Terlihat seorang Gadis Sedang menatap Rumah
Di Dibalik celah-celah pagar tinggi. Sudah 5 hari dia melakukannya. Dari tatapannya terbukti dia sangat merindukan pemilik Rumah tersebut. 5 hari itu juga Rumah itu kosong. Pagar terkunci tidak ada penjaga disana. Bahkan Gadis itu Rela berdiri berjam-jam untuk bertemu sang pemilik Rumah.
"Aurick Alois aku benar-benar merindukan kalian" Batin Yuna sedih.
'Ting' Sebuah Pesan singkat Memasuki ponsel Yuna.
"Datang ke Restoran daging Secepatnya. Aku tidak mau menunggu terlalu lama" isi pesan dari Aurick.
Yuna langsung pergi menuju Restoran daging yang pernah dia kunjungi bersama Alois sebelumnya. Tidak terlalu jauh dengan kediaman Aurick sendiri cukup berjalan Yuna sudah sampai ke Restoran Daging dimana Aurick berada.
"Duduk" Titah Aurick
Yuna mematuhi perkataan Aurick. Dengan cepat dia Duduk, matanya Tidak lepas dari Sosok Pria yang dirindukannya beberapa hari ini.
"Aku tidak suka mata mu menatap ku seperti itu." Dingin Aurick. Yuna yang mendengarnya langsung mengalihkan Pandanganya Ke Arah lain.
"Seperti yang ku katakan Terakhir kali. Aku yang akan mengurus akhir dari tunangan kita orangtua ku sudah tahu semuanya. Seperti biasa mereka hanya bisa menghormati apa keputusan ku." Ucap Aurick lalu menyerahkan cincin yang tidak pernah dipakainya. Cincin itu dia keluarkan dari balik Saku kemeja nya.
"Tapi bagaimana dengan Alois?" Ucap Yuna dengan sedih.
"Bahkan Alois sudah melupakan mu dan menerima Eiko sebagai Ibu kandungnya. Dan Setelah ini jangan menemui ku maupun keluarga ku. Sebentar lagi aku akan mengadakan pernikahan dengan Eiko. Jangan berani-berani muncul di acara pernikahanku. Jika kita bertemu Anggap saja kita tidak pernah saling mengenal." Ucap Aurick datar. Matanya menatap Yuna tajam. Seolah-olah ingin menguliti mangsanya hidup-hidup.
"Tapi bagaimana? Aku sekarang tidak ada siapa-siapa lagi. Dan aku pun tidak mempunyai wali." Ucap Yuna dengan mata berkaca-kaca
"Jadi kau ingin aku menjadi wali mu? Memangnya kau siapa. Dengar Gadis bodoh kau jangan mengira aku sebaik yang Kau kira." Aurick memandang rendah Gadis didepannya.
"Tapi bisa kah kamu memberi tahu ku dimana Makam Ayah? Ini permintaan terakhirku" Tanya Yuna Memohon.
"Sudah ku katakan jangan bertanya soal itu gadis sialan." Geram Aurick.
"Kenapa Kamu selalu marah ketika Aku bertanya itu?" Ucap Yuna.
"Makam Ayahmu layak. Sangat layak Untuk seorang polisi sepertinya. Kenapa Kau sangat ingin tahu? Kau tidak percaya Pada ku."
"Wajar aku bertanya Aurick. aku sebagai anaknya wajib mengunjungi makamnya."
"Sudahlah. Aku sudah mebuang-buang waktu berbicara dengan mu."
"Aurick katakan dimana makam Ayah. Aurick, Aurick." Yuna sedikit berlari mengejar Aurick yang pergi meninggalkannya. Dia terus memanggil nama pria itu .tapi pria itu tidak menghiraukannya dan Masuk kedalam Mobil.
_____
Yuna Hari memutuskan tidak sekolah. Tiba-tiba dia terkena demam akibat pulang kemalaman dengan berjalan kaki dari kediaman Aurick ke Apartemennya. Di tambah perasaan sedihnya dicampakkan oleh Aurick. Anggap saja dia bodoh karena dengan mudah menyukai Aurick.
Dengan berjalan Sempoyongan menuju dapur Gadis itu menuangkan segelas Air untuk di minum. Tubuhnya benar-benar tidak sehat sekarang. Yuna berjongkok ketika pusing kembali mendera kepalanya dengan Hebat.
"Yuna Kau sakit?" Tanya Ryuji langsung berjongkok disamping Yuna.
"Bisa bantu aku ke kamar." Ucap Yuna.
Ryuji membopong Tubuh mungil Yuna kedalam kamar gadis itu. Ryuji dapat merasakan Tubuh panas Yuna yang disampingnya.
"Tubuh Mu sangat panas Yuna. Apa perlu Aku menelpon Tunangan mu kalau kau sedang sakit." Ucap Ryuji
"Tidak perlu. Dia sedang sibuk sekarang." Ucap Yuna.
Tanpa Yuna sadari Perkataan nya itu lah membuat Ryuji salah paham dia mengira Pertunangan Yuna baik-baik saja.
"Sebentar Aku akan mengambilkan air untuk mengompres mu"
"Tidak perlu. Ambilkan Obat pereda Demam saja didapur" ucap Yuna dengan suara Paraunya kulit nya yang putih jadi bertambah Putih pucat. Seperti Mayat Hidup.
"Ya akan Ku ambilkan."
Ryuji kembali dengan segelas Air dan obat di tangannya. Pria itu membantu Yuna meminum Obat nya.
"Yuna kau seharusnya mengganti Seragam sekolahmu dulu." Ucap Ryuji.
"Ah ya sebaiknya Aku mengganti seragam ku dulu. Bisa tolong ambilkan piyama ku di dalam Lemari." Ucap Yuna
"Gadis sialan dia terus saja memerintah ku." Batin Ryuji.
Ryuji dengan gusar mencari-cari Piyama didalam lemari Yuna. Setelah menemukannya dia menyerahkan piyama berwarna putih itu kepada Yuna. Pria itu terdiam Melihat tubuh atas Yuna Yang terlihat Basah dengan keringatnya sendiri menembus seragam sekolah yang dikenakannya. Gadis itu tidak menyadari kalau kancing seragamnya sudah terbuka 2 kancing.
"Gadis ini berniat menggoda Ku heh?" Batin Ryuji.
Ryuji tetap memperhatikan Yuna yang terlihat sangat lesu sambil memegang Kepalanya. Mulut gadis itu sesekali mengeluarkan Ringisan kecil. Yuna perlahan membuka kancing seragamnya karena kepalanya sangat pusing dia tidak menyadari Ryuji masih disamping Ranjangnya.
Akibatnya Tubuh Ryuji Menegang ketika Yuna Melepas Seragamnya. Kini hanya tinggal tanktop
Tipis yang membalut Bra nya. Ryuji menatap Yuna dengan Senyum miringnya pria itu terus melihat Yuna yang sibuk melepas Seragamnya.
Lalu ketika Yuna ingin melepas Bra dan tanktop nya. Saat itu juga Ryuji menggeram menahan Gairahnya dan memutuskan meninggalkan Yuna. Dia tidak ingin menerkam Yuna jika dia melakukannya bisa saja Rencananya gagal untuk membuat Pertunangan Aurick hancur. Saat ini dia menunggu-nunggu waktu yang tepat untuk menghancurkan Pertunangan Aurick. Dia tau Aurick sangat Mencintai Yuna. Rencana tidak perlu Membuang tenaga cukup membuat Aurick merasa Tersakiti dengan Membuat Yuna seolah-olah selingkuh dengannya.
Ryuji Menaiki Ranjang berukuran kecil yang hanya mampu menampung dirinya. Ranjang milik Ayah Yuna. Anggap saja Ryuji tidak memiliki hati dengan teganya dia tidur di Ranjang milik Orang yang dia bunuh. Itulah sifat Ryuji dia memang tidak memiliki Perasaan terhadap siapa pun Rasa kesihan dan Empati nya hampir tidak ada dalam dirinya.
"Ayah Yuna merindukan Ayah hiks hiks." Isak Yuna yang tiba-tiba masuk kedalam Kamar Ayahnya dan naik keatas Ranjang yang direbahi Ryuji. Yuna tidak sadar kalau disana Bukanlah Ayahnya melainkan Ryuji.
Yuna Merebahkan Tubuhnya dengan memeluk Tubuh Ryuji dari samping. Ryuji menegang ketika Yuna memeluk Tubunya Erat. Rasa panas menjalar ke tubuhnya akibat suhu tubuh Yuna yang memang Lumayan Panas.
"Ayah, Yuna lagi sakit." Ucap Yuna semakin mempererat pelukannya kepada Ryuji. Menganggap Ryuji adalah ayahnya. Yuna langsung tertidur disamping Ryuji. Dengan tubuh keduanya menempel sangat dekat.
Itulah Yuna dari kecil ketika dia sakit dia pasti pergi ke kamar Ayahnya untuk menemaninya tidur. Karena saat sakit dia Takut untuk sendiri dan biasanya tidak bisa tidur.
Ryuji Menyeringai. Terlintas sebuah ide di pikirannya yang menurutnya sangat menarik. Perlahan dia memindahkan tubuh Yuna dari tubuhnya. Lalu Ryuji melakukan Aksinya dengan melepas Baju atasan yang dikenakannya. Dan membuka Piyama Yuna. Pria Itu menegang dan meneguk salivanya kasar, Ketika dia berhasil Membuka semua kancing Piyama milik Yuna.
"Sialan Kenapa gadis ini memiliki Dada yang besar dan Indah." Geram Ryuji. Ketika menatap Dada milik Yuna yang terpampang di depannya.
Setelah menatap Cukup lama. Ryuji melanjutkan Niatnya dengan memindahkan kepala Yuna Ke atas dadanya setelah itu dia mengambil ponselnya yang tidak jauh darinya. Ryuji berniat mengambil gambar seolah-olah Yuna adalah gadis Murahan. Dengan mata terpejam beberapa kali dia mengambil gambar dengan hati-hati Agar Yuna tidak terbangun.
Setelah selesai Pria itu kembali menutup Piyama Yuna. Tidak lupa dia juga memasang kembali Baju atasannya. Pria itu terdiam sesaat di tepi Ranjang Yuna. Menelurusi setiap Inci Wajah gadis itu. Dan Matanya berhenti Dibibir Mungil itu begitu seksi di mata Ryuji. Perlahan jemari Rampingnya mengusap bibir mungil itu.
"Ngeeh" Yuna merasa terganggu dengan usapan kecil dibibirnya. Ryuji buru-buru menarik kembali tangannya ketika Mata itu perlahan terbuka. Matanya yang sayu seketika kaget melihat sesorang dihadapannya.
"Ah Ryuji Maafkan Aku telah masuk ke sini. Pasti kamu terganggu." Yuna memaksakan dirinya duduk.
"Kau tiba-tiba saja masuk dan menganggap Aku sebagai Ayahmu. Apakah ini kebiasaan mu?"
"Maafkan Aku. Aku terbiasa tidur dengan Ayah ketika sakit."
"Kau tidur saja disini. Biar aku yang tidur di kamar mu." Ucap Ryuji Seraya berdiri
"Tidak. Aku akan kembali ke kamar ku sendiri."
"Ck Menurut apa kata ku." Setelah mengucapkan kata itu Ryuji langsung keluar. Yuna bungkam di tempatnya. Perlahan dia menidurkan kembali tubuhnya. Mata sayu nya menutup seolah ada beban berat diatas kelopak matanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
mommy Fakhira
bucin tuh nnt si riucy
2021-03-14
2
Fatia
duh nyesek banget melihat yuna disakiti 3 manusia s*mp*h itu, kenapa s*mp*h ya iyalah cuma bisa meresakan masyarakat dan cuma bisa menyakiti org yg tidak bersalah, 😤😠...
😅jadi gas sendiri maaf ya thor terbawa suasana😅
tetap smangat thor✊✊👍 next👉
2021-03-14
3