Kiara dan Aksa yang melihat Papanya sudah datang langsung bangun dari duduknya berlari memeluk Arthur sambil menangis sesenggukan. Mereka kuat-kuat mendekap Arthur karena ketakutan.
“Sudah sayang, kalian jangan menangis lagi, ada Papa di sini,” gumam Arthur sembari mendekap kedua anaknya. Arthur menghela nafas lega setelah bertemu dengan si kembar dalam keadaan baik-baik saja.
“Papa, tadi ada kakak cantik yang ----” Aksa menoleh kebelakang. Akan tetapi Violetta sudah keburu pergi meninggalkan mereka karena merasa si kembar sudah aman dalam dekapan Papanya.
“Ada siapa tadi, Aksa kecilku,” tanya Papanya sambil memijat hidung Aksa yang mancung. Aksa terdiam menggelengkan kepala karena dia tak sempat melihat wajah Violetta. “Sekarang kita pulang ke rumah ya,” pinta Arthur, kemudian menggendong ke dua anaknya di pinggang kanan kiri.
“Tuan besar, sepertinya ini milik nona yang membantu Tuan muda dan Nona muda.” Anak buah Arthur menyodorkan amplop coklat milik Violetta yang terjatuh.
Arthur menatap amplop itu, kemudian memasukkannya ke dalam dashboard mobil. Si kembar yang sudah kelelahan akhirnya tertidur pulas di mobil dalam perjalanan pulang.
***
“Kemana lagi aku harus mencari kerja, ya, Tuhan.” Gadis cantik itu tersedu sembari menundukkan pandangannya.
Violetta merasa putus asa karena telah lebih dari tiga kali di tolak saat melamar pekerjaan. Dia merenung meratapi hari ini yang cukup berat baginya, sembari memeluk tiang di halte bis. Tidak peduli semua mata menatap ke arah dia yang seperti habis putus cinta.
Angin yang cukup kencang menghempaskan selembar brosur tepat menutupi wajahnya.
“Ah, apa-apaan ini?!”
Violetta menarik selembar kertas brosur dengan kesal, kemudian meremasnya dan membuangnya asal. Sepersekian detik dia menoleh kertas tersebut, kemudian tampak sedikit terlihat ada tulisan lowongan. Dia yang penasaran kemudian beranjak dari tempat duduknya meraih kembali brosur tersebut dan membacanya.
Dibutuhkan segera pengasuh anak dengan syarat bersedia tinggal di rumah dan berpengalaman mengurus anak dengan gaji besar.
“Yess,” celetuk Violetta sembari menjentikkan jarinya di kertas. Gadis cantik itu menghela nafas lega setelah selesai membaca. Dia menganggukkan kepala sembari memeriksa tasnya. Suasana hatinya berubah riang seperti ada jutaan kupu-kupu di atas kepala.
“Oh, di mana amplop coklat ku. Kenapa tidak ada.” Violetta merundukkan badannya di bawah kursi, siapa tahu terjatuh. Dia beberapa kali jalan mondar mandir di dalam halte bis mencari surat lamarannya.
“Ahhh, ya Tuhan ada di mana.” Dia berteriak seraya mengacak-ngacak rambutnya, kemudian bergegas pergi kembali ke dalam moll guna mencari surat itu. “Di sini juga tidak ada, huftt.” Letta yang tidak menemukan apa yang dia cari akhirnya memutuskan untuk pulang ke rumah dengan hati gundah gulana.
Sesampainya di rumah. Violetta tidak menceritakan kalau dia kehilangan surat lamaran tersebut. Dia tetap tenang berkumpul dengan Ibu dan Adiknya. Dia tidak ingin membuat khawatir Ibu juga Adiknya. Meskipun dia masih meras kebingungan saat akan melamar pekerjaan nantinya, pasti yang akan di tanyakan terlebih dahulu adalah ijazah lulusan terakhir.
Violetta semalaman berdoa agar bisa di terima menjadi pengasuh berdasarkan keahliannya dalam merawat anak kecil, bukan dari selembar kertas kelulusan Pendidikan terakhirnya.
*
*
*
Ting tong
Permisi
Violetta menekan bel beberapa kali di depan rumah Arthur. Rumah megah dan mewah bak seperti istina di dalam dongeng.
Semalaman Violetta telah memikirkannya untuk memberanikan diri melamar pekerjaan di rumah Arthur sebagai pengasuh. Rupanya setelah pengasuh ke duapuluh empat mengundurkan diri, dia segera menghubungi Evan untuk menyebar brosur. Arthur yang sudah banyak memakai jasa dari yayasan rupanya tak cukup membantu, sampai akhirnya memutuskan siapapun saja bisa mengasuh si kembar kalau bisa memenuhi persyaratan.
“Iya, nona mencari siapa,” tanya Bik Jumi yang membuka pintu utama.
“Saya membaca brosur kalau di sini sedang membutuhkan seorang pengasuh anak. Oh maaf, nama saya Violetta, apa masih ada pekerjaan itu, bu?”
“Masuk dulu, nona.” Bik Jumi mempersilahkan Violetta masuk ke dalam rumah Arthur.
Sambil menunggu Arthur dia duduk di ruang tamu seraya mengamati foto yang terpajang di dinding. Rumah mewah bergaya klasik yang tidak banyak hiasan dinding ataupun bunga di dalam vas.
Rumah ini sangat bagus, tetapi sayang kelihatan kosong hanya beberapa foto yang terpajang dan tidak ada nuansa kehangatan batin Violetta.
Ehemm …
Arthur turun dari tangga dengan gagah sembari mengancingkan setelan jas hitamnya. Dia langsung duduk di depan Violetta. Bola mata Arthur menatap tajam Violetta sembari menarik nafas kecewa. Dia mengamati Violetta dari atas sampai bawah, meskipun dia mencari pengasuh bukan dari Yayasan dia juga sangat berhati-hati menyeleksi pengasuh baru yang akan menjaga anaknya, si kembar yang nakal, lucu dan menggemaskan.
Apakah gadis ini bisa menjaga si kembar, kalau di lihat dari perawakannya yang kurus dan kurang pintar, sepertinya dia tidak pernah mengurus anak kecil batin Arthur.
Arthur meremehkan Violetta. Dia tidak percaya jika Violetta bisa mengasuh si kembar dengan baik. Akan tetapi pikiran itu dia tepis yang penting adalah cara kerja Violetta memenuhi standart Arthur atau tidak.
“Nona, apa kamu bersedia tinggal di rumah ini?” tanya Arthur tegas tanpa basa-basi bahkan tidak menanyakan surat lamaran ataupun dari lulusan mana.
“Bersedia, Tuan.” Violetta menjawab dengan lembut matanya tampak berbinar cerah dengan senyum khasnya yang manis. Mata indah yang selalu menunjukkan ketulusan dan kelembutan. Sikapnya yang sopan dan bersahaja menambah nilai plus tersendiri di depan Arthur.
“Kamu bisa bekerja mulai hari ini, Jika kamu tidak betah kamu bisa keluar kapan saja,” titah Arthur dengan sorot matanya tajam dan dingin.
Violetta menelan ludah kasar seraya Arthur ingin menelannya hidup-hidup. “Tuan, saya tidak membawa surat lamaran,” ucap Violetta dengan terbata-bata.
Dia sengaja berterus-terang tidak membawa surat lamaran agar tidak terjadi kesalahan di waktu mendatang. Karena biasanya di mana-mana saat melamar pekerjaan yang di tanyakan terlebih dahulu adalah surat lamaran.
“Tidak perlu yang penting kamu bisa bekerja. Cukup tanda pengenal kamu saja yang perlu aku tau.”
Violetta membuka dompetnya mengeluarkan Kartu tanda pengenal, kemudian menyerahkan pada Arthur.
“Ok, kamu bisa bekerja mulai hari ini. Anak-anak ada di kamar atas kamu bisa ke sana di antar Bik Jumi.”
Arthur langsung berdiri dari tempat duduknya meninggalkan Violetta sendirian.
Semoga dia betah dengan polah tingkah Aksa dan Kiara batin Arthur.
Arthur bergegas pergi menginjak gas mobil hitamnya melaju cepat ke kantor guna mengurus beberapa pekerjaan yang terkendala.
Lagi-lagi Violetta menghela nafas pelan sembari mengelus dadanya, menatap punggung pria tampan itu yang berangsur pergi meninggalkan dia.
Dingin sekali sikapnya. Akan tetapi sudahlah, aku hanya berurusan sama anak-anak. Aku tidak peduli yang lain. Sekarang yang penting aku sudah mendapat pekerjaan, semangat. Violetta memonolog dirinya sendiri.
Senangnya hati Violetta bisa mendapat pekerjaan. Dia melangkahkan kaki ringan menuju kamar si kembar. Tangan kanannya meraih gagang pintu kemudian membukanya.
Waaaa ………
Ya, baru saja membuka pintu dia sudah dapat kado terindah sepanjang hidupnya. Violetta di lempar bantal guling ke mukanya oleh Aksa dan Kiara. Mereka tertawa terbahak-bahak sembari badannya berputar-putar.
“Upss.” Violetta menangkapnya dengan sempurna. Dia melihat si kembar di balik bantal sembari tersenyum lembut.
Violetta mendekati si kembar dengan melempar senyuman manis. Wajah yang bersahabat dan senyum tulus tampak dari sikapnya. Dia meraih ke dua tangan Aksa dan Kiara sampai terduduk di pangkuan Violetta kemudian merangkul pinggang si kembar.
“Dengarkan kakak,” ucap Violetta seraya melirik mereka berdua.
“Huh …” balas si kembar sambil membuang mukanya.
❤️❤️❤️ Terima kasih sudah membaca bab yang saya perbarui, karena saya salah aploud bab 🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Firman Firman
jngn nakal kembar Twin supaya kalian dapat ibu😂🤭
2024-04-01
0