Siska mendengar suara mobil memasuki halaman rumahnya. Suara langkah kakinya itu, siapapun dirumah ini akan tahu siapa yang datang. Ia keluar kamar dan berjalan menuju ruang tamu. Ini sudah hampir tengah malam. Kenapa cucunya datang malam begini?
Pintu terbuka lebar dan memang benar yang datang adalah cucunya, Dave.
“Nenek, belum tidur?”tanya Dave ketika melihat neneknya sedang duduk disofa ruang tamu.
“Nenek tau kamu datang, Dave. Jadi gimana? Apa kalian udah ketemu?”
Dave tersenyum senang. “Dave udah jadian sama Alena. Nenek puas kan? Pokoknya Dave bisa melewati 2 bulan ini.”
“Kamu yakin bisa melewatinya setelah 2 bulan? Disaat Alena udah gak ada di samping kamu? Nenek gak yakin.” tanya Siska tanpa melepaskan tatapannya pada Dave.
Dave tidak menjawabnya. Ia hanya mengangkat bahunya sambil tersenyum.
“Lalu mau apa kamu kesini? tumben."
“Dave mau tidur disini semalam. Besok Dave gak mau kesiangan.” ucap Dave sambil berjalan menaiki tangga.
“Memangnya kamu mau kemana, Dave?"
“Kencan sama Alena. Itu kan yang nenek mau?”
“Bagus. Nenek mau kamu menjalaninya karena hati, bukan karena warisan nenek” Jawab Siska sambil berjalan dibelakangnya.
Tentu aja demi warisan nenek. Kalo enggak, buat apa aku sibuk-sibuk ngurusin Alena, ucap Dave dalam hati.
“Hah, jadi kamu gak bohong Al? Aku gak harus capek-capek dong cariin kamu pasangan.” Seru Firly ketika malam ini ia menghubunginya.
“Buat sekarang Iya. Udah ya aku mau tidur. Aku cuma ngasih tau, besok kamu jangan kaget kalo liat aku dateng sama cowok." Sahut Alena.
“Besok aku tunggu kamu sama pacar kamu yang katanya ganteng pake banget itu. Aku mau liat, penasaran." ucapnya bersemangat.
“Kamu juga udah ketemu kok.” jawab Alena dengan mata terpejam.
“Kapan?”tanyanya bersemangat.
“Tadi siang. Udah ya, aku gak kuat pengen tidur."
“Bentar Al, tadi siang dimana? Di restoran aku? atau ketemu di jalan? Dia tau aku dari mana?"
Alena sudah tidak tahan, ia membiarkan Firly berbicara sendiri sedangkan dirinya tidur.
Ketika terbangun keesokan paginya, ia merasa segar. Ia membersihkan seluruh ruangan rumahnya. Alena membuka salah satu jendela kamarnya dan udara pagi langsung terasa dikamarnya. Ia menatap jam dindingnya. Masih pukul 9. Ia bisa bersiap-siap untuk bertemu dengan Firly nanti siang.
Ia membuka lemari pakaiannya. Mumpung minggu ini bisa libur, ia ingin main sepuasnya dengan Firly. Ia mencari pakaian yang baru saja ia beli di mall beberapa minggu lalu karena ia belum sempat memakainya.
“Aku harus tampil cantik hari ini." ucap Alena. Ia merasa hari ini akan menyenangkan. Namun semuanya buyar ketika ia membuka pintu rumah, Dave sudah berdiri didepan mobilnya sambil tersenyum lebar tepat didepan pintu gerbang rumahnya.
“Pagi, sayang.” Ucap pria itu sambil tersenyum.
Tidak dapat dipungkiri, Alena terpesona. Dave adalah pria yang tampan. Siapapun akan terpesona termasuk dirinya.
Alena berdeham. Ia menatap kesamping dan menghampiri Dave.
Dave tersenyum. “Hari libur gini apa sih yang biasanya dilakuin kalo lagi pacaran?”
"Aku gak minta kamu buat dateng. Kalo kamu tanya apa yang dilakuin orang yang lagi pacaran , aku gak tau. Bukannya kamu yang udah berpengalaman soal gitu?"
Dave tertawa. Ia melangkah menghampiri Alena. "Kenapa sih sewot gitu pagi gini? tapi kamu lucu. Aku suka." ucap Dave sambil mencubit pipinya.
Alena mendesah kesal. “Kita kemarin baru ketemu. Kenapa sih kita harus ketemu lagi?”
“Iya. Harus. Kamu mau perjanjian kita batal? Aku bisa tarik lagi semuanya dari yayasan kamu.”
“Kamu ngancam?”seru Alena.
Dave tersenyum. Iapun mendekati Alena dan menarik tangannya. “Aku curiga kegiatan kamu hari ini bukan sekedar ketemu teman kamu itu.” Ucapnya sambil melihat Alena dari bawah keatas. “Kamu cantik banget hari ini. Lebih cantik dari biasanya.” Ucap Dave sambil memegang rambut Alena.
Alena melirik Dave sambil berkata. “Gombal, aku gak butuh rayuan kamu.” ucapnya. Dave tidak perlu memaksanya untuk naik mobil karena Alena telah berada didalam mobil dengan sendirinya.
Firly menatap Alena dan Dave secara bergantian. Ia tidak menyangka Alena akan menemukan pasangannya secepat ini. Tampan pula. Dan pria itu sudah dua kali ia temui.
“Sampai kapan mau ngeliatin Dave? Kita lanjut lagi obrolan kita kemarin. Jadi dia mau dateng jam berapa?”tanya Alena kesal.
Firly melihat jam tangannya. “Kayaknya bentar lagi.”
Dave menatap kedua wanita dihadapannya. “Siapa? Kalian janjian sama siapa?” tanyanya serius. “Sayang, harusnya kita gak bisa diganggu. Ini kencan kita yang pertama."
“Justru kamu yang ganggu acara kita. Aku udah ada janji sama orang.” jawab Alena
“Aku bisa cemburu kalo gini.” Ucap Dave kesal.
"Gak usah akting!" ucap Alena sambil melotot.
Firly tertawa. “Kalian itu bener-bener pacaran gak sih? Kok gak ada romantisnya sama sekali.”
Dave dan Alena tidak mengatakan apa-apa. Keduanya cemberut.
“Tuh ada orangnya.” Ucap Firly.
Dave dan Alena langsung berbalik kebelakang dan melihat orang yang datang. Seorang pria berusia 50 tahunan datang menghampirinya. Ia masih terlihat gagah dengan memakai kemeja kotak-kotak dan celana kain. Wajahnya terlihat sudah berpengalaman dibidangnya.
“Siang Om Andra.” Ucap Firly.
“Siang, mbak Firly.” Ucapnya cepat. Ia mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan pada Firly kemudian pada Alena dan Dave.
“Jadi Om Andra ini adalah orang yang berjasa membuat interior design restoran aku, Dave. Kamu jangan cemburu. Om Andra ini sudah punya anak gadis." jelas Firly.
Dave langsung tersenyum ketika bertatapan dengan Andra.
Alena mengeluarkan buku catatannya. Ia sedang malas berdebat dengan Dave. Ia hanya ingin fokus pada calon bisnisnya mendatang.
“Gini Om, ini luas tanahnya. Sebetulnya sekarang udah berdiri bangunan yang gak terlalu besar. Konsepnya yang Alena mau kebun-kebun gitu. Jadi selain buat restoran, bisa buat foto-foto juga. Alena pengen punya restoran ramah anak."
“Oke, Kayaknya Om pernah liat konsep ini waktu di Belanda. Kalo kamu mau, minggu depan kita ketemu lagi sekalian Om coba buat dulu konsepnya.”
“Bentar-bentar. Ini ada apa?” tanya Dave bingung.
“Aku mau buat restoran.” Jawab Alena pendek.
“Trus kerjaan kamu gimana?”
“Memangnya dokter gak boleh punya restoran?” tanya Alena.
“Bukan gitu, nanti kalo kamu capek gimana?”
Firly tertawa melihat sikap Dave dan Alena yang kekanak-kanakan. “Maklum Om, mereka berdua baru jadian. Wajar kalo berantem terus.”
Andra tersenyum. “Mudah-mudahan kalian awet ya.”
Alena menjadi malu saat menyadari kedua orang didepannya memperhatikannya. Ia kemudian mendengarkan penjelasan demi penjelasan dari Andra.
“Om pulang dulu. Minggu depan Om kasih kabar ya Al.” Ucap Andra sambil berdiri.
“Iya Om. Maaf pacar Alena agak cerewet. Mungkin om gak nyaman." Jawab Alena malu.
“Enggak apa-apa. Kebetulan om juga ada janji lagi.”
Alena hanya mengangguk. Andra ditemani oleh Dave keluar restoran.
“Kenapa sih kalian berantem terus?” tanya Firly bingung.
“Aku gak berantem.” Jawab Alena cepat.
“Itu tandanya sayang.” Jawab Dave kemudian. Ia tiba-tiba ada dibelakang Alena. "Tapi aku suka cewek kayak Alena."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
Sri Astuti
jgn mau Al.. Dave cm manfaatin km
2022-07-28
0
Rohayah Misah
bagus ceritanya sy suka
2020-07-31
2
Alanna Th
hati" alena jngn smp bucin duluan y, jadikn dave kapok prmainkn wanita, thor
2020-07-31
6