Pagi sekali Alena sudah berada di restoran Firly. Ia libur dari rumah sakit selama dua hari. Sebelum ia mendapatkan penempatan untuk misi kemanusiaan itu, restoran impiannya harus sudah beroperasi. Untuk itulah ia ada disana saat ini. Ia menunggu Andra karena mereka akan langsung berangkat menuju tempat yang akan ia jadikan restoran.
Ia melihat Firly tiba dengan berbagai tas kertas ditangannya. Dan Ia juga membawa beberapa gambar milik Andra. Kedua tangannya tak mampu membawa barang sebanyak itu.
Alena bangun dari duduknya dan membantu beberapa jinjingan yang dibawa Firly.
"Darimana Ly?" tanya Alena
"Aku tadi jemput Om Andra. Bawaannya banyak banget." Jawab Firly sambil meletakan beberapa tas. Sisanya ia bawa kedalam. "Bentar." ucapnya.
Andra masuk membawa maket. Alena antusias ketika melihat maket yang dibawa Andra.
"Apa itu om?"
"Ini maket yang om buat sebelum kita kesana. Coba liat dulu. Cocok gak?" tanya Andra.
Alena melihat dengan serius maket itu. "Gak terlalu banyak dirubah ya om, ini bangunannya masih sama. Yang beda cuma interior aja. Kalo kayak gini sih kita gak akan habisin waktu yang lama."
"Hari ini kita langsung aja obrolin soal interior resto ini. Karena om buat ini sesuai keinginan kamu. Kalo liat maket ini, kamu cocok gak?" tanya Andra sambil memegang maket didepannya.
"Cocok banget om." jawab Alena antusias.
Firly membungkuk untuk melihat maket itu. Ia menyenggol Alena dengan bahunya. "Heh.. calon kompetitor! Bakal jadi kompetitor berat nih kalo kayak gini!"
Alena hanya tertawa mendengar ucapan Firly.
Setelah menyelesaikan semua urusan di restoran Firly, akhirnya mereka pergi menggunakan mobil Firly. Andra menjadi supir sedangkan Firly berada disampingnya. Sedangkan Alena berada di kursi belakang. Sesekali ia memijat kepalanya karena pusing. Semalaman ia tidak bisa tidur gara-gara handphone nya terus berbunyi. Dave terus menelponnya dan tidak ia angkat karena mengganggu jam tidurnya.
"Al, progres yayasan kamu tinggal berapa persen?" tanya Firly.
"Kata orangnya cuma tinggal cat. Sehari ini beres." jawab Alena dengan mata tertutup.
"Jadi kemarin kita kerumah kamu itu sebenernya udah beres? cuma tinggal cat aja?"
"Ya"
"Pantesan pegawai yang kerja cuma 3 orang. Trus Dave kapan pulang?"
"Aku gak tau."
"Sekarang aku tau cewek yang barengan sama Dave." ucap Firly membuat Alena membuka kedua matanya.
"Kok bisa tau? Kan yang terima telpon aku!"
"Jadi sekarang ini menurut berita, Dave Michael lagi digosipin pacaran sama 2 artis. Tapi, tadi malem ada berita dia kepergok makan siang di hotel Marriot New York sama artis cantik. Kalo gak salah namanya Elvira. Elvira ini baru dapet award karena filmnya bisa nembus hollywood." jelas Firly tanpa menjawab komplen Alena.
Firly memperlihatkan sebuah link berita pada Alena. Alena menatapnya dan membuka link itun Berita tentang Dave banyak. Salah satunya dengan wanita yang ia lihat tadi malam. Alena tertawa melihat gambar itu. "Aku cuma dokter anak. Aku bisa apa? Lebih cantik dia dari aku. Itu kenyataannya. Apa perlu aku ketemu Dokter Kang il Woo buat operasi plastik?" goda Alena.
Firly menggelengkan kepalanya. "No. Ngapain juga, cantikan kamu Al."
Andra hanya tersenyum mendengar perdebatan kedua wanita disampingnya. "Wajah itu nomer sekian, nomer satu itu hati." ucap Andra tiba-tiba.
Firly mengangguk pelan. "Bener om."
Ketika mereka sampai ditujuan, Andra mulai memfoto setiap sudut. Ia membawa pengukur sendiri. Alena dan Firly duduk di bangku taman menunggu Andra mengukur.
"Ini sih cuma dirubah dikit aja." ucap Firly sambil melihat sekeliling.
"Iya, om Andra pinter. Aku langsung seneng sama sketsa tadi. Rumah ini kan rumah lama, gak banyak yang dirubah. Tanah kosong ini nanti aku kasih bangku. Aku mau bikin restoran ramah anak, ramah muda-mudi dan ramah orangtua."
"Ini sebenernya rumah siapa Al? Aku gak kebayang harganya berapa sekarang." tanya Firly.
"Rumah kakek aku. Mama anak tunggal, jadi rumah ini otomatis milik mama. Tapi sejak mama cerai sama ayah, mama gak mau tinggal disini."
Firly mengangguk-angguk.
"Ly, aku pusing. Semalem kayaknya kurang tidur." ucap Alena sambil memijit kepalanya.
"Kenapa?Tadi malem pulang jam berapa?"
"Tadi malem aku kebagian jaga sampe jam 11 malem. Trus Calvin video call aku tadi malem."
Firly tampak antusias ketika mendengar Calvin menghubunginya. "Trus gimana?"
"Kayaknya mereka berdua cuma mau mamerin Dave sama Elvira. Bajunya sama persis kayak foto yang tadi kamu liatin."
Firly memukul pundak Alena. "Trus gimana?Kenapa gak ngomong dari tadi!"
"Gak gimana-gimana. Mereka cocok. Udah itu aja. Cuma aku males sama Dave. Dia marah-marah sama aku gara-gara Edward ngegodain aku terus. Semalem Dave terus nelpon tapi gak aku angkat." jelas Alena dengan wajah datar.
Firly memicingkan matanya. "Al " panggilnya serius.
Alena membuka matanya."Apa?"
"Kamu gak cemburu?" tanya Firly bingung.
Alena menggelengkan kepalanya. "Biasa aja. Gini loh, kita cuma pacaran 2 bulan. Titik. Setelah 2 bulan kita selesai. Udah cukup. Bubar. Jalan masing-masing. Dia dapet yang dia mau, aku juga sama. Aku berusaha berhubungan sama dia gak pake hati. Ngerti gak?" jawab Alena. Ia mencoba menjelaskan pada Firly tentang perasaannya.
"Kalo suatu saat dia cinta sama kamu?"
"Aku gak tau. Aku cuma mikir apa yang aku lakuin hari ini. Aku gak mau mikirin hal yang belum terjadi. Aku gak mau berandai-andai. Aku gak mau dengan gampangnya membuka hati aku. Apalagi Dave playboy tingkat tinggi. Kanan kirinya perempuan cantik. Mana gampang aku membuka hati buat dia."
Firly menggelengkan kepalanya. "Trus laki-laki yang selama ini aku kenalin sama kamu gimana?"
"Itu sebelum Dave datang. Aku emang berencana mulai membuka hati aku. Tapi Dave datang. Jadi, ya udah batal dulu. Tunggu sampe aku pulang misi ya Ly!"
"Misi? misi apa?"
"Nanti juga kamu tau."
Firly hanya menatapnya. Ia tidak suka jika Alena sedang mempunyai hal yang ia rahasiakan.
Andra datang menghampirinya. Ia membawa sketsa dan perhitungan biaya. Sesuai permintaan Alena untuk menyerahkan seluruh interior pada orang yang mengerti di bidangnya. Ia mulai menjelaskan tentang produk yang dipakai mulai dari tanaman, kursi, meja, cat hingga peralatan masak yang nanti ia butuhkan.
Alena menunduk untuk melihat biaya yang harus ia keluarkan. Cukup membuat pusing kepalanya menghilang, tapi ia sudah dapat memprediksi dari awal jika uang yang harus ia keluarkan sebanyak itu.
"Kapan bisa mulai om?"
"Besok kita bisa mulai. Minggu ini kita rapikan tempat ini, mulai dari cat, perbaikan bangunan meliputi air, listrik dan lain sebagainya. Lalu kita rapikan taman yang luas ini. Kita juga harus perhatikan tempat parkir. Karena parkiran sedikit vital untuk sebuah restoran. Kemudian Minggu depan barang-barang bisa mulai masuk."
"Oke om, gak masalah." jawab Alena senang.
Firly masih menatap Alena tajam. Hampir 10 tahun mereka bersahabat tapi baru kali ini Alena merahasiakan sesuatu. Mereka sudah berada dirumah Alena sore itu. Firly duduk dimeja makan sedangkan Alena sedang membuat teh panas untuknya.
"Al.." panggil Firly.
Alena berbalik. "Apa?"
"Kalo kalian udahan, aku kenalin lagi kamu sama temen kuliah aku ya. Mau gak?" tanya Firly serius.
Alena tersenyum. Ia menghampiri Firly dan memeluknya dari belakang. "Siap sayang!"
"Aku kasian sama kamu. Selain aku, siapa lagi yang bisa jadi sandaran kamu? Sekalinya punya pacar, malah dijadiin bisnis. Aku gak ngerti lagi." ucap Firly kecewa.
Alena semakin mempererat pelukannya. "Jangan kasian ma aku. Yang penting aku bisa berbuat baik buat orang banyak. Itu paling penting. Usia aku masih panjang. Masih banyak yang bakal aku temuin nanti."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
Sri Astuti
Al..you a the best
2022-07-28
0
tursina anriasi
👍wanita tangguh idaman laki2...awas qm Dave😡
2021-05-08
1
Rohayah Misah
twruskn dengan misi dulu al yg lain blkng cerita
2020-07-31
3