Melepas Rindu

Dering ponsel di atas meja mengalihkan tatapan seorang pria tampan dari layar datar yang berisi deretan angka. Keenan, lelaki itu sebelumnya tengah fokus dengan komputernya

"Halo Bun" sapa Keenan saat mengetahui sang ibu lah yang menghubunginya

"Lagi sibuk, Ken?"

"Tidak bun, ada apa?"

"Bunda cuma mau mengingatkan kalau nanti malam kita akan ke rumah Om Rega. Jadi usahakan cepat pulang ya"

"Oh iya hampir saja aku lupa. Oke bunda"

"Baiklah, bunda cuman mau mengingatkan itu saja. Takutnya kamu lupa. Bunda tutup telfonnya ya"

"Iya bunda"

Keenan terlihat serius melanjutkan pekerjaan yang tadi sempat tertunda

Di malam hari,

Keenan menuruni tangga menuju ruang tengah, dia sudah terlihat tampan dengan setelan celana jeans hitam yang dipadukan dengan baju kaos polos berwarna krem, serta kemeja jaket berwarna cokelat. Sangat jauh berbeda dengan setelan formal yang biasa digunakannya ke kantor

Sambil menunggu kedua orangtuanya, pria itu lalu duduk di sofa sambil memainkan ponsel, bertukar pesan dengan sang kekasih tercinta

"Kamu sudah siap, Ken?" tanya bunda Cindy saat mendapati sang anak sudah duduk santai di sofa ruang tengah

"Sudah bunda"

"Gantengnya anak bunda" goda Cindy yang membuat Keenan tersenyum tipis

"Aku tahu bun" balasnya narsis

"Kalau sudah siap ayo kita jalan" ajak Ayah Fadhil

"Biar aku saja yang nyetir, Yah"

"Yasudah, ayo"

Mobil yang dikendarai oleh Keenan telah memasuki pekarangan rumah keluarga mama Vika dan papa Rega. Mereka sudah lama tidak berkunjung secara khusus seperti ini, karena kesibukan masing-masing membuat kedua keluarga itu jarang bisa saling berkumpul bersama

"Bunda sudah tidak sabar ingin bertemu Sheza" binar bahagia menambah kecantikan di wajah bunda Cindy

Nama Sheza sudah sering kali keluar dari mulut bunda Cindy, setidaknya seminggu belakangan ini setiap hari Keenan mendengar sang bunda menyebut nama itu. Dia tahu bundanya sangat menyayangi keponakannya itu. Mungkin karena Keenan adalah anak tunggal dan tidak memiliki adik, sehingga bunda Cindy sangat menyayangi Sheza.

Setelah keluar dari mobil mereka kemudian dipersilahkan masuk dan disambut hangat oleh mama Vika dan papa Rega

"Haii long time no see" kehebohan itu berasal dari bunda Cindy dan mama Vika

"Kalian ini tidak berubah ya" celetuk papa Rega melihat kelakuan sang adik dan juga istrinya.

bunda Cindy dan dan mama Vika adalah sahabat sejak dulu, dan karena hubungan mereka itu pula lah yang membuat papa Rega bisa mengenal bahkan sampai menikahi mama Vika, sahabat adiknya

"Abang seperti tidak tau saja bagaimana kami kalau sudah bertemu" ujar bunda Cindy

"Ayo silahkan masuk" ajak mama Vika

"Hai om, tante" sapa Javier saat melihat keluarga bunda Cindy sudah tiba, pria jangkung itu kemudian menyalami keduanya

"Kak Keenan semakin tampan saja" Javier dengan jahil menggoda Keenan

"Ini modus mu kan supaya aku juga bilang kamu tampan" ucap Keenan membalas candaan sang adik sepupu.

Mereka memang jarang bertemu, tapi jika sudah bertemu mereka bisa terlihat begitu dekat dan akrab, begitulah keluarga

"Ah kak Keenan tidak asik, bisa menebak pikiranku"

"Kau sudah tampan, tidak perlu validasi dari siapapun" Keenan terkekeh sambil menepuk pelan pundak Javier

"Kalau sudah kak Keenan yang mengatakan aku tampan, maka aku tidak butuh validasi dari siapapun lagi. Sudah sangat valid" ujar Javier tersenyum lebar yang mengundang gelak tawa semua orang.

"Tante Cindy! Om Fadhil!" suara yang cukup nyaring itu seketika mengalihkan pandangan semua orang ke arah tangga

Pasalnya disana tampak Sheza sedang bergegas menuruni tangga menuju mereka semua

Sheza merentangkan kedua tangannya memeluk sepasang suami istri yang tak kalah dia rindukan. Mereka layaknya orangtua kedua bagi Sheza. Sedari kecil mereka selalu memperlakukan Sheza seperti anak bungsu mereka sendiri

"Tante kangen kamu, sayang" Bunda Cindy sampai meneteskan air mata saking bahagianya saat bertemu Sheza

"Sheza juga sangat merindukan tante dan om" balas gadis itu

"Sheza sehat?" kini sosok om yang sudah terasa seperti ayahnya itu yang bersuara

"Sangat sehat om" tanpa sengaja Sheza mengencangkan pelukannya

Beginilah kalau sudah bertemu dengan anak bungsunya

Batin Keenan melihat pemandangan di depannya

"Boleh kita makan sekarang? Sepertinya kak Keenan sudah kelaparan. Iya kan, kak?" Keenan memicingkan matanya menatap pelaku yang sudah memfitnah dirinya. Sementara Javier, ditatap seperti itu hanya tersenyum sambil menampakkan deretan giginya yang rapi

"Oh iya, ayo kita makan dulu. Nanti dilanjutkan lagi melepas rindunya" ajak mama Vika

"Ayo dimakan, kak. Tadi kakak bilang kakak sudah lapar" ternyata Javier masih terus menggoda kakak sepupunya itu

Sosok Keenan yang cool membuatnya terhibur ketika menggoda pria itu

"Jangan memfitnahku, Jav" Keenan mendorong pelan bahu Javier yang duduk di sampingnya

"Oh iya Sheza, Keenan, kalian sudah lama tidak bertemu. Tidak ingin saling menyapa?" Tiba-tiba bunda Cindy bersuara

"Ya ampun Sheza sampai lupa. Hai kak Ken, maaf ya tadi Sheza terlalu merindukan om dan tante" ujar Sheza tersenyum malu

"Tidak apa-apa Sheza"

Mereka terlibat kontak mata untuk beberapa saat

"Bagaimana kabar kakak?"

"Baik, seperti yang kamu lihat" Keenan tersenyum tipis

"Aku lihat kamu tumbuh dewasa dengan baik" tambah pria tampan itu. Dia menyadari bahwa Sheza telah tumbuh menjadi gadis yang cantik dan manis

"Terimakasih kak"

Sheza memang tidak terlalu dekat dengan kakak sepupunya ini. Karena sikap Keenan yang tidak sehangat Javier menurutnya

Setelah berbasa basi, kini dua orang itu tidak lagi saling menatap

Makan malam itu pun terasa menyenangkan dengan diselingi obrolan ringan

"Dia pintar, tampan, baik, dan juga terlihat cool. Kekurangannya cuma satu"

"Apa itu?" tanya bunda Cindy merasa tertarik

"Dia tidak menyukaiku balik" Sheza tertawa cukup kencang, lebih tepatnya menertawakan kisah cintanya yang bertepuk sebelah tangan

Saat ini mereka sedang membicarakan tentang laki-laki yang pernah disukai Sheza dulu di kampusnya

"Yahh apa matanya itu rabun sehingga tidak bisa menatap kamu yang bening begini" komentar bunda Cindy

"Kan selera orang beda-beda, tante. Lagipula dia mungkin tidak tau kalau Sheza menyukainya"

"Dia pasti sangat menyesal tidak membalas perasaanmu. Sabar ya sayang, Tuhan sudah mempersiapkan jodoh yang terbaik untukmu" bunda Cindy menepuk pelan bahu Sheza seakan memberi kekuatan pada gadis itu

"Sheza tidak apa-apa, tante. Serius"

"Tapi syukurlah, jika dia membalas perasaanmu maka sudah pasti kamu akan menetap disana" tampak bunda Cindy tidak rela jika hal itu terjadi

"Sudahlah, sekarang Sheza tidak ingin memikirkan itu dulu. Berkarir jauh lebih menyenangkan"

ujar Sheza membayangkan dia yang sedang memakai jas dokter dan bertemu dengan pasien-pasien kecilnya

Para lelaki pun tampak asik dengan topik obrolan mereka yang tidak jauh dari seputaran masalah kantor

Javier yang merasa tidak tertarik dengan obrolan kedua kelompok itu memilih duduk sendiri sambil memainkan ponselnya.

Terpopuler

Comments

syahira alifa

syahira alifa

papa nya Sheza itu Rega apa Aryo ya thor ..🤔🤔🤔

2024-02-19

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!