Obrolan Masa Lalu

Beberapa hari telah berlalu, dan kini Sheza sudah kembali bekerja.

"Berangkat denganku saja" ucap Keenan saat melihat Sheza sudah keluar dari kamarnya dalam keadaan rapi. Gadis itu memang belum mengambil mobilnya di rumah mama Vika

"Apakah tidak merepotkan kakak?"

"Tentu saja tidak. Lagipula kita searah"

"Baiklah kalau begitu"

Mereka sarapan dengan tenang untuk mengumpulkan energi sebelum memulai aktivitas hari ini

Selesai sarapan, sepasang suami istri itu pun berangkat bersama

Sepanjang perjalanan tidak ada pembicaraan diantara keduanya. Mereka sibuk dengan pikiran masing-masing

Saat mobil sudah akan berhenti Sheza melihat sosok Sean yang tengah berjalan menuju pintu utama rumah sakit. Sepertinya pria itu juga baru datang

Senyum tipis tak dapat dia tahan kala netranya menatap sosok tampan dengan wajah blasteran itu

Rupanya hal itu tak lepas dari perhatian Keenan. Pria itu tanpa sengaja memergoki Sheza yang tengah melihat sesuatu. Dari cara gadis itu memandang, tampaknya dia tengah memperhatikan sesuatu yang menarik

Seperti ABG jatuh cinta saja. Batin Keenan

"Tidak ingin menyusulnya ke dalam? kau ingin menatap dari sini saja?" celetuk Keenan yang langsung menyadarkan Sheza dari lamunan kekagumannya

"Eh a-apa maksud kakak" respon Sheza pelan sambil cepat-cepat memakai tasnya dan membuka pintu mobil

"Aku masuk ya, Kak. Terimakasih tumpangannya dan hati-hati di jalan" ucap Sheza sambil tangannya membuka tuas pintu mobil

"Iya, Sama-sama"

Sheza langsung turun dan berjalan dengan anggun memasuki bangunan yang didominasi warna putih putih itu

Saat memastikan Sheza sudah masuk, Keenan langsung menjalankan mobilnya menuju kantor

Di rumah sakit,

Hari ini akan diadakan rapat sekaligus pengumuman direktur rumah sakit yang baru. Seperti kabar yang berhembus sebelumnya bahwa Sean lah yang kini menduduki jabatan tersebut.

Dengan berakhirnya rapat pada hari ini, maka resmi sudah Sean menjadi direktur di Healthy International Hospital.

Ucapan selamat terus saja Sean terima dari berbagai lapisan karyawan rumah sakit. Mulai dari dokter, suster, dan para petinggi lainnya. Wajah tampan sang direktur tentu saja menjadi salah satu nilai plus untuknya, ditambah jabatan yang tidak main-main. Sehingga beberapa dokter dan suster muda merasa rugi jika tidak menebarkan pesonanya kepada pria yang bernama lengkap Sean Athariez itu

Sheza yang kala itu menatap Sean seketika merasa kecil dan insecure dengan dirinya

Tidak tahu diri sekali kamu, Se. Beraninya menyukai orang seperti dia. Batin Sheza sambil memukul pelan kepalanya

"Kenapa?" tanya Hanin bingung

"Tidak apa-apa" balas Sheza tertawa pelan

"Kira-kira siapa ya wanita beruntung yang nanti akan menjadi istri dokter Sean" tanya Kayla diselingi kekehan pelan

"Kenapa kamu penasaran? atau jangan-jangan kamu.." Sheza sengaja menggantung kalimatnya untuk melihat reaksi sang sahabat

"Apa? aku hanya penasaran. Lagipula hanya kak Dimas seorang yang ada di hatiku" ujar Kayla yakin

"Iya deh, yang setia" ledek Sheza

"Tentu saja. Sama seperti mu, pasti di hatimu hanya ada nama kak Keenan kan? walaupun ada sejuta pria tampan di luar sana"

Kali ini Sheza tak menjawab. Hanya menunjukkan senyumnya sebagai respon

Setelah itu mereka kembali menjalankan aktivitas masing-masing. Hari ini pasien Sheza tidak sebanyak biasanya, sehingga dia punya lebih banyak waktu luang. Namun gadis itu justru mengisinya dengan melamun sambil memikirkan nasib percintaannya

"Stop, Se. Kamu gila jika tetap menaruh rasa padanya. Dia terlalu jauh untuk digapai dan terlalu mustahil untuk menjadi kenyataan" monolog Sheza pada dirinya sendiri

Sudah dia putuskan untuk menghentikan rasa suka yang sudah lama bertahta di hatinya untuk pria yang bernama Sean tersebut

Ketukan pintu menarik penuh kesadarannya dari lamunan panjang itu. Setelah mempersilahkan masuk, tampak seorang suster muda yang diikuti oleh sepasang suami istri beserta sang anak di gendongan sang istri

"Pasien anda berikutnya, dok" ucap suster tersebut

"Oh iya, silahkan masuk" ujar Sheza ramah

Suster itu pun mempersilahkan keluarga kecil itu untuk masuk ke dalam

Sheza kemudian disibukkan dengan pasien kecilnya tersebut

Tak terasa jam waktu terus bergulir dan jam pulang pun telah tiba. Setelah mengemas barang-barangnya Sheza lalu menutup pintu dan berjalan keluar untuk pulang. Kayla sudah pulang 15 menit yang lalu dengan dijemput oleh Dimas, kekasihnya. Sedangkan Hanin, gadis itu sepertinya akan pulang malam karena padatnya jadwal pekerjaannya

Saat berada di luar rumah sakit Sheza melihat jajanan pinggir jalan dan tergiur untuk mencobanya. Setelah membayar, Sheza langsung duduk di taman rumah sakit yang berada tepat di tepi jalan. Gadis itu mulai menikmati jajanan yang baru saja dia beli. Kepala yang bergerak ke kanan dan ke kiri menandakan makanan tersebut terasa lezat di lidahnya meskipun dinikmati seorang diri. Sepertinya kesendirian sudah berteman baik dengan gadis itu.

Sesaat kemudian dia teringat shampo nya di apartemen sudah habis. Dengan malas dia bangun dari duduknya dan berjalan menuju minimarket yang ada di sekitar rumah sakit. Setelah nanti membeli shampo maka dia akan memesan taksi dan segera pulang

Setelah mendapatkan sebotol shampo dan conditoner Sheza langsung berjalan ke kasir dan ikut barisan antrian. Tiba-tiba tepukan pelan di punggungnya sedikit membuat Sheza kaget

"Dokter Sheza" sapa seseorang yang tadi menepuk pelan bahunya

Mata Sheza sedikit melebar ketika melihat sosok tampan yang berdiri di belakangnya

"Do-dokter Sean!"

"Kau disini juga rupanya" ujar Sean seadanya

"Iya dokter"

"Kau hanya membeli itu?" tanya Sean sambil melirik botol shampo yang dipegang Sheza

"Iya dokter. Saya kesini hanya ingin membeli ini" gadis itu hanya tersenyum canggung. Berdekatan dengan Sean tentu saja satu hal yang cukup sulit untuknya

"Barang belanjaan dokter cukup banyak ya" ucap Sheza berbasa basi melihat troli belanjaan yang berisi cukup banyak barang

"Iya, saya sekalian belanja bulanan"

Apa dia tinggal sendiri? ah kenapa pula aku memikirkan itu. batin Sheza

"Gabungkan saja belanjaanmu kesini, biar sekalian"

"Tidak usah dokter, saya bayar sendiri saja" tolak Sheza halus

"Tidak apa-apa, ayo letakkan disini"

"Ta-tapi dokter-" Ucapan Sheza terputus saat pria tampan itu telah mendorong trolinya ke hadapan kasir dan mengambil botol shampo yang ada di genggamannya

Sejak kapan antriannya telah kosong? batin Sheza linglung. Pasalnya tadi masih ada beberapa orang yang sedang mengantri di depan kasir

"Apakah belanjaannya digabungkan, Pak?" tanya pegawai minimarket itu sambil memperhatikan wajah Sheza dan Sean secara bergantian

"Iya" balas pria itu datar

Sheza hanya diam tak lagi protes, lebih tepatnya malu jika tetap berdebat di depan kasir wanita itu

"Ini punyamu" Sean memberikan shampo dan conditioner milik Sheza

"Dokter, ini untuk belanjaan saya tadi" Sheza mengulurkan selembar uang namun hanya ditatap sekilas oleh Sean

"Tidak perlu diganti, itung-itung untuk menggenapkan belanjaan saya tadi"

"Tapi dok"

"Dokter Sheza tadi parkir dimana?" pria itu justru mengalihkan pembicaraan

"Saya tidak bawa mobil dok. Saya akan pulang naik taksi"

"Kamu tinggal dimana?"

"Di jalan Merpati, dok"

"Pulang dengan saya saja. Kebetulan kita searah"

What? pulang bersama? satu mobil? orang yang dulu hanya mampu dia tatap dan kagumi dari jauh serta terasa mustahil untuk dia dekati, kini justru mengajaknya pulang bersama

"Benarkah kita searah? saya hanya tidak mau merepotkan dokter" jujur Sheza

"Iya. Apa kamu pikir saya berbohong?"

"Tidak. Bukan begitu, dok"

"Jadi bagaimana?"

"Baiklah saya pulang dengan dokter saja kalau memang tidak keberatan"

Namun saat akan naik ke mobil Sheza dilanda keraguan. Dia merasa sungkan duduk di depan karena terlalu dekat dengan Sean. Namun jika di belakang, maka Sean terasa seperti supirnya

"Ayo" ajak Sean yang sudah duduk di balik kemudi

"Boleh saya duduk di depan?" seketika Sheza menjadi manusia paling sopan di dunia saat berdekatan dengan Sean. Dia akan meminta izin dan selalu sungkan dengan hal apapun yang berhubungan dengan pria itu

"Tentu saja"

Dengan pelan Sheza membuka pintu dan duduk di samping Sean. Tak lupa memasang sabuk pengamannya

Lama tidak ada pembicaraan diantara keduanya, hingga Sean yang berbicara terlebih dahulu

"Kamu sudah lama kembali ke Indonesia?"

"baru beberapa bulan ini, dok"

Sean tampak mengangguk kecil

"Selamat untuk kelulusanmu. Saya tidak menyangka kamu menjadi rekan kerja saya"

Sheza sedikit meringis mendengar kalimat Sean

"Saya minta maaf, dok"

"Untuk apa?" Sean menatap Sheza sekilas

"Sudah membuat dokter risih waktu itu karena tatapan saya. Tapi sungguh saya tidak tahu kalau dokter menyadarinya, karena saya selalu melakukannya dari jarak yang cukup jauh" ucap Sheza polos

Pria tampan itu menarik garis bibirnya, membentuk sebuah senyuman tipis

"Kenapa kamu melakukannya?"

Sheza tidak langsung menjawab. Dia mencoba berpikir keras menemukan alasan yang sesuai. Namun tidak ada alasan yang masuk akal untuk disampaikannya

"Karena saya... mengangumi dokter" ujar Sheza pelan dengan menahan malu

Setelah itu dia langsung memalingkan wajahnya ke arah depan agar tak lagi melihat wajah Sean

"Jadi kamu menyukai saya waktu itu?"

"I-iya. Maafkan saya sudah lancang. Tapi sekarang saya tidak akan melakukannya lagi. Saya janji"

Sean hanya mengangguk pelan mendengar ucapan Sheza sambil sibuk dengan pikirannya

Kenapa jadi begini? aku malah menyatakan perasaan ku padanya. Batin Sheza geram.

Terpopuler

Comments

Yuhelmi

Yuhelmi

tolong terus episode jangan lama terbit

2024-02-29

0

Rose 19

Rose 19

jangan lama -lama update nya thor.

2024-02-28

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!