Pilihan Bunda

Karena sama-sama tidak ada keperluan setelah ini, bunda Cindy mengajak Sheza dan Keenan untuk bersantai sebentar di cafe dekat rumah sakit. Sebenarnya Keenan masih harus kembali ke kantor, tapi bunda Cindy terus menahan sang anak

"Sebentar saja, Ken. Raisa dan Arya pasti sanggup menghandle semua urusanmu" bujuk bunda Cindy

Dan seperti biasa, Keenan tidak tega menolak permintaan bunda tercinta

Setelah memesan minum dan cemilan, bunda Cindy mulai mengajak Sheza berbicara. Begitulah jika tante dan keponakan itu bertemu, maka akan selalu ada bahan obrolan diantara keduanya

"Kapan pihak rumah sakit akan memberitahukan hasilnya?" tanya bunda Cindy membahas lamaran kerja Sheza

"Mereka akan mengirimkan informasi segera, tante"

"Tante sangat senang kalau kamu diterima disana"

"Sheza juga, tante. Sudah lama Sheza ingin bekerja disana"

"Apa kita punya relasi bisnis dari pihak rumah sakit itu, Ken?" tanya bunda Cindy kepada Keenan yang sejak tadi hanya diam

"Ada bun"

Sheza yang paham kemana arah pembicaraan bunda Cindy langsung berucap

"Jangan, tante. Aku juga sudah mewanti-wanti papa agar tidak membantuku. Biarlah mereka yang menilai kualifikasi ku, dan memutuskan untuk menerima atau tidak"

Bunda Cindy tampak mengembangkan senyum bangga

"Kamu memang anak yang baik, Se. Tante bangga sama kamu"

"Ah tante, jangan seperti itu. Aku kan jadi senang" balas Sheza membalas dengan canda

"Oh iya Se, tante boleh minta tolong tidak?"

"Tentu saja tante ku sayang. Minta tolong apa?"

"Di seberang sana ada toko kue langganan tante. Dan tante sangat suka red velvet mereka. Rasanya agak beda dari tempat lain. Bisa tolong belikan untuk tante?"

"Oh aman, tante. Red velvet saja? tante tidak mau varian lain?"

"Hmm red velvet dan Choco lava cake"

"Baiklah.Tunggu sebentar ya, tante" Sheza sudah akan berdiri

"Eh tunggu! Keenan akan menemani mu" sontak saja Keenan yang sedang bersandar langsung mendelik saat namanya disebut

"Tidak usah, tante. Lagipula tokonya dekat. Biar Sheza sendiri saja. Tante dan kak Keenan tunggu disini"

"Tidak Se. Jalan rayanya sangat lebar. Lagi pula ada 2 lajur yang kamu sebrangi. Jadi biar Keenan yang menemanimu. Tante tidak tenang melepasmu sendiri"

Sheza yang merasa tidak enak kepada Keenan hanya diam saja sambil menunggu pergerakan pria tampan itu

"Ayo Ken, tolong temani adikmu" desak bunda Cindy

Dengan gerakan yang pelan Keenan bangun dan berdiri di sisi Sheza

"Ayo Se" ajaknya

Melihat punggung Sheza dan Keenan yang mulai menjauh membuat senyum terbit di bibir bunda Cindy

"Semoga semuanya berjalan dengan lancar" gumamnya pelan

Selama perjalanan keduanya hanya diam. Mereka berdiri sebentar di pinggir jalan memastikan tidak ada kendaraan yang sedang melaju dalam jarak dekat

Mereka pun mulai menyeberangi jalan dengan tetap melihat ke kiri dan kanan. Saat melewati lajur yang kedua Keenan melihat ada mobil yang mulai mendekat ke arah mereka dan terlihat mobil itu tidak juga mengurangi kecepatannya

Dengan sigap Keenan menarik tangan Sheza mendekat ke arahnya dan membawa sang adik untuk melangkah lebih cepat

Sheza sedikit kaget pada awalnya namun kemudian bersikap biasa saja saat melihat tangannya dalam genggaman sang kakak sepupu

"Dasar tidak sabaran" ujar Keenan pelan

"Siapa kak?"

"Mobil yang tadi" balas Keenan singkat

Keenan langsung melepaskan genggaman nya saat sudah tiba di seberang

Mereka memasuki toko kue dan mulai memilih pesanan tante Cindy. Mata Sheza tampak berbinar melihat jejeran kue yang terpampang cantik memenuhi etalase. Tampak sangat lezat

"Kakak suka yang mana?" tanya Sheza

"Tidak usah, Se. Aku masih kenyang"

"Baiklah"

Sheza lalu memilih cheese cake dan tiramisu cake untuk dirinya sendiri

"Kakak yakin tidak mau apapun?"

"Iya"

Mereka lalu berjalan ke arah kasir. Sheza akan mengeluarkan dompetnya namun langsung dicegah oleh Keenan

"Pakai ini saja" ucap Keenan sambil menyerahkan kartu berwarna hitam miliknya

"Semuanya, Kak? punya Sheza juga?"

"Iya. Tentu saja, Se"

"Terimakasih kak" ucap Sheza tersenyum

"Sama-sama"

Di malam hari,

Keluarga bunda Cindy tampak sedang menikmati makan malam. Suasana hening menandakan ketiga orang yang ada disana sedang sibuk dengan pikirannya masing-masing.

Setelah selesai makan mereka memilih berkumpul di ruang tengah. Bunda Cindy sudah memberitahu ayah Fadhil mengenai sesuatu penting yang akan diberitahukan Keenan malam ini. Namun mereka sengaja menunggu putra nya buka suara terlebih dahulu

Setelah terdiam cukup lama, akhirnya Keenan menatap kedua orangtua nya serius

"Ayah, bunda. Ada yang ingin aku sampaikan"

Ayah Fadhil dan bunda Cindy saling tatap seakan saling bertanya hal apa kira-kira yang akan disampaikan Keenan

"Begini ayah, bunda. Selama dua tahun belakangan ini aku sudah menjalin hubungan dengan seorang wanita. Aku belum berani memperkenalkan nya kepada kalian selama ini karena belum terlalu yakin. Tapi sekarang aku sudah mantap ingin menikahinya"

Untuk beberapa saat tidak ada tanggapan apapun dari keduanya. Mereka masih sama-sama sibuk dengan pikirannya. Bunda Cindy tentu saja sangat terkejut mendengar penuturan anak semata wayangnya itu

"Bagaimana tanggapan ayah dan bunda?" tanya Keenan karena tidak ada respon apapun dari kedua orangtuanya

"Siapa wanita itu, Ken?" tanya bunda Cindy akhirnya

"Namanya Indira, bun. Dia seorang chef di hotel Galaxy dan juga aktif di dunia modeling dan stasiun televisi"

"Jika ayah dan bunda tidak keberatan aku akan mengenalkannya kepada kalian dalam waktu dekat ini"

Wajah bunda Cindy tampak berubah muram, dan itu tentu saja disadari oleh Keenan

"Ken"

"Iya, bunda?"

"Bunda sudah memilihkan calon istri untukmu sejak lama"

Kini giliran Keenan yang dibuat terkejut

"Maksud bunda?"

"Bunda sudah lama memilihkan calon yang tepat untuk kamu. Kamu sudah bunda jodohkan sejak lama, bahkan saat bunda belum menikah dengan ayah"

"Ketika bunda masih muda, bunda memiliki sahabat dan kami sudah berniat menjodohkan anak-anak kami suatu hari nanti jika kami memiliki anak yang berbeda gender. Dan ternyata Tuhan mendengar doa kami" Keenan semakin dibuat terkejut mendengar penjelasan sang bunda

"Bunda juga berencana membicarakan ini dengan kamu dalam waktu dekat ini, tapi ternyata bunda kalah cepat"

"Jujur bunda tidak bisa menyetujui permintaan kamu, Ken. Bunda ingin kamu menikah dengan wanita pilihan bunda"

Keenan dapat melihat wajah muram bunda Cindy yang sangat jarang dia tunjukkan. Biasanya wajah itu hanya dihiasi oleh senyuman hangat atau senyuman jahil

"Tapi aku sudah punya calon istri sendiri, bunda"

Keenan sadar ini mungkin akan melukai bundanya, namun dia tidak bisa mengalah karena ini menyangkut masa depannya. Menikah hanya sekali seumur hidup, dan Keenan tidak bisa menikah dengan orang yang tidak dia kenal

"Bunda yakin pilihan bunda yang terbaik, Ken"

Ayah Fadhil hanya menjadi pendengar diantara keduanya

"Bunda bahkan belum mengenal Indira. Bagaimana bisa bunda menilai dia tidak lebih baik dari wanita pilihan bunda? Lagipula bunda tahu sendiri aku tidak mudah menerima orang baru. Aku tidak bisa menikah dengan wanita yang tidak aku kenal"

Keenan tetap berusaha mempertahankan pilihannya

"Bunda ini ibu kamu, Ken. Bunda yang lebih tahu apa yang terbaik untuk kamu. Kamu tidak bisa mendebat bunda masalah ini" bunda Cindy mulai terpancing emosi

"Bunda jangan emosi begini, kita bisa bicarakan ini baik-baik" ujar ayah Fadhil menenangkan sang istri

"Tapi ini menyangkut masa depanku, bunda. Aku tidak bisa menikah dengan orang yang tidak aku kenal"

"Kamu mengenalnya, Ken. Sangat mengenalnya"

Ucapan bunda Cindy kembali mengejutkan Keenan. Pikirannya mulai berkecamuk dan mencoba mencari satu nama dari sekian banyak wanita yang dia kenal dalam hidupnya. Namun tidak ada satu nama pun yang memungkinkan untuk menjadi calon istrinya

"Siapa maksud bunda?"

"Sheza"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!