Dia Tampan Tapi...

'Tok tok' Yuna Mengetok pintu dengan gaya Eropa dihadapannya dengan warna hitam yang memberikan kesan gelap dan menakutkan.

Kalau dilihat-lihat Mansion ini lebih merujuk gaya khas Eropa modern. Tidak ada Gaya jepang dan pintu geser khas jepang dirumah ini.

Karena era sekarang tidak seperti zaman edo yang selalu membangun rumah dengan bahan Kayu dan menggunakan pintu geser. Era sekarang jepang banyak membangun rumah dengan lebih modern.

Para perempuan juga tidak memakai kimono lagi untuk pakaian sehari-hari, kimono hanya digunakan pada hari tertentu untuk merayakan hari-hari penting. Tapi di Zaman edo dulu kimono dipakai untuk pakaian sehari-hari.

'Tok tok' Yuna kembali mengetok pintu yang tidak kunjung dibuka.

'Ceklek' tidak lama keluarlah pria yang ditemui Yuna dimeja makan tadi. Pria itu menatapnya tajam. Tidak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulut pria itu.

Yuna sendiri bingung harus berbuat apa. Ayolah pria yang didepannya ini akan menjadi tunangannya sebentar lagi.

"Sebaiknya kau pergi. Kalau terus berdiam diri." Desis pria itu. tampan bahkan banyak yang tidak sadar dia duda 1 anak. Umur yang sudah menginjak 28 tahun dia tidak berniat mencari istri. Sejak istri pertamanya meninggalkannya tanpa alasan dan sebab. Saat itulah dia tidak mau mengenal apa itu cinta. Tapi sampai saat ini dia tidak bisa melupakan istri nya itu. Dia berusaha tapi hatinya tetap tidak bisa. Aurick sendiri juga tidak bisa memungkiri kalu dia sangat masih mencintai istrinya itu.

Aurick adalah salah satu mafia yang paling ditakuti Di tokyo. Dia mempunyai Bar yang sangat terkenal dan berpengaruh. Tidak ada yang berani melawannya bahkan berurusan dengannya. Itulah salah satu alasan kenapa penjahat menjadikan Alois sasaran empuk untuk diculik karena Aurick memang sangat menyayangi Alois.

"Sa-saya Yuna Akeno. Senang bertemu dengan tuan." Ucap Yuna berusaha sopan kalau dilihat-lihat pria didepannya berumur terpaut cukup jauh dengannya.

Pria didepannya hanya menatap telapak tangan Yuna tanpa berniat menyambutnya. Dengan tatapan tajam dia menatap Yuna.

"Kau cukup memanggil ku Aurick dan jangan gunakan bahasa formal lagi. Kau tidak perlu membuang waktu untuk mengenal ku. Aku paling tidak suka kalau ada orang mengusik kehidupanku. paham." Desis Aurick

"Pa-paham." Ucap Yuna cepat entah kenapa dia takut ketika meliahat Aurick.

"Aku sudah mengetahui semuanya. Besok malam akan diadakan pertunangan antara kau dan aku. Sepertinya kau salah dengan memilih  bertunangan denganku. Kau tau kenapa aku menerima pertunangan ini? Itu karena aku hanya kesihan dengan Alois. Dan kau jangan bertingkah seolah-olah kau pahlawan Alois waktu lalu. Kau sama saja dengan wanita lain yang hanya uang dipikiranmu." Jelas Aurick

"Setelah mendengar perkataanku. Jangan pernah berpikir membatalkan pertunangan ini. Kau tau aku bisa berbuat apa saja jika kau berani membuat Alois sedih."

'Brak' setelah mengucapkan kata itu Aurick masuk ke kamarnya. Sedangkan Yuna hanya diam mencerna semua perkataan Aurick yang telah dilontarkan kepadanya.

Yuna mengerjap matanya dan mencerna apa yang dikatakan Aurick barusan. Seketika pikiran  Yuna kembali ketika nenek Alois mengatakan bahwa Aurick adalah pria yang baik.

"Baik kenapa harus ditutupi?" Batin Yuna Dengan langkah berat Yuna meninggalkan tempat itu.

"Sekarang apa yang harus kulakukan? Bahkan aku tidak bisa menolak tawaran kakek Alois tadi. Kenapa aku harus menerima tawaran konyol ini." Batin Yuna entah mengapa dia merasa sedikit menyesal. Dia termakan oleh omongan nenek Alois kalau Aurick adalah pria yang baik.

"Bukankah aku masih belum mengenal Aurick. Mungkin saja dia terkenal cuek diawal-awal tapi sejujurnya dia adalah pria yang hangat." Yuna merasakan jantung berdegup kencang. Dan wajahnya memanas. Seketika wajah tampan Aurick muncul dipikirannya.

"ah Sepertinya aku menyukai pria itu." Batin Yuna dengan senyum sumringah.

Yuna terus berjalan hingga dia sudah sampai diruang tengah tempat mereka bertiga berkumpul membicarakan pertunangan tadi. Sangat sepi. Tidak ada seorang pun disana.

Hingga sebuah tarikan kecil dibajunya membuat Yuna kaget.

"Alois. Kamu ternyata." Ucap Yuna mengelus dadanya.

"Mommy ayo temenin Alois tidur. Alois sudah tunggu dari tadi." Ucap Alois dia kembali merentangkan kedua tangan meminta untuk digendong.

"Ayo." Ucap Yuna lalu menggendong Alois kepelukannya. Anak kecil itu telihat nyaman dipelukan Yuna.

Yuna menuju kamar yang tunjukan oleh Alois. Ternyata kamar Alois berada di lantai atas. Tepat disebelah Kamar Aurick.

"Mom buka pintunya jangan keras-keras. Daddy tidak suka keributan." Ucap Alois

"Baiklah." Yuna membuka pintu kamar dengan sangat pelan. Lalu menutupnya dengan pelan juga dia tidak mau mebuat Aurick terganggu dengan keberadaannya.

"Alois biasanya kalo tidur lampunya dimatiin?"

"Iya mom. Tapi lampu diatas nakas tidak perlu." Ucap Alois.

Setelah itu Yuna duduk disamping ranjang Alois. Sedangkan Alois sudah menutup matanya. Yuna mengelus kepala Alois agar anak kecil itu segera tidur. Karena Yuna harus pulang sekarang takut kalau kemalaman dia baru sampai kerumah. Terlebih dia harus bangun pagi untuk sekolah.

"Mommy?" Panggil Alois

"Loh kenapa Alois tidak tidur?" Tanya Yuna.

"Sebenarnya Alois tidak bisa tidur kalau tidak dipeluk Mom. Daddy selalu melakukannya untuk Alois ketika daddy tidak sibuk. Tapi sekarang Alois ingin mommy yang Memeluk Alois." Ucap  Alois.

"Tapi Alois janji ya harus tidur."

"Iya mom."

Yuna naik keatas ranjang dan berbaring disamping Alois dan memeluknya hangat.

"Mommy jangan tinggalin Alois ya." Ucap Alois

"Karena Alois selama ini kesepian. Dan selalu bermain sendiri. Tidak ada teman. Daddy jarang berada dirumah." Ucap Alois.

Yuna sedih mendengarnya. Kesihan sekali Alois kurang mendapatkan perhatian dari Daddynya yang sibuk bekerja.

"Kenapa Alois tidak ikut dengan nenek dan kakek saja?" Tanya Yuna

"Alois tidak bisa jauh-jauh dengan daddy. Mommy janji ya jangan tinggallin Alois" Ucap Alois.

"Ya Mommy janji. Sekarang tidurlah" Ucap Yuna.

Sudah hampir satu jam Yuna mengelus Rambut Alois. Untungnya anak kecil itu bisa tertidur. Perlahan Yuna berdiri dan merapikan selimut untuk Alois.

"Mimpi indah Alois." Bisik Yuna.

Yuna membuka pintu kamar Alois perlahan. Dan menutupnya perlahan.

"Alois sudah tidur?" Tanya Aurick yang Tiba-tiba sudah dibelakang Yuna.

"Aa-aaurick. Y-ya Alois sudah tidur. Aku pamit pulang." Ucap Yuna.

"Biar kuantarkan. Ini sudah terlalu malam. Ingat jangan senang dulu ini sebagai gantinya karena kau sudah berhasil menidurkan Alois." Ucap Aurick.

"Tidak perlu." Ucap Yuna. Dia sedikit takut kalau berdekatan telalu lama dengan Aurick kesihan dengan jantungnya.

"Kau berani menolak heh?" Desis Aurick lalu menatap tajam Yuna.

"Ba-baiklah." Ucap Yuna.

"Tunggu dibawah." Ucap Aurick

"Ba-baik" lagi-lagi Yuna hanya bisa mengucapkan kata itu.

...***...

Malam ini adalah malam yang paling menegangkan bagi Yuna. Bagaimana tidak. Sepanjang perjalan Aurick hanya diam menatap lurus kearah jalan yang dihadapannya.

"Aurick bolehkah aku bertanya?"

"Bertanyalah." Singkat Aurick

"Se-sebelumya aku sangat berterimakasih Karena kamu sudah mau mengurus pelaku pembunuhan ayahku. Dan pemakaman Untuk Ayahku. Tapi apakah aku boleh tahu dimana tempat pemakaman Ayahku?" Tanya Yuna

"Kau tidak perlu tahu dimana tempat ayahmu dimakamkan. Yang pasti tempatnya sangat layak" ucap Aurick

"Tapi dim...."

"Kau tidak mendengar apa kataku? Kupastikan Tempatnya Layak bahkan sangat layak. Sekali lagi kau bertanya tentang itu. Aku tidak segan-segan menghajarmu Yuna" Desis  Aurick

"Ba-baik."

Terpopuler

Comments

ArionEta

ArionEta

pengen tau makam ayah sndri masa g bleh

2021-03-19

1

Herlin Hady

Herlin Hady

lanjut Thor, keren

2021-03-15

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!