Menunggu Waktu yang Tepat

Jonathan menaikkan sebelah alisnya. Dia menatap aneh Alma, yang telah banyak berubah. Pria berambut cokelat itu sadar, bahwa tak selamanya bisa memberikan aturan yang sama kepada gadis itu. Ya, dia semakin dewasa dan tak ingin terus-menerus hidup dalam kontrol orang tua.

“Kau berciuman di tempat umum, dengan pria yang baru dirimu temui beberapa jam lalu?” Jonathan menggaruk pelipisnya.

“Juan sudah membantuku,” ujar Alma, seakan membenarkan tindakannya.

“Membantu apa?” tanya Jonathan penasaran.

Baru saja Alma akan bicara, terdengar dering panggilan berbunyi. Jonathan langsung merogoh saku jaket bagian dalam, untuk mengambil telepon genggam. Nama Noah Jackson tertera di layar. Jonathan memberi isyarat kepada Alma, bahwa dirinya harus menjawab panggilan itu terlebih dulu.

“Jonathan Fletcher di sini. Ada apa, Noah?”

“Aku sudah memeriksa CCTV jalan raya dalam radius 3 km, sesuai arahanmu. Baik di sekitar gedung tempat tewasnya Richard Bennett, juga dari area pemakaman saat terjadi penembakan terhadap Abraham Moore,” terang Noah, rekan Jonathan.

“Lalu? Apa yang kau dapat?”

“Entah ini merupakan kebetulan atau bukan. Namun, aku melihat mobil yang sama.”

“Maksudmu?” Jonathan menautkan alis karena tak mengerti.

“Akan kukirimkan fotonya padamu. Silakan kau simpulkan sendiri,” ujar Noah. Setelah itu, dia menutup sambungan telepon.

Jonathan berdiri mematung beberapa saat, tanpa mengalihkan perhatian dari layar ponsel. Ekspresinya sangat serius. Terlebih, saat dia menerima dua pesan gambar yang Noah kirimkan.

Di masing-masing foto, terdapat pesan teks yang menjelaskan nama tempat.

Sepasang mata abu-abu milik Jonathan menatap lekat foto pertama, seakan tengah menganalisisnya. Jonathan bahkan sampai memperbesar gambar tadi, agar dapat melihat detail tersembunyi yang mungkin Noah lewatkan.

“Apa ada masalah, Ayah?” tanya Alma penasaran.

Jonathan yang sedang fokus, seketika tersentak kaget. Dia langsung menoleh kepada sang putri. “Aku hanya sedang mengingat-ingat sesuatu,” jawab pria itu tampak berpikir keras.

“Tentang apa?” tanya Alma lagi. Meskipun dirinya sedang merasa kesal terhadap Jonathan, tapi gadis itu selalu tertarik pada segala hal yang berkaitan dengan pekerjaan sang ayah. Iseng, ekor matanya melirik ke layar ponsel. Seketika, Alma menautkan alis.

“Aku merasa pernah melihat kendaraan ini. Namun, aku lupa di mana tepatnya,” ujar Jonathan, seraya menggaruk pelipis yang tak gatal.

Sebisa mungkin, Alma menyembunyikan rasa terkejut dengan bersikap biasa. Dia ingat betul, bahwa mobil yang dimaksud sang ayah merupakan milik Juan Pablo. “Memangnya, ada apa dengan Mustang hitam itu?” Gadis cantik tersebut memberanikan diri bertanya.

Jonathan menutup layar ponsel, sebelum memberikan jawaban kepada Alma yang terlihat penasaran. Seakan lupa dengan perselisihan mereka tadi, ayah dan anak itu sudah terlihat biasa lagi. “Kau masih ingat dengan kasus penembakan terhadap Richard Bennett dan Paman Abraham Moore?” Jonathan menghadapkan tubuh sepenuhnya kepada sang putri.

Alma langsung mengangguk, meski raut wajahnya mulai tegang.

“Aku yakin, bahwa pelakunya bukanlah orang biasa. Terlebih, setelah peluru dari dalam jasad korban berhasil dikeluarkan. Itu merupakan peluru khusus yang dimiliki oleh seorang sniper andal dan paling mematikan. Elang Rimba. Kau pernah mendengar namanya?” Jonathan menatap lekat Alma yang semakin terlihat tegang.

Alma kembali mengangguk, meski gerakan kepalanya menandakan bahwa dia merasa ragu. Mungkin, gadis itu enggan menanggapi pertanyaan sang ayah. “Kau pernah menceritakannya dulu, saat kita pertama kali pindah kemari,” ucap si pemilik mata abu-abu itu pelan.

“Ya, kau benar.” Jonathan mengangguk yakin.

“Elang Rimba adalah tujuan utamaku datang kemari. Jika terbukti bahwa pemilik kendaraan itu memang orang yang kumaksud, ini akan menjadi pekerjaan yang sangat mudah.”

“Seperti itukah?” Alma mengernyitkan kening.

“Ya. Kau tahu bahwa tak ada pekerjaan yang terlalu sulit bagiku. Seberapa hebat si pembunuh bayaran itu, dia pasti akan segera kutemukan.” Jonathan tersenyum penuh percaya diri, sebelum berlalu meninggalkan Alma yang masih berdiri di tempatnya.

“Elang Rimba?” gumam Alma ragu, seraya kembali ke dalam kamar. Dia menutup rapat pintu, lalu segera naik ke tempat tidur. “Mungkinkah jika Juan adalah orang yang ayahku cari?” pikir gadis itu.

Namun, Alma segera menggeleng, seakan menolak apa yang ada dalam pikirannya.

Sesaat kemudian, bayangan tentang sosok Juan Pablo kembali hadir dalam benak gadis dua puluh dua tahun tersebut. Baginya, pria berkulit cokelat itu sangat seksi dan menggoda. Dia juga pemberani serta ….

Alma terkesiap. Gadis itu teringat, pada saat Juan Pablo menyelamatkannya dari cengkraman Bradley dengan sangat mudah. Dari gerakan pria tersebut,, tampak jelas bahwa dia memiliki ketangkasan luar biasa, meski hanya berupa adegan ringan.

“Mungkinkah?” Alma kembali bergumam.

Sementara itu, Juan Pablo sudah kembali ke mobilnya. Dia bahkan telah meninggalkan area perumahan tempat tinggal Jonathan. Hanya dalam beberapa menit, dirinya telah tiba di rumah.

“Kau baru pulang, Nak?” sapa Pedro. Pria itu baru mengeluarkan daging ayam dari dalam panggangan.

“Lihatlah. Aku membuat menu istimewa untuk makan malam kali ini.” Pedro menyajikan makanan yang dimaksud di meja.

“Kelihatannya enak.” Juan Pablo berjalan mendekat, lalu memundurkan satu kursi. Pria berdarah Meksiko tersebut duduk, sambil memperhatikan ayam berwarna cokelat yang terlihat menggugah selera.

“Apa yang kau pikirkan, Juan?” tanya Pedro, seraya ikut duduk.

Juan Pablo tidak segera menjawab. Dia mengembuskan napas berat, lalu menggeleng pelan. “Jacob tidak memberikan bayaranku.”

“Kenapa begitu? Sejak kapan dia mulai berani menahan hak-mu?”

Juan Pablo menggumam pelan, seraya menyandarkan punggung ke kursi kayu yang dia duduki. “Aku ingin sekali menghabisinya.”

“Tahan dulu, Juan. Kuyakin, akan tiba waktu di mana kau melakukan apa yang dirimu inginkan saat ini. Tunggulah waktu yang tepat. Kau tahu kapan harus mengawasi, baru menarik pelatuk.”

Juan Pablo tersenyum kecil. “Baru kali ini, aku kehilangan kesabaran dalam menghabisi seseorang. Ck!”

“Sudahlah. Sebaiknya kita makan dulu.” Pedro bangkit dari duduknya, lalu menepuk pundak Juan Pablo. Dia beranjak ke dekat rak piring kecil.

......................

Keesokan harinya

Jonathan terlihat sangat sibuk di depan komputer. Dari selesai sarapan, pria itu langsung masuk ke ruang kerja, berkutat di sana hingga petang. Juliana bahkan harus mengantarkan makan siang sang suami.

“Ayah sibuk sekali,” ucap Alma, yang tengah membantu menyiapkan makan malam.

“Ya. Begitulah dia kalau sudah dihadapkan pada pekerjaan penting,” sahut Juliana. “Bisakah kau antarkan kopi ini ke ruang kerja ayahmu?”

“Kopi? Jam segini? Apa ayah hendak begadang?” Meski memasang ekspresi tak mengerti, tapi Alma tetap melakukan tugas yang ibunya berikan. Dia meraih nampan berisi secangkir kopi kesukaan sang ayah. Gadis itu berjalan hati-hati menuju ruang kerja.

Setibanya di depan ruangan yang dituju, Alma langsung mengetuk pintu. Setelah mendapat izin, barulah dia masuk. Alma mendapati Jonathan tengah berbincang dengan seseorang di telepon. Pria itu terlihat sangat serius.

“Jadi, kau sudah menemukan pemilik dari Mustang hitam itu?” Jonathan manggut-manggut, saat mendengar jawaban dari rekannya. Dia menyimak dengan saksama.

Sementara, Alma berdiri dengan raut tegang. Entah mengapa, gadis itu sangat mengkhawatirkan si pemilik Mustang hitam yang sedang diburu sang ayah.

“Jalisco? Artinya, kita harus ke sana,” ucap Jonathan lagi menanggapi. “Baiklah. Kau siapkan segala hal yang diperlukan untuk keberangkatan kita ke Meksiko.” Setelah berkata demikian, Jonathan mengakhiri perbincangannya. Dia menoleh kepada Alma. “Kami sudah berhasil melacaknya.”

Terpopuler

Comments

Aurizra Rabani

Aurizra Rabani

spil foto juan ceu, aku lupa

2023-12-22

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!