Dave menatap minuman didalam gelas yang digenggamnya. Sesekali ia minum sedikit demi sedikit untuk merasakan kenikmatan wine yang dibelinya. Suara musik terdengar sayup-sayup. Lagu romantis diputar. Wanita disampingnya bergelayut manja dibahunya.
"Nanti malam aku pergi ke Jepang buat pemotretan. Kamu yakin gak akan nyusul aku kesana." ucapnya manja. Elvira nama wanita itu. Ia adalah seorang artis pendatang baru dengan segudang prestasi. Baru-baru ini ia mendapatkan penghargaan atas kerja kerasnya di bidang akting.
Dave terus menatap gelas ditangannya. Ia teringat ucapan kedua sahabatnya. Namun yang lebih terngiang adalah ucapan Edward.
"Kasih uang, Dave. Dia bisa pake uang itu buat belanja, atau liburan. Bukannya cewek suka itu? Lagian nenek kamu aku yakin gak akan maksa. Biar gimanapun yang namanya hati gak bisa dimainin."
Calvin menolak dengan keras. "No. Big No. Aku gak setuju."
Edward menatap Calvin. "Kenapa gak setuju? Yang aku tau, menurut sahabat kita ini,, dokter Alena bukan wanita biasa. Dia bisa melakukan berbagai cara demi memuluskan niatnya."
"Maksudnya?" tanya Calvin bingung.
"Iya, Gonta ganti pacar misalnya. Trus menghasut nenek Dave supaya masuk ke dalam keluarganya. Jangan lupa, warisan."
"Kamu terlalu mengada-ada. Jelas-jelas waktu itu Alena marah sama kita gara-gara dituduh kayak gitu." Calvin menggelengkan kepalanya. Tiba-tiba ia mendapatkan telepon dari rumah. Iapun keluar dari pembicaraan itu.
Dave menatap Calvin ketika keluar ruangan. Kemudian ia menatap Edward. "Trus gimana?"
"Dave, seorang playboy gini gak akan kalah cuma karena satu wanita. C'mon bro,, pinter dikit. Masih cantik artis kemana-mana daripada kerja apa? dokter? hahaha.." Calvin tertawa kencang.
Dave hanya terdiam. Otaknya sedang berfikir.
"Dave! denger aku enggak?" tanya Elvira kesal.
"Ya.." jawab Dave tersadar.
"Kamu denger aku gak?"
"Ya, kenapa sayang?"
"Malam ini aku mau ke Jepang buat pemotretan, gak ada pikiran buat nyusul aku?"
Tiba-tiba Dave berdiri. "Aku pergi dulu ya, ada urusan mendadak. Nanti kalo ada waktu aku nyusul ke Jepang." ucap Dave sambil mengecup pipi Elvira.
"Daveeeee!!!" teriak Elvira kesal. Ia ditinggalkan begitu saja oleh Dave.
Alena bersiap-siap untuk pergi ke restoran Firly. Untuk ketiga kalinya ia akan menemui seseorang yang berbeda lagi. Ia berharap pria yang akan ditemuinya ini akan sesuai karena ia sudah banyak menghabiskan waktu untuk sesuatu yang tidak pasti.
Ia membubuhkan lipstik berwarna pink agar tidak terlalu mencolok. Dan ia berpakaian kasual. Celana jeans, kaos polo dan high heels cukup untuk pertemuannya kali ini. Tomboy namun feminime. Lagipula yang ditemuinya saat ini adalah atlet golf. Beberapa kali ia melihat kaca untuk melihat penampilannya. Hari ini ia tidak bekerja karena sedang cuti dua hari. Nanti malam ia akan pergi keluar kota setelah menyelesaikan rencananya hari ini. Iapun berjalan keluar. Hari ini ia tidak membawa mobilnya. Ia berharap pria itu akan mengantarnya pulang. Alena tersenyum sendiri ketika berjalan keluar untuk mencari tadi.
Sebuah mobil audi melintas dijalan, matanya memicing setelah melihat seseorang. Ia tahu wanita itu. Wanita itu ada disana, dipinggir jalan hendak menghentikan taxi. Gayanya menggemaskan. Jiwa playboy Dave mulai meronta. Ia menghentikan mobilnya tak jauh dari tempat Alena berdiri.
Pantes aja Alena gak ada di rumah sakit, pikir Dave. Teringat olehnya beberapa kali Dave kerumah sakit tapi selalu ditolak oleh resepsionis. Tapi Ia jadi tahu tempat tinggal Alena. Sebuah rumah mungil dengan taman mini didepannya. Khas rumah seorang wanita mandiri.
Tiba-tiba taxi berhenti didepan Alena. Dave mulai membelokkan mobilnya. Mobil Dave mengikuti taxi kemana Alena pergi. Hampir 40 menit akhirnya ia melihat Alena turun disalah satu restoran dipinggir kota. Dave mengerutkan keningnya. Dipinggir kota masih ada restoran kelas menengah keatas? Tapi ia tidak mau terheran-heran. Tujuannya hanya satu, yaitu Alena. Iapun memarkirkan mobilnya dan masuk kedalam restoran.
Ia sedikit mengendap-endap dan mengikuti Alena kedalam restoran. Restoran itu sedikit ramai. Ia ditahan oleh seorang pramuniaga karena semu kursi telah penuh dipesan. Ia melihat Alena bertemu dengan seorang pria. Matanya tiba-tiba membesar. Kali ini berbeda dengan yang ia lihat dihotel.
Tapi, bagaimana ia bisa menguping? Tiba-tiba meja dibelakang Alena berdiri dan pergi.
"Itu kosong!" seru Dave
"Maaf pa, udah ada yang punya."
Dave mengeluarkan isi dompetnya. "Saya bayar berapapun yang penting saya bisa duduk disana. Gak akan lama kok."
Pelayan itu pasrah karena Dave terus memaksa. Firly pun harus menghampiri Dave karena ia pelayan sudah menyerah.
Sambil melihat handphone, Dave berjalan ke meja itu dengan menutup wajahnya. Itu dilakukan agar wanita itu terkejut ketika membalikkan tubuhnya kebelakang. Dave tersenyum senang.
Iapun duduk dan sedikit tertegun. Untuk apa ia lakukan hal konyol seperti itu?
Wanita itu tertawa. Dave mengerutkan keningnya. Ia mengganti duduknya dan tepat berada dibelakangnya.
“Iya bener, waktu itu persisnya di Bali. Aku juga ngalamin salah masuk kamar. Untung masih sesama dokter. Tapi dia bukan dokter biasa. Dia dokter yang ngasih presentasi ke kita.” Ucap Alena sambil tertawa. Ia terdengar senang. Ketika bertemu minggu kemarin, sikapnya tidak seperti ini. Dave memangku kedua tangannya. Ia menggelengkan kepalanya.
“Kalau besok kita ketemu lagi gimana? Kayaknya kita nyambung ya, aku jadi gak sabar buat pertemuan kita nanti dan selanjutnya. Tiap malem aku pasti jemput kamu di rumah sakit. Sekarang kita pesen makan dulu” ucap pria itu. Dave mendesah kesal. Wajahnya panas. Ia mengipasi wajahnya dengan tangannya. Kali ini ia memang harus bertindak. Ia berdiri dengan cepat dan duduk disamping Alena.
“Sayangnya Alena gak bisa.” Ucap Dave membuat pria didepan Alena mengerutkan keningnya. Begitu pula dengan Alena. Ia terkejut melihat pria itu ada disampingnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
~Indah`Waa🌼
ngapa nih Dave?!
2021-06-17
0
~Indah`Waa🌼
woahh
2021-06-17
0
Sully Sumandag
oh cerita nya Dave udah sering ke RS cuman buat ketemu Alena yah
2021-05-05
0