Melepas Penat

Hari senin telah tiba, itu berarti hari ini hari pertama Sheza bekerja. Sesaat gadis itu memperhatikan kembali penampilannya, setelan rok dan kemeja berwarna biru muda tampak melekat indah di tubuh rampingnya.

Rambut bergelombang yang dibiarkan terurai menambah cantik penampilannya. Setelah memasukkan semua barang bawaan ke dalam ransel kecilnya, gadis itu kemudian melangkah turun menuju meja makan

"Wahh hari pertama kerja penampilan maksimal ya" goda Javier saat melihat penampilan rapi dan cantik sang kakak

"Tentu saja. First Impression itu penting" balas Sheza

"Semoga hari pertamamu berjalan dengan lancar ya, sayang" ucap mama Vika penuh harap

"Semoga saja, Ma"

"Oh iya ini bekal untukmu. Mama sudah siapkan camilannya juga" mama Vika menyerahkan lunch box yang terdiri dari 2 tingkatan

"Terimakasih mama ku sayang" Sheza memeluk erat sang ibu

Setelah sarapan, gadis itu pun berpamitan kepada kedua orangtua dan adiknya

Sheza menikmati perjalanan nya kali ini. Senyum manis terus terukir di bibir merah mudanya

Setelah memarkirkan mobil di parkiran khusus dokter, Sheza lalu masuk ke dalam bangunan rumah sakit. Setelah melaporkan diri sebagai dokter baru, Sheza kemudian diantar menuju ruangannya.

Sheza menatap sekeliling ruangan. Matanya berbinar melihat ruangan yang cukup luas dengan desain yang mewah. Dan yang terpenting ini adalah ruangannya sendiri

"Aku berjanji akan menjalankan tugasku dengan baik" gumam Sheza berjanji pada dirinya sendiri

Tak lama kemudian masuklah seorang suster yang diikuti oleh seorang ibu yang sedang menggendong anaknya

"Selamat pagi dokter Sheza. Anda kedatangan pasien"

"Selamat pagi suster. Terimakasih" balas Sheza

Setelah mempersilahkan sepasang ibu dan anak itu untuk duduk, sang suster pun pamit keluar dari ruangan

"Selamat pagi ibu" sapa Sheza kepada ibu muda itu

"Pagi dokter"

"Hai cantik. Kenapa lemas sekali, hm?" Sheza bertanya pada anak yang berusia sekitar 4 tahun yang sedang dipangku oleh sang ibu

Namun bocah itu tidak menjawab, malah semakin mengeratkan pelukannya di pinggang sang ibu

"Dia sudah demam selama 2 hari, dokter. Panasnya naik turun, dan juga sempat muntah-muntah pagi ini" keluh sang ibu

Sheza kemudian meminta gadis kecil itu agar dibaringkan di ranjang pasien yang terdapat di ruangannya

Setelah melakukan pemeriksaan dan menjelaskan kondisi sang anak, dokter muda itu kemudian menuliskan resep obat untuk si kecil

Sheza tampak bersemangat melayani pasien-pasien kecilnya. Tak terasa jam makan siang telah tiba. Dia memakan bekal yang tadi sudah disiapkan oleh mama Vika

Setelah makan, dia memutuskan untuk keluar dari ruangannya dan berjalan-jalan di gedung rumah sakit.

Langkah Sheza membawanya hingga ke kantin rumah sakit. Tampak orang berlalu-lalang disana. Segerombol orang yang juga memakai jas putih menandakan bahwa mereka berstatus sama seperti Sheza

Karena sudah makan, Sheza hanya memesan jus alpukat dan sepotong kue

"Di meja sebelah sana ya, Bu" ujar Sheza menunjuk sebuah meja kosong

"Baik, dokter"

Saat akan berbalik, tanpa sengaja Sheza menabrak seorang dokter wanita yang berdiri tepat di belakangnya

"Astaga! maafkan saya. Saya sungguh tidak sengaja" ujar Sheza panik karena sudah membuat masalah di hari pertamanya

Dokter wanita itu tampak tersenyum maklum

"Tidak apa-apa, dokter" balasnya lembut

Sheza memang masih memakai jas putihnya, sama seperti wanita cantik di hadapannya ini. Sehingga siapapun akan mengenalinya sebagai dokter

"Terimakasih, dokter" Sheza kemudian membungkuk sedikit kemudian berlalu menuju meja kosong yang tadi ditunjuknya

Sambil menunggu pesannya tiba, Sheza memperhatikan keadaan di kantin. Dia yang belum punya teman, terpaksa harus duduk sendiri.

Sesuai rencana, besok direktur rumah sakit akan memperkenalkannya kepada rekan-rekan dokter yang lain

"Permisi" alunan suara lembut menghentikan Sheza dari aktifitas memperhatikan sekitar

Sheza menoleh ke arah kanannya dimana telah berdiri sosok dokter wanita yang tadi dia tabrak

"Boleh saya duduk disini, dok? semua meja sudah penuh" dokter wanita itu sedikit menolehkan wajahnya ke kiri dan kanan seolah membuktikan perkataannya

"Tentu saja boleh, dok. Silahkan" Sheza mempersilahkan dengan senyumnya

"Terimakasih"

Dokter itu kemudian duduk di hadapan Sheza

"Dokter baru bekerja disini, ya?" pertanyaan itu membuat Sheza mengangguk sambil tersenyum

"Iya, dok. Saya baru masuk hari ini"

"Oh iya perkenalkan nama saya Sheza" Sheza mengulurkan tangannya

"Pantas saja saya baru melihat dokter hari ini. Perkenalkan saya Kayla. Dokter spesialis penyakit dalam" dokter Kayla menjabat uluran tangan Sheza

"Dokter di bagian spesialis apa?" tanya Kayla

"Saya dokter anak"

Obrolan terus mengalir diantara keduanya. Perkenalan membuat mereka semakin dekat

Tiba-tiba Kayla memanggil temannya yang terlihat memasuki kantin dan mengajak untuk bergabung dengan mereka

Teman Kayla bernama dokter Hanin, yang merupakan dokter spesialis obgyn. Sama hal nya dengan Kayla, Hanin juga orang yang ramah dan mudah bergaul. Sehingga mereka langsung merasa dekat satu sama lain

Di sore hari,

Sheza mengemasi barang-barangnya, karena waktu sudah menunjukkan pukul 5 sore. Setelah memastikan mejanya rapi kembali, gadis cantik itu kemudian melangkahkan kakinya keluar dari ruangan

Sheza sedikit mengangguk dan tersenyum tipis saat berpapasan dengan beberapa dokter di lorong rumah sakit. Layaknya junior di suatu tempat kerja

Saat perjalanan pulang, Sheza mampir di sebuah minimarket untuk membeli pembalut. Karena seingatnya bulan ini dia belum kedatangan tamu bulanan nya

Setelah mengambil pembalut dan juga sebotol minuman rasa buah, Sheza lalu membayarnya

Namun gadis cantik itu tidak langsung pulang, melainkan duduk di kursi yang tersedia di halaman minimarket sambil menenggak minumannya

"Ahh segarnya" gumam Sheza pelan saat cairan dingin itu mengalir di tenggorokannya

Sheza menatap jalanan dimana orang-orang berlalu lalang. Dia merasa ini sebuah metode healing untuknya selepas penat bekerja

"Sedang apa disini?" suara seseorang yang tiba-tiba berdiri di sampingnya membuat Sheza terkejut

Sheza yang sedang minum pun seketika tersedak dan terbatuk-batuk

Melihat itu Keenan langsung mengambil minuman dari tangan Sheza dan meletakkannya di atas meja. Tangannya tergerak menepuk pelan punggung gadis itu

"Pelan-pelan kalau sedang minum" omel Keenan

Aku tersedak juga gara-gara kakak. Batin Sheza

Setelah batuk Sheza berhenti barulah Keenan menarik tangannya kembali

"Kakak tidak ingin meminta maaf kepadaku?" tanya Sheza menatap Keenan yang masih berdiri

"Untuk apa?" tanya Keenan polos

"Kakak tidak merasa bersalah sudah mengagetkan ku dan membuatku tersedak?"

"Aku kan tidak mengagetkanmu, aku cuma bertanya sedang apa kamu disini" jawab Keenan tak mau kalah

"Iya tapi kehadiran kakak yang tiba-tiba membuatku kaget"

"Itu berarti kamu nya saja yang kagetan jadi orang" celetuk Keenan santai

"Terserah kakak" Sheza tidak dapat menutupi wajah kesalnya

"Kamu belum menjawab pertanyaanku"

"Yang mana?"

"Sedang apa kamu disini? Kenapa main nya sangat jauh kesini?"

"Aku tidak sedang bermain. Aku baru pulang kerja" balas Sheza seadanya. Tangannya kembali tergerak mengambil botol minuman dan kembali meminumnya

"Kamu sudah bekerja?"

"Iya. Aku diterima di Healthy International Hospital. Dan hari ini hari pertama ku masuk"

"Selamat ya, Se"

"Hmm, terimakasih"

"Kakak sendiri kenapa disini?" kini giliran Sheza yang bertanya

"Entahlah, aku hanya sedang ingin minum ini. Makanya mampir kesini" Keenan lalu duduk di sebelah Sheza

Keenan menghela napas pelan sebelum membuka kaleng minumannya

Hal itu tidak luput dari pandangan Sheza

"Kakak lelah, ya?"

"Sangat, Se"

Kamu masih bisa santai begini karena belum tahu apa-apa, Se.

"Bekerja itu memang lelah ya, Kak. Aku juga merasakan nya"

Kini mereka duduk bersama sambil menatap objek yang sama, yaitu jalanan di depan sana. Namun dengan pikiran yang berbeda

"Aku minta maaf ya, Se"

Sheza mengernyit bingung

Tadi disuruh minta maaf malah tidak mau minta maaf. Sekarang malah tiba-tiba minta maaf. Dasar aneh

"Untuk apa, Kak?"

"Untuk kemarin. Aku benar-benar sibuk jadi tidak bisa memberimu tumpangan" ujar Keenan tanpa melihat Sheza. Pandangannya tak beranjak dari jalan raya di depan

Nyatanya rasa bersalah itu tetap menganggu pikiran Keenan. Tak tenang rasanya jika tidak meminta maaf dengan tulus

"Tidak apa-apa, Kak. Aku maklum, kakak pasti sangat sibuk"

"Siapa yang menjemputmu kemarin?" Entah kenapa Keenan ingin tahu

"Pak Dodi"

"Oh"

Sheza melihat jam tangannya sebentar lalu mulai menyandang kembali tas ranselnya. Penampilan Sheza tanpa jas dokter seperti sekarang lebih terlihat seperti mahasiswa

"Aku pulang dulu ya, Kak" pamit Sheza

"Pulang dengan siapa?"

"Aku bawa mobil sendiri"

"Oh oke, Hati-hati"

Tak lama kemudian, Keenan juga menyusul masuk ke mobilnya.

Terpopuler

Comments

uukais

uukais

jangan bikin sheza dan kenan beryengkar kak,saya suka kebahagian

2024-01-21

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!