Makam Oma

Hari ini seperti biasa, Sheza bangun dengan cepat dan membantu para pelayan untuk mempersiapkan sarapan. Meskipun mereka memiliki pelayan yang mampu mempersiapkan segala kebutuhan, namun untuk beberapa hal akan dilakukan oleh Sheza sendiri. Seperti saat ini dia tengah menyeduh kopi untuk Keenan yang sudah menjadi kewajibannya setiap hari.

Hal itu tentu saja tak lepas dari nasehat dan wejangan mama Vika yang sangat panjang kala itu. Sang mama menjelaskan secara detail dan menyeluruh akan kewajiban Sheza selaku istri Keenan. Dan nasehat itu terus diulang-ulang hingga Sheza hafal di luar kepala

Saat semua sarapan sudah tertata rapi, Sheza bergegas menuju kamarnya untuk bersiap-siap. Setelah mandi dan berpakaian rapi, gadis itu meraih tasnya dan melangkah ke meja makan. Tampak Keenan sudah rapi dengan pakaian formal nya

"Pagi, Kak" sapa Sheza

"Pagi juga"

Mereka mulai menyantap makanan di piring masing-masing

"Oh iya kak ada yang ingin aku katakan"

"Apa itu?" tanya Keenan sambil menatap wajah Sheza

"Mama mengajak kita untuk kunjungan ke makam mendiang oma besok"

Keenan terdiam sesaat

"Apa kakak bisa?" tanya Sheza memastikan

"Maaf, Se. Sepertinya tidak bisa. Aku sangat sibuk belakangan ini. Sampaikan maafku juga kepada Mama dan Papa"

"Sibuk sekali ya, Kak?" Sheza berharap Keenan dapat mempertimbangkan ulang.

Mereka akan pergi besok, jadi masih ada waktu untuk menyiasati pekerjaannya jika Keenan bisa. Begitulah harapan Sheza. Namun sepertinya sang suami sangat sibuk

"Iya. Aku usahakan lain kali akan ikut"

Sheza terdiam sebentar, lalu mengangguk tipis

"Baiklah kalau begitu" ujar Sheza mencoba maklum dengan kesibukan Keenan. Meskipun ada sedikit rasa kecewa di hatinya

Setelah sarapan mereka berangkat dengan menggunakan mobil masing-masing. Pagi ini mobil yang biasa digunakan Sheza telah diantarkan oleh sopirnya. Sheza tidak ingin kejadian dimana dia diberikan tumpangan oleh Sean terulang lagi. Bukannya dia terlalu percaya diri, hanya saja mencegah situasi itu terjadi lagi. Dia tidak ingin membuat direktur nya itu merasa risih dengannya

"Aku duluan ya, Se. Hati-hati di jalan, jangan ugal-ugalan" ucap Keenan lalu melajukan mobilnya

"Siapa juga yang menyetir dengan ugal-ugalan" gumam Sheza sambil memasuki mobil putih miliknya

Di malam hari,

"Kak, besok aku akan mengunjungi makam oma, kemungkinan aku akan pulang sedikit terlambat" Sheza membuka suara di tengah makan malam mereka.

Gadis itu diam-diam masih berharap Keenan berubah pikiran dan ikut dengannya besok. Namun sepertinya harapan itu harus dia kubur dalam-dalam saat melihat Keenan yang tak bergeming dan hanya mengangguk pelan

"Baiklah, Hati-hati besok. Tolong sampaikan salam dan maaf ku kepada Mama, Papa, dan Javier" ujar Keenan melanjutkan makannya

"Iya"

Setelah selesai makan malam, Sheza membawa piring kotor mereka dan langsung mencucinya. Sudah menjadi kebiasaan Sheza untuk mencuci piring mereka sehabis makan

Keesokan harinya,

Jam sudah menunjukkan pukul 2 siang, kini Sheza sedang merapikan seluruh barangnya dan memasukkan ke dalam tas. Sesuai rencana, dia dan keluarganya akan mengunjungi makam sang oma, ibu dari mama Vika yang telah berpulang 3 tahun lalu karena serangan jantung

Sheza memakai tas ranselnya dan berjalan menuju parkiran khusus dokter. Saat ini yang menjadi tujuannya adalah rumahnya. Karena mereka akan berangkat bersama

Setelah tiba di kediaman miliknya, Sheza ternyata sudah ditunggu oleh keluarganya. Mama Vika dan Papa Rega sedang duduk di kursi teras, sedangkan Javier tampak berdiri di samping mobil

"Kakak sendiri? mana kak Keenan? jangan-jangan kakak tidak mengajaknya, ya?" kedatangan Sheza langsung disambut dengan cerocosan sang adik

"Dasar berisik" komentar Sheza melewati Javier

Lantas gadis itu menghampiri kedua orangtuanya lalu menyalami dan mencium pipi keduanya

"Mana Keenan, Se?" kali ini mama Vika yang bersuara. Dia menoleh ke arah belakang Sheza berharap sang menantu muncul disana

"Maaf ya Ma, Pa, tadi Sheza dan kak Keenan sudah akan pergi bersama, tapi tiba-tiba kak Keenan punya urusan yang sangat mendesak dan tidak bisa dia tinggalkan. Dia minta Sheza menyampaikan permintaan maaf yang sangat dalam kepada mama dan papa. Bahkan tadi dia belum makan, dan sepertinya tidak sempat memegang ponsel juga"

"Huh, jadi pemimpin perusahaan sesibuk itu ya ternyata" tambah Sheza dengan menggeleng pelan, mendalami perannya

Hebat sekali, Se. Sebaiknya besok kamu tidak usah datang ke rumah sakit lagi, datang saja ke tempat syuting. Karena acting mu sudah sangat mantap.

Batin Sheza mencemooh dirinya sendiri yang mengarang cerita sedemikian rupa hanya untuk melindungi Keenan. Bagaimanapun dia tidak ingin orangtuanya merasa sedih. Dan di sisi lain dia juga tidak ingin Keenan dipandang lain oleh kedua orangtuanya

Kurasa sekarang aku paham kenapa para istri sering menutupi keburukan suaminya. Aishh, menambah dosaku saja. Dosaku sudah banyak, dan sekarang dia menjadi salah satu sumbernya. Sialan kau, kak!

Sheza masih terus mengumpat di dalam hatinya

Dan usahanya berbuah manis, tampak senyum hangat dari kedua orangtuanya. Yang menyiratkan bahwa mereka percaya dengan cerita karangan ala Sheza

"Kamu beruntung, Se. Suamimu sosok yang pekerja keras. Dia bahkan sampai melewatkan makan siangnya karena kesibukan kerja. Harusnya tadi kamu urus makan siang Keenan dulu" nasehat lembut mama Vika membuat Sheza sedikit merasa bersalah

"Sudah, Ma. Tadi aku sudah titip pesan kepada asistennya" Sheza terus menambah kebohongannya

"Tidak apa-apa kan kalau kak Keenan tidak ikut?" tanya Sheza memastikan, gadis itu menatap kedua orangtuanya bergantian

"Tentu saja tidak apa-apa. Lagipula dia bisa ikut lain kali" ucap mama Vika yang sangat percaya dengan penjelasan Sheza

"Mama benar, lagipula kita tidak bisa memaksakan kehendak disaat Keenan memiliki kesibukan akan tanggungjawab nya" timpal papa Rega

Javier yang sudah bergabung sejak tadi hanya diam tanpa berkomentar apapun

Ya Tuhan maafkan aku. Aku terpaksa membohongi mereka. jerit batin Sheza

"Ayo kita berangkat, nanti keburu hujan" ajak Javier

Mereka semua berangkat dengan menaiki mobil papa Rega. Mereka hanya pergi berempat dengan papa Rega yang menyetir langsung

"Bagaimana kabar kak Keenan?" Javier membuka suara sambil menoleh ke arah Sheza yang sedang duduk di sampingnya

"Baik"

"Oh syukurlah"

"Kau hanya menanyakan kabarnya? bukan aku?" tanya Sheza sedikit kesal

"Kenapa aku harus tanya kakak? aku bisa lihat sendiri kakak baik-baik saja"

Sheza hanya diam sambil memalingkan mukanya ke jendela

"Kabar kakak baik, kan?" Javier kembali membuka suaranya

"Seperti yang kau lihat" balas Sheza ketus tanpa menatap sang adik

"Kalau ada apa-apa cerita padaku, jangan merepotkan kak Keenan" ujar Javier pelan

Sementara Papa Rega dan Mama Vika hanya mengulum senyumnya, mereka tahu bahwa sejak awal Javier memang ingin menanyakan kabar sang kakak, namun terlalu gengsi. Jadi dia sengaja memutar arah pertanyaannya dengan menanyakan Keenan terlebih dahulu

Mereka sebenarnya saling peduli, hanya saja gengsi masing-masing lebih besar. Hal itu juga yang membuat Sheza terkesan merajuk, karena dia merindukan sang adik dan berharap pria itu menanyakan kabarnya. Namun justru kabar Keenan yang dia tanyakan

"Aku tidak pernah merepotkannya" sanggah Sheza

"Syukurlah" tambah Javier

"Pokoknya kalau ada apa-apa jangan hanya merepotkan kak Keenan, beritahu aku juga" kali ini Javier terlihat serius

"Iya bawel. Kamu sendiri apa kabar? kuliah yang benar, jangan hanya tahu main saja" omel Sheza seperti biasa

"Iya kakak ku. Aku sehat dan selalu tampan, seperti yang kakak lihat" canda Javier

"Sebaiknya kau diam, sebelum aku menendang mu keluar" ujar Sheza

Gadis itu tersenyum tipis menghadap jendela. Momen seperti inilah yang selalu dirindukannya kala berjauhan dengan sang adik

Tak terasa mereka telah tiba di area tempat pemakaman sang oma. Setelah turun dari mobil, mereka tak lupa membeli bunga kepada pedagang di sekitar tempat pemakaman.

Terpopuler

Comments

arienta fitriani

arienta fitriani

apdet nya irit bnget seh

2024-03-22

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!