Terjerat Cinta Pengasuh Si Kembar

Terjerat Cinta Pengasuh Si Kembar

Pengasuh ke 24

...HAI TEMAN-TEMAN SEMUA TERIMA KASIH SUDAH MAMPIR MEMBACA KARYA AUTHOR YANG BARU...

********************************************

Berulang kali pengasuh baru itu memohon ampun. Akan tetapi erangan permintaannya di abaikan oleh dua bocah yang asyik berlari saling berkejaran. Sesekali mereka menembak pengasuh baru itu dengan pistol air sampai membuat pengasuh itu basah kuyup dan kedinginan. Tak puas mengerjai, pengasuh itu di lempar mainan yang berserakan di lantai. 

Ya, dua bocah yang masih suci tanpa dosa tak sadar jika kenakalannya telah membuat Papanya pusing tujuh keliling yang setiap satu minggu sekali harus berganti pengasuh baru. Mereka berhenti dari pekerjaannya lantaran tak kuat menghadapi nakalnya dua bocah manis dan cerdik seperti kancil.

“Sudah Tuan Muda, Nona muda.” Pengasuh itu meminta sembari ke dua telapak tangannya menghadang mereka yang terus maju menyerang bersama pistol mainan kesayangannya. 

Mereka tidak berhenti mempermainkan pengasuh itu yang sudah kedinginan. Pada akhirnya pengasuh itu mencoba berdiri melangkahkan kaki pelan menuju Pria tampan yang sedang memakai sepatu kulit berwarna hitam di ruang keluarga. 

“Tuan besar, saya sudah tidak sanggup lagi menjadi pengasuh Tuan muda dan Nona muda. Saya ingin mengundurkan diri saja. Saya tidak tahan dengan kenakalan mereka, Tuan,” pinta pengasuh itu sambil melipat kedua tangan di depan dadanya memohon. 

Pria tampan itu menghela nafas pelan sambil meneruskan mengikat tali sepatu. Wajahnya tampak datar dengan tubuh membungkuk ke bawah. 

Pengasuh yang ke dua puluh empat juga tak bertahan lama mengasuh Aksa dan Kiara batin pria tampan itu.

Pria tampan itu menegapkan punggung sembari jari telunjuk membetulkan kacamata yang turun sedikit kebawa dari hidungnya. Dia menggenggam ke dua tangannya tepat di depan dada bidang yang seperti roti sobek, mengamati pengasuh itu yang gemetaran dengan baju yang basah seperti tersiram air satu kolam penuh. 

“Ck. Kamu aku ambil dari yayasan sudah senior juga dalam menjaga anak-anak! Hanya dua anak kecil saja kamu tidak mampu!” cibir Pria tampan itu sembari membuka dompetnya. Dia mengeluarkan uang beberapa lembar dari dalam dompet kemudian menyodorkan pada pengasuh itu. “Kemasi semua barang-barang kamu jangan sampai ada yang tertinggal. Aku rasa uang itu sangat pantas untuk gaji kamu selama satu minggu!” gumam Pria tampan itu kemudian berdiri dari tempat duduknya. 

Pria itu melangkahkan kaki mencari keberadaan Aksa juga Kiara. “Bik Jumi!” teriak Pria itu.

Wanita paruh baya datang menghampiri Tuan besar dengan celemek yang masih menempel di badannya. “Iya Tuan besar, ada apa memanggil saya?” tanya Bik Jumi seraya sedikit membungkukkan badannya. 

“Ganti pakaian Tuan muda dan Nona muda sekarang, akan aku bawa mereka bersamaku ke kantor,” titah pria tampan itu sambil membetulkan jas hitam.

Bik Jumi segera mengganti pakaian si kembar, Aksa Federico dan Kiara Federico. Anak kembar yang tampan dan cantik. Meskipun mereka nakal, tetapi saat pria itu memberi perintah mereka segera mematuhinya. 

Ya, Arthur Dario Federico, pria tampan, gagah juga kaya raya pujaan setiap kaum wanita. Dia terlahir dari pasangan Albert Federico dan Rossa. Keluarga mereka sangat di segani di ibu kota karena memiliki kekayaan yang cukup fantastis, sebagai CEO di perusahaannya, Arthur mempunyai sikap yang dingin dan angkuh. Akan tetapi sebagai seorang Ayah dua anak dia bisa di banggakan karena cara mendidiknya.

Arthur sangat menyayangi dan memanjakan si kembar, meskipun begitu Arthur tetap memberi rambu-rambu batasan agar saat dewasa mereka bisa menjadi anak yang hebat dan tidak tergantung pada Papanya.

“Papa, kami sudah siap,” ucap bersamaan si kembar di depan Arthur sambil mendongak ke atas sembari tersenyum manis.

Aksa Federico tidak lupa memasukkan mainan mobil-mobilannya di dalam tas punggungnya. Sedangkan Kiara Federico hanya membawa boneka beruang kecil berwarna coklat kesayangannya yang banyak kenangan sewaktu masih bermain-main di taman. 

Melihat ke dua anaknya yang polos Arthur tersenyum lembut. Arthur menekuk ke dua lututnya agar tingginya sejajar dengan Aksa dan Kiara, kemudian mengusap lembut puncak kepala mereka ber dua.  “Kalian anak manis,” ucap Arthur.

 Dia menggandeng Aksa dan Kiara di sisi kanan dan kiri. Mereka bertiga berjalan menuju mobil hitam yang terparkir di halaman luas. Arthur mengangkat Aksa membantu masuk ke dalam mobil begitu juga dengan Kiara. Si kembar polos duduk di kursi belakang Arthur sambil memainkan mainan mereka.

“Kakak, aku senang di ajak Papa ke kantor,” ucap Kiara seraya membetulkan rok nya.

“Emm … aku juga,” jawab Aksa sembari menganggukkan kepala.

Selesai memasang sabuk pengaman pada si kembar. Arthur memalingkan wajah pada mereka menatap dengan penuh kasih sayang sebagai seorang Papa yang penyayang.

“Aksa, Kiara dengarkan Papa baik-baik. Hari ini Papa ada meeting bersama klien penting. Kalian nanti di ruangan Papa saja dan jangan nakal. Papa Cuma sebentar,” titah Arthur pada si kembar yang merasa tak yakin kalau anak-anaknya bisa diam saat tak ada dia. 

Aksa dan Kiara menganggukkan kepala secara bersamaan. “Baik Papa,” lanjut Kiara sambil memeluk boneka beruangnya. 

Dalam perjalanan Arthur melihat mereka dari spion di dalam mobil. Tampak wajah riang di wajah Aksa dan Kiara. Anak-anak baik yang sudah tidak lagi mempunya sosok seorang ibu dari umur satu tahun. Sesekali mereka saling berantem karena bercandanya kelewatan. Akan tetapi setelah Arthur melirik, mereka langsung terdiam dan saling memutar bola mata malas seakan-akan tak melihat lirikan maut Papanya.

*

*

*

“Arthur, akhirnya kamu sudah datang, sepuluh menit lagi kita akan meeting sama klien dari eropa,” ucap Evan, asisten Arthur yang seperti sahabat sendiri diantara mereka.

Evan berjalan beriringan di sebelah Arthur sembari menjelaskan apa yang akan di bahas nantinya. 

“Haii … haii … anak manis,” goda semua staff kantor pada si kembar yang tertinggal jauh di belakang Arthur dan Evan.

Menyadari Aksa dan Kiara tidak ada di samping. Arthur bergegas menoleh ke belakang seraya menghela nafas kemudian berjalan berbalik arah pada si kembar. Merasa di abaikan oleh Papanya, si kembar mengerutkan ke dua mata mereka pada Arthur tepat di hadapannya sembari mendongak ke atas. Tak sabar karena di kejar waktu akhirnya Arthur menggendong Aksa di bahunya yang kekar. 

“Evan, bantu gendong Kiara cepat,” pinta Arthur yang sudah tak sabar ingin segera menyelesaikan meetingnya. 

Evan bergegas menggendong kiara di pinggangnya tanpa menjawab titah Arthur. Aksa dan Kiara ‘pun hanya diam dalam gendongan Arthur dan Evan. Mereka tidak berani merengek saat Arthur dalam keadaan fokus ataupun marah.

Setelah sampai di dalam ruangan kerja Arthur. Evan dan Arthur meninggalkan si kembar duduk di sofa di temani oleh Tiara, sekretaris Arthur. Sedangkan Arthur dan Evan keluar ruangan guna menuju ruang meeting.

Aksa berulah kembali. Dia berdiri di atas sofa sambil jingkrak-jingkrak. Melihat polah kakaknya, Kiara ikutan berdiri di atas sofa. Aksa mengeluarkan semua mainan di dalam tas ranselnya. Sedangkan Kiara turun dari sofa kemudian berlari ke meja kerja Arthur, dia mengobrak- ngabrik semua kertas yang ada di atas meja, tak luput juga membanting leptop kerja Arthur. Keadaan ruangan Arthur sangat gaduh dan berantakan. Tiara yang melihat tak mampu menghentikan kenakalan si kembar. 

“Berhenti Tuan muda, Nona muda nanti Tuan Arthur bisa marah,” ucap Tiara pelan. Dia merasa takut dan khawatir jika Arthur memarahinya karena tak bisa menjaga si kembar. Tiara berjalan mondar mandir seraya menggenggam ke dua tangannya di samping. 

Setelah selesai meeting, Arthur dan Evan kembali ke ruangan kerja. Mata Arthur terbelalak melihat pemandangan yang sangat membuat dirinya syok. Bagaimana tidak, ruangannya bagaikan kapal pecah hancur berkeping-keping. Aksa menduduki kursi ke bersaran nya, sedangkan Kiara duduk di atas meja kerja. 

“Berhenti Aksa, Kiara! Kenapa kalaian nakal sekali!” ucap Arthur menekan suaranya sembari menghela nafas kasar.

“Papa sangat lama!” 

“Iya, Papa lama,” sambung Kiara. “Kita sudah bosan, Papa kan sudah janji mau main sama kita,” tambah Kiara seraya menyilangkan kakinya dan membuang muka. 

Arthur menghela nafas sambil kedua tangannya berada di pinggang menatap ke dua bocah yang memasang muka masam sama dia. “Baiklah, kalian ayo turun segera dari situ,” titah Arthur.

Aksa dan Kiara hanya diam tidak menghiraukan perintah Arthur. Mereka tetap menatap tajam Arthur sembari mengerucutkan bibir mungilnya. Kemarahan mereka tidak membuat Arthur bertambah emosi, justru di dalam hati tertawa melihat tingkah nakal tetapi lucu di tambah wajah si kembar yang imut.

“Ayo turun, jadi pergi atau tidak!” titah Arthur sekali lagi.

Si kembar yang sudah di ultimatum Papanya, akhirnya turun dari kursi dan meja. Mereka berlari menuju Arthur meminta untuk di gandeng. Iya, Aksa di sebelah kanan dan Kiara di kiri.

“Kita pergi main ke moll ya, Pa,” pinta Kiara sembari mendongak ke atas dan tersenyum manis.

“Iya Sayang,” jawab Arthur lembut.

“Yeee, aku senang sekali kita beli mainan lagi,” timpal Aksa.

“Jangan nakal ya, selama di moll,” pinta Arthur sembari menundukkan pandangannya melihat ke arak Kiara dan Aksa. 

Terima kasih semuanya sudah mampir membaca jangan lupa gerakkan jempol kalian tekan like, komentar, vote, suscribe, hadiah 🥰🥰🥰🥰🤲🙏

Terpopuler

Comments

Firman Firman

Firman Firman

lanjut 😂🤭sabar ya pa punya anak yg kreatif 🤗

2024-04-01

0

LISA

LISA

Aq mampir Kak

2024-03-25

2

risti

risti

baru lagi thorrr /Smile/

2023-12-12

4

lihat semua
Episodes
1 Pengasuh ke 24
2 Air Mata Ibu
3 melamar kerja
4 Permen manis
5 Mama kamu?
6 Mimpi punya Mama?
7 Arthur ditampar pengasuh si kembar
8 Komedi putar
9 Arthur dan Violetta Menikah?
10 Rencana apa lagi?
11 Ibu yang bijaksana
12 Si kembar anak siapa?
13 Rencana yang sempurna
14 Terjerat cinta pengasuh si kembar?
15 Ketemu teman lama
16 Batalin Kontrak ?
17 Operasi Bella apakah berhasil?
18 Nenek sihir datang lagi
19 Sepasang Jam Tangan
20 kesempurnaan Keysa
21 Pergi dari rumah
22 Putus asa
23 Kesempatan Keysa
24 Cinta satu malam
25 Keysa ingin kembali pada Arthur
26 Rossa, Albert datang
27 Sarapan pagi keluarga Arthur
28 Mengerjai Laura
29 Violetta atau Keysa yang pantas?
30 Violetta mencuri ??
31 Mabuk
32 Violetta hilang kegadisan?
33 Minta maaf
34 Rayuan maut
35 Tuan Putri
36 Tertangkap basah
37 Kissss
38 body gitar spanyol
39 Pianis ( H-2)
40 Gaun Mewah
41 Berto ingin menantu
42 Keysa menantu idaman
43 H-1
44 Hari H
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bsb 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bonus Chapter 1
95 Bonus Chapter 2
Episodes

Updated 95 Episodes

1
Pengasuh ke 24
2
Air Mata Ibu
3
melamar kerja
4
Permen manis
5
Mama kamu?
6
Mimpi punya Mama?
7
Arthur ditampar pengasuh si kembar
8
Komedi putar
9
Arthur dan Violetta Menikah?
10
Rencana apa lagi?
11
Ibu yang bijaksana
12
Si kembar anak siapa?
13
Rencana yang sempurna
14
Terjerat cinta pengasuh si kembar?
15
Ketemu teman lama
16
Batalin Kontrak ?
17
Operasi Bella apakah berhasil?
18
Nenek sihir datang lagi
19
Sepasang Jam Tangan
20
kesempurnaan Keysa
21
Pergi dari rumah
22
Putus asa
23
Kesempatan Keysa
24
Cinta satu malam
25
Keysa ingin kembali pada Arthur
26
Rossa, Albert datang
27
Sarapan pagi keluarga Arthur
28
Mengerjai Laura
29
Violetta atau Keysa yang pantas?
30
Violetta mencuri ??
31
Mabuk
32
Violetta hilang kegadisan?
33
Minta maaf
34
Rayuan maut
35
Tuan Putri
36
Tertangkap basah
37
Kissss
38
body gitar spanyol
39
Pianis ( H-2)
40
Gaun Mewah
41
Berto ingin menantu
42
Keysa menantu idaman
43
H-1
44
Hari H
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bsb 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bonus Chapter 1
95
Bonus Chapter 2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!