Arthur ditampar pengasuh si kembar

Si Kembar hanya menggelengkan kepala sebagai tanda penolakan. 

Violetta menggandeng Aksa di sebelah kanan sedangkan Kiara berada di sebelah kiri. Mereka berjalan beriringan sambil bercanda tawa. Kaki kecil Aksa dan Kiara berlari pelan mengejar kupu-kupu yang berterbangan di depan mereka tak terasa langit semakin gelap. Rintikan hujan turun membasahi baju mereka. 

Hujan turun semakin deras. Akan tetapi Aksa dan Kiara malah merasa senang mereka bermain air hujan ke dua tangan mereka menengadah ke atas sambil lari berputar-putar kecil.

“Aksa, Kiara jangan main hujan,” titah Violetta. Dia segera menarik pinggang ke dua bocah kecil itu menggendongnya di pinggang sisi kanan dan kiri sembari mencari tempat untuk berteduh.

***

“Hari ini Aksa dan Kiara pergi bersama Violetta ke museum,” ujar Arthur sembari melihat arloji di sebelah tangan kanannya saat berjalan keluar dari ruang rapat. 

“Si kembar dan Violetta ke museum?” tanya Evan meyakinkan ucapan Arthur.

“Benar,” ucap Arthur sembari menganggukkan kepala. 

“Bukannya khusus hari ini semua museum tutup,” jelas Evan.

Arthur seketika menghentikan langkahnya terkejut mendengar Evan memberitahu kabar hari ini. Dia menarik nafas berat. Dia merogoh ponselnya di dalam saku celana, beberapa kali dia menghubungi Violetta, tetapi tidak ada jawaban sama sekali. Dia bergegas menuju mobilnya yang terparkir di depan kantornya.

“Kalian harus baik-baik saja, jangan buat aku tambah merasa bersalah,” ucap Arthur pada dirinya sendiri sembari menginjak gas mobilnya. 

Arthur menjalankan mobilnya cepat. Dia tidak peduli dengan lampu merah. Hujan deras dia terjang bagaikan mobil off road yang menaklukkan terjalnya hutan belantara dan sungai yang banyak bebatuan. Dia merasa sangat khawatir dan cemas jika terjadi sesuatu dengan si kembar. Dadanya berdetak tak berirama memikirkan keadaan Aksa dan Kiara.  Jika sampai terjadi sesuatu pada kalian akulah yang pantas di salahkan, Arthur memonolog dirinya sendiri sembari memukul setir mobil.

*

*

*

Violetta memeluk erat Aksa juga Kiara sembari mensejajarkan tingginya. Acap kali Violetta menggosokkan telapak tangannya secara bergantian ke tangan Kiara dan Aksa agar tidak terlalu merasa kedinginan. Hujan lebat membasahi tubuh mereka sampai basah kuyup meskipun sudah berteduh di depan museum. 

Pria berkacamata dengan tubuh tinggi dan berkulit kuning langsat berjalan ke arah mereka sembari membawa payung hitam. Suara tapak sepatu terdengar sangat jelas seperti sekelompok prajurit berjalan. Dia berdiri tepat di belakang Violetta dan Si kembar sembari menghela nafas pelan. Merasa ada seseorang berdiri di belakang, Violetta seketika memalingkan wajahnya ke belakang. Dia menatap pria itu seraya mendongak ke atas.

“Tuan Arthur,” panggil Violetta pelan.

Ya, Arthur sudah menemukan mereka sembari membawa payung warna hitam. Hatinya merasa lega menatap Aksa, Kiara juga Violetta dalam keadaan aman. Dia mengusap mata kasar agar air matanya yang mulai menggenang di pelupuk netra tak jatuh ke pipi.

“Papa, jangan menangis,” Kiara berkata dengan lembut seraya mendongak ke atas.

“Papa tidak menangis hanya terkena air hujan. Masuklah ke dalam mobil, Letta. Biar aku saja yang menggendong Aksa dan Kiara ke dalam mobil!” lirih Arthur sedikit menekan nada bicaranya. 

Arthur pasti marah sama aku batin Violetta sembari menoleh ke belakang melihat Arthur menggendong sekaligus Aksa dan Kiara di bahunya.

Beberapa menit mereka saling diam sampai Kiara mulutnya terbuka. “Mama, mama,” panggil Kiara lembut sembari menarik lengan baju Violetta. 

Dua pasang mata penuh tanda tanya saling menatap dari kaca spion mobil yang ada di dalam. Sepersekian detik tatapan itu berubah canggung, Violetta mengalihkan pandangannya pada Kiara yang merengek minta di pangku. “Iya sayang, jangan rewel lagi, ya,” pinta Violetta sembari manarik Kiara dalam pangkuannya. 

“Ahhh adik Kiara enak sekali duduk di pangkuan Mama, aku juga mau, Pa?” pinta Aksa sembari mengerucutkan bibir mungilnya.

“Mama?” batin Arthur sembari melirik Violetta ke belakang.

“Duh, gimana ini, kenapa anak-anak malah bersikap kayak gini, Bisa-bisa Tuan Arthur salah paham sama aku. Nanti di pikir aku yang mempengaruhi mereka, dan bisa-bisa aku dituduh mendekati si kembar untuk menjerat Tuan Arthur jadi suami aku, hadeh Violetta jangan sampai kamu dipecat gara-gara kesalah pahaman,” batin Violetta seraya memegang keningnya beberapa saat. 

Suasana berubah canggung antara Arthur dan Violetta selama di dalam mobil. 

“Papa,” teriak Aksa.

Arthur tersentak mendengar teriakan Aksa. “Oh, iya, ya sudah Aksa nyender di bahu Mama, ya,” lanjut Arthur sembari menelan ludah kasar. 

DEGG …

“Mama? Arthur salah minum obat apa lagi mabok dia,” batin Violetta seraya menarik salah satu sudut bibirnya ke atas. 

Aksa menyeret tubuhnya pelan kemudian menyenderkan kepalanya di bahu Violetta seraya tersenyum bahagia. Arthur yang masih belum mengerti tentang keadaan apa ini? hanya melihat Kiara, Aksa dan Violetta dari dalam spion mobil.

“Tuan Arthur, aku tidak menyuruh mereka untuk memanggilku Mama,” jelas Violetta sembari menekan suaranya.

“Usstttt, diamlah anak-anak sedang tidur, nanti kita bahas setelah sampai rumah,” Arthur berbicara sembari jari telunjuknya menutup mulutnya.

Violetta menganggukkan kepala pelan sembari melempar pandangannya ke luar kaca. 

***

“Violetta, bangun sudah sampai rumah.” Arthur membangunkan Violetta sembari menepuk bahunya di daun pintu mobil. 

“Ahhh sebentar lagi,” ucap Violetta seraya menyingkirkan tangan Arthur dari bahunya. 

Violetta memiringkan badannya seraya menggeliatkan tubuhnya. Arthur yang sudah tidak sabar akhirnya membopong tubuh Violetta ke luar dari mobil. 

“Berat juga dia,” ucap Arthur seraya menahan berat badan Violetta. 

Arthur terpaksa menidurkan Violetta di kamar Aksa dan Kiara yang sebelumnya si kembar sudah lebih dulu Arthur pindahkan dari mobil ke kamar karena ketiduran juga. Tangan Violetta tiba-tiba menarik pergelangan tangan Arthur saat akan beranjak meninggalkannya. Tarikan kuat Violetta membuat hidung mereka sangat dekat tanpa ada jarak. Arthur menatap lekat wajah imut Violetta sembari menelan ludah kasar. Jantungnya berdetak lebih cepat dari batas normal,

“Hemm … yammi, wangi sekali bau ayam gorengnya,” Ke dua telapak tangan Violetta menghimpit pipi Arthur sampai bibirnya maju ke depan sembari menggesekkan hidung. Arthur menelan kembali ludahnya dengan kasar, dan tiba-tiba. “Dasar kurang ajar.” Tamparan keras mendarat di pipi kanan Arthur.

“Ah!” lirih Arthur sembari mengelus pipi. Arthur menghela nafas kasar tangannya tak sengaja menyenggol kening Violetta yang terasa hangat. “Dia demam, pantas saja mengigau sedari tadi,” ucap Arthur seraya memegang kening Violetta lebih teliti. “Bik Jumi, ambilkan air hangat dan handuk kecil, sekarang!” teriak Arthur di ujung tangga depan kamar Aksa dan Kiara. 

Arthur memeras handuk hangat sampai tidak ada yang menetes, kemudian meletakkannya ke dahi Violetta. “Bik, tolong buatkan sup jahe,” titah Arthur yang cemas dengan keadaan Violetta. 

“Baik Tuan,” 

Arthur berjalan mondar-mandir sambil menunggu Bik Jumi selesai membuat sup jahe. Matanya tertuju pada si kembar yang selimutnya merosot sampai ke bawah kaki. 

“Tidurlah yang nyenyak, Sayang,” ucap Arthur sembari menaikkan selimut Aksa dan Kiara. 

“Tuan, ini sup jahenya,” ujar Bik Jumi seraya menyodorkan mangkuk kecil. “Bagaimana dengan Si kembar, Tuan, apakah baik-baik saja?” tambah Bik Jumi.

“Mereka baik-baik saja, Bik. Tolong taruh di atas nakas supnya,” 

“Letta, letta bangun sebentar,” panggil Arthur sembari menyenderkan bahu Violetta ke sandaran ranjang. “Mungkin dia terlalu capek mengurus si kembar, sampai tidak mementingkan dirinya sendiri,” batin Arthur.

Netra coklat yang sangat indah terbuka dengan sayup-sayup sembari mengedipkan matanya pelan.  

“Tuan Arthur,” panggil Violetta lembut.

“Minum sup jahe dulu, biar segera membaik,” ucap Arthur sembari menyodorkan sendok ke mulut Violetta yang sudah sedikit menganga kemudian merebahkan Violetta kembali dan tertidur pulas.

Arthur berdiri di depan kaca sembari melihat wajahnya. Pipi berrahang tegas kini memerah akibat tamparan Violetta.

"Awas kamu!" lirih Arthur sembari menoleh ke arah Violetta.

Sahabat Terima kasih sudah mampir dan like, vote, suscribe, follow,🙏☺️❤️

sambil menunggu Author up bab baru silahkan mampir membaca di Karya Author yang lain, yang tidak kalah bagus dan seru ☺️☺️☺️

🙏❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️🙏

Terpopuler

Comments

Firman Firman

Firman Firman

knpa Arthur jngn marah namanya juga ngigo 😂🤭🤗

2024-04-01

2

lihat semua
Episodes
1 Pengasuh ke 24
2 Air Mata Ibu
3 melamar kerja
4 Permen manis
5 Mama kamu?
6 Mimpi punya Mama?
7 Arthur ditampar pengasuh si kembar
8 Komedi putar
9 Arthur dan Violetta Menikah?
10 Rencana apa lagi?
11 Ibu yang bijaksana
12 Si kembar anak siapa?
13 Rencana yang sempurna
14 Terjerat cinta pengasuh si kembar?
15 Ketemu teman lama
16 Batalin Kontrak ?
17 Operasi Bella apakah berhasil?
18 Nenek sihir datang lagi
19 Sepasang Jam Tangan
20 kesempurnaan Keysa
21 Pergi dari rumah
22 Putus asa
23 Kesempatan Keysa
24 Cinta satu malam
25 Keysa ingin kembali pada Arthur
26 Rossa, Albert datang
27 Sarapan pagi keluarga Arthur
28 Mengerjai Laura
29 Violetta atau Keysa yang pantas?
30 Violetta mencuri ??
31 Mabuk
32 Violetta hilang kegadisan?
33 Minta maaf
34 Rayuan maut
35 Tuan Putri
36 Tertangkap basah
37 Kissss
38 body gitar spanyol
39 Pianis ( H-2)
40 Gaun Mewah
41 Berto ingin menantu
42 Keysa menantu idaman
43 H-1
44 Hari H
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bsb 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bonus Chapter 1
95 Bonus Chapter 2
Episodes

Updated 95 Episodes

1
Pengasuh ke 24
2
Air Mata Ibu
3
melamar kerja
4
Permen manis
5
Mama kamu?
6
Mimpi punya Mama?
7
Arthur ditampar pengasuh si kembar
8
Komedi putar
9
Arthur dan Violetta Menikah?
10
Rencana apa lagi?
11
Ibu yang bijaksana
12
Si kembar anak siapa?
13
Rencana yang sempurna
14
Terjerat cinta pengasuh si kembar?
15
Ketemu teman lama
16
Batalin Kontrak ?
17
Operasi Bella apakah berhasil?
18
Nenek sihir datang lagi
19
Sepasang Jam Tangan
20
kesempurnaan Keysa
21
Pergi dari rumah
22
Putus asa
23
Kesempatan Keysa
24
Cinta satu malam
25
Keysa ingin kembali pada Arthur
26
Rossa, Albert datang
27
Sarapan pagi keluarga Arthur
28
Mengerjai Laura
29
Violetta atau Keysa yang pantas?
30
Violetta mencuri ??
31
Mabuk
32
Violetta hilang kegadisan?
33
Minta maaf
34
Rayuan maut
35
Tuan Putri
36
Tertangkap basah
37
Kissss
38
body gitar spanyol
39
Pianis ( H-2)
40
Gaun Mewah
41
Berto ingin menantu
42
Keysa menantu idaman
43
H-1
44
Hari H
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bsb 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bonus Chapter 1
95
Bonus Chapter 2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!