Pertengkaran

Mereka tiba dirumah sakit. Parasnya yang tampan membuat orang yang melihat merasa terpesona. Mereka berdua menghampiri resepsionis.

“Saya mau bertemu dokter Alena. Ada?”tanya Dave ramah. Resepsionis itu tersipu malu.

“Mohon ditunggu sebentar.”ucapnya. Resepsionis itu terlihat menelpon seseorang. Dave dan Calvin menunggu sejenak. Mereka menatap sekeliling ruang tunggu rumah sakit. Lobi rumah sakit disana seperti lobi hotel. Sangat nyaman. “Maaf pa, Dokter Alena sedang ada pasien. Kalau mau menunggu, paling setengah jam. Tinggal 2 pasien lagi.” Ucap resepsionis itu setelah selesai menelpon suster jaga.

Dave dan Calvin saling bertatapan. "It's oke.." jawab Dave malas. Tidak pernah ia menunggu seseorang seperti saat ini. Yang pernah adalah mereka menunggu dirinya.

“Kita tunggu aja.” Ucap Calvin kemudian. Ia duduk dilobi. Dave hanya mengikuti Calvin. Padahal dirinyalah yang mempunyai kepentingan. Tapi ia malas.

Alena menyandarkan punggungnya dikursi kerjanya. Hari ini banyak anak sakit. Ia merasa lelah. Beberapa anak terserang penyakit perubahan cuaca.

Pintu terbuka perlahan. Wajah suster Ana terlihat. Alena menatapnya.

“Ada tamu dok, dilobi.” Ucapnya sambil tersenyum.

“Siapa?” tanya Alena sambil melihat jam tangannya. Ia belum membuat janji dengan seseorang.

“Gak tau. Tapi katanya mukanya kayak artis. Cakep-cakep. Suster-suster langsung rame dibawah." jawabnya genit.

Alena mengerutkan keningnya. “Siapa ya?”ucapnya dalam hati. Iapun turun kelobi untuk menemui mereka. Jangan-jangan salah satu teman Firly, pikir Alena. Tapi ia tidak mau berfikir yang aneh-aneh. Bisa saja orang itu orangtua pasien. Iapun berjalan keluar dengan memakai jubah kebesarannya. Rambutnya diikat keatas. Kacamata mulai membingkai matanya yang indah.

Calvin tersenyum ketika ia melihat seseorang memakai pakaian dokter menghampirinya. Bukan saja cantik, tapi dokter itu masih muda. Ia terpesona.

“Sore, ada yang bisa dibantu?”tanya Alena ramah. Ia melihat dua orang pria. Yang satu menatapnya dan satu lagi memunggunginya.

Dave berdiri dan berbalik. Ia terkejut melihat wanita dihadapannya. “Kamu lagi?”serunya.

“Kamu? Yang kemarin dihotel?”ucap Alena sama terkejutnya.

Dave tertawa tiba-tiba dan duduk. Ia tertawa sambil menutup wajahnya dengan kedua tangan. Sedangkan Calvin hanya melihatnya bingung. “Apa ada sesuatu diantara kalian?” tanya Calvin.

Alena merasa malu mengingat kejadian tadi siang. “Ada apa ya? Tadi aku udah minta maaf.” Ucapnya pada Calvin. Ia bahkan tidak mau menatap pria yang satu lagi. Karena pria itu menyebalkan.

Dave langsung menatapnya. “Kamu sengaja deketin nenek?”tanyanya kurang ramah.

“Nenek? Nenek siapa?” tanya Alena bingung.

“Nenek Dave yang pasti.”jawab Calvin. Alena bertambah bingung. Ia menggelengkan kepalanya tidak mengerti. “Aku gak ngerti. “

“Kamu ada dihotel buat apa kalo enggak ketemu nenek?” tanya Dave tajam

“Nenek? Aku ketemu sama seseorang dihotel itu tapi bukan ketemu nenek yang kamu bilang. Kamu kan liat aku ngumpet dibelakang kamu!" ucap Alena dengan nada tinggi.

“Oh ya, tipe kamu memang seorang penggoda laki-laki yang habis manis sepah dibuang. Setelah kamu ngumpet sama pacar kamu yang bule itu, kamu merayu nenek biar bisa jadi istri aku.” Dave tersenyum sinis pada Alena.

Tiba-tiba Alena berdiri dan menggebrak meja. “Jaga bicara kamu! Aku gak kenal sama nenek kamu dan kamu sendiri. Silahkan pergi dari rumahsakit ini kalo gak ada lagi kepentingan! Aku masih ada pasien.”serunya marah. Ia menghampiri resepsionis dan berkata dengan keras sehingga Dave dan Calvin bisa mendengarnya. “Kalau ada tamu yang gak dikenal cari saya, bilang saya sibuk. Kalo kayak gini kan buang-buang waktu." ucap Alena marah pada resepsionis. Ia tidak peduli banyak suster dan keluarga pasien yang melihatnya.

“Salah, ini salah. Harusnya aku yang jadi kamu, Dave. Aku gak akan nolak cewek cantik kayak gitu.”ujar Calvin.

Dave masih menatap kedepan. Ia kesal dan marah. Wanita tadi justru mengerjainya. Bagaimana bisa ia tidak kenal nenek? Kemarin siang ia datang kehotel untuk kencan sekaligus mendekati neneknya. “Besok aku datang lagi kesini. Aku gak terima dimarahin gitu!"

Calvin tertawa. “Nah, gitu dong. Masa Dave kalah sama dokter? Artis aja bisa kalah, masa dokter enggak"

Dave langsung melihat handphone nya.

“Kita langsung kesana? Telepon Edward buat gabung.” tanya Dave sambil beranjak pergi. Ketika ia merasa kesal, ia harus pergi minum.

Calvin menggelengkan kepalanya. “Kita kekantornya langsung. Hari ini dikantornya ada acara. Kita gak bisa minum hari ini."

"Kenapa?" tanya Dave.

"Nanti malem kita mau ketemu klien. Tahan dulu emosi kamu sampe malem ini."

"Mr Jin dari Korea ya? Duh, kenapa aku lupa.." ucap Dave sambil memukul dahi nya. "Gara-gara Alena."

"Enak aja, dasar laki-laki aneh. Jelas-jelas kemaren aku udah minta maaf, sekarang malah fitnah gak jelas." ucap Alena kesal sambil membuka jubah dokternya.

Suster Ana masuk dengan terburu-buru. "Kenapa dok? Tadi ribut-ribut dibawah katanya dokter Alena marah-marah ke laki-laki yang menghebohkan rumah sakit ini?" tanya Suster Ana penasaran.

"Jangan tanya lagi, suster. Aku lagi kesel!"jawab Alena kesal. Suster Ana tidak pernah melihat dokter Alena seperti itu. Iapun memutuskan keluar dari ruangan Alena.

Terpopuler

Comments

tursina anriasi

tursina anriasi

duh pusing bcax.....ga ad jeda kalimatx....trs.....

2021-05-08

0

Ana. 090471

Ana. 090471

suka critanya dn enak kok bacanya...nyantai👍

2021-02-25

0

Park Yeoja Kyud

Park Yeoja Kyud

sekarang aja di najis najisin entar lama² jadi kek perangko

2021-01-06

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!