Pertemuan Yang tidak Terduga.

Hujan turun dengan Derasnya Diiringi Petir yang saling bersahutan, Semua orang lebih memilih berdiam didalam rumah Masing-masing untuk menghangatkan diri Karena Cuaca Hari ini Benar-benar Buruk dan Angin Berhembus sangat kencang diluar Sana.

'Tuk Tuk Tuk' Suara Sepatu Pantofel Itu Terdengar Jelas Ditelinga Yuna, Membuat Bulu Kuduknya Merinding.

Setelah Berhasil melepaskan Diri Dari Lucas, ketika Pria Itu Menghempaskan Tubuhnya Ke Atas Sofa, Tiba-tiba saja Ponsel Pria itu berdering, Terdengar Pria itu menggeram Halus lalu meninggalkan Yuna dengan langkah lebarnya Keluar Mansion.

Yuna mengambil kesempatan itu Ia berusaha Mengangkat Kedua Kakinya Yang Masih sangat lemah untuk berjalan. Dengan berpegangan Di Dinding Ia berusaha mencari jalan Keluar atau persembunyian. Tidak mungkin Ia keluar dari pintu Utama karena Mungkin saja Lucas berada Disana.

Dan disinilah Ia akhirnya DiBawah Meja Makan yang berada Didapur, ia Tidak bisa berpikir lagi ketika Lucas meneriaki Namanya Nyaring. Terpaksa ia bersembunyi dibawah meja Makan Ini. Ia tau ini sangat Bodoh. Tapi Ia berharap Lucas tidak menemukannya di Rumah Yang sangat besar Tingkat Tiga Ini.

'Tuk Tuk Tuk' Sapatu itu mulai mendekat, dan berhenti Tepat dihadapan meja Makan. Yuna Yang dibawahnya Mengigit Bibir bawahnya, Nafasnya sudah memberat Tidak Karuan.

"Aku Tau Kau Dibawah, Keluar sendiri Atau Aku yang menyeretmu."

Perkataan Lucas membuat Jantung Yuna berhenti saat itu Juga. Tubuhnya mematung Tidak bisa bergerak, Keringat yang semakin membanjiri Sekejur Tubuhnya.

"Baiklah Aku akan menyeretmu"

'Greb' Tangan besar itu dengan mudah menjangkau lengan Yuna, Setelah berhasil menyeretnya Untuk keluar dari Bawah Meja, Lucas Mengangkat Tubuhnya layaknya Anak kecil keatas Meja.

"Kau tau Pak tua Jie sialan itu berani-beraninya Menabrakkan Mobilku Yang harganya Sangat Mahal itu. Bahkan Ia Sekarang Kabur karena Tidak sanggup berhadapan Denganku, Apa Paman Jie Ada pulang Ke Cafenya? Bukankah Kau tinggal Disana"

"Pa-paman Jie Ti-tidak Ada pulang Kerumah, Aku mohon jangan Melakukan Yang Tidak-tidak Kepadanya. Aku mohon." Yuna Memohon dengan Menyatukan Kedua telapank Tangannya.

"Sssttt, Itu Tidak Akan mempan Gadis Manis" Lucas Meraba Bibir Kecil Milik Yuna

Mendapat perlakuan Itu Yuna Memundurkan Kepalanya. Untuk Menghindari sapuan jari Lucas Dibibirnya.

"Kau bisa melakukan Apa, Agar aku tidak melakukan Yang Tidak-tidak dengan Pak tua Itu?" Lucas semakin Mendakatkan Tubuhnya kepada Yuna, Lalu tangannya Turun Ke lengan gadis itu Yang dibaluti Dengan Sweater Cardigan. Dan Dress Floral selutut pemberian Bibi Nako.

"Aku Janji Akan Melakukan Apapun, Untuk Paman Jie."

"Baiklah, Mari Bercinta Dengan Ku gadis Manis." Lucas Tersenyum Miring, Ketika Melihat Wajah Yuna Yang tiba-tiba Menegang Dihadapannya.

"Pria ini gila." Batin Yuna marah

"Aku akan membawamu Ke Kamar." Lucas Perlahan Mengendong Yuna.

"Tidak, Kalau Kamu meminta itu Aku ti-tidak Bisa"

"Kau tidak bisa memutuskan Apa Yang Aku ingin lakukan"

Yuna memundurkan Dirinya, Melihat Pergerakan Penolakan Dari Yuna. Lucas Mencengkram Paha gadis itu kuat, Pria itu Menggeram ia sedikit tersinggung dengan penolakan enteng yang keluar dengan mudahnya dari mulut gadis kecil Dihadapannya ini.

"Kau Tidak mau memberikan Tubuhmu denganku, Baiklah gadis sialan. Aku dengan senang hati meletakan mu di Barku. Menjadikan Mu Seperti Jalang." Lucas mengangkat Tubuh Yuna dengan entengnya seperti Karung beras.

"Tidak tidak Maafkan Aku, aku akan melakukan Apapun, Selain Yang kau minta tadi. Aku mohon" Yuna Menangis Dibalik Punggung Lucas.

Pria itu terlihat Marah Ketika mendengar penolakan Dari Yuna Lagi, Tanpa memperdulikan tangis gadis Dibalik punggungnya Yang sudah terasa basah, Lucas Keluar Dari Rumahnya Tanpa menggunakan Payung, Ia tidak memperdulikan Hujan Yang turun dengan Derasnya membasahi Sekujur Tubuhnya dan Tubuh Yuna.

'Blam' Lucas menutup Pintu mobil kencang setelah selesai memasukkan Yuna.

"Tidak Jangan Membawaku Kesana."

"Diamlah." Bentak Lucas

Mendengar bentakan Lucas Yuna bungkam Lalu menatap keluar jendela mobil Disampingnya. Ia pasrah. Pria yang disamping nya tidak akan pernah luluh bagaimanapun caranya. Sepertinya Hatinya Terbuat dari batu.

Tanpa disadari Keduanya Di Kursi penumpang belakang ada seorang Pria dengan sebuah suntikan Berisikan Obat Bius dibelakangnya. Perlahan Orang itu mengarahkan Jarum Suntik Itu ke leher Lucas.

Yuna juga tidak menyadari ia menangis menatap keluar jendela.

"Akhh sialan." Teriak Lucas

Yuna Spontan Berbalik Kesamping Ketika mendengar teriakan Lucas.

"Apa Yang kamu lakukan!!" Yuna melihat Lucas sudah Pingsan dikursi penumpangnya.

"Kau kekasih Tuan Lucas?" Pria itu terlihat Tua Dibalik Masker yang menutupi wajahnya. Dan memiliki Bekas Luka di Keningnya.

"Tidak ak___" Yuna Pingsan Ketika Pria itu juga berhasil menyuntikkan obat Bius keleher Yuna.

Pria Itu dengan cepat keluar dari mobil, dan memindahkan keduanya ke kursi penumpang belakang tempat ia bersembunyi tadi.

Lalu ia mengambil Alih kursi Kemudi. Sebelum menyalakan mesinnya, Pria itu mengambil Ponselnya dan menekan Papan Nomor untuk memanggilnya.

"Aku sudah mengurus Pria Sialan Ini, Kau tau ia juga bersama Kekasihnya. Bagaimana Kau sudah mengurus Tuan Mu Kento?"

"Sudah Kuurus Aku membawa Bersamaan dengan Anaknya." Ucap Pria diseberang sana.

"Ayo buang Mereka ke Pulau yang tidak berpenghuni, Aku sangat senang melihat mereka Tersiksa ketika tidak mendapatkan makanan. Ini untuk membalaskan Kematian Istri dan anakku."  Ucap Pria yang berada di dalam mobil.

____

"Bagaimana dengan kau, Kau berhasil membawa Tuan Mu itu?"

"Sudah Kuurus, Sekarang Kita bawa ia kekapal, Aku sudah membayar Pemilik Kapal untuk mengangkut mereka berlima."

"Sebelum itu pastikan semuanya tidak Membawa Ponsel atau alat semacamnya yang bisa digunakan untuk berkomunikasi" ucap Pria Tua yang membius Lucas dan Yuna tadi

"Sudahku lakukan."

"Dan Juga tolong Bantu lepaskan Semua Baju Pria-pria sialan Itu. Aku ingin menambah Mereka Tersiksa ketika merasakan kedinginan Yang menusuk tulang mereka." Pria tua Itu tersenyum Senang menatap Lima orang yang terlihat tidak berdaya diatas Kapal yang siap berangkat.

"Bagaimana Dengan Anak kecil dan Gadis itu?"

"Sepertinya Tidak usah Mereka berdua tidak ada Hubungannya dengan kematian keluarga Kita. Yang pasti Adalah buat Tiga orang itu yang tersiksa"

Lalu pria Yang bernama Kento melepaskan Semua baju atasan termasuk milik Tuannya.

...***...

Terlihat Lima orang Yang terdampar di Pinggir Laut, Empat diantaranya Sudah Bangun. Sekarang hanya satu Orang Yang belum bangun dari Pingsannya Yaitu Yuna.

"Daddy, Ia Seperti Mommy" Anak Kecil itu menatap Wajah Yuna yang tertutupi Sebagian Rambutnya.

Pria yang dipanggil Daddy oleh anak kecil Itu Menegang.

"Alois Dia bukan Mommy." Pria itu Adalah Aurick.

"Tunggu Dad" Tangan Kecil itu mengusap Rambut Yang menutupi Sebagian Wajah Yuna.

"Mommy, Ini Mommy Dad. Hiks Hiks. Ini Mommy Dad. Kenapa Mommy Ada disini?"

Alois Memeluk Yuna Yang masih dalam Kondisi Pingsan. Anak kecil itu terlihat menggosokan kedua tangan kecilnya lalu setelah lumayan hangat ia tempelkan Kedua belah Pipi Yuna yang terasa dingin seperti Orang Mati.

"Alois Ikut Daddy. Ia bukan Mommy. Kamu salah orang" Aurick menarik paksa Tangan Anaknya. Tangis anak kecil itu semakin menjadi-jadi. Alois memegang tangan Yuna erat agar Daddynya Berhenti menariknya

Tarikan Dan tangis itu tanpa sengaja membangunkan Yuna dari Pingsannya.

"Akh" ia meringis ketika merasakan Kepalanya sakit sesaat.

"Mommy" Alois mengehentakan tangan Aurick dan memeluk Yuna Erat.

"Kenapa ia memanggilku Mommy." Batin Yuna

Yuna tercengang ketika anak kecil memeluk Tubuhnya Erat. Tidak ada respon dari tubuhnya. Ia tidak tau siapa Anak kecil yang tengah memeluknya ini.

Dibalik Punggung Anak kecil itu, Yuna dapat melihat Ryuji yang Juga menatapnya, Tidak Jauh dari Ryuji, Ia juga melihat Lucas Menatapnya Tajam. Dan Yang terakhir Ia melihat Pria asing yang tidak dikenalnya, Pria itu menatapnya. Tanpa sengaja Yuna tersenyum kikuk. Kebiasaan Yuna Ia memang mudah tersenyum kerena setiap hari ia harus berhadapan dengan Pelanggan di Cafe Milik paman Jie yang mengaharuskan Ia tersenyum.

Tiba-tiba Matanya kembali ke sosok Pria dengan Bibir Seksinya. Ryuji. Pria yang tidak mengharapkan Dirinya kembali. Senyum diwajah Yuna Luntur ketika Melihat Ryuji yang menatap dirinya juga.

Lalu ia melihat Lucas yang menatapnya Tajam sangat tajam bahkan tubuhnya merinding dibuatnya.

"Mommy, Mommy Baik-baik saja? Badan Mommy dingin." Anak kecil itu menangkup kedua belah Pipi Yuna.

"Kenapa Kamu memanggilku Mommy Anak kecil?" Kekeh Yuna saat itu juga ia mengalihkan pandangannya dari Lucas.

"Mommy Tidak mengingatku." Alois Menangis Dan kembali memeluk Yuna Erat.

"Ternyata Aku memiliki Kenangan Yang penting, Kenapa Aku Lupa kalau aku mempunyai Seorang Anak?" Batin Yuna

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!