Terlihat seorang gadis tengah merenung, tatapannya Kosong tidak ada exspresi diwajahnya Sudah lebih dari 1 jam ia merenung tanpa berniat untuk pergi.
"Nona Yuna Anda harus masuk ke dalam, tidak baik terlalu lama terkena angin Luar. Apalagi kondisi anda belum sembuh total" Ucap seorang wanita muda berpakaian layaknya seorang perawat.
"Ah iya." Yuna mengehentikan Lamunannya dan tersenyum kecil kepada perawat itu.
"Biar saya bantu dorong." Perawat itu perlahan Mendorong Kursi Roda yang diduduki Oleh Yuna.
Setelah Jatuh dari ketinggian Yuna mengalami cedera di Tulang belakangnya yang mengakibatkan dia mengalami Kelumpuhan sementara dikedua kakinya. Dokter yang merawat Yuna mengatakan Kakinya bisa saja sembuh jika dia Mengikuti Program Latihan dan Melakukan Fisioterapi. Bukan hanya itu Dia juga kehilangan Sebagian Ingatannya untuk sementara Waktu. Ia lupa dengan wajah Pelaku yang mendorongnya, ia telah mencoba mengingatnya setiap kali melakukannya rasa sakit yang amat sangat menyerang kepalanya. Tetapi hikmah dibalik semua ini ia tidak perlu memakai kacamata lagi. Akibat kecelakaan itu pengelihatannya menjadi terang.
Dan satu hal Yang pasti ia masih Ingat takkan pernah ia lupakkan dimana Ayahnya Di bunuh tepat di hadapannya sendiri.
"Aku akan menemukan Siapa yang telah membunuh Ayahku siapapun itu aku membencinya." Batin Yuna.
"Bagaimana dengan Ayahku?"tanya Yuna menengadahkan Kepalanya Ke atas menatap Perawat yang mendorong Kursinya.
"Sudah Dimakamkan tiga bulan yang lalu. Dimana Nona masih dalam keadaan Koma dan baru saja bangun 6 jam yang lalu."
"Siapa yang mengurus biaya perawatanku?"
"Nona jangan Mengkhawatirkan Itu. Karena pihak kepolisian Memberikan Tunjangan kepada Keluarga Yang ditinggalkan."
"Bagaimana dengan pelakunya?"
"Maksud Nona? Saya dengar Tidak ada pelaku yang terlibat dengan kejadian yang menimpa nona dan kematian Ayah nona. Polisi mengatakan Nona jatuh sendiri bersamaan dengan Ayah Anda."
"Tidak, Aku yakin aku di didorong seseorang. Dan juga Ayahku Dibunuh oleh seseorang. Mana mungkin polisi mengatakan Aku jatuh sendiri."
"Nona, ingatan Anda mungkin sedikit bermasalah akibat terjatuh tiga bulan yang lalu. Dan polisi juga menganggap Ini murni kecelakaan tidak ada tanda-tanda ada orang lain selain anda dan ayah anda."
Tidak terasa Yuna sudah Berada di depan Ranjang Rawatnya. Ia masih teringat dengan perkataan perawat tadi. Akibatnya Ia menjadi Ragu apakah ada yang salah dengan ingatannya? Benar ia sudah mengetahui secara langsung dari mulut dokter ketika dia baru bangun 6 jam Yang lalu. Dokter mengatakan dia akan mengalami Kelumpuhan sementara dan sebagian Ingatannya Akan hilang sementara. Ia dilarang mengingat keras apa yang telah terjadi.
"Apakah Aku diperbolehkan Pulang besok?"
"Jika kondisi anda memungkinkan Anda bisa diperbolehkan Pulang besok. Tapi Apakah anda masih ingat dengan tempat tinggal anda Nona?" Perawat itu membantu memindahkan Yuna ke atas ranjang rawatnya.
"Tenang saja aku masih mengingatnya. Bisa beritahu dokter kalau aku sudah lumayan Sehat dan bisa melakukan Aktivitas ringan. Jadi aku mau Pulang besok."
"Baiklah saya akan Beritahu dokter tentang itu nona."
______
"Makasih pak" supir taksi membantu Yuna untuk menaiki Kursi rodanya.
"Sama-sama nona, perlu saya antarkan sampai depan apartemen Nona?" Pria tua itu menatap kesihan kepada kondisi Yuna.
"Ah tidak perlu." Yuna terkekeh sembari menjawabnya.
"Kalau begitu saya pergi."
"Ya Hati-hati"
Yuna termenung sebentar sambil menatap gedung Apartemen yang ditinggalinya itu apartemen yang sudah lama dia tempati dari kecil sampai dia besar bersama orang-orang tersayangnya. Tempat tinggal yang penuh dengan kenangan. Mata sayunya mulai berkaca-kaca dengan hati yang Tabah Yuna memutar kedua roda Yang berada disamping tangannya.
Susah payah ia memutar Rodanya dan tiba-tiba Datanglah seorang yang membantu Mendorong Kursi rodanya. Yuna berpaling mendongakkan Kepalanya tapi cahaya matahari membuat Wajah Seseorang itu tidak terlihat. Orang itu terus mendorong kursi Roda Yuna sampai Masuk Loby.
"Te-terima kasih." Kini Yuna gugup melihat Pria yang tidak dikenalnya Itu. Pria itu tersenyum hangat kepadanya Lalu berjongkok Tepat dihadapanya perlahan Memegañg jemarinya Lembut.
"Selamat datang." Pria itu Tersenyum Hangat. Yuna mencoba mengingat-ingat Pria tampan dihadapannya ini.
"Aku Ryuji Saito Yamada, A-aku Kekasihmu." Pria bernama Ryuji itu terlihat tampak ragu ketika mengatakan Kata 'kekasih'.
"Benarkah Aku memiliki seorang kekasih?" Kaget Yuna
"Sebaiknya kita masuk keapartemen mu dulu, biar kujelaskan semuanya." Ryuji kembali Mendorong Kursi Roda Yuna.
---3 Bulan Yang lalu---
Dikediaman Yamada terlihat seorang pria tua menatap bengis Pria muda yang sudah babak belur dihajarnya.
"Kenapa Kau berani membunuh seorang polisi hah? Sudah ku katakan jangan Berani melibatkan masalahmu dengan Aparat-aparat pemerintah. Ayah dengar kau juga mendekati anaknya gadisnya."
"Ayah jangan terlalu mengurusi Kehidupanku. Aku risih ketika Mata-mata Ayah itu selalu mengikutiku." Pria itu memegang Perutnya sambil meringis.
"Kau tidak lupa Bukan? Kau bukan sepenuhnya Pemegang Harta milik Ayah nanti. Ayah melakukan ini semata-mata Untuk kebaikanmu. Jika kau mau mengikuti perintah Ayah untuk terakhir kalinya Ayah akan memberikan Sepenuhnya Harta warisan Milik ayah Kepadamu."
"Sialan" Geram Pria muda itu dalam hati.
"Apa yang ayah inginkan?"
"Ayah ingin kau berbuat baik kepada keluarga polisi yang telah kau bunuh, setidaknya Berikan apa yang ia inginkan. Jadilah pria yang Baik Ryuji, tidak baik berbuat semena-mena kepada orang yang lemah. Berjanjilah kepada Ayah kau akan menjaganya.
"Baiklah"
---off---
_____
"Benarkah aku kekasih mu?" Tanya Yuna memerhatikan Pria yang bernama Ryuji itu
"Ya, buktinya Aku tau letak apartemenmu. Apartemen Yang sering aku kunjungi dulu, Jika kau masih tidak mengingatnya kita bisa mengulang lebih awal. Tolong percayalah! Aku hafal seluruh letak apartemen mu ini"
"Ini kamar mu." Tunjuk pria itu menunjuk kamar milik Yuna
"Lalu ini kamar bekas milik ayahmu. Aku Pun ingat ayah mu sudah meninggal Kurang lebih 3 bulan yang lalu. Aku ikut memakamkan Ayahmu Yuna." Pria itu Mencoba membuat Yuna percaya sepenuhnya.
"Baiklah aku percaya. Tidak masalah perlahan aku akan mengingat kembali dirimu. Em Kamu bisa mengantarkan Aku kemakam Ayahku? " Yuna.
"Aku akan mengantarkan Mu. Ayo"
Diperjalanan menuju Mobil Yuna terus berpikir keras apakah ia memang memiliki seorang kekasih dahulu? Tapi semua pernyataan Ryuji tadi benar.
"Yuna berhentilah berpikir keras." Ryuji memberhentikan kegiatan mendorong kursi Roda Yuna disamping pintu mobil Dan berjongkok menghadap Yuna.
"Ah maafkan aku."
"Sekolah Kau sudah kuurus, setelah kondisi Kau sembuh total kau bisa bersekolah di sekolah yang baru aku daftarkan." Ryuji berdiri Mengelus Puncak kepala Yuna lembut setelah itu dia menggendong Tubuh kecil Yuna
"Eh" Yuna menatap Kagum Ryuji dari bawah. Seburat kemerahan Terlihat di Pipinya.
"Ke-kenapa tidak disekolah yang lama saja?" Yuna bertanya ketika Ryuji selesai memasangkan Sabuk pengaman untuknya. Saat itu juga ia baru bisa menetralkan jantungnya.
"Aku tau kau pasti banyak sekali tertinggal materi. Aku sudah membayar lebih guru di Sekolah yang baru untuk lebih memperhatikan mu."
"Ah baiklah aku mengikuti apa katamu."
"Aku juga membelikan Apartemen yang dekat dengan Sekolahmu, Sebaiknya kita kesana. Barang-barangmu sudah aku pindahkan." Ryuji mendorong kursi Roda yang diduduki Yuna.
"Kenapa kamu tidak minta izin dari ku dulu?"
"Yuna, aku tidak bisa bolak balik dari Mansion ku ke apartemen mu. Aku harus menjagamu. Dan Memastikanmu Baik-baik Saja."
Gadis itu mengehela nafasnya panjang. Dan berusaha menarik senyumnya.
"Baiklah" itulah kata yang hanya bisa ia ucapkan ia sendiri memikirkan kondisi yang tidak bisa berbuat apa-apa.
_____
"Ayah, Ayah Maafkan Yuna baru bisa berkunjung sekarang. Hiks Hiks" Gadis itu terlihat Rapuh. Ryuji yang berdiri disampingnya Memutar matanya malas.
"Ayah semoga tenang disana, jangan mengkhawtirkan Yuna. Sekarang Yuna bersyukur Karena Tuhan telah memberikan seorang pria baik..." Yuna menatap Ryuji lalu tersenyum
"Dan menerima Yuna apa adanya."
"Yuna Pulang Dulu Ayah. Yuna akan sering mengunjungi Ayah"
"Sekarang kita ke Apartemen Yang baru aku belikan" imbuh Ryuji
Mobil Ryuji berhenti Di kawasan mewah khusus apartemen-apartemen kelas atas. Apartemen Yang harga nya selangit.
"Kau yakin membelikan Apartemen dikawasan ini? Apakah tidak belebihan?"
"Apa yang tidak untuk mu Yuna."
Mereka berdua masuk Sepanjang perjalanan menuju kamar Apartemenya ia terus tersenyum. Sedangkan Ryuji terlihat dingin dengan wajah datarnya.
"Wah" Sorak Yuna ketika telah masuk. Kamar apartemennya sangat luas dan besar tidak seperti apartemennya yang dahulu.
"Ryuji bisa nunduk sebentar." Yuna mendongakan kepalanya memperhatika Pria yang memiliki bibir seksi itu.
"Buat apa?"
"Sebentar saja."
Perlahan Ryuji menundukan kepalanya kesamping Kepala Yuna.
'Cup' Yuna mencium Pipi Ryuji singkat. Seketika Pria yang diciumnya menegang dan menatap tajam gadis yang telah berani menciumnya.
"Makasih telah memberikan semuanya." Saking bahagianya Yuna tidak tau kalau Ryuji sedang marah. Tidak ada sahutan Dari Ryuji pria itu menarik napasnya dalam-dalam. Dan mengeluarkannya kasar.
"Sialan berani-beraniinya gadis ini." Batin Ryuji marah
"Ya." Ryuji menjawabnya singkat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
ArionEta
hadehhh
2021-03-19
1