2 tahun berlalu....
Yuna terduduk di samping makam Ayahnya, Jemari kecilnya menabur Sebuah Bunga segar keatas permukaan Tanah. Rutinitas yang sering ia lakukan Setiap Dua kali dalam seminggu.
Sekarang Yuna Berumur 19 tahun, Sebentar lagi ia menginjak umur 20. Di umurnya yang masih 19 tahun ini Yuna terlihat sangat Dewasa dan selalu tersenyum ke setiap Orang yang berpapasan dengannya.
"Yuna Hari ini bisa bantu Bibi jaga Cafe ?" Ucap seorang Wanita paruh Yang ditemuinya kurang lebih 2 tahun yang lalu.
---Flashback---
Terlihat seorang gadis dengan wajah sedihnya berdiri dengan tongkat yang menyandang ke dua tanganya agar ia bisa berjalan. Gadis itu menatap Sebuah Cafe yang bernuasa 'bunga' di depannya terdapat Tulisan 'Cafe Flower' Yang tidak lain nama Cafe itu sendiri. Cafe yang terlihat Ramai Walaupun Bangunan Cafe itu Tidak terlalu lebar tetapi bertingkat Dua.
Dengan langkah pelan Ia melangkahkan kakinya masuk ke Dalam Cafe itu.
'Tring' suara pintu ketika Yuna Mendorongnya.
"Selamat data___" Wanita Paruh baya itu tiba-tiba menggantung perkataannya Ketika melihat Yuna Dari atas ke bawah.
"Selamat Datang, Kau yang bernama Yuna bukan? Suami bibi sudah memberitahu tentangmu. Silahkan duduk." Wanita Paruh baya itu menunjuk Meja dan kursi Kosong dekat dengan kasir.
Setelah Yuna duduk, dan menyadarkan Kedua tongkatnya di samping Meja. Wanita itu tersenyum lembut.
"Yuna, Kamu anak yang sangat cantik."
"Ah terima kasih."
"Sebentar Bibi akan membawakanmu Minuman."
"Ah tidak perlu, Saya kesini hanya ingin bertemu dengan Paman Jie." Yuna mencegah Wanita paruh baya itu Berdiri.
"Kamu gadis yang sangat manis, Paman Jie sepertinya masih Di perjalanan menuju kesini. Jadi bersantailah sebentar."
"Baiklah. Saya Bisa memanggil Anda Siapa?"
"Bibi Nako"
"Kamu Mau minum Apa? Kopi? Jus? Coklat." Sambung Bibi Nako
"Sepertinya Air putih saja"
"Ah Iya baiklah."
'Tring'
Lonceng yang berada diatas pintu masuk berbunyi pertanda ada pengunjung yang masuk.
"Ah itu paman Jie" Sorak Yuna
"Yuna" Kaget paman Jie.
"Paman Apa kabar?"
"Paman baik, Kamu sendiri?"
"Aku Juga." Gadis itu tersenyum, ia memang berusaha hidup sendiri tanpa Ryuji disampingnya walaupun itu sangat sulit baginya. Pria itu juga sepertinya tidak Peduli dengan dirinya, Buktinya Ryuji tidak pernah mengunjungi Apartemennya.
"Paman sudah menunggu-nunggu Kunjunganmu, Kenapa sudah sebulan berlalu baru kesini?"
"Ah Aku Sedang sibuk mengurus sesuatu, Aku kesini ingin mendengar Cerita yang ingin paman beritahu waktu itu"
"Baiklah, tapi jangan Terlalu Berpikir keras apalagi berusaha mengingatnya. Waktu itu Paman Mendapat panggilan mendadak Dari Tuan Lucas, Paman disuruh Ke Gedung yang tidak berpenghuni. Waktu itu Paman Tidak kaget, karena sudah biasa Pasti Tuan Lucas habis Membunuh seseorang. Tetapi ketika Melihat Seseorang Yang terlihat masih Bergerak Dibawah sana Paman Kag_____" Kalimat Paman Jie terpotong Ketika Yuna bertanya dengan Mata Sedihnya.
"Se_seseorang itu Aku Paman?, Ja-jadi Pria yang bernama Lucas itu yang mendorongku" Tebak Yuna Menatap Dengan Mata berkaca-kacanya.
"Y-ya Paman minta Maaf, Waktu itu Paman tidak berani membantumu. Paman Diancam Tuan Lucas jika membantumu. Taruhannya Pekerjaan Paman mungkin Juga istri paman. Paman Minta Maaf"
"Ah Paman jangan Merasa bersalah Seperti itu, Tetapi Akhirnya paman juga membantuku kenapa?" Yuna Mengingat semua kebaikan yang telah diberikan Paman Jie.
"Jika paman tidak membantumu Lagi paman benar-benar merasa bersalah seumur hidup"
"Sekarang Paman buang jauh-jauh rasa bersalah Itu. Lihatlah Yuna sekarang masih bisa Bernafas."
"Seingat paman Ketika Kamu Jatuh, kamu tidak sendiri tapi berdua. Paman Harap orang itu masih Hidup."
"Itu Ayahku Paman, ia Sudah meninggal"
"Me-meninggal?" Suara itu keluar dari mulut Istri Paman Jie.
"Ya-ya"
"Sebaiknya Kuceritakan Semuanya." Batin Yuna.
"Sebenarnya Ayahku dibunuh oleh seseorang, Tapi aku tidak mengingat Wajah Pelakunya Padahal waktu itu aku berhadapan Dengan pelakunya, Tetapi Pihak kepolisian mengatakan Kalau aku terjatuh Bersamaan dengan Ayahku. Itu tidak Mungkin Karena Ayah sudah meninggal Jauh dimana hari aku kecelakaan. Ah Semakin kesini aku sedikit ragu Karena Dokter mengatakan Aku mengalami Amnesia, jadi kemungkinan Ingatanku bisa salah."
"Jangan Terlalu memaksakan diri Yuna." Istri Paman Jie Memeluk Yuna dari samping.
"Aku Berharap Pelakunya bisa tertangkap. Untuk sekarang Aku hanya bisa mencari tahu."
"Jika perlu bantuan Jangan sungkan Yuna, Bibi dan Paman akan membantu."
"Baiklah. Terimakasih sudah memberitahu Semuanya."
"Lalu apa Rencanamu? kamu sudah tau kalau Tuan Lucas yang mendorongmu. Paman Harap Jangan membalasnya. Kamu tidak akan bisa Yuna, ia Orang yang memiliki kekuasaan dan berpengaruh."
"Aku Juga Berpikir Kalau orang Yang memiliki kuasa itu tidak akan pernah Kalah, Apalagi orang sepertiku ingin balas dendam dengan orang sepertinya . Sangat Mustahil. Biarlah yang sudah berlalu biarkan berlalu. Paman juga Sudah mengatakan kalau aku tidak boleh muncul lagi dihadapannya. Aku janji Tidak akan menemuinya lagi, aku melakukannya Demi Paman."
"Terimakasih Yuna sudah memahaminya"
"Yuna tinggallah disini, Temani Bibi." Paman Jie menatap Istrinya, ia sedikit kaget ketika istrimya mengatakan itu dengan Tiba-tiba
"Ah aku tidak mau merepotkan Paman Dan Bibi"
"Sebenarnya Dari dulu Bibi selalu kesepian, Karena Dokter mendiagnosis Bibi tidak bisa memiliki Anak. Jadi setiap harinya Bibi lalui dengan kesendirian. Paman Jie sendiri Jarang Pulang karena Rumah Tuan Lucas Kesini Terbilang Jauh. Tuan Lucas juga tidak suka kalau dibuat menunggu jika Paman Jie terlambat."
Yuna menghadap Paman Jie, Pria paruh baya itu juga berharap kalau ia akan menerima tawaran Bibi Nako.
"Baiklah. Aku akan tinggal Disini menemani Bibi Nako."
"Terimakasih Yuna. Terimakasih" Bibi Nako Memeluk Yuna Erat.
"Tidak perlu berterima kasih."
"Paman Jie sudah mengurus Pengobatan Untuk Kakimu sebulan yang lalu, tetapi kamu baru datang hari ini. Tidak apa Mulai besok Kamu akan Melakukan Beberapa Pelatihan Agar bisa berjalan kembali."
Yuna tidak bisa berkata-kata lagi setelah mendengar perkataan Bibi Nako. Ia sedikit tercengang dengan kebaikan Pasangan suami istri ini.
---Flasbck Off---
Yuna Merangkul Wanita Paruh Baya itu erat, setelah mengingat semua kebaikan Yang telah diberikan kepadanya.
"Ayolah Bibi, aku dengan senang hati membantu bibi"
"Yuna Memang Anak yang manis, sebelum kembali Ke Cafe Bibi ingin belikan Sesuatu untuk Mu."
"Ah Bibi selalu saja begitu. Tapi Aku tidak bisa menolaknya. Ayok" Yuna memeluk Lengan Bibi Nako
Sekarang Yuna sudah bisa berjalan Berkat Melakukan beberapa pelatihan semua biaya ditanggung Oleh Paman Jie. Walaupun bisa berjalan tapi ia tidak bisa bèrlari, Apalagi melompat-lompat.
"Wah Ini Cantik" Sorak Bibi Nako Ketika selesai memasangkan sebuah penjepit dirambut Yuna.
"Bibi kenapa selalu membelikan aku Ini, Dikamar Ku sudah berhambur penjepit Rambut pemberian Bibi"
"Yuna Kamu terlihat cantik jika memakai ini." Bibi Nako mulai lagi mengelurakan wajah sedihnya yang dapat meluluhkan hati Yuna
"Baiklah Bibi."
Bibi Nako selalu menganggap Yuna Anak kecil, Terlihat dari ia suka membelikan Penjepit Rambut yang terkesan Lucu untuk Yuna.
"Sekarang Kita Bila Mochi Kesukaan Yuna"
Yuna hanya pasrah mengikuti Bibi Nako yang terlihat bersemangat.
...***...
Yuna Sekarang Duduk Dimeja Kasir menunggu pengunjung yang ingin membayar pesanannya. Ia sekarang Sendiri menjaga Cafe Karena Bibi Nako Tiba-tiba Kepalanya Pusing Lalu beristirahat di kamar atas karena berjalan terlalu lama dengannya . Kalau Paman Jie seperti Biasa tidak pulang Karena takut dengan Tuannya.
Sesekali Ia Membersihkan Meja Pelanggan Yang habis digunakan, Hingga tidak terasa Pukul 9 malam dimana Cafenya akan Tutup. Sebelum Ia menutup Cafenya ia menyiram seluruh Bunga hidup yang menghiasi semua Cafe.
'Tring' Sedang Asik menyiram Bunga Pintu masuk berbunyi.
"Maaf Cafe Suda____"
"Kau"
"Lucas! Kenapa Ia harus Kesini. Aku harus Lari Tapi kenapa Kaki ini Lemah disaat seperti Ini."
"Kau kenapa Kau masih Hidup"
"Agrh Dasar Pria Tua Sialan, Ia tidak puas membuat kesalahan untuk yang pertama, Lalu yang kedua Pria tua itu membiarkan Gadis ini Hidup" batin Lucas Marah
"Seharusnya Kau Mati, Memang Semestinya aku harus menunggumu benar-benar Tidak bernafas dihadapanku. Ayo Lakukan sekali lagi, kali ini tidak akan kubiarkan." Lucas tersenyum dengan lebarnya, Sedangkan Yuna sudah bersimpuh dilantai dengan Kedua kaki yang tiba-tiba lemas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
Sari Nanda Pratiwi
memang iblis lucas
2021-03-12
2