Pendekatan

Terlihat seorang Gadis sedang Menatap diam Pria yang didepannya. Pria Itu sedang Menatap Mie Udon yang dibelikannya Di dekat Gedung Apartemennya.

"Kau tidak salah membelikan ku ini?" Tanya Ryuji Menggaruk tekuknya.

"Aku tidak Tahu apa yang kamu sukai, jadi aku memutuskan Untuk Membeli ini saja karena menurutku sebagian Orang suka dengan Mie udon." Ucap Yuna. Berusaha menahan Agar tidak salah Tingkah bagaimana tidak pria yang didepannya ini tidak memakai Atasan. Padahal Yuna sudah menyuruhnya berapa kali untuk memakai Atasannya.

Ryuji perlahan mengaduk-ngaduk Mie udon didepannya. Pria itu seperti Tidak Beminat Untuk Memakannya.

"Maafkan Aku, sepertinya Kamu tidak menyukainya." Ucap Yuna Lalu berniat Merebut Mangkok berisikan Mie udon itu. Tapi Tangannya dihentikan Oleh Ryuji. Pria itu Memegang Pergelangan Tangan Yuna.

"Aku Akan Memakannya" Ucap Ryuji lalu Mencoba Menyuapkan Mie udon Yang di belikan Yuna

"Apakah Rasanya Enak?"

"Emm Tidak buruk. Berhubung Aku Sangat lapar. Jadi aku Akan menghabiskannya." Ucap Ryuji.

Yuna tersenyum Mendengar Penuturan Ryuji. Lalu Gadis itu Mengambil Paket yang Baru saja Diterimanya Tadi. Perlahan Tangan mungilnya Membuka Bungkusan Paket itu. Ryuji yang Dihadapannya Juga menunggu-nunggu Yuna Membuka paket itu.

"Mawar Hitam lagi." Yuna Mengehela Nafasnya.

"Lagi?" Tanya Ryuji

"Iya. Kemarin Aku juga dikirimkan Bunga Mawar Persis seperti sekarang. Aku sedikit takut karena tidak Ada nama Pengirimnya." Ucap Yuna

"Mungkin Teman Ayahmu, yang Ikut berduka Cita atas kepergian Ayahmu" Ucap Ryuji.

"Aku juga Berpikir seperti itu. Tapi jika Teman Ayah kenapa Nama pengirimnya selalu kosong. Buat apa menyembunyikannya." Ucap Yuna.

"Jangan Terlalu di pikirkan." Ucap Ryuji Lalu menyuapkan Suapan Terakhir Mie udonnya.

"Apa Yang terjadi dengan Pelipismu dan juga Pangkal Hidungmu?" Tanya Ryuji

"Ah ini A-aku habis terjatuh tadi." Bohong Yuna.

"Tapi Matamu Juga Sembab."

"Se-setelah terjatuh Aku sempat Menangis tadi" Ucap Yuna.

"Seperti Anak Kecil saja."

"Jangan Menghina Ku anak kecil. Sekarang Kamu pakai baju mu. Sudah kenyangkan?" Ucap Yuna sedikit kesal ketika Ryuji mengatainya.

"Baiklah. Bisa Ambilkan Baju ku Di atas Ranjang. Sepertinya perut ku sangat penuh." Pria itu mengelus-elus Perut Sixpack nya. Oh Ayolah. Wajah Yuna Seperti kepiting Rebus sekarang.

Yuna hanya menuruti permintaan Pria itu dengan mengambilkan Bajunya.

"Kau dari kecil memang Memiliki Pengelihatan yang Buruk Yuna?"

"Tidak, Ketika Aku masuk SMA. Pengelihatan ku menurun karena terlalu banyak Membaca buku. Terlebih malam Hari Aku harus mengenakan Kacamata ketika keluar." Ucap Yuna.

"Wajar saja dia tidak mengenaliku" Batin Ryuji

"Oh. Kalau begitu Tidurlah."

"Lalu Bagaimana dengan Mu? Kenapa Kamu bisa tidak memiliki tempat tinggal dan pekerjaan."

Ryuji terlihat bepikir sejenak.

"Aku Di berhentikan Kerja sepihak, lalu aku di usir karena tidak bisa bayar Tempat yang kutinggali." Ucap Ryuji. Yuna Yang mendengarnya merasa Sedih dengan Kehidupan Ryuji.

"Kamu boleh tinggal di sini sampai kamu bisa menyewa tempat tinggal sendiri. Aku akan membantu mu mencari pekerjaan. Dan Juga Password Apartemen ku 7777 sangat mudah bukan." Ucap Yuna tersenyum lembut

Ryuji Mematung dia menatap Yuna dalam. Terlintas di pikirannya untuk Menggagalkan Rencananya tapi Ryuji membuang Jauh-jauh Pikiran itu.

Tiba-tiba Bel Apartemen Yuna berbunyi.

"Biar ku buka Dulu." Ucap Yuna

Seperti biasa Yuna mengintip dari Lubang Apartemenya. Dan kemudian Gadis itu mengerutkan Keningnya. Dia melihat Pria berpakaian Rapi dihadapan Pintunya. Yuna sempat Ragu membuka pintunya.  Tapi perlahan   akhirnya dia membuka Pintunya.

"Ini dari Tuan Aurick. Tuan Mengatakan setelah Pulang sekolah Nona harus ke Rumah Tuan Aurick." Pria berpakaian Rapi itu langsung berbicara dan menyerahkan sebuah Paperbag Ke hadapan Yuna.

"Apa ini?"

"Terima saja Nona." Ucap Pria itu.

"Terima kasih Ya Sudah mengantarkan." Ucap Yuna.

"Ya Nona itu memang tugas saya."

Setelah Pria itu pergi Yuna menutup Kembali Pintunya.

"Siapa?"

"Suruhan Aurick." Ucap Yuna. Gadis itu membuka Paperbag besar yang dikasihkan Aurick. Setelah Membukanya terlihat sebuah seragam yang persis seperti seragam sekolahnya. Ketika di Lihat baik-baik ternyata itu seragam Baru yang dibelikan Aurick. Yuna langsung tersenyum lebar dan memeluk seragam itu. Siapa saja yang melihatnya pasti merasakan Kebahagiaan yang terlihat jelas di wajah Yuna. Tidak hanya itu ternyata Aurick juga membelikan sebuah Ransel untuknya. Dan juga sebuah inhaler baru.

"Tunanganmu yang memberikannya?"

"Ya. Aurick Memberikannya."

"Sepertinya Tunangan mu sangat mencintai mu?". Ucap Ryuji dengan Smirk-Nya

"Sepertinya" ucap Yuna penuh Harap

_____

Sepulang sekolah Yuna langsung Mengunjungi Rumah Aurick. Hari ini dia pulang sedikit terlambat karena ada kelas tambahan yang wajib di ikuti. Sebelum kesini dia sempat membeli Mochi untuk dikasihkan Alois yang memang menyukai Mochi.

"Mommy" Teriak Alois langsung turun dari gendongan Aurick.

"Pergi bermain ke taman belakang." Ucap Aurick

Yuna mengikuti Aurick yang menuju belakang Rumah. Yuna menatap punggung lebar Aurick yang dibalut kaos hitam lengan panjang. Hingga dia tidak menyadari kalau dia sudah berada di taman belakang Rumah Aurick.

Hamparan Rumput yang sangat hijau dan Luas. Terdapat bebarapa Mainan seperti Ayunan Perosotan dan jungkat-jungkit.

"Mom main itu Yuk" Tunjuk Alois menunjuk Jungkat-jungkit.

"Daddy sini temenin Alois main juga." Ucap Alois

"Tidak Alois." Tolah Aurick.

"Daddy jahat, nggak mau main sama Alois. Ayo Mom biarkan Daddy main sendiri" Rajuk Alois

Yuna mengangkat Alois ke satu sisi ujung Jungkat-Jungkit. Setelah itu dia menduduki satu sìsi ujung yang kosong. Terlihat Aurick mendekati Yuna.

"Kenapa Kau terus mengikuti apa anak kecil itu mau. Kau tidak tau dia bisa saja terjatuh kalau tidak ada yang memegangnya. Dia hanya anak kecil yang tidak tau apa-apa." Dingin Aurick pelan namun menusuk.

Yuna hanya bisa terdiam tertunduk. Dia seperti seorang Murid yang di Marahi Gurunya.

"Ck Menjauhlah. Kau pangku Alois. Biarkan Aku disini" usir Aurick. Yuna dengan cepat pindah dan Mengangkat Alois kepangkuannya.

"Ayo Mulai Dad." Perlahan Aurick Mendorong kakinya dari atas tanah. Begitu pun dengan Yuna. Mereka melakukannya terus secara bergantian.

Entah mengapa Yuna merasa ada gejolak Aneh pada diri nya ketika melihat Aurick diseberang sana. Siapa saja yang meliha ketiga nya pasti mengira kalau mereka adalah keluarga bahagia.

Sepanjang permainan Yuna terus tersenyum tapi tidak bagi Aurick pria itu seperti jijik dan tidak suka melihat Yuna.

Terdengar Suara Ponsel milik Aurick berbunyi. Saat itu juga permainan berhenti. Sekilas Yuna melihat Aurick tersenyum beberapa detik ketika melihat layar ponselnya.

"Ayo masuk Alois." Ucap Aurick lalu menggendong Alois yang saat itu berada di pangkuan Yuna. Anak kecil itu hanya mematuhi Aurick santai.

Yuna Menatap punggung Aurick penuh kesedihan. Pria itu terus saja bersikap dingin kepadanya. Entah mengapa Dada nya sesak ketika mengingat tatapan Aurick yang selalu dingin kepadanya.

Yuna mengehela napasnya panjang dia melepas kacamatanya yang terasa berat. Matanya Juga terasa penat. Perlahan langkah kecil gadis itu masuk kedalam Rumah Aurick. Dia Mencari-cari kedua Sosok Ayah dan Anak itu dan mendapatkannya di Sofa ruang Tengah. Yuna terdiam di tempatnya disana dia melihat Aurick lagi-lagi tersenyum walaupun hanya sebentar tapi senyuman yang dikeluarkan oleh orang dingin seperti Aurick bukankah sangat langka.

"Siapa orang itu? Kenapa sepertinya Aurick sangat senang." Batin Yuna.

Setelah Aurick menutup Ponselnya. Kemudian tatapannya kembali dingin ketika melihat keberadaan Yuna.

"Alois mau Mochi?" Tanya Yuna. Dia berniat membuka Tas. Tas pemberian Aurick.

"Wah Mommy Bawa Mochi. Alois mau." Ucap Alois dengan Riang

"Jangan diberikan Kepadanya. Tenggorokan Alois sedang tidak sehat." Ucap Aurick.

"Benarkah? Alois jangan Makan yang Manis-manis ya." Ucap Yuna

"Baiklah Mom."

"Kamu mau?" Tawar Yuna.

"Aku tidak suka Mochi."

Yuna hanya menganggukan kepalanya pertanda mengerti. Sesaat hening menyelimuti mereka. Alois sendiri Asik dengan Mainan ditangannya. Hingga Tidak Lama Bel Berbunyi.

"Biar ku bukakan." Ucap Yuna

"Tidak perlu." Pria itu Langsung berdiri menuju Pintu utama.

Terpopuler

Comments

MelKa

MelKa

krezy up doing thor pembaca Setia mu Dari wp Dah nunggu kelamjutanya, gk save banget.😤😤😤😤😤

2021-02-05

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!