Alina saat ini sedang berada di toko buku. Setelah berkeliling, pilihan Alina jatuh pada buku islami yang mengatakan jika sesungguhnya Allah ada di hati setiap hamba-Nya dan buku tersebut menjelaskan tentang kebijaksanaan. Ada pula buku fantasi yang menarik perhatiannya, yang bercerita tentang petualangan seorang gadis setengah elf.
Buku tersebut ada di display best seller dengan 4 urutan seri dan 2 sekuel. Ia mengambil seri pertama sebagai percobaan, karena ini adalah pertama kalinya ia membaca buku fantasi selain dongeng.
Alina menyelesaikan pembayaran di kasir dengan menggunakan kartu membernya, dan ia mendapatkan pouch make up sebagai hadiah telah membeli buku best seller hari itu. Pouch itu pun mengingatkan Alina, jika dirinya perlu membeli beberapa produk perawatan kulit. Ia pun menyempatkan diri pergi ke toko kosmetik yang ada di deretan toko buku.
Alina bukan type perempuan yang suka berdandan, tetapi ia tetap menjaga kesehatan kulit wajahnya sebagai tanda bersyukur atas rahmat yang Allah berikan kepadanya. Ia membeli satu paket perawatan kulit wajah dari salah satu brand lokal berupa Foaming Cleanser, Face Toner, Serum, Moisturizer, BB Cream,Compact Powder, Night Cream dan Milk Cleanser.
Saat akan memasuki mobilnya, suara seseorang menghentikannya. Ia pun berbalik kearah sumber suara, memastikan jika dirinya yang dimaksud oleh suara tersebut. Suara tersebut berasal dari seorang perempuan paruh baya dengan perawakan yang sama seperti ibunya.
Perempuan paruh baya tersebut meminta tolong kepada Alina untuk mengantarkannya pulang ke rumah. Perempuan paruh baya tersebut menjelaskan jika tas dan semua belanjaannya di bawa sopir pribadi yang sedang mengganti ban mobil karena ban mobilnya mengalami kebocoran. Perempuan paruh baya tersebut lupa membawa tas saat memutuskan untuk turun dan menunggu di cafe dekat sini. Sehingga dirinya tidak bisa menghubungi sopirnya.
Melihat penampilan perempuan paruh baya tersebut yang mirip dengan sang ibu, Alina pun bersedia mengantarkannya. Alina juga meminjamkan ponselnya untuk digunakan perempuan paruh baya tersebut. Sebelum melajukan mobilnya, Alina terlebih dahulu memasukkan alamat yang di berikan oleh perempuan paruh baya tersebut ke GPS untuk memudahkannya mencari alamat.
Selama perjalanan, mereka berbincang ringan termasuk berkenalan. Perempuan paruh baya tersebut memperkenalkan namanya Humaira.
Alina yang fokus memperhatikan jalan, tidak menyadari jika Ibu Humaira memperhatikannya. Beliau bertanya apakah Alina masih single, Alina pun mengangguk. Beliau mulai bercerita mengenai anak laki-laki nya, Alina hanya
mendengarkan dan mengangguk sesekali. Akan tetapi semakin di dengarkan, cerita Ibu Humaira seperti cerita yang pernah ia dengar dan terasa familiar.
Tidak sempat Alina menanggapi cerita Ibu Humaira, mereka sudah sampai di alamat rumah yang ditunjukkan oleh GPS. Tetapi Ibu Humaira mengatakan jika rumahnya masih beberapa blok didepan. Alina menurut, dan berhenti ketika Ibu Humaira memberi aba-aba.
Alina membantu Ibu Humaira untuk turun mobil, setelahnya Alina langsung berpamitan. Karena Alina merasa tidak nyaman jika harus singgah di rumah orang yang baru saja ia kenal, meskipun orang tersebut sangat ramah.
"Nak, bisakah kamu melepaskan masker mu? Jika suatu saat kita bertemu, Ibu bisa mengenali kamu." pinta Ibu Humaira saat Alina akan membuka pintu mobilnya. Alina berpikir sejenak dan mendekat kembali. Ia pun melepaskan maskernya dan tersenyum.
Jauh sebelum ada pandemi dan kini pandemi telah berlalu, Alina sudah terbiasa mengenakan masker untuk menutupi wajahnya. Awalnya hanya untuk menghindari debu, tetapi lama kelamaan ia merasa nyaman menggunakan masker karena tidak perlu repot menyapa atau di sapa kenalan yang tidak akrab di jalan.
"Terima kasih nak. Kamu cantik. " Alina tersenyum mengucapkan Terima kasih serta salam dan meninggalkan Ibu Humaira yang masih memperhatikan mobilnya menjauh.
"Pantas saja Brian ingin mengenal Alina lebih jauh, selain cantik hatinya pun baik. Semoga kalian berjodoh nak. Kebetulan yang sangat manis, terima kasih Ya Allah." Ibu Humaira bermonolog.
Perempuan paruh baya tersebut tidak lain adalah Mama Brian. Alangkah beruntungnya Mama Humaira disaat ia sedang bingung ingin menghubungi Brian, Alina melewatinya. Mama Humaira mengenali Alina dari shawl yang di kenakannya.
Shawl tersebut merupakan hadiah perkenalan yang ia pilih untuk Alina saat berada di kota B dan tidak ada yang menyamainya. Tanpa ragu, Mama Humaira meminta tolong kepada Alina. Beliau berpikir bisa sekalian mengenal Alina secara langsung sebagai seseorang yang bertemu di jalan.
...~~~...
Begitu sampai di butik, Alina diberitahukan jika ada seseorang yang telah menunggunya di teras. Niar mengatakan jika tamu tersebut bernama Arkan. Alina berterimakasih dan segera menghampiri Arkan.
"Assalamu'alaikum Mas Arkan."
"Wa'alaikumsalam Lin."
"Sudah menunggu lama ya mas?"
"Tidak Lin, maaf aku datang tanpa memberi kabar."
"Tidak apa mas, ada perlu apa Mas Arkan?"
"Aku mau pesan pakaian Lin. Karena kamu sudah kasih Ayu pakaian untuk akad, aku mau membelikannya pakaian untuk resepsi." jelas Arkan yang merupakan tunangan dari Ayu, kakak sepupu Alina. Mereka saling mengenal karena berasal dari desa yang sama.
"Tentunya aku tidak akan membeberkan jika kamu pemilik butik ini Lin. Aku kesini juga atas persetujuan Paman Ahmad." imbuh Arkan. Alina bisa tenang, ayahnya pasti tahu yang terbaik untuk Alina.
Alina pun pamit sebentar untuk mengambil katalog khusus pakaian custom. Kemudian ia datang dengan membawa 2 album katalog, satu berisi pakaian/gaun custom yang pernah ia buat dan satunya adalah design baru yang belum pernah di publish. Alina menyerahkan katalog tersebut kepada Arkan.
Arkan mulai membuka halaman katalog satu persatu sampai ia melihat gaun berwana merah maroon dan memperlihatkannya kepada Alina. Melihat gaun yang di tunjuk Arkan, Alina menjelaskan jika gaun tersebut masih ada di butik nya, kebetulan pemesan belum mengambilnya. Alina membawa Arkan ke meja studio Lili untuk memperlihatkan gaun tersebut kepada Arkan.
Arkan setuju dan meminta Alina membuatkannya satu set dengannya, tetapi usahakan tidak sama persis. Ia menginginkan kesan tersendiri karena pakaian ini untuk pernikahannya dengan Ayu.
Lili yang sedari tadi memperhatikan pun angkat suara, menyarankan untuk merubah bagian depan dengan menambahkan cape untuk menutupi bentuk dada. Kemudian menambahkan ekor penguin di belakang gaun Serta menambahkan veil lace menjuntai ke lantai. Alina mengangguk dan meminta pendapat Arkan.
Arkan yang notabene seorang pegawai sipil, tidak mengerti maksud Lili, hanya menggelengkan kepalanya. Alina meminta Lili untuk menggambarkan perubahan yang di maksud agar Arkan bisa melihat.
Lili mengambil tabletnya, membuka sketsa gaun yang sudah ada dan mengubahnya sesuai dengan yang ia sarankan tadi. Melihat design yang ditunjukkan oleh LIli, Arkan pun setuju. Dan Alina meminta bantuan Niar untuk mengukur badan Arkan.
Selama Arkan melakukan pengukuran badan, Lili meminta Alina untuk mengikuti pengaturannya yaitu dengan memberikan harga full. Karena kemarin Alina telah mengirimkan kebaya putih secara percuma. Jika Alina menolak, Lili mengancam tidak mau mengerjakan projek tersebut. Karena hampir seluruh produk custom dikerjakan oleh LIli, Alina pun menyetujui pengaturan Lili.
Arkan berpamitan setelah menyelesaikan pembayaran. Lili tersenyum puas dengan pengaturan yang dibuatnya. Ia tidak ingin Alina sahabatnya dimanfaatkan oleh keluarganya sendiri. Bagaimana pun, bisnis tetaplah bisnis. Keluarga urusan lain, kecuali orang tua dan adik Alina sendiri. Lili juga bertanya, apakah tidak masalah menerima pesanan orang dari desa yang sama dengan Alina.
Alina menjelaskan jika Ayah Ahmad sudah memberi izin, mungkin semua ini yang terbaik. Dalam hati, Alina menyadari tiada rahasia yang kekal. Suatu saat pasti akan terbongkar juga, ia hanya perlu menyiapkan mental sebelum semua terjadi.
Anggapan perempuan tidak perlu punya penghasilan tinggi dan hanya berkewajiban di rumah, masih kental pada sebagian masyarakat di desa asal Alina. Apalagi usia Alina yang akan menginjak 25 tahun, dianggap tidak laku. Karena sebagian masyarakat di sana akan menikah sebelum umur tersebut.
"Semoga saja, tidak parah." doa Alina di dalam hati. Alina paham betul dengan masyarakat di desanya. Parah yang ia maksud adalah mencemoohnya tidak laku yang disebabkan tidak ada laki-laki yang mau dengannya karena tidak sanggup melampaui keuangan Alina. Dan hal itu akan berimbas kepada pola asuh ayah dan ibunya yang akan dipertanyakan masyarakat.
Alina menepis semua kemungkinan yang akan terjadi dan kembali fokus dengan pola yang di buat Lili. Ia pun pergi ke tempat penyimpanan untuk mengambil bahan yang diperlukan. Alina mengambil lace, furing, kain satin silk berwarna maroon. Ia ingat ada kain brokat baru di pengiriman vendor kemarin. Segera ia meminta Awi untuk mengirimkan sampel brokat ke butik.
Saat Lili sudah selesai dengan pola gaun, sampel yang dikirimkan Awi lewat Veri sampai di butik. Pilihan Lili jatuh pada kain brokat prada oki. Dengan perpaduan benang kilap dan benang dove/milky, memberikan kesan mewah dan cantik. Alina pun meminta Veri kembali ke gudang untuk mengambilkan brokat tersebut sesuai ukuran yang di minta Lili karena keterbatasan penyimpanan di butik.
Alina meninggalkan Lili yang fokus dengan pemotongan pola. Ia kembali ke ruangannya, rasa lelah dan kantuk menyergapnya. Jika ia mudah lelah dan mengantuk, dapat dipastikan jika dirinya akan mendapati tamu bulanan. Ia pun membuka aplikasi pencatat tamu bulanan di ponselnya. Di Sana tertera bahwa hari ini adalah hari pertama perkiraan tamu bulanannya.
Siklusnya selalu berubah-ubah setiap bulannya, dengan aplikasi tersebut Alina bisa memantau perkiraan hari dan bisa melihat siklus bulanannya. Perkiraan memang tidak selalu tepat, tidak juga tidak akurat. Terkadang bisa sesuai, terkadang akan terlambat 1-2 hari.
Selain perkiraan tamu Bulanan, aplikasi tersebut juga dapat digunakan untuk memantau masa subur, dan tentunya itu akan dilakukannya nanti setelah berumah tangga.
Merasa lelah dan kantuk menyergapnya saat ini, Alina menebak antara nanti malam atau besok tamu bulanannya akan datang. Ia pun memutuskan untuk memejamkan mata sebentar sebelum jam pulang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
Okto Mulya D.
Othor, apakah seorang desainer juga hingga tahu betul detailnya bahannya dll saya takjub banget.
2024-07-04
1
Meymei
/Heart/
2024-05-01
1
Bilqies
ceritanya bagus Thor aku suka ❤️
2024-05-01
1