Gagal Mengeksekusi

“Alma ….”

Seketika, Juan Pablo melepaskan jarinya dari pelatuk senapan yang sudah siap ditarik. Sang eksekutor berjuluk Elang Rimba tersebut diam membeku, sambil terus mengawasi gadis cantik berambut cokelat tadi lewat teropong.

Tak tahu kenapa, Juan Pablo tidak bisa melakukan tugas mengeksekusi Jonathan Fletcher, saat melihat Alma. Sosok cantik itu sudah berhasil membuat perasaan Juan Pablo banyak berubah. Sang eksekutor yang biasanya selalu melakukan pekerjaan tanpa beban, kali ini merasa berat hanya untuk melesatkan sebutir peluru.

“Apa-apaan ini?” Juan Pablo berdecak pelan, lalu berdiri. Dia mengambil rokok yang masih mengepulkan asap, kemudian mengisapnya dalam-dalam. “Tidak bisa! Ini tidak bisa dibenarkan!” Juan Pablo menjadi gelisah sendiri. Pria itu tak dapat melanjutkan pekerjaannya, karena sudah kehilangan konsentrasi. Juan Pablo tak ingin mengambil risiko.

Pria tampan berkulit cokelat asal Meksiko itu, kembali memeriksa teropong. Dia tak melihat Alma dan Jonathan di tempat mereka tadi. “Argh! Sialan!” Juan Pablo benar-benar kesal. Tak ada yang bisa dilakukan, selain kembali mengemas senapan ke dalam ransel.

Selama menjalani pekerjaan sebagai seorang pembunuh bayaran, Juan Pablo tak pernah gagal dalam mengeksekusi target. Baru kali ini dirinya kehilangan fokus. Si pemilik mata hazel itu tak mengerti. Entah mengapa, pengaruh Alma teramat besar bagi dirinya.

Juan Pablo yang telah selesai mengemasi senapan ke dalam ransel, bergegas pergi dari bangunan tadi. Mustang hitam klasik miliknya melaju cukup kencang, meninggalkan tempat terbengkalai itu. Sambil melajukan kemudi dengan sebelah tangan, pria tampan berambut gelap tersebut mengeluarkan ponsel. Dia menghubungi seseorang yang tak lain adalah Jacob.

“Bagaimana, Juan?” tanya Jacob tanpa basa-basi.

“Aku sudah siap menransfer sisa bayaranmu,” ujarnya.

“Kubereskan pekerjaan ini lain kali,” balas Juan Pablo datar.

“Apa? Apanya yang lain kali?” Nada bicara Jacob meninggi. Pria asal Swedia itu langsung naik pitam, saat mendengar bahwa Juan Pablo tak jadi mengeksekusi Jonathan Fletcher. “Kau tidak pernah seperti ini, Juan!” ujarnya tak mengerti, diiringi dengkusan kesal.

“Masih ada waktu. Dunia tak akan kiamat besok,” sahut Juan Pablo datar. Dia tak langsung pulang ke kediaman milik Pedro. Juan Pablo lebih dulu mampir ke bengkel kecil miliknya.

“Aku pasti akan menyelesaikan pekerjaan itu. Secepatnya,” ucap Juan Pablo setelah memasukkan kendaraan ke bengkel, lalu menutup rolling door. Sehingga, dia harus menyalakan lampu. “Kuhubungi lagi nanti,” tutupnya. Tanpa basa-basi, Juan Pablo mengakhiri perbincangan tadi.

Sementara itu, di tempat lain. Alma dan Jonathan tengah menikmati kebersamaan di sebuah cafe. Mereka berbincang hangat. Sesekali, Alma tertawa riang. Sungguh merupakan pemandangan yang sangat indah, sampai ada panggilan masuk ke ponsel milik Jonathan.

“Sebentar. Aku harus menjawab telepon dulu,” ucap Jonathan, seraya memeriksa telepon genggamnya.

“Apa itu dari ibu?” tanya Alma penasaran.

Jonathan menggeleng. “Bukan. Ini dari Noah,” jawabnya, seraya menggeser ikon hijau. Jonathan memasang raut serius, saat mendengarkan laporan dari rekannya tadi.

“Mustang hitam itu terpantau melintasi jalanan dari arah utara, sekitar dua kilometer dari tempatmu bermain golf hari ini,” terang Noah.

“Apa ada laporan penembakan misterius atau ….”

“Tidak ada, Joe. Situasi terpantau kondusif,” sela Noah, tanpa menunggu sang rekan menyelesaikan kalimatnya.

“Apakah mobil itu hanya sekadar melintas di sana, atau memang sedang melakukan misi pengintaian?” gumam Jonathan. Pertanyaan tadi, seperti dia tujukan untuk dirinya.

“Entahlah, Joe. Kami masih terus mencari alamat pasti dari si pemilik Mustang. Ada beberapa nama serupa. Sialnya, mereka sama-sama berasal dari Amerika Latin. Aku dan tim sedang menelusuri satu per satu nama itu. Kau tahu sendiri, bahwa Mustang hitam yang sedang kita buru tidak terdaftar resmi di sini.”

“Ya, kau benar. Kupikir, ini akan menjadi kasus yang mudah. Kenyataannya tidak demikian.” Jonathan mengembuskan napas berat. “Baiklah, Noah. Terima kasih untuk informasinya. Aku sedang di luar. Akan kuhubungi nanti, jika sudah di rumah,” pungkas pria itu. Setelah menutup sambungan telepon, Jonathan kembali mengarahkan perhatian pada Alma yang menatapnya lekat.

“Ada apa, Ayah?” tanya Alma penasaran.

“Anak buah Noah melihat Mustang hitam yang sedang kami cari, sekitar dua kilometer dari tempatku bermain golf. Sungguh disayangkan. Andai saja aku mengetahuinya sejak tadi.”

Seketika, Alma terdiam membeku. Ingatannya kembali pada ucapan Juan Pablo, yang mengatakan bahwa dirinya akan menghabisi sang ayah. Gadis itu terlihat tak nyaman. “Boleh kutahu sesuatu, Yah?” tanyanya.

“Apa?”

“Dari jarak berapakah, seorang sniper seperti yang telah menghabisi Paman Abraham bisa melakukan aksinya?”

Jonathan tak langsung menjawab. Dia justru tersenyum. Pria itu merasa terkesan, atas pertanyaan yang diajukan putrinya tadi. “Setahuku, seorang sniper bisa membidik targetnya dari jarak tiga kilometer. Mereka sangat andal, Alma. Satu tarikan pelatuk saja, bisa langsung menumbangkan orang yang akan mereka habisi,” jelas sang agen tenang.

Raut wajah Alma kian tegang. Bukan tak mungkin, jika Juan Pablo tengah membidik sang ayah pada hari itu. Namun, jika memang demikian, mengapa pria itu membiarkan ayahnya tetap hidup?

Hingga tiba di rumah, Alma terus memikirkan berita yang dia dengar tadi. Juan Pablo bisa membunuh ayahnya kapan dan di mana saja, tanpa terdeteksi. “Aku tidak bisa membiarkan ini,” ucap gadis itu penuh keresahan.

Alma beranjak turun dari tempat tidur. Dia membuka jendela kamarnya lebar-lebar. Sepasang mata abu-abu gadis cantik tadi bergerak ke sana kemari, seakan tengah berusaha menemukan sesuatu atau mungkin seseorang. “Di mana kau, Juan?” desisnya penuh penekanan. Akan tetapi, suasana terlalu gelap. Sehingga, Alma tak bisa melihat siapa pun di sekitar rumahnya.

“Aku tahu, kau pasti dapat menemukan rumah ini. Mungkin saja, sekarang kau tengah mengawasi kami. Tunjukkan dirimu, Juan.” Raut kecewa tergambar jelas di paras cantik Alma. Setitik air mata menetes, membasahi pipi dan sudut bibir gadis itu.

Apa yang Alma duga tidaklah keliru. Juan Pablo memang tengah mengawasinya, dari suatu tempat tersembunyi. Ini menjadi kebiasaan baru bagi pria dua puluh tujuh tahun tersebut. Menikmati paras cantik Alma dari kejauhan.

Merasa tak melihat hal yang mencurigakan, Alma kembali menutup jendela kamarnya. Dia bahkan menarik tirai, hingga tak ada pemandangan apa pun yang bisa dilihat dari luar, selain siluet indah sang pemilik ruangan.

Karena tak kunjung mengantuk, Alma memutuskan keluar dari kamar. Dia turun ke lantai satu. Alma hendak ke dapur. Namun, belum sempat gadis cantik tadi tiba di tempat yang dituju, Alma tertegun mendengar perbincangan sang ayah dengan seseorang di telepon.

Rasa penasaran muncul. Membawa langkah Alma ke ruangan lain. Di sana, gadis itu melihat Jonathan tengah berbicara di telepon dengan Noah. Mereka membahas kelanjutan dari obrolan di cafe, tadi sore. Alma berdiri di balik dinding pembatas, menguping semua yang ayahnya katakan kepada Noah.

“Bisakah kau minta dinas perhubungan, untuk ikut menyelidiki pemilik Mustang hitam itu? Ya, aku tahu bahwa kendaraannya tidak terdaftar secara resmi. Namun, bila mobil itu bisa berkeliaran bebas di jalanan Las Vegas, pasti ada seseorang yang membantu melancarkan segala perizinan serta urusan ….”

“Bagaimana jika kuminta informasi, dari petugas yang kemarin menyebutkan nama Ramos Guajardo?”

“Bukankah dia sudah dipecat? Aku yakin, dia pasti mengetahui keberadaan Pedro Alcarez ….”

“Aku tahu tempat tinggalnya, Ayah,” sela Alma.

Terpopuler

Comments

Aurizra Rabani

Aurizra Rabani

seorang juan Pablo tak berdaya oleh pesona ku, ups maksudnya alma, jarinya kepleset 🤭

2024-01-04

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!