Mobil yang ditumpangi Yuna berhenti disebuah kawasan apartemen sederhana. Kawasan yang cukup rawan dengan kejahatan. Ditambah malam hari banyak sekali orang-orang jahat yang berkeliaran.
"Kenapa diam? Turunlah." Dingin Aurick
"Terimakasih sudah mengantarkanku." Ucap Yuna lalu membuka pintu mobil mewah milik Aurick.
"Sepulang sekolah besok kau harus temani Alois. Masalah gaun untuk pertunangan sudah disiapkan kau tidak perlu Membawa apa-apa nanti." Ucap Aurick ketika Yuna ingin menutup kembali pintu mobil.
Belum sempat Yuna ingin mengiyakan Aurick sudah menginjak pedal gas mobilnya. Pertanda Pria itu tidak ingin mendengar apa yang ingin dikatakan oleh Yuna.
"Semoga saja pilihanku tepat, Aku tidak perlu repot-repot mencari pria untuk menikah nanti. Mungkin saja Aurick sudah pantas menjadi suamiku.". Batin Yuna penuh Harap.
Yuna melangkahkan kakinya menuju apartemennya yang berada dilantai 4, lantai paling atas. Karena kawasan Apartemen ini hanya ada 4 lantai tidak terlalu besar dan mewah.
Yuna memasukan password pintunya lalu kembali menutupnya. Sekarang dia tinggal sendiri sangat sunyi rasanya.
"Loh kok tiba-tiba hujan?" Ucap Yuna padahal siang tadi tidak mendung pikirnya
Yuna merasa suasana sekarang sangat pas menggambarkan suasana hatinya yang sedang sedih. Sedang asik berdiam diri Tiba-tiba ada yang memencet bel apartemennya. Yuna bergegas membukakan pintu sebelum membuka pintu dia mengintip dibalik lubang pintunya. Seorang berpakaian seperti pengantar paket didepan pintunya.
"Pengantar paket? Aku kan tidak memesan apa-apa." Ucap Yuna pelan. Tapi tetap saja dia membuka pintunya. Siapa tau ada seseorang yang mengirimkannya paket.
"Atas nama Yuna Akeno?" Tanya pengatar paket.
"Ya saya sendiri." Ucap Yuna.
"Ini paket anda. Tolong tanda tangani penerimaannya dulu" Ucap pengantar paket
Tanpa banyak tanya Yuna langsung menerima paket dan mentandatangi tanda penerimaan. Sejujurnya dia juga penasaran apa isi paket yang diterimanya. Setelah selesai dia kembali menutup pintu apartemennya.
"Kenapa tidak ada nama pengirimnya." Ucap Yuna membolak-balikkan paket berbentuk Kotak.
"Mawar hitam?" Ucap Yuna pelan. Setelah membuka kotak paket itu. Yuna kaget ketika melihat isinya yang ternyata Mawar hitam.
"Siapa yang memberikannya kepadaku." Ucap Yuna
Mawar hitam sendiri memiliki banyak arti tetapi mawar hitam lebih dikaitkan dengan kematian dan berkabung atas kepergian seseorang. Itulah yang Yuna tau.
Untuk saat ini Yuna tidak ambil pusing dengan hal itu mungkin saja ada seseorang yang tau kalau ayahnya meninggal dan mengirim bunga mawar hitam ini.
...***...
Setelah pulang dari sekolahnya Yuna pergi ke halte bus. Sekitar 1 jam akhirnya bus berhenti dihalte.
"Sepertinya aku akan terlambat jika pulang untuk berganti baju. Sepertinya aku langsung saja kerumah Aurick."
Yuna memasuki bus untuk pengataran ke Kawasan Kota Minato. Yuna tidak ada uang untuk menyewa taksi untuk sekarang uangnya hanya cukup membayar Bus. Dia sendiri bingung pihak kepolisian tidak me hubunginya untuk memberikan tunjangan kepada keluarga yang ditinggalkan.
Akhirnya busnya berhenti dihalte kawasan kota Minato.Yuna harus berjalan sedikit untuk sampai kerumah Aurick. Yuna merasa perasaannya campur aduk. Sebentar lagi dia akan bertunangan dengan pria yang belum sepenuhnya dikenal olehnya.
Yuna ingin menekan bel yang berada didepan pagar. Tapi bertepatan dengan itu pagar terbuka lalu keluarlah mobil dan berhenti dihadapannya. Kaca mobil itu terbuka dan menampilkan seorang wanita tua dan pria tua disebelahnya.
"Yuna. Kenapa kamu sedirian kesini? Kenapa tidak minta Aurick saja yang menjemputmu." Ucap Nenek Alois.
"Aku tidak mau merepotkannya." Ucap Yuna.
"Kamu masuklah dahulu. Alois dikamarnya dia sedang belajar dengan gurunya. Kamu boleh menemaninya. Mamah dan papah mau mengurus acara pertunanganmu dulu. Jangan mencari Aurick dia belum pulang."
"Baik kalau begitu Aku akan menemui Alois. Hati-hati dijalan." Ucap Yuna
'Tes' sebuah air jatuh kepuncak kepala Yuna.
Yuna bergegas masuk karena tiba-tiba Awan menghitam pertanda akan hujan. Sepertinya hujan akan turun dengan derasnya seperti kemarin malam.
'Tok tok tok' Yuna mengetok kamar Milik Alois
"Masuk." Teriakan kecil milik Alois dari dalam kamar Membuat Yuna terkekeh.
'Ceklek' Yuna membuka Pintu milik Alois dan menutupnya kembali.
"Mommy Alois kangen." Tanya Alois berlari lalu dia memeluk kaki Yuna
"Mommy juga kangen." Ucap Yuna.
"Mommy Alois mau gendong." Ucap Alois
"Ayo sini." Ucap Yuna lalu membawa Alois kegendongannya.
Yuna menatap pria muda yang menggunakan kemeja layaknya seorang guru. Pria itu memiliki wajah tampan tidak kalah tampan Dengan Aurick. Pria itu menggunkan kacamata bingkai hitam menambah kadar ketampannya.
"Kakak jun kenalin ini Mommy nya Alois." Ucap Alois.
"Jun Nishimura" Singkat jun
"Saya Yuna Akeno." Ucap Yuna menyambut telapak tangan Jun. Walaupun dia sedikit kesusahan karena Ada Alois digendongannya.
"Sudah selesai belajarnya?" Tanya Yuna kepada Alois.
"Belum Mom, kakak Jun baru beberapa menit yang lalu datang."
"Kalau gitu Alois lanjut belajar dulu ya." Ucap Yuna lalu mencoba menurunkan Alois yang sepertinya tidak mau melepaskan pelukannya.
"Alois mau main sama Mommy" Ucap Alois.
"Tidak boleh Alois. Sekarang waktunya belajar. Nanti selesai belajar baru boleh main. Mommy tidak kemana-kemana kok. Mommy disini aja temenin Alois." Ucap Yuna
"Tapi kan Alois mau main sama Mommy."
"Alois nanti dimarahin Daddy kalau Alois nggak mau belajar." Ucap Yuna lalu menurunkan Alois.
"Yaudah deh. Ayo kakak jun lanjut belajar." Ucap Alois.
Lalu Alois duduk bersila didepannya terdapat meja bundar dan beberapa buku yang akan dipelajari. Jun duduk bersila disebelah kanan Alois.
"Mom sini" ucap Alois menepuk tempat kosong disebelah kirinya.
Yuna hanya mengikuti apa yang dinginkan bocah Laki-laki berumur 3 tahun itu. Setelah duduk disamping kiri Alois. Tiba-tiba Alois berdiri dan berpindah tempat menduduki pangkuan Yuna. Sepertinya Alois memang tidak bisa jauh-jauh dari Yuna.
Yuna hanya bisa terkekeh. Tanpa sengaja matanya bertubrukan dengan mata jun yang menatapnya sendari tadi. Pria itu spontan membuang wajahnya.
"Kenapa dia menatapku seperti itu." Batin Yuna jujur dia sedikit takut karena mata Jun yang menatapnya seperti orang yang menahan gairah. Yuna menarik-narik Roknya. Untung saja Roknya bisa menutupi pahanya sampai lutut.
"Alois Daddy kapan pulang?" Ucap Yuna. Dia takut kalau berdekatan dengan Jun.
"Emm Biasanya kakak Jun akan menelpon Daddy kalau alois sudah selesai belajar."
"Kenapa? Kau perlu sesuatu? Biarku bantu." Sambung Jun.
"Tidak saya hanya menanyakan Daddy Alois saja." Ucap Yuna.
Beberapa menit berlalu akhirnya Pembelajaran Alois sudah selesai.
"Mom sepertinya Alois ingin buang air." Ucap Alois dengan polosnya lalu dia berlari kekamar kecil yang tidak jauh dari tempat tidur.
Kini hanya dua orang yang tertinggal keduanya membisu. Yang satu hanya menunduk dan yang satu menatap lawan jenisnya dengan tatapan aneh.
"Kau masih sekolah?" Tanya jun tiba-tiba
"I-iya saya masih sekolah." Ucap Yuna mengangkat sedikit kepalanya.
"Aku sudah mengajar Alois sekitar 2 bulan. Dan selama ini aku tidak pernah melihat kau dirumah ini. Yang kutahu Alois tidak memiliki Seorang ibu? Lalu sekarang Tiba-tiba Alois memanggil kau dengan sebutan Mommy. Sedangkan kau masih sekolah. Bukankah Peraturan di sekolah tidak boleh ada yang menikah apalagi mempunyai anak."
"Saya ibu barunya." Ucap Yuna
"Berarti kau..."
"Maaf saya mau menemui Alois dulu." Ucap Yuna lalu berdiri.
"Kenapa kau terlihat takut?" Tanya Jun. Sedangkan Yuna tidak menggubris pertanyaan dari jun dia tetap melangkahkan kaki nya menuju kamar kecil dimana Alois berada.
...***...
Malam harinya Yuna sudah mengenakan gaun yang sangat indah gaun yang dikenakan yuna sengaja dipilih tidak terlalu berat dan tidak terlalu mewah. Karena pengelelihatan buruknya Kali ini Yuna mengenakan lensa kontak sebagai pengganti kacamatanya. Malam ini dia terlihat cantik dengan polesan makeup tipis terkesan natural.
"Maaf Yuna baru memberi tahumu. Aurick tiba-tiba saja membatalkan pemesanan gedung yang udah mamah pesan tadi sore untuk pertunanganmu. Dia bilang tidak perlu memesan gedung dan mengundang orang. Cukup mamah sama papah dan Alois. Padahal Mamah sudah meminta untuk mendekor gedung dengan sangat sederhana dan hanya mengundang beberapa orang sesuai permintaan mu agar tidak terlalu meriah dan ramai" Ucap Wanita tua nenek Alois.
"Tidak papa mah." Ucap Yuna padahal dia sebenarnya sedih. Percuma saja dia menggunakan gaun ini toh tidak ada tamu barang satu pun yang datang.
"Kamu tunggulah sebentar Lagi Aurick pulang. Mamah kebawah dulu ya."
...***...
Beberapa menit berlalu Yuna tetap setia duduk dihadapan cermin menatap dirinya. Hingga pintu terbuka terlihat nenek Alois dengan wajah sedihnya menatap Yuna.
"Yuna mamah benar-benar minta maaf. Aurick malam ini tidak bisa pulang. Dia meminta pertunangan tetap berjalan. Kamu cukup memasang cincin tanda pertunangan. Mamah berusaha membunjukmya tapi Aurick benar-benar tidak bisa."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
ArionEta
klo gue sih ogah
2021-03-19
2
Raina Yuni Apriani
satu kata yuna itu bego mau aj di gituin
2021-03-13
4