Apakah ini jalan yang di takdirkan oleh Tuhan?

Yuna membuang tatapannya kearah lain. Dia tidak bisa menatap terlalu lama mata tajam pria tampan itu.

"Mommy ayo duduk samping daddy." Ucap Alois dia masih setia digendongan Yuna.

"Alois Yuna ayo kemari." Ucap pria tua yang mungkin kakeknya alois. Pria tua ini tidak terlihat seperti orang jepang. Melainkan terlihat seperti warga negara asing yang pindah kejepang.

Yuna melangkahkan kakinya pelan. Mata pria itu terus menatap gerak gerik Yuna seperti tidak ada yang lain untuk ditatap. Yuna sendiri merasa gugup ketika pria itu tidak pernah lepas untuk menatapnya.

Dengan hati-hati dia menarik kursi kosong disamping wanita tua yang menurutnya nyaman. Dia sengaja tidak memilih kursi disamping ayahnya Alois. Entah kenapa dia sangat takut dan napasnya tidak beraturan.

"Mom kenapa duduk disini. Alois mau disamping daddy." Rengek Alois

Yuna benar-benar tidak nyaman dengan suasana seperti ini. Lalu Yuna menatap wanita tua yang disampingnya. Untuk meminta bantuan. Tapi wanita tua itu hanya tersenyum penuh arti.

"Ayo mommy." Rengek Alois lagi.

"Jangan terlalu lama berpikir. Turuti apa yang anak itu mau." Ucap pria yang menatap Yuna tajam tadi.

Yuna berdiri lalu dia dengan tangan gemetar menarik kursi disamping pria itu. Ayolah kenapa keluarga ini tidak ada yang berbicara seolah-olah tidak berani membuka mulut Dan berbicara hanya seperlunya saja. Mungkin keluarga ini sudah biasa dengan suasana sunyi. Tapi bagi Yuna dia tidak terbiasa.

"Sebaiknya kita nikmati terlebih dahulu makan malam kita." Ucap pria tua kakeknya Alois.

"Mom suapi Alois makan ya." Ucap Alois yang duduk dipangkuan Yuna.

"Iya. Alois mau makan apa? Biar mommy yang ambilin." Ucap Yuna

'Uhuk' pria disamping Yuna tiba-tiba tersedak ketika mendengar perkataan Yuna sebelumnya. Entah apa yang salah dari perkataan Yuna.

Yuna dengan cepat menyerahkan air putih kepada pria itu. Pria itu hanya menatap dingin gelas berisi air putih pemberian Yuna tanpa berniat mengambilnya. Tanpa meninggalkan sepatah kata pun Pria itu meninggalkan meja makan.

"Mommy jangan khawatir daddy memang seperti itu." Ucap Alois. Yuna hanya tersenyum menanggapi ucapan Alois lalu mengusap kepalanya lembut.

"Yuna nanti setelah makan. Temui kami diruang tengah." Ucap wanita tua itu lalu berdiri. Diikuti oleh suaminya

"Nyonya tidak makan?." Tanya Yuna kenapa semua orang pergi. Apakah ada yang salah dengan cara bicaranya tadi.

"Aku sudah selesai." Ucap wanita tua itu.

"Aku tunggu diruang tengah. Tanya saja pada alois letak ruang tengah dimana." Ucap wanita tua itu.

"Baik nyonya." Ucap Yuna.

"Alois mau makan ini."ucap Yuna mengarahkan sumpit berisi mochi kearah Alois yang dipangkuannya.

"Mau mom. Aaa" ucap Alois membuka mulutnya.

"Enak?" Tanya Yuna.

"Enak alois suka." Lalu Yuna merasa tergiur lalu memakannya bersama dengan Alois.

"Alois sudah ya. Alois tidak boleh makan makanan manis terlalu banyak. Sekarang anterin mommy ke ruang tengah." Ucap Yuna.

"Baik mom. Alois juga sudah kenyang." Ucap Alois.

...***...

Yuna sudah duduk diruang tengah disana ada nenek dan kakeknya Alois saja sedangkan daddy alois tidak ada entah kemana pria itu pergi.

Alois masih setia duduk dipangkuan Yuna. Seperti ada lem diantara keduanya yang menempel sangat kuat.

"Alois bisa tinggalin mommy Yuna dulu? Ini sudah malam sebaiknya alois tidur" Ucap nenek Alois.

"Tidak mau. Alois mau sama mommy." Ucap alois lalu memeluk Yuna erat.

Nenek Alois lalu menatap Yuna memberi kode supaya Alois mau pergi.

"Alois masuk kamar ya." Ucap Yuna lembut.

"Tapi Alois mau tidur sama Mommy."

"Iya boleh tapi Alois duluan ya ke kamar nanti mommy nyusul." Ucap Yuna semoga saja perkataannya dapat membuat Alois percaya dan mau pergi

"Janji ya mom." Ucap Alois mengacungkan jari kelingkingnya kepada Yuna.

"Janji." Ucap Yuna menyambut kelingking mungil itu dengan yakin.

Selepas kepergian Alois Yuna menatap kedua orang paruh baya didepannya.

"Maaf Yuna membuat mu merasa tidak nyaman ketika Alois memanggil mu dengan sebutan Mommy."

"Sebelumya aku juga kaget ketika Alois memanggilku dengan sebutan Mommy. Tapi kenapa dia memanggil ku mommy padahal terakhir kali waktu Alois diculik. Alois memanggilku dengan sebutan kakak." Ucap Yuna.

"Itulah yang akan saya kasih tahu. Kau sudah melihat daddy nya Alois bukan? Bagaimana perasaan mu ketika melihatnya?". Tanya kakeknya Alois dengan bahasa Formal.

"Jujur daddy Alois terlihat menakutkan." Ucap Yuna dengan jujur.

"Kau akan terbiasa dengannya nanti." Ucap kakek Alois ambigu

"Apa maksudnya?" Tanya Yuna masih bingung.

"Aku terlanjur memberi tahu Alois kalau kamu akan menjadi mommy barunya. Jadi aku akan menjadikanmu istri dari anak ku." Sambung nenek Alois.

"Tunggu tunggu istri? Apa aku salah dengar." Batin Yuna kaget.

"Kenapa tiba-tiba nyonya ingin aku menjadi istri dari anak nyonya?" Ucap Yuna

"Aku melihat sepertinya kamu adalah gadis yang baik dan pemberani. Jadi aku memilih mu menjadi menantuku. Alois juga suka kepadamu jadi tolong terima tawaran kami."

"Maaf sepertinya aku tidak bisa. Aku juga masih bersekolah tanggung sekali kalau berhenti." Ucap Yuna

"Kau tidak perlu mencemaskan itu. Untuk sementara kau bisa bertunangan lebih dahulu untuk mengenal lebih dekat anak saya. Jika kalian merasa cocok. Kami dengan senang hati melakukan pesta pernikahan." Sambung kakek Alois.

"Tapi Peraturan Disekolah tidak ada yang boleh bertunangan maupun menikah sebelum lulus." Ucap Yuna masih berusaha menolak.

"Biar saya yang mengurusnya. Saya jamin berita pertunangan kamu tidak akan ada yang tahu." Ucap pria tua itu dengan wajah seriusnya.

"Aku merasa sangat sedih jika kamu menolak Yuna. Terlebih jika Alois tau jika kamu tidak mau jadi Mommy nya. Alois dulu ditinggalkan ibunya ketika dia baru lahir. Dia anak yang malang tidak pernah mendapatkan kasing sayang seorang ibu selama ini. Jadi aku harap kasing sayang yang belum pernah didapatnya. Ditemukannya pada dirimu Yuna" Ucap nenek Alois dengan wajah sedihnya.

Yuna terlihat berpikir sejenak sebenarnya dia tidak tega dengan Alois. Bahkan anak itu sudah menganggapnya sebagai Mommy nya.

"Baiklah aku menerima tawaran tuan dan nyonya Tapi kalau aku merasa tidak cocok dengan daddy Alois apakah aku bisa memutuskan pertunangannya?"

"Kamu berhak melakukannya Yuna. Tapi aku sangat-sangat berharap kamu bisa menerima sikap keras dari anak ku. Sebenarnya dia baik tapi dia menutupinya." Ucap nenek Alois.

"Kalau begitu pertunangan kalian akan dilaksanakan malam besok. Lebih cepat lebih baik." Ucap kakek Alois

"Dan jangan panggil kami dengan sebutan tuan dan nyonya lagi. Cukup panggil Papah dan Mamah" Sambungnya lagi.

"Ba-baik Pah. Tapi sebelumnya apakah tidak terlalu cepat untuk melakukan pertunangannya?" Ucap Yuna merasa asing ketika menyebut kata 'Pah'.

"Lebih cepat lebih baik Yuna. Kau bisa lebih leluasa mengenal Alois dan daddynya. Kau tidak keberataan bukan?

"Eem baiklah lebih cepat lebih baik. Tapi aku minta jangan terlalu meriah dan ramai. Itu untuk memastikan tidak ada yang tahu kalau aku bertunangan" Ucap Yuna.

"Baiklah kalau itu mau mu. Papah kabulkan."

"Kalau begitu biar mamah mengatarkan mu menemui daddy nya Alois. Setelah itu kamu bisa menemui Alois dikamarnya."

Diperjalanan menuju dimana keberadaan daddynya Alois. Entah kenapa rumah ini sangat besar Yuna merasa pegal dikakinya.

"Kamu lelah bukan? Mamah juga seperti itu. Asal kamu tau ini bukan rumah Papah sama Mamah. Ini rumah daddynya Alois. Papah sama mamah baru pertama kali kesini jadi baru tau kamar daddynya alois dan Alois saja." Ucap nenek Alois.

"Aku kira ini rumah Mamah sama Papah. Jadi selama ini mamah tidak tinggal serumah dengan Alois?" Entah kenapa lidahnya terasa belum terbiasa memanggil wanita disampingnya ini dengan sebutan 'Mah'.

"Iya mamah tinggal dijerman bersama dengan kakek alois. Kamu pasti menyadarinya bukan kalau wajah kakek Alois tidak seperti orang jepang?"

"Ya aku menyadarinya ketika dimeja makan. Wajahnya sangat kentara kalau kakek Alois bukanlah orang jepang."

"Nah ini kamar Daddy Alois. Kamu masuklah sepertinya dia ada didalam. Nanti setelah selesai bicara mintalah kepadanya untuk mengantarkanmu ke kamar Alois."

"Jangan terlalu takut kepadanya. Dan yang terpenting jangan membuatnya marah. Yaudah mamah tinggal."

Nenek Alois meninggalkan Yuna yang masih tidak bergeming ditempatnya. Ayolah saat ini dibenar-benar takut.

Terpopuler

Comments

Sari Nanda Pratiwi

Sari Nanda Pratiwi

kok jadi aku yg dag dig dug

2021-03-12

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!