Sosok Keenan

"Selamat pagi pak" sapa seluruh karyawan yang berpapasan di lobi kantor. Namun sosok yang disapa hanya memberikan senyum tipis serta sedikit menganggukkan kepalanya

Langkah tegap penuh percaya diri itu terus melaju menuju lift khusus petinggi perusahaan yang membawanya ke lantai tertinggi dari bangunan mewah ini tempat dimana ruangannya berada

"Kapan pertemuan dengan perusahaan bodong itu akan dilakukan?" tanya pria tampan yang saat ini sedang duduk di kursi kebesarannya

"Jam 2 siang ini, tuan" balas sang sekretaris lugas

"Baiklah. Jangan bersikap mencurigakan sampai kita bertemu dengan mereka nanti siang. Saya tidak sabar ingin memberikan pelajaran kepada orang-orang seperti mereka"

"Baik tuan Keenan" ucap Raisa, sekretaris Keenan

Keenan Arsenio Abraham, adalah seorang laki-laki tampan dengan tubuh atletis yang merupakan CEO dari sebuah perusahaan terkenal yang bergerak di bidang investasi. Pria yang berusia 28 tahun itu adalah sosok yang cukup diperhitungkan di dunia bisnis

Ketegasan serta karismanya sudah tersohor di seluruh penjuru negeri. Dia tidak akan segan-segan memberikan sanksi kepada perusahaan yang ketahuan menipunya. Tentu saja berkat tim internal yang hebat dia bisa mengetahui informasi tentang sebuah perusahaan bahkan sampai ke akar-akarnya. Jadi sudah dipastikan mustahil bisa menipu seorang Keenan

Hari ini dia akan mengadakan pertemuan dengan salah satu kolega bisnis yang diketahuinya sedang berusaha memanfaatkan perusahaan investasi seperti miliknya. Pertemuannya kali ini tentu saja bukan untuk menandatangani kontrak kerjasama, melainkan untuk memberikan pelajaran kepada oknum-oknum seperti mereka.

Keenan tidak keberatan jika terus dihadapkan dengan para penipu seperti orang yang akan dia temui siang ini, karena sudah pasti dia bisa mengatasinya. Namun bagaimana jika orang-orang itu justru berusaha menipu perusahaan investasi kecil yang tentu saja minim pengalaman dan informasi. Keenan tentu saja tidak akan membiarkan itu terjadi

Siang hari,

Tampak dua orang pria yang sedang duduk mematung di hadapan dua orang pria lainnya. Bedanya mereka tampak pucat dengan dahi yang dipenuhi oleh keringat. Sedangkan kedua pria di hadapannya terlihat santai dan menikmati ekspresi yang mereka tunjukkan

Keenan meminum kopinya dengan tatapan yang tenang namun mematikan

"Seperti inilah kira-kira ekspresi para pemilik perusahaan investasi kecil yang sudah berhasil kalian tipu" Keenan berujar tenang sambil menatap bergantian dua orang di hadapannya

"Bedanya kalian takut akan segera dihukum, sedangkan mereka takut akan segera bangkrut" ketenangan Keenan nyatanya semakin menakutkan untuk kedua orang itu

"Bagaimana anda bisa mendapatkan semua itu? Bisa saja itu informasi palsu yang dibuat oleh orang yang tidak bertanggung jawab" bahkan di titik darah penghabisan pun salah satu di antara mereka masih mencoba untuk mengelak

"Sejak kapan informasi palsu mampu membuat orang menjadi ketakutan seperti kalian saat ini?"

"Lagipula sepertinya kalian tidak mengenalku dengan baik. Kalian salah dalam memilih lawan kali ini" smirk yang ditunjukkan Keenan membuat mereka menelan ludah dengan susah payah

Saat keheningan itu tiba-tiba terdengar notifikasi pesan masuk ke ponsel Keenan yang terletak di atas meja

Dia berusaha tidak tersenyum saat membaca pesan itu. Keenan berdehem sebentar menetralisir suasana hatinya. Tidak mungkin sosoknya yang dingin dan menakutkan tadi tiba-tiba berubah layaknya remaja yang sedang jatuh cinta

Pesan itu berasal dari kontak yang dia beri nama 'Mine'

"Tolong urus mereka, saya harus pergi sekarang" perintah Keenan kepada Arya, asisten yang selalu mendampingi Keenan ketika mengurusi pekerjaan di luar kantor

"Baik Pak" balas pria bertubuh tegap itu

Dengan langkah ringan, Keenan kemudian menuju mobil dan menancap gas menjauh dari restauran tempat mereka mengadakan pertemuan

"Kau sudah datang" sapa seorang perempuan cantik ketika melihat Keenan berjalan ke arahnya

"Tentu saja, mana bisa aku mengabaikan kekasihku ini" balas Keenan sambil memeluk singkat wanitanya

"Duduklah, aku sudah memesankan minuman kesukaanmu"

"Terimakasih, sayang" ucap Keenan tulus

Itulah yang membuat Keenan sangat mencintai sosok Indira. Sikap perhatian serta pengertiannya membuat sosok yang keras seperti Keenan jadi bertekuk lutut

"Jadi kenapa tadi kekasihku ini mengatakan bahwa ingin sekali bertemu denganku, hm?" tanya Keenan menatap lembut ke manik mata Indira

"Aku merindukanmu. Memangnya tidak boleh?"

"Tentu saja boleh, aku senang mendengarnya. Kau tahu, tadi pesan darimu itu hampir saja membuatku tersenyum di waktu yang tidak tepat" Keenan terkekeh pelan

"Apa tadi kau sedang meeting? "

"Hm tidak, sih. Hanya bertemu klien"

"Maaf ya, aku tidak tahu"

"It's okay" Keenan tersenyum sambil menggenggam tangan Indira lembut

"Ah sudahlah, aku malas membicarakan orang lain ketika kita sedang berdua. Lebih baik bicarakan tentang kita" lanjut Keenan

"Hehe baiklah"

"Oh iya apa agendamu untuk besok?" tanya Keenan kepada sang kekasih

"Besok mungkin aku akan melakukan pemotretan dan juga mengisi acara di stasiun televisi"

Indira adalah seorang chef sekaligus model terkenal. Dia biasa melakukan pemotretan layaknya model dan terkadang mengisi acara dengan tema memasak di televisi. Indira merupakan executive chef di sebuah hotel bintang lima yang terkenal di kota ini

"Semoga semuanya besok berjalan lancar" ucap Keenan

Mereka lalu hanyut dalam obrolan yang kian mengalir, menghanyutkan rindu yang tersimpan selama seminggu ini. Kesibukan keduanya membuat mereka tak bisa saling bertemu bahkan selama seminggu

Di tempat lain,

"Lihatlah pengangguran yang satu ini, sejak pagi tidak berhenti makan" sindir Javier saat melewati ruang tengah dimana Sheza sedang menonton sambil memakan camilan

"Cukup katakan kalau kamu iri kepadaku, tidak perlu sok menyindir begitu"

"Siapa juga yang iri, aku lebih senang seperti ini. Pergi keluar dan bertemu teman. Tidak menimbun lemak di rumah"

"Hei! sebaiknya kau segera menghilang dari hadapanku sebelum aku membanting kamera kesayanganmu itu" ancaman itu tentu saja terdengar horor di telinga laki-laki yang masih duduk di bangku kuliah itu

"Awas saja kalau kakak berani" namun Javier langsung melangkah setelah itu. Takut ancaman sang kakak menjadi kenyataan. Lagipula kelasnya akan dimulai 30 menit lagi

Setelah kepergian sang adik, Sheza kembali melanjutkan kegiatannya. Hari ini adalah hari pertama dia menjalankan misi 'istirahat '. Stres pasca kuliah menjadi alasannya untuk menghabiskan waktu dengan bersantai di rumah.

Hari-hari terus berjalan hingga tak terasa seminggu sudah Sheza di rumah. Dia menghabiskan waktu dengan menonton di rumah, pergi keluar sendiri, dan melakukan apapun sendirinya. Kebebasan benar-benar dia rasakan

Saat ini keluarga Sheza sedang makan malam bersama

"Se, tante Cindy katanya kangen kamu" ujar mama Vika memecah keheningan di meja makan

"Oh iya ma? Sheza juga merindukan tante Cindy dan om Fadhil"

"Iya, kemungkinan besok malam mereka akan datang kesini. Sudah lama kita tidak berkumpul bersama"

"Yeayy, Sheza bisa ketemu tante Cindy"

Bukan tanpa alasan Sheza sangat menyayangi tante Cindy, karena adik dari papanya itu juga sangat menyayanginya layaknya anak kandungnya sendiri. Bahkan Sheza ingat dengan jelas bahwa sewaktu masih kecil dia sering dibawa oleh tante Cindy keluar kota

Namun saat semakin dewasa, intensitas mereka bertemu semakin berkurang. Itulah yang membuat Sheza begitu antusias ketika akan bertemu dengan keluarga tante Cindy.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!