Diantara Dua Wanita

Hari ini adalah hari minggu, Sheza berencana akan berbelanja untuk keperluannya seperti pakaian kerja, sepatu, dan barang kecil lainnya

"Tidak usah, pa. Aku masih punya tabungan sendiri. Aku akan pakai itu saja" tolak Sheza saat papa Rega menawarkan kartu miliknya

Begitulah Sheza, meskipun berasal dari keluarga yang berkecukupan namun sifat sederhananya tidak pernah berubah. Uang yang dikirimkan oleh orangtuanya selama dia kuliah bernominal cukup besar, namun tidak pernah dia habiskan begitu saja.

Dia menyimpannya dan menggunakan untuk keperluannya sendiri.

Hari ini dia sedang malas menyetir mobilnya sendiri, sehingga Sheza minta tolong diantarkan oleh sopir keluarga mereka

"Terimakasih pak Dodi" ucap Sheza saat akan turun dari mobil

Saat ini dia sudah tiba di salah satu pusat perbelanjaan terbesar di kota ini

"Sama-sama non, bapak pulang dulu ya. Nanti kalau non Sheza sudah selesai kabari saja, biar bapak jemput" ujar pria yang sudah 10 tahun mengabdi di keluarga Sheza itu

"Oke, pak. Sheza masuk dulu ya"

"Hati-hati non"

Setelah membalas ucapan pak Dodi dengan senyuman, Sheza langsung melangkah memasuki tempat yang paling disukai oleh kaum hawa tersebut

Seperti gadis lainnya, Sheza keluar masuk toko melihat-lihat berbagai macam barang. Setelah puas cuci mata dia langsung naik ke lantai 3 ke tempat yang khusus menjual pakaian

Sheza mulai memilih beberapa setelan, kemeja, celana, blazer, dan dress yang menarik perhatiannya. Setelah membayar dia lalu berjalan menuju toko sepatu. Dia memilih sepasang sneakers dan sepasang loafer shoes.

Setelah itu Sheza melanjutkan langkahnya berkeliling mall sambil melihat-lihat barang yang dia sukai. Sheza termasuk golongan yang jarang berbelanja dalam jumlah banyak. Biasanya dia hanya membeli barang yang tidak dimilikinya atau barang yang sudah tidak bisa dipakai lagi

Sudah puas berbelanja Sheza memutuskan untuk makan siang, karena waktu sudah menunjukkan pukul 12.30

Setelah makan, Sheza lalu melangkahkan kakinya ke lantai 1 dan berniat menghubungi pak Dodi saat sudah berada disana. Tiba-tiba dia melihat seseorang yang sedang berjalan di depannya

"Kak Keenan!" panggil Sheza sambil mempercepat langkahnya

"Kak Keenan!" ulang Sheza saat sudah berada tepat di belakang Keenan

Pria itu pun memutar tubuhnya dan melihat sosok adik sepupunya yang tengah mengatur napas, sepertinya dia habis berlari

Melihat wajah Sheza membuat Keenan teringat keputusan terbesar yang sudah dia buat

"Ada apa?" tanya Keenan dingin

"Kakak mau kemana?"

"Kembali ke kantor"

"Boleh aku menumpang pulang? tadi aku tidak bawa mobil" Sheza pikir tidak ada salahnya minta tumpangan kepada sang kakak, toh kantor Keenan dan rumahnya searah dari tempat mereka saat ini

Keenan melirik barang bawaan Sheza yang cukup banyak

"Aku sibuk, Se. Maaf aku tidak bisa memberikan tumpangan kepadamu" Keenan masih berujar dengan nada dingin

Mendengar itu Sheza sempat merasa sedikit kecewa. Karena meskipun Keenan yang dia kenal adalah orang yang tidak banyak bicara, namun terlihat berbeda dengan Keenan yang saat ini. Sheza merasa ada sesuatu yang tersimpan di balik mata cokelat milik Keenan

Namun dia tidak ambil pusing, dan mencoba memahami kesibukan Keenan

"Baiklah kalau begitu, aku akan minta dijemput saja" balas Sheza tetap tersenyum tipis

"Hmm, aku pergi dulu" Keenan langsung memutar kembali tubuhnya dan berlalu meninggalkan Sheza yang masih memperhatikan punggung tegapnya

"Ada apa dengan kak Keenan?" gumam Sheza heran

"Ah sepertinya dia terlalu lelah dengan urusannya, dia pasti sangat sibuk" Sheza berusaha memaklumi sikap Keenan dan beranggapan bahwa pria itu sangat sibuk

Sementara itu, sepanjang perjalanan Keenan terus saja berperang dengan batinnya

"Kenapa aku sejahat itu?" Keenan memukul pelan kemudinya

Saat melihat barang bawaan Sheza yang cukup banyak, sebenarnya hatinya tergerak untuk membantu sang adik. Namun tiba-tiba dia teringat dengan perjodohan yang nantinya akan mereka jalani. Perjodohan yang sekaligus membuatnya tidak bisa menikahi Indira dalam waktu dekat ini

Hal itulah yang membuat Keenan berusaha untuk menghindari Sheza. Ada rasa kesal dan marah saat mengingat itu semua. Meskipun Sheza belum tau apapun sampai saat ini

Namun tetap saja rasa bersalah itu menghinggapi hatinya. Sebagai kakak, dia sadar tidak seharusnya berbuat demikian. Namun semuanya sudah terlanjur, kini Keenan sudah berada di pertengahan jalan menuju ke kantornya

"Ah sudahlah, mungkin sekarang dia sudah dijemput" Keenan berusaha menghilangkan rasa bersalah yang terus mengganggu hatinya

Pikiran Keenan kemudian beralih ke Indira. Dia memutar kembali ingatannya saat tadi bertemu dengan sang kekasih untuk menjelaskan semua keadaan yang tengah dialaminya, dia menceritakan semuanya tanpa ada yang ditutupi

Bahkan tentang dia yang harus menerima perjodohan dengan adik sepupunya demi sang bunda. Mendengar itu semua tentu saja Indira merasa sedih dan kecewa

"Apa hubungan kita selama ini tidak berarti apa-apa untukmu, Ken?" isak Indira saat Keenan selesai menceritakan semuanya

"Aku mencintaimu, Dir. Tapi aku tidak bisa berbuat apa-apa. Kamu tau betapa aku sangat menyayangi bunda"

"Tidak cukupkah kebersamaan kita selama ini menjadi bahan pertimbangan untuk kamu agar tetap mempertahankan ku?"

Hati Keenan bagai diiris saat melihat tangis pilu sang kekasih. Di situasi saat ini sangat tidak mungkin untuk menilai Indira sebagai wanita yang egois, karena tidak ada satu pun wanita yang akan rela membiarkan kekasihnya menikahi wanita lain dengan alasan apapun

Keenan menarik Indira ke dalam pelukannya. Mengelus pelan punggung wanitanya berharap sang kekasih bisa lebih tenang

"Aku mencintaimu, Dir. Tidak akan ada yang berubah dari itu. Dengan atau tanpa pernikahan ini hatiku tetap milik kamu" bisik Keenan lembut

"Lalu apa yang bisa aku lakukan dengan itu, Ken? aku tetap tidak bisa memiliki kamu. Aku tidak ingin berpisah dari kamu" Indira mengangkat kepalanya dan menatap ke dalam mata Keenan

"Tidak akan ada perpisahan, Dir. Aku akan tetap mempertahankan kamu. Kita akan tetap bersama. Sampai nanti saatnya tiba aku akan menikahimu"

"Lalu bagaimana dengan adik sepupumu itu?"

"Nanti akan aku pikirkan bagaimana caranya. Yang terpenting saat ini kamu yakin dan percaya kepadaku"

Indira diam sejenak, tidak langsung menjawab. Dia masih begitu syok mendengar hal yang disampaikan oleh Keenan. Niat hati ingin bertemu dan melepas rindu, justru malah membuatnya menangis dan tergugu

"Kamu percaya kepada ku, kan?" Keenan menarik wajah wanitanya dan membuat mata mereka saling bertatapan

Pria tampan itu berusaha meyakinkan sang kekasih melalui sorot matanya

"Akan aku coba" balas Indira akhirnya

Gadis dengan penampilan modis itu kemudian melepaskan diri dari pelukan Keenan

"Aku pergi dulu, Ken. Aku butuh menenangkan diriku" Indira mengambil ponselnya di atas meja dan memakai sling bag nya

"Kamu akan pergi kemana?"

"Tidak ada, hanya ingin istirahat di apartemen"

"Tolong jangan berbuat hal yang aneh. Berjanjilah padaku kau benar-benar istirahat" desak Keenan yang takut Indira melakukan hal yang bukan-bukan

Pergi dengan pikiran kalut tentu saja memungkinkan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. Untuk itulah Keenan memperingatkan Indira sejak awal

"Iya. Aku masih waras kok" senyum kecil di ujung bibir Indira setidaknya membuat Keenan merasa lega melepas sang kekasih

"Aku pergi dulu" pamit Indira

"Baiklah, hati-hati di jalan"

Keenan hanya menghembuskan napas pelan melihat punggung Indira yang menjauh

"Maafkan aku, Dir. Kita harus terjebak dalam situasi seperti ini" gumam Keenan pelan

Setelah terdiam beberapa saat, akhirnya Keenan pun memutuskan untuk kembali ke kantornya. Dengan pikiran yang bercabang, dia mendengar seseorang memanggil namanya dan orang itu ternyata Sheza. Hal itulah yang membuatnya bersikap dingin kepada gadis manis itu

Mobil Keenan kini telah memasuki pelataran kantornya. Setelah memarkirkan mobilnya, dia tidak langsung turun. Tangan Keenan tergerak memijat pangkal hidungnya. Kedua wanita yang dia temui hari ini sukses memporak-porandakan hatinya.

Kepalanya berdenyut memikirkan solusi yang tepat untuk semuanya.

Terpopuler

Comments

syahira alifa

syahira alifa

apakah Indira wanita yang baik..? apa sebaliknya..🤔🤔

2024-02-20

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!