“Evan, apakah semuanya sudah siap sesuai rencana yang aku perintahkan,” tanya Arthur pada Evan sekretaris pribadinya yang dia percaya.
“Semuanya sudah berjalan sesuai rencana kita, tinggal nunggu pemeran wanitanya saja,” jawab Evan seraya memberikan dokumen pada Arthur yang tengah duduk di kursi kebesarannya.
Arthur memeriksa dengan sangat teliti, karena Arthur adalah tipe pria yang meminimalis sebuah kesalahan kalau perlu tidak boleh melakukan sebuah kesalahan Kembali sejak kejadian itu.
Tok … Tok …
Terdengar ada seseorang yang mengetuk pintu ruangan kerja Arthur beberapa kali.
“Masuklah,” perintah Arthur.
“Tuan, nona Violetta sudah sudah datang,” ucap Tiara sekretaris Arthur, yang masuk bersama Violetta.
“Keluarlah Tiara, dan Evan tetaplah di sini,” titah Arthur.
“Duduklah Letta,” ucap Arthur dingin.
“Baik Tuan,” sambung Violetta yang duduk di depan Arthur. “Ada apa, ya? Sepertinya ada masalah,” batin Violetta tak berani menatap wajah Arthur.
“Evan berikan padanya,”
Evan membuka dokumen yang sudah di rancang sedemikian rupa sesuai permintaan Arthur. “Nona tanda tangan lah di sini,” ucap Evan sembari memberikan pena berwarna hitam.
“Apa ini,” tanya Violetta seraya menoleh ke arah Evan.
“Sebaiknya nona mempelajarinya terlebih dahulu,”
Violetta dengan hati-hati membaca semua isi dokumen tersebut dari awal sampai akhir tanpa terlewat selembar ‘pun. Semakin dia membaca isi dan persyaratannya, semakin dadanya bergemuruh hebat, nafasnya terasa berat sembari mengendus dingin.
“Apa ini maksudnya, Tuan Arthur?!” pekik Violetta sembari menekan nada bicaranya. Ingin rasanya Violetta melempar dokumen tersebut ke wajah Arthur, tetapi apalah daya dia tidak berkuasa, dia masih membutuhkan pekerjaan sebagai pengasuh si kembar. “Tuan merendahkan harga diri saya dengan menjadi istri kontrak!” lirih Violetta seraya ingin menangis. “Kamu pikir saya wanita apaan!” teriak Violetta.
Violetta yang mempunyai harga diri tinggi dan berjiwa empati di rendahkan dengan beberapa lembar kertas. Ya, sebuah dokumen berisi perjanjian Pernikahan antara Arthur dan Violetta. Di mana Violetta harus bersedia mengikuti semua persyaratan sesuai dengan waktu yang di tentukan oleh Arthur dengan imbalan ratusan juta, biaya yang cukup fantastis untuk operasi Bella. Semua itu di lakukan semata-mata hanya demi Aksa dan Kiara yang membutuhkan peran seorang Ibu.
“Tenanglah Letta. Aku tau kamu sangat membutuhkan uang untuk operasi adik kamu dan kebutuhan keluarga mu. Alangkah baiknya jika kamu menandatangani surat perjanjian itu. Aku akan memastikan jika keluarga kamu tidak akan kurang satupun dan juga adik kamu bisa segera di operasi. Apakah kamu tidak kasihan melihat adik kamu yang sakit-sakitan. Tidak akan lama kontrak ini, hanya sampai Aksa dan Kiara tidak membutuhkan kamu lagi,” ungkap Arthur dengan menekan kelemahan Violetta yang saat ini kesusahan uang. “Semuanya sudah aku atur, kamu hanya cukup tanda tangan di atas materai itu dan kontrak kita akan berjalan dengan lancar. Kamu jangan khawatir aku tidak akan menyentuh kamu sehelai rambut ‘pun karena kamu bukanlah tipe aku!” tambah Arthur menekankan nada bicaranya seraya meyakinkan Violetta.
“Aku memang butuh uang banyak, tetapi tidak harus menjadi istri kontrak. Sial bener aku dapat majikan kayak gini, udah dingin, kaku gak tau caranya menghargai orang. Taunya semua bisa di beli pakai uang!” batin Violetta sembari menatap wajah Arthur yang sedang berbicara padanya.
“Dan satu lagi, jangan sampai di antara kita saling jatuh cinta,” tambah Arthur seraya percaya diri kalau dia tidak akan jatuh dalam pelukan Violetta.
“Tidak akan!” spontan Violetta menjawab Arthur sembari menatap tajam mata Arthur. “Ada lagi yang mau aku tanyakan, dari mana kamu tahu semua tentang keluargaku?”
“Tidak ada yang sulit bagi seorang Arthur mencari informasi seseorang, semuanya bisa aku dapatkan dengan mudah, dan di tambah lagi di saat kamu berbicara lewat telepon dengan Mama kamu, saat itu juga sudah tahu apa yang kamu butuhkan,” jelas Arthur dengan sombong seraya meregangkan ke dua tangannya.
Beberapa menit Violetta berfikir sebelum akhirnya dia menandatangani perjanjian menjadi istri kontrak Tuan Arthur CEO kaya raya yang banyak di puja kaum hawa.
“Baiklah, saya terima tawaran anda, tetapi saya juga mempunyai syarat kepada anda, jangan sampai keluarga saya mengetahui soal ini, cukup Anda, saya dan Evan yang mengetahui,” pinta Violetta sembari matanya berkaca-kaca.
Dia tidak membayangkan sebelumnya kalau harus menjadi menjalani sebagai istri kontrak demi pengobatan adiknya.
“Oke, kamu tidak perlu takut,” jawab Arthur.
Violetta menandatangani surat perjanjian tersebut sembari mata berkaca-kaca. Tinta hitam tergambar jelas kesepakatan di antar ke dua belah pihak menjadi sepasang suami istri secara kontrak.
“Lakukan tugasmu dengan baik! Ingat setelah hari ini kamu akan menjadi Nyonya Arthur jadi kamu jaga sikap kamu dengan siapapun jangan sampai mencoreng dan membuat malu keluarga Arthur Dario Federico!” tandas Arthur sembil menatap netra indah milik Violetta.
Violetta tersenyum palsu sambil menjawab. “Baik Tuan Arthur!”
“Bagaimana, bukankah kamu harusnya Bahagia bisa menyandang status Nyonya CEO!”
“Pantas saja pagi-pagi dia sikapnya baik sama aku, sudah gitu bilang anak-anak kita waktu di dapur, ternyata ini rencana dia,” batin Violetta sambil menggenggam erat pena di tangannya.
“Jadi kapan adik kamu akan mulai di operasi akan aku siapkan dokter terbaik, khusus aku datangkan dari luar negeri untuk adik iparku,” tanya Arthur sembari meledek Violetta. “Evan sudah tahu kan selanjutnya apa lagi setelah ini,”
Evan mengangguk sembari tersenyum bahagia. Dia Bahagia karena Arthur bersama wanita yang tepat untuk Aksa dan Kiara dan juga Arthur sendiri, selain wanita ini baik, dan penyayang dia punya harga diri yang tinggi kalau tidak karena terjepit keadaan Violetta tidak akan mau menjadi istri kontrak Arthur.
Yang membuat Evan berfikiran baik tentang violetta adalah di saat Violetta berjalan menyeberang jalan ada seorang kakek tua yang jalannya sangat lambat sedangkan lampu lalu lintas sudah berwarna hijau. Dengan sopan Violetta merundukkan kepalanya dan meminta maaf agar semua mobil berhenti, kemudian dia berjalan di samping kakek tua tersebut sambil menggandeng tangannya. Kejadian itu terjadi disaat Violetta selesai mengantar si kembar ke sekolah yang kebetulan Evan berada dalam salah satu banyak mobil.
“Tenanglah nona, semua kan baik-baik saja,” ucap Arthur meyakinkan Violetta yang masih merasa syok dengan kejadian ini.
Violetta menghela nafas pelan, Dia juga tidak percaya apa yang sedang di lakukan saat ini, sampai harus pura-pura menjadi istri Arthur dan ber ekting jadi Nyonya CEO, kalau soal si kembar Violetta tidak pernah pura-pura baik. Violetta memang tulus mengasuh Aksa dan Kiara dan menyayangi terlebih lagi Violetta juga pernah mengenyam bangku kuliah ingin menjadi dokter anak meskipun hanya sebentar.
“Bagaimana menjelaskannya sama Mama,” batin Violetta menggaruk kepalanya yang tak gatal sembari memasang wajah kebingungan. "Waktunya akan aku kabari soal Bella kapan akan operasinya!" lirih Violetta.
Sahabat jangan lupa kasih like, komentar follow dll ya. Terima kasih sudah mampir☺️❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Firman Firman
buat si Arthur itu jatuh hati padamu patahkan ucapan yg keluar dari mulutnya agar dia menyesal vio
2024-04-01
1
Inayah
tenang violetta nanti tuan arthur kelepek" sma kamu
2024-01-09
0