WATASHI NO

WATASHI NO

Awal Mula Seharusnya aku tidak Ikut Ayah.

Terlihat seorang gadis SMA sedang menunggu jemputan didepan gerbang sekolah yang sudah lama ditutup. Dia berdiri cukup lama, sesekali dia membenarkan kacamatan nya yang melorot. hingga matanya menyipit ketika sebuah mobil yang sangat dikenalnya mendekat.

"Kenapa ayah lama sekali menjemputku?" Gerutu gadis itu.

Yuna Akeno. Nama gadis itu, gadis berkecamata dengan rambut pendek sebahu. Dia asli jepang dengan kulit putih mulus layaknya gadis Jepang pada umumnya.

seperti biasa ayah nya selalu telat menjemputnya, seperti sekarang hari sudah berganti malam ayahnya baru saja menjemputnya. Tapi Yuna tidak ambil pusing dengan hal itu kerena dia memaklumi kalau ayah nya sibuk dengan pekerjaannya bukan hal lain.

"Maafkan ayah Yuna, ayah tadi sedang mengurus beberapa orang yang membuat kegaduhan dipusat kota." Ucap Ayah Yuna yang berprofesi sebagai polisi di tokyo, jepang.

"Tapi ayah juga harus memikirkan diri ayah sendiri, apalagi dipusat kota banyak orang-orang jahat yang bisa melukai ayah sewaktu-waktu." Ucap Yuna

"Jangan terlalu Khawatir tentang itu Yuna."

"Baiklah."

Mobil yang ditumpangi Yuna berjalan cepat. Mata Yuna mulai terlelap dan kepalanya perlahan menyandar pada kaca mobil. Yuna sangat lelah hari ini. Ditambah dia menunggu lama jemputan ayahnya tadi tenaganya hampir habis.

'Ciiiit' hingga suara decitan mobil membangunkan tidur lelap Yuna. Decitan itu berasal dari mobil yang tidak jauh dari mobil yang ditumpangi yuna. Ayah yuna memberhentikan mobilnya dan menyaksikan apa yang terjadi.

Tidak lama keluar lah seorang pria dengan jeket kulit dan celana jeans hitam serta topi hitam yang menutupi hampir setengah wajahnya. Menambah kesan misterius pria itu. Ayah yuna terus memperhatikan gerak-gerik pria itu dari dalam mobil.

"Ayah sebaiknya kita pulang jangan mempedulikan orang itu. Orang itu sangat aneh ayah" Entah kenapa perasaan Yuna tidak enak. Seperti ada masalah besar yang menimpanya

"Tidak bisa Yuna, ini sudah tugas ayah menjaga keamanan disini."

Tidak lama keluar lah seorang anak kecil dari gedung besar terlihat anak kecil itu sedang mengambil bola kecil yang menggelinding keluar dari pintu utama gedung. Tidak jauh dari keberadaan anak kecil itu, pria yang mengenakan baju serba hitam itu berjalan mendekat ke arah anak kecil itu. Dengan langkah perlahan seperti seorang penjahat.

Mata Yuna terus menyaksikan apa yang akan terjadi selanjutnya. Hatinya terus berkata bahwa dia dan ayah nya harus pergi segera.

"Ayah untuk kali ini saja ikuti apa kata Yuna. Perasaan Yuna tidak enak sebaiknya kita pulang ayah." Pinta Yuna.

Tidak lama ada suara teriak minta tolong suara itu berasal dari arah anak kecil itu berada.

#Yuna pov

Aku melihat anak kecil itu sedang berusaha membebaskan bekapan pria yang mengintainya dari tadi. Ayah ku sudah membuka pintu mobilnya untuk membantu anak kecil itu.

Aku tidak sempat melarang ayah untuk tidak mendekati anak kecil itu. Perasaan ku semakin tidak enak ketika ayah semakin dekat dengan tempat kejadian. Orang-orang disekeliling ayah terlihat diam tidak ada yang membantu. Aku juga bingung kenapa masih ada anak kecil yang berkeliaran malam-malam tanpa ada ayah dan ibunya yang mendampinginya.

Ditambah disamping gedung tempat anak kecil itu keluar ada sebuah Bar besar yang sangat terkenal. Aku berpikir orang tuanya tidak tahu kalau tempat ini sangat berbahaya bagi anak mereka.

Aku melihat ayah berusaha berbicara dengan penjahat itu. Orang-orang semakin ramai ketika melihat keributan. Aku memutuskan keluar dari mobil takut terjadi apa-apa dengan ayahku.

Tapi belum sempat aku mendekati tempat kejadian. Penjahat itu berlari sambil membopong anak kecil yang sudah pingsan dibahu nya. Tidak jauh dari penjahat itu ayah ku mengejarnya, aku menatap sekeliling tempat ini tidak ada satu pun dari mereka yang ikut membantu ayah ku.

Tanpa memperdulikan orang-orang ini Aku berlari mengikuti ayahku. Sudah cukup jauh aku tertinggal. Ayolah ini sudah cukup jauh sampai kapan ayah menyerah mengejar penjahat itu. Dadaku sudah terasa sesak sepertinya asma ku akan kambuh jika aku tidak berhenti berlari sekarang juga.

Aku memperlambat lariku dan mencoba mengatur nafas, karena bisa saja asma ku kambuh sedangkan aku lupa membawa inhaler Yang kusimpan di dalam tasku yang tertinggal didalam mobil.

#Author Pov

Yuna kembali berlari namun dia berusaha agar tidak terlalu cepat agar tidak membuat dadanya

Sesak. Untung saja diujung jalan masih ada terlihat ayahnya. Yuna merasa semakin lama dia dan Ayah mengejar penjahat itu semakin sunyi tempat yang mereka lalui.

Sekarang Yuna merasa dadanya semakin sesak. Dia membungkukkan badanya mencoba mengatur nafas. Cukup lama hingga dia baru sadar kalau dia sudah tertinggal jauh dari ayahnya.

Saat itu juga firasat buruknya kembali muncul. Dengan cepat dia mencari-cari ayahnya. Hingga tepat diujung jalan Gank sana. terlihat tubuh ayahnya terbujur kaku. tubuh Yuna mematung seketika. matanya tidak berkedip melihatnya. bibir mungilnya mulai bergetar dan terisak.

Ayahnya dipukuli beberapa Dua orang pria Dewasa termasuk penjahat yang membopong anak kecil tadi.

Anak kecil tadi dipegang oleh pria berstelan jas merah. Yuna tidak bisa melihat wajah pria itu kerena wajahnya tidak tersorot oleh lampu. Dia berusaha membenarkan kacamatanya agar melihat wajah pria berstelan merah itu. Dipikiran Yuna hanya satu pria itu pasti ketuanya.

"Berhenti." Teriak Yuna dengan suara bergetar. Orang-orang itu terus memukuli ayah Yuna yang sudah terbujur kaku ditanah.

"Tolong tolong Alois, Alois takut." Teriak anak kecil itu ketika mendengar suara Yuna.

"Akh anak sialan. Tangkap anak kecil dan gadis itu." Teriak pria berstelan merah ketika anak kecil bernama Alois itu berhasil kabur dan berlindung dibalik tubuh Yuna.

"Jangan mendekat aku akan melaporkan kalian atas pembunuhan yang kalian lakukan terhadap ayahku." Ucap Yuna dia berusaha menahan tangis ketika melihat sosok ayah nya yang sudah tidak bernyawa disana.

"Kembalikan anak kecil itu kepada kami, maka kau akan selamat. Jangan ikut campur dengan urusan kami. Jika kau masih berani tuan kami akan tidak akan membiarkan mu hidup."

Yuna beringsut mundur ketika orang-orang itu berusaha maju menggapai anak kecil yang dibelakang Yuna. Anak kecil itu memegang jemari Yuna kuat. Dengan cepat dia berbalik dan menggendong anak kecil itu.

Yuna terus berlari cepat. Orang-orang itu terus mengejarnya. Seolah-olah tidak ada kata berhenti untuk Yuna. Dadanya sudah sesak sangat sesak.

"Kamu carilah bantuan." Ucap Yuna kepada anak kecil itu setelah menurunkannya.

"Bagaimana dengan kakak?"

"Tidak perlu memikirkan kakak, cepatlah." Ucap Yuna sedikit mendorong tubuh anak kecil yang berumur tiga tahun itu.

Yuna menekan sedikit dadanya yang sangat sesak. Yuna kaget ketika sebuah tarikan kuat dirambutnya. Saking kuatnya kacamatanya terlepas dan kacanya pecah berkeping-keping.

Tanpa kacamata itu pengelihatan Yuna buram apalagi ketika malam hari. Tubuh Yuna dihempaskan ketembok dengan kuat. Yuna berusaha mengatur nafasnya yang bertambah sesak seiring dengan ketakutan yang menguasai pikirannya.

"Kau berani macam-macam dengan ku hah!" Teriak seorang pria tepat diwajah Yuna.

"Menjauh dari ku." Ucap Yuna. Matanya menyipit ketika dia melihat samar-samar pakaian stelan merah yang dikenakan pria didepannya ini.

"Kemana anak kecil itu?" Teriak pria berstelan merah itu lagi diwajah Yuna. Yuna kembali menyipitkan matanya untuk mengenali wajah pria ini. Yang dia tangkap hanya kulit putih dan bibir merah muda milik pria ini itupun masih samar.

"Gadis sialan kau tuli hah!" Pria itu mencengkram bahu Yuna kuat.

"Tuan sepertinya ada yang kesini. Sebaiknya kita pergi secepatnya tuan." Ucap penjahat berjaket kulit.

"Kau salah bermain-main dengan ku gadis sialan." Ucap pria itu.

Cengkraman dibahu Yuna melemah seiring mendekatnya suara mobil kearahnya. Pria berstelan merah itu pergi. Seketika Tubuh Yuna lunglai ke tanah.

Hingga sentuhan telapak tangan kecil menyentuh pipinya.

"Daddy, disini." Teriak anak kecil itu memanggil ayahnya.

"Cepat bawa dia kerumah sakit." Ucap pria yang dipanggil ayah oleh anak kecil tadi.

Tidak jauh dari mereka ada seorang pria yang mengintai mereka sejak insiden pembunuhan seorang polisi yang tidak lain adalah ayah Yuna. Pria dengan ciri Khas orang Amerika yang melekat pada wajah tampannya. Menatap Yuna dari keajauhan dengan mata elang nya dan senyuman miring yang tercetak jelas dibibirnya.

"Gadis malang." Ucap pria itu

Terpopuler

Comments

💫💞💫

💫💞💫

like

2021-04-10

1

Kirana

Kirana

top

2021-04-06

2

ѕєιηdαн sєηjα

ѕєιηdαн sєηjα

ok

2021-04-05

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!