis sama seperti kakaknya, karena ia terlalu sibuk dengan kehidupannya sendiri sehingga tidak ada waktu untuk mengerti lawan jenis. Bagi Bagas cukup dirinya mengerti sang ibu dan kakak perempuannya. Ia pun bersiap-siap untuk tidur, ia membuka sofa bed dan menata bantal di sana. Dan Alina, masuk ke dalam kamar meninggalkan sang adik.

Beberapa bulan kemudian, secara resmi pakaian olahraga muslimah butik Alina diluncurkan. Peluncuran berjalan lancar, pesanan berdatangan baik di butik maupun e-commerce. Bahkan sebelum peluncuran, ketika pertama kali di posting di akun media sosial butik, beberapa pelanggan sudah melakukan pre-order.

Lili memasang wajah ceria sepanjang pagi, berpapasan dengan peluncuran pakaian olahraga dirinya sudah merekrut beberapa penjahit dan karyawan gudang. Sehingga tidak ada kendala dalam produksi. Yang ia tunggu saat ini adalah Minggu gajian. Ia sudah membayangkan bonus yang akan dibayarkan kepadanya.

Minggu yang ditunggu-tunggu seluruh karyawan pun datang. Beberapa karyawan yang meminta pembayaran gaji lewat bank telah menerima notifikasi, termasuk Lili. Segera Lili berlari ke ruangan Alina, bonus yang diterimanya melebihi ekspektasi membuatnya semakin bersemangat.

"Al, kamu tidak salah kirim kan?" sambil menunjukkan notifikasi bank online.

"Kalau tidak mau, transfer balik saja Li." goda Alina.

"Aahhh... Terima kasih Al, akhirnya aku bisa beli stroller impian." teriakan Lili membuat Alina menutup telinganya.

Alina pun penasaran dan akhirnya bertanya, stroller apa yang ingin di beli Lili sampai-sampai menunggu bonus. Padahal gajinya lebih dari cukup. Lili menjelaskan jika ia ingin membeli stroller dari salah satu merek terkenal yang harganya mendekati 10 juta rupiah. Alina Hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat antusiasme Lili. Ia jadi teringat bagaimana awal mereka berteman.

Lili yang notabene periang mendekati Alina terlebih dulu. Karena Alina anak yang tertutup, Alina sering dikucilkan oleh teman-temannya di sekolah menengah. Mereka menganggap Alina kutu buku yang kuno. Alina tidak keberatan dengan julukan tersebut, justru Lili yang sering mengomeli mereka.

Awalnya Alina menjauhi Lili, setiap Lili mendekat Alina akan memutar arah. Sampai suatu hari, Alina terkena jebakan. Teman sekelasnya meletakkan seember air di atas pintu kelas, ketika Alina masuk kelas ember tersebut tumpah mengenai tubuhnya. Sekujur tubuh Alina basah karena air. Lili yang melihat hal tersebut segera membawa Alina ke toilet dan meminjamkannya baju ganti. Kebetulan saat itu Lili membawa baju ganti untuk acara sepulang sekolah.

Setelah mengganti seragam yang basah, Lili membawa Alina ke ruang BK untuk melaporkan teman sekelas mereka dan meminta izin pulang, takut Alina terserang flu. Sejak saat itu, hubungan keduanya mulai membaik sampai mereka dekat dan kuliah di universitas yang sama. Dua sahabat dengan perbedaan karakter, namun saling melengkapi.

Alina meminta Lili menyampaikan beberapa amplop untuk karyawan yang menerima gaji cash, kemudian Alina pamit pergi ke pabrik dan gudang untuk mengantarkan gaji karyawan lainnya.

Sesampainya di pabrik, Alina disambut Awi yang kebetulan sedang kosong saat itu. Awi memberikan laporan jika gudang memerlukan rak tambahan. Awi membawa Alina ke gudang untuk memperlihatkan area yang memerlukan rak tambahan. Melihat keadaan barang menumpuk di pojokan gudang, Alina pun meminta Awi untuk menghubungi pihak penyedia rak custom. Tetapi Awi menyarankan untuk membuat rak sendiri.

Awi menjelaskan idenya untuk membuat rak sehingga lebih ekonomis dan tidak perlu memanggil tukang. Melihat rancangan rak Awi, Alina setuju dan menanyakan budget yang diperlukan. Segera Awi berangkat ke toko bangunan untuk membeli besi dan perlengkapan lainnya dengan uang yang diberikan Alina.

Sebelum istirahat makan siang, Alina mengumpulkan semua karyawan dan membagikan gaji sesuai dengan nama yang telah tertera nama masing-masing. Para karyawan sangat berterima kasih kepada Alina atas bonus yang mereka terima. Seluruh karyawan sudah bubar, bertepatan dengan Awi yang datang. Awi menyerahkan nota pembelian dan kembalian uang. Alina menerimanya dan menyarankan Awi untuk memulai pekerjaan setelah makan siang.

Tidak sampai 2 jam, rak yang dikerjakan oleh Awi dan beberapa karyawan gudang sudah selesai. Alina puas dengan kinerja Awi dan karyawan lainnya. Tersisa merapikan tumpukan barang ke rak yang telah dibuat.

Alina berpesan jika penyusunan barang harus sesuai dengan urutan Fist In First Out, agar stock selalu diperbarui dan tidak ada stock lama yang menumpuk. Satu jam kemudian gudang terlihat rapi dengan rak yang penuh dengan stock. Awi juga telah memberikan tanda pada rak-rak tersebut agar memudahkan karyawan dalam mengambil barang sesuai kebutuhan.

Alina pun mentraktir mereka semua makan bakso yang kebetulan lewat di depan gudang, termasuk karyawan pabrik. Seluruh karyawan bersuka cita, merasa kerja keras mereka dihargai.

Alina selalu menanamkan kepercayaan kepada karyawannya. Meskipun pada awalnya ia juga menemui karyawan yang tidak bisa dipercaya. Dengan mempercayai mereka, mereka akan merasa dihargai dan di apresiasi. Hal tersebut akan menumbuhkan kecintaan mereka terhadap pekerjaan mereka. Cara yang diterapkan oleh Alina cukup efektif, karena rata-rata pekerja tetap Alina adalah mereka yang bekerja dari awal perintisan usaha kecuali pekerja paruh waktu yang sering berganti. Karena mereka menjadikan pekerjaan di pabrik sebagai batu loncatan.

Alina tidak keberatan, karena Alina juga tidak mau menghalangi mereka untuk berkembang. Yang terpenting adalah mereka menjaga sopan santun dalam pengunduran diri. Tetapi ada juga yang bertahan, salah satunya adalah Anggi, adik dari Awi. Ia bekerja paruh waktu atas rekomendasi Awi. Anggi bekerja paruh waktu untuk membiayai kuliahnya dari awal dan sampai sekarang sudah masuk semester 5.

Terpopuler

Comments

Bilqies

Bilqies

mampir lagi Thor /Smile/

2024-05-01

1

lihat semua
Episodes
1 1. Merasa Familiar
2 2. Kembali ke Aktivitas Normal
3 3. Bersisian Yang Tidak Terduga
4 4. Cinta Pertama
5 5. Kembali ke Kota Y
6 6. Bertemu
7 7. Berkunjung ke Butik
8 8. Menjemput
9 9. Sakit
10 10. Pendapat
11 11. Mama Brian
12 12. Brian
13 13. Merasa Cemburu
14 14. Salah Sangka
15 15. Kekonyolan Brian
16 16. Nikah Dadakan
17 17. Mertua
18 18. Pacaran Halal
19 19. Menggoda Brian
20 20. Lalat yang Dimaksud Lili
21 21. Gosip
22 22. Menginap
23 23. Meredam Amarah
24 24. Naik / Turun ranjang?
25 Maaf...
26 25. Kabur
27 26. Apakah itu Karma?
28 27. Digrebek?
29 28. Resepsi
30 29. Hamil
31 30. Anda Siapa?
32 31. Anita
33 32. Mie Gelas
34 33. Di Pinggir Sungai
35 34. Bau Parfum
36 35. Kembali dari Desa
37 36. Prematur
38 37. Membawa Pulang Baby Aby
39 38. Pesan untuk Brian
40 39. Keturunan Bangsawan
41 40. Alisa?
42 41. Figurine yang Hilang
43 42. Dia Bukanlah Dia
44 43. Kebenaran yang Diungkapkan
45 44. Sementara Memilih untuk Diam
46 45. Bertemu dengan Pangarep
47 46. Pabrik Diselamatkan
48 47. Segera Mengambil Alih
49 48. Bertemu Pengacara
50 49. Tanda Tangan
51 50. Pangarep Menggila
52 51. Membuatku Cemburu
53 52. CEO Kecil
54 53. Menemukan Album
55 54. Pangarep Kabur
56 55. Pingsannya Alina
57 56. Pencarian Baby Aby
58 57. Keduanya Dirawat
59 58. Operasi Alina
60 59. Perusahaan Alina
61 60. Brian Kecewa
62 61. Kabar Duka
63 62. Indri Minta Bantuan
64 63. Pemakaman
65 64. Kehamilan Kedua
66 65. Masalah Bubur
67 66. IUFD
68 67. Bodyguard Cantik
69 68. Kembung
70 69. Turning One
71 70. Waktu yang Singkat
72 71. Tidak Usah Pulang
73 72. Tidak Sebanding
74 73. Kabar Kehammilan
75 74. Tidak Ingin Kecewa
76 75. Gara-gara Kesemek
77 76. Bersemangat
78 77. Baby Aby Cemburu
79 78. Syukuran
80 79. Taman Bermain
81 80. Puasa Seminggu
82 81. Orang Gila
83 82. Mulas
84 83. Bayi Kembar
85 84. Syukuran di Rumah Sakit
86 85. Ending
Episodes

Updated 86 Episodes

1
1. Merasa Familiar
2
2. Kembali ke Aktivitas Normal
3
3. Bersisian Yang Tidak Terduga
4
4. Cinta Pertama
5
5. Kembali ke Kota Y
6
6. Bertemu
7
7. Berkunjung ke Butik
8
8. Menjemput
9
9. Sakit
10
10. Pendapat
11
11. Mama Brian
12
12. Brian
13
13. Merasa Cemburu
14
14. Salah Sangka
15
15. Kekonyolan Brian
16
16. Nikah Dadakan
17
17. Mertua
18
18. Pacaran Halal
19
19. Menggoda Brian
20
20. Lalat yang Dimaksud Lili
21
21. Gosip
22
22. Menginap
23
23. Meredam Amarah
24
24. Naik / Turun ranjang?
25
Maaf...
26
25. Kabur
27
26. Apakah itu Karma?
28
27. Digrebek?
29
28. Resepsi
30
29. Hamil
31
30. Anda Siapa?
32
31. Anita
33
32. Mie Gelas
34
33. Di Pinggir Sungai
35
34. Bau Parfum
36
35. Kembali dari Desa
37
36. Prematur
38
37. Membawa Pulang Baby Aby
39
38. Pesan untuk Brian
40
39. Keturunan Bangsawan
41
40. Alisa?
42
41. Figurine yang Hilang
43
42. Dia Bukanlah Dia
44
43. Kebenaran yang Diungkapkan
45
44. Sementara Memilih untuk Diam
46
45. Bertemu dengan Pangarep
47
46. Pabrik Diselamatkan
48
47. Segera Mengambil Alih
49
48. Bertemu Pengacara
50
49. Tanda Tangan
51
50. Pangarep Menggila
52
51. Membuatku Cemburu
53
52. CEO Kecil
54
53. Menemukan Album
55
54. Pangarep Kabur
56
55. Pingsannya Alina
57
56. Pencarian Baby Aby
58
57. Keduanya Dirawat
59
58. Operasi Alina
60
59. Perusahaan Alina
61
60. Brian Kecewa
62
61. Kabar Duka
63
62. Indri Minta Bantuan
64
63. Pemakaman
65
64. Kehamilan Kedua
66
65. Masalah Bubur
67
66. IUFD
68
67. Bodyguard Cantik
69
68. Kembung
70
69. Turning One
71
70. Waktu yang Singkat
72
71. Tidak Usah Pulang
73
72. Tidak Sebanding
74
73. Kabar Kehammilan
75
74. Tidak Ingin Kecewa
76
75. Gara-gara Kesemek
77
76. Bersemangat
78
77. Baby Aby Cemburu
79
78. Syukuran
80
79. Taman Bermain
81
80. Puasa Seminggu
82
81. Orang Gila
83
82. Mulas
84
83. Bayi Kembar
85
84. Syukuran di Rumah Sakit
86
85. Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!