Alena berjalan menuju mobilnya. Ia melihat beberapa orang sedang sibuk, banyak pasien yang baru saja datang. Tapi sepanjang perjalanan ke basement, ia tidak melihat pasien anak kecil. Ia sedikit bersyukur karena itu sedikit mempermudah pekerjaannya. Dokter Ata sedang libur, jd hari ini ia mendapat banyak pasien.
Ia terus berjalan menuju parkiran. Ia menatap mobilnya yang terparkir tidak jauh. Ia harus melewati beberapa mobil agar bisa masuk kedalam mobilnya. Beberapa mobil yang parkir tampak sembarangan. Iapun menengok ke kanan dan ke kiri untuk mencari petugas parkir.
"Kenapa dokter Alena?" tanya pria muda yang berlari ke arahnya.
"Mobil saya kehalangin sedikit. Bisa digeser?"
Pria itu langsung dengan cepat mendorong mobil lain yang menghalangi mobilnya. "Maklum dok, banyak pasien datang dari daerah. Mereka gak bisa parkir."
"Sstt, gak boleh ngomong gitu. Mereka mungkin lagi buru-buru." sahut Alena.
Pria itu tersenyum malu. "Iya"
Alena pun masuk kedalam mobil dan membawanya keluar dari basement.
Ketika mobil telah diluar rumah sakit, ia memarkirkan mobilnya diseberang jalan. Ia penasaran dengan skandal Dave. Alena membuka MacBook nya dan mulai melakukan pencarian. Ia ingat Calvin pernah mengatakan jika skandal Dave banyak. Tapi sedikit aneh karena ia tidak tahu sama sekali mengenai sosok pria itu. Padahal katanya Dave sering muncul di tv.
Ketika ia mengetik nama dave playboy muncul beberapa nama. Entah kenapa tapi kalimat itu langsung muncul dikepalanya. Ia semakin terkejut ketika melihat nama Dave dan gambarnya muncul bersama beberapa orang wanita. Kebanyakan dari mereka adalah artis dan penyanyi. Kemudian ia mulai melihat kolom gambar dan munculah semuanya. Foto-foto Dave ketika berada di club malam dan beberapa berita panas mengenai ketiga billionare muda bersama wanita-wanitanya.
"Coba dicek, apa Dave masih diluar negeri?"ucapnya pelan.
Iapun mulai mencari no telepon Dave. Ada nada tersambung. Butuh beberapa detik untuk mendengar suara Dave.
"Halo." jawab seorang wanita.
Alena melihat nomor telepon yang ia panggil. Itu benar no telepon Dave.
Alena dapat mendengar wanita itu memanggil Dave, tapi Dave hanya bergumam pelan. Dengan refleks Alena langsung mematikan handphonenya. Kedua tangannya langsung memegang stir mobil. Ia terpaku sejenak. Ketika melihat jam, jarum jam menunjukkan pukul 2 siang. Jika Dave masih ada di New York, itu berarti disana sedang dini hari. Sedang apa ia bersama seorang wanita dini hari? Alena menggelengkan kepalanya. Ia harus segera mendapatkan air untuk menetralkan otaknya yang mulai berfikiran macam-macam.
"Dasar laki-laki brengsek! Penjahat!" seru Firly marah ketika ia mendengar cerita Alena.
Alena memegang tangan Firly dan memintanya untuk duduk. "Ly, udah-udah. Aku nya aja gak apa-apa. Kita harus berfikir positif dulu. Siapa tau itu adiknya." ucapnya bohong. Padahal ketika dijalan tadi, pikirannya sedikit terganggu.
Firly memperlihatkan handphonenya. "Nih liat Al, dia anak tunggal. Dave gak punya adik! Kamu jangan mau ditipu sama laki-laki itu!"
Alena terdiam sejenak. Namun ia berkata. "Sebenernya kita pacaran cuma 2 bulan aja."
Firly terkejut. "Hah!"
"Iya 2 bulan aja. Kita berdua bisa dibilang berbisnis. Dia dapet apa yang dia mau, aku juga sama."
"Bentar-bentar, kamu dapet apa?"
Alena berdiri. "Ikut yuk!"
"Kemana?"
"Nanti kamu tau apa yang aku dapetin." jawab Alena sambil membawa tasnya.
Alena turun dari mobilnya ketika mereka baru sampai dirumah mamanya. Firly turun dan melihat rumah yang sedang direnovasi itu dengan baik-baik.
"Ini kan rumah mama kamu.."
"Iya."
"Trus kenapa kamu bawa aku kesini Al?"
"Iya ini bisnis diantara kita. Asal kamu tau aja."
"Dave yang renovasi?"
Alena mengangguk sambil tersenyum. Firly membalikkan badannya. "Trus dia dapet apa dari kamu?" Ia menatap Alena dari atas ke bawah.
"Huss, gak boleh berfikir yang macam-macam. Aku gak ada kontak fisik sama dia. Aku cuma mau jadi pacar dia selama 2 bulan aja sampai neneknya mengalihkan seluruh warisannya sama dia."
"Hah!!" seru Firly. Ia menutup mulutnya. Matanya melebar. Alena merasa lucu ketika melihat Firly. Ia tertawa.
"Al, kamu gak minta liburan gitu? atau uang tunai buat shopping?" tanyanya heran.
Alena menggelengkan kepalanya. "Buat apa? Aku gak mau. Lebih baik uangnya buat renovasi rumah mama. Renovasi gini kan nantinya bisa berguna buat orang banyak. Aku memang punya rencana buat ngembangin yayasan ini. Bukan cuma buat penampungan anak kurang mampu aja, tapi buat kegiatan ibu-ibu disini."
Firly berdecak kagum. "Aku gereget sama kamu tapi aku bangga Al, bisa disebut kalian punya uang. Kamu bisa kuliah kedokteran, tapi kenapa beli rumah di daerah yang jauh dari kota? Trus kamu gak gila harta. Padahal ayah kamu pengusaha kaya."
"Karena aku sama mama pernah sakit hati. Udah cukup, aku gak mau mengenang masa lalu. Aku gak mau ngomongin ayah. Kita masuk kedalem. Aku belum pulang kesini pas rumah ini baru direnovasi. Aku mau liat ruangan buat anak-anak." ajak Alena
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
Sri Astuti
smoga Dave tinggalin Al tanpa merusaknya
2022-07-28
0
tursina anriasi
😭
2021-05-08
0
Rohayah Misah
jgn difikirin terus al.
2020-07-31
4