Ini Gila!

Tak terasa sebulan sudah Sheza menyandang status sebagai dokter. Hari-harinya berjalan dengan lancar. Hubungannya dengan rekan sesama dokter juga terjalin baik. Terutama kedua teman dekatnya, yaitu Kayla dan Hanin. Mereka sudah layaknya sahabat sekarang

"Se, malam minggu besok apa kamu ada acara?" tanya Hanin

"Hmm sepertinya tidak, Han" Saat ini mereka sedang makan siang bersama di kantin

"Bagaimana kalau kita keluar bertiga? Aku sudah lama tidak pergi ke mall" ucap Hanin dengan nada manjanya

"Boleh. Apa kamu bisa, Kay?" kini giliran Sheza yang bertanya pada Kayla

"Sepertinya bisa, karena kak Dimas juga sibuk akhir pekan ini" balas Kayla. Dimas adalah kekasihnya

"Oke"

Tiba-tiba Sheza menepuk dahinya saat teringat sesuatu

"Astaga!"

"Kenapa, Se?" tanya Kayla dan Hanin bingung

"Aku lupa. Malam minggu ini keluargaku akan berkumpul bersama. Maaf ya girls" ujar Sheza merasa tidak enak

"Tidak apa-apa. Kalau hari minggu, bagaimana?" usul Kayla

"Nah hari minggu aku free. Boleh tuh" Sheza kembali bersemangat

Setelah berbincang-bincang, akhirnya mereka kembali berpencar saat jam makan siang sudah habis

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

2 hari kemudian,

Malam ini keluarga Sheza akan berkumpul lagi dengan keluarga bunda Cindy. Dia tentu saja senang karena semenjak kepulangannya keluarga mereka sudah semakin sering berkumpul bersama

Seperti biasa dia akan sangat antusias ketika bertemu om dan tantenya. Malam ini mereka makan di salah satu restoran bintang lima di kota ini.

Keluarga Keenan lebih dulu tiba, lalu tak lama kemudian disusul oleh keluarga Sheza. Malam ini gadis itu terlihat semakin cantik dengan dress selutut berwarna navy. Rambut panjangnya dibiarkan tergerai dengan mengikat sedikit bagian di samping telinga ke belakang dan dipasangkan pita besar berwarna putih

"Selamat malam dokter Sheza" goda ayah Fadhil yang membuat mereka semua tertawa, kecuali seseorang yang tidak lain adalah Keenan

Dia hanya diam sambil sesekali tersenyum tipis saat keluarga Sheza mengajaknya berbicara

"Kak kalau nanti aku magang, aku magang di tempat kakak saja, ya" ucap Javier yang langsung diangguki Keenan

"Tentu saja boleh" balas Keenan

Saat ini mereka sedang duduk berdekatan

"Selesaikan dulu kuliahmu, jangan hanya bisa merayu gadis saja" ucap Keenan yang membuat Javier tersenyum malu

Pasalnya pria dewasa itu tidak sengaja melihat layar ponsel adik sepupunya yang memperlihatkan foto wanita cantik di salah satu sosial media, lalu Keenan juga melihat Javier yang tengah mengetikkan sesuatu di ponsel nya yang ditujukan kepada sang gadis

Mendengar itu Javier hanya tertawa saja. Keenan terasa seperti kakak kandungnya sendiri, bahkan nasehat pria itu tidak terdengar menyebalkan untuknya. Beda lagi jika yang menegurnya adalah Sheza, gadis itu sudah pasti berceramah panjang yang sukses membuat telinganya sakit

"Kakak tenang saja, aku akan buktikan bahwa aku adalah laki-laki yang bisa diandalkan. Seperti kakak"

Keenan tidak menyadari bahwa sudah sejak lama dirinya menjadi panutan bagi Javier. Adik Sheza itu sangat mengidolakan kakak sepupunya ini, yang menurutnya sangat keren dengan segala pencapaiannya

Keenan hanya tersenyum tipis

"Jangan hanya sepertiku. Kau harus lebih hebat dariku" ucap Keenan bijak

Nyatanya dia bukan hanya berbicara, namun berharap dengan tulus akan kesuksesan Javier. Karena tentu saja dia menyayangi Javier sebagai adiknya

"Ayo kita makan dulu" ajak mama Vika

Setelah makan, para pelayan restoran pun membersihkan meja, dan mereka mulai berbincang-bincang

Sesaat kemudian baik orangtua Sheza dan orangtua Keenan tampak saling pandang, seakan saling memberikan kode. Saat semuanya sudah saling mengangguk pertanda setuju, baru lah Papa Rega berdehem sebelum membuka suara

"Malam ini kita berkumpul disini bukan hanya sekedar makan bersama, tapi lebih dari itu" ujar papa Rega membuat semua orang menatap ke arahnya

Sheza mengerutkan keningnya pertanda bingung dengan maksud sang ayah. Namun dia tetap memperhatikan cinta pertamanya itu

Sementara Keenan tetap memasang wajah datarnya, seolah sudah tahu kemana arah pembicaraan ini

"Ada yang ingin kami sampaikan kepada kalian, khususnya Keenan dan Sheza"

Sheza semakin mencondongkan tubuhnya ke depan

"Jadi kami sudah merencanakan ini sejak lama, tepatnya ini keinginan dari mama Vika dan tante Cindy" ujar papa Rega

"Kami berencana untuk menjodohkan Sheza dan Keenan"

"APA!" sontak saja mata Sheza melebar. Sangat terkejut dengan apa yang didengarnya barusan

"M-maksud papa apa? aku tidak salah dengar, kan?" Sheza terlihat linglung saking terkejutnya

Javier tak kalah terkejutnya. Mulutnya bahkan sedikit terbuka

"Kak Sheza dijodohkan dengan kak Keenan?" kedua kakak beradik itu tampak bertanya-tanya

Namun berbeda dengan mereka berdua, Keenan tampak biasa saja. Tidak ada raut terkejut di wajah datarnya

"Iya, Sheza dan Keenan sudah kami jodohkan. Bahkan sejak kalian masih kecil" kini bunda Cindy yang buka suara

"T-tapi kenapa, tante? bagaimana mungkin?"

"Tentu saja mungkin, sayang. Dulu waktu kami masih muda, tante dan mama kamu sudah berjanji akan menjodohkan anak kami suatu hari nanti. Dan kalian tidak ada hubungan darah, jadi tidak ada halangannya" jelas bunda Cindy

Sheza masih belum bisa percaya dengan apa yang baru saja didengarnya

"Tapi kak Keenan itu kakak Sheza, tante"

"Kakak sepupu, sayang. Bukan kakak kandung"

"Tapi kan tetap saja" lirih Sheza

Begitu banyak kata 'tapi' yang terus dilontarkan oleh Sheza, menunjukkan betapa tidak mungkinnya hubungan mereka

Sheza menatap Keenan sekilas. Namun dia tidak menemukan raut terkejut atau bingung di wajah tampan itu. Hanya ekspresi datar seolah tidak peduli, atau malah ..... dia sudah tahu?

"Se, mama mohon kamu mau, ya? Keenan sudah setuju dengan perjodohan ini. Kami hanya tinggal menunggu keputusan mu" ucap mama Vika dengan mata yang sarat akan permohonan

"Kak Keenan setuju?" kini Sheza bertanya pada sang kakak

"Iya" jawab Keenan singkat

Sheza tidak habis pikir dengan kakak sepupunya ini

"Sepertinya aku akan berbicara dulu dengan Sheza" ujar Keenan pamit

"Ayo, Se" Keenan langsung bangkit dan meninggalkan meja mereka

Sheza baru tersadar saat Keenan sudah sedikit jauh dari mereka

"Kak Keenan, tunggu!" gadis itu langsung berlari mengejar Keenan

"Kak!"

Kini Sheza dan Keenan sudah berada di taman dekat restoran

"Kenapa aku menerima perjodohan ini. Itu kan yang ingin kamu tanyakan?" ujar Keenan

"Tentu saja! Ada apa dengan kakak? Apa maksud kakak dengan semua ini?"

Keenan menatap sejenak wajah Sheza yang malam ini tampak begitu cantik

"Awalnya aku juga bereaksi sama seperti kamu sekarang. Aku merasa ini gila, tidak mungkin aku dijodohkan dengan adikku sendiri. Aku sudah berusaha tetap pada pendirianku untuk menolak perjodohan ini, tapi bunda malah membuatku tidak bisa menolak nya. Aku tidak tega sekaligus tidak bisa melihat bunda bersedih dan mengacuhkan ku"

"Aku tidak punya pilihan lain" ujar Keenan mengalihkan tatapannya ke arah lampu taman

"Sekarang semua ada di tangan mu. Jika kau ingin menolak, silahkan saja. Seandainya perjodohan ini batal, setidaknya bunda tidak lagi menyalahkan ku. Malah itu lebih bagus untukku"

Sheza termenung mendengar penjelasan Keenan. Kini dia paham alasan pria itu menerimanya

"T-tapi nanti semuanya justru berbalik menyalahkan ku" lirih Sheza

Keenan kembali mengarahkan atensinya kepada Sheza. Dia mengangkat bahu pelan

"Entahlah, aku tidak menjamin apapun"

"Apa itu juga alasan kakak bersikap dingin kepadaku belakang ini? karena kakak sudah mengetahui semuanya?" tebak Sheza mencoba menghubungkan semua ingatannya tentang Keenan

"Aku tidak bermaksud begitu, tapi keadaan yang membuatku tanpa sadar bersikap begitu kepadamu"

"Kakak tidak ingin meminta maaf kepadaku?"

"Kau ini hobi sekali menyuruhku meminta maaf. Memangnya kenapa aku harus meminta maaf?"

"Kakak tidak merasa bersalah sudah bersikap dingin kepadaku disaat aku belum tahu apa-apa mengenai perjodohan ini?"

Keenan hanya diam, menimbang-nimbang ucapan Sheza

"Sudahlah, kakak memang jarang merasa salah"

"Maaf"

"Bukan begitu cara meminta maaf" gumam Sheza pelan, namun masih dapat didengar oleh Keenan

Gadis itu lalu memutar tubuhnya hendak kembali berkumpul dengan keluarganya

Melihat Sheza yang sudah pergi, Keenan lalu menyusul langkah gadis itu

"Bagaimana, Se? Apa jawabanmu?" desak bunda Cindy yang sudah tidak sabar menunggu jawaban Sheza

Gadis itu tidak langsung menjawab

"Kamu tidak mau, ya?" Kini mata Sheza menangkap raut sendu lengkap dengan mata yang berkaca-kaca dari kedua wanita paruh baya di depannya, yaitu mama Vika dan bunda Cindy

Aishh kenapa mereka justru memasang wajah seperti ini. Batin Sheza frustasi

Dia melirik Keenan seakan meminta pertolongan. Namun pria itu malah dengan sengaja mengalihkan pandangannya

Dasar kakak kurang ajar.

"Apa jawabanmu, Se?" Kini Ayah Fadhil yang angkat bicara

"Aku.."

Walaupun aku tidak memiliki kekasih tapi tidak mungkin juga aku menikah dengan kakakku sendiri, kan?

"Yasudah, kalau memang Sheza tidak mau-.."

"Iya" Sheza memotong ucapan mama Vika

"Iya, Sheza mau" balas Sheza akhirnya

Persetan dengan kehidupan ku setelah ini. Nanti aku pikirkan lagi. Batin Sheza

"Kamu yakin, Se?" tanya papa Rega memastikan

"Iya, Pa. Sheza yakin"

"Jadi kak Sheza akan menikah dengan kak Keenan?" tanya Javier memperjelas

"Iya, Jav" bunda Cindy

"Kasian kak Keenan" lirik Javier yang mengundang tatapan tajam Sheza

"Apa maksudmu?"

Melihat tatapan horor sang kakak membuat nyali Javier menciut

"Hehe tidak ada"

"Syukurlah, kita akan jadi besan" heboh mama Vika memeluk bunda Cindy, sang sahabat sekaligus adik iparnya

Sementara itu yang lain hanya memperhatikan dengan pikiran masing-masing.

Terpopuler

Comments

syahira alifa

syahira alifa

aku kira Sheza bakal menolak perjodohan ini

2024-02-20

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!