Eksekutor Terhebat

Juan Pablo meraih foto tadi, lalu mengamatinya. Dalam benak pria tersebut, melintas bayangan paras cantik gadis berambut cokelat. Juan Pablo mengembuskan napas berat, lalu kembali meletakkan foto Jonathan Fletcher.

“Dia baru beberapa bulan bertugas di sini. Namun, sudah membuat resah banyak ketua gangster. Sepak terjang Jonathan dan beberapa rekannya, yang berhasil membobol sistem keamanan salah satu kartel narkoba terkenal di Meksiko serta wilayah timur laut Amerika, membuat gerah para mafia” terang Jacob, sambil meneguk sisa minuman dalam botol.

“Kenapa dia ada di Las Vegas?” tanya Juan Pablo, seraya menaikkan sebelah alisnya.

“Itulah yang ingin kubahas denganmu, Juan.” Jacob meletakkan botol minuman di meja. Pria bermata hijau itu memusatkan perhatian sepenuhnya kepada Juan Pablo. “Jonathan datang ke Las Vegas karena dirinya ditugaskan untuk mencari kita. Nama Aliansi Killer X telah menyebar ke seluruh penjuru Amerika, bahkan negara bagian lain. Kurasa, mungkin juga ke negara tetangga,” jelas pria itu serius.

“Pemerintah pasti mulai gerah, sehubungan banyaknya kematian orang-orang penting yang disangkut-pautkan dengan Killer X.” Jacob beranjak dari duduknya. Dia melangkah ke dekat meja kerja, lalu berdiri dengan setengah bersandar. “Harus kita akui, bahwa Killer X memang bertanggung jawab atas beberapa kematian dari orang-orang ternama di Amerika. Kau pasti tidak akan membantahnya. Benar begitu, Juan?” Pria asal Swedia itu tersenyum menyeringai.

Juan Pablo tidak menanggapi. Dia hanya meneguk minumannya dan bersikap seakan tak peduli. Sesaat kemudian, pria berdarah Meksiko tersebut berkata, “Aku hanya menjalankan tugas dan dibayar untuk menghabisi target yang kau berikan. Aku tidak peduli dengan hal lain."

“Ya. Namun, apa kau tahu sesuatu? Killer X tak lepas dari nama besar Elang Rimba. Jika seseorang ditanya tentang nama pembunuh bayaran paling dicari, orang itu pasti akan menjawab ‘Elang Rimba’. Sang eksekutor dari Killer X, yang tidak pernah gagal menghabisi target dalam sekali tembak.”

Juan Pablo hanya menanggapi dengan senyum samar. Dia tak merasa tersanjung sama sekali.

“Bukan tidak mungkin Jonathan Fletcher bisa mengendus keberadaan Aliansi Killer X, meskipun kita sangat tersembunyi. Oleh karena itu, tak ada jalan selain melenyapkan dia. Habisi pria itu. Kau akan mendapat bayaran dua kali lipat untuk tugas tersebut,” titah Jacob penuh penekanan.

Akan tetapi, tanggapan Juan Pablo sungguh di luar dugaan. Pria itu meneguk habis sisa minumannya, lalu meletakkan botol kosong di meja. Juan Pablo setengah mencondongkan tubuh ke depan. “Katakan padaku, Jacob. Kau takut kepada Jonathan Fletcher atau memang memiliki dendam pribadi terhadap pria itu?”

Seketika, raut wajah Jacob berubah. Pria berambut pirang tadi terlihat sedikit tegang.

“Entah mengapa, aku merasa bahwa ini bukan hanya tentang Killer X,” ucap Juan Pablo lagi. “Kau pikir saja sendiri. Sudah berapa tahun aliansi ini berdiri? Apakah pernah ada tangan hukum yang berhasil menyentuhnya? Mereka bahkan tak bisa mendeteksi keberadaan markas yang kau bangun. Lalu, kenapa kau harus merisaukan seorang Jonathan Fletcher?” Juan Pablo menatap tajam penuh selidik, pada pria yang merupakan ketua Aliansi Killer X tadi.

“Kau tidak tahu siapa Jonathan Fletcher,” ujar Jacob tampak sangat serius.

“Aku memang tidak tahu. Itulah kenapa aku bertanya padamu,” balas Juan Pablo dingin.

Jacob seperti enggan memberitahukan apa pun pada Juan Pablo. Namun, Jacob mengetahui seperti apa karakter pria di hadapannya, yang tak mudah percaya tanpa ada penjelasan masuk akal.

“Sudahlah. Sebaiknya, aku pulang.” Juan Pablo hendak beranjak dari kursi. Namun, hal itu dia urungkan, setelah mendengar Jacob tiba-tiba mengatakan sesuatu.

“Sudah lama sekali, Juan,” ucap Jacob. Sepertinya, dia hendak bercerita. “Waktu itu, aku dan Melker masih sama-sama tergabung dalam kelompok mafia di kawasan Florida. Kelompok kami menguasai wilayah tersebut. Suatu hari, aku dan Melker pulang ke Swedia. Saat kembali, kami mendapati laporan yang sangat mencengangkan.

Pimpinan organisasi tempat aku dan Melker bernaung, telah ditangkap oleh agen khusus pemerintah. Salah satunya adalah Jonathan Fletcher,” tutur Jacob. Angannya melayang pada kejadian beberapa tahun silam. Jauh sebelum Killer X dibentuk.

“Beberapa anggota pilihan dalam kelompok kami, ada yang merencanakan misi pembebasan dan balas dendam. Mereka berharap adanya pertukaran tawanan. Namun, kesepakatan tak pernah didapat. Akhirnya, kami memutuskan mencari jalan lain. Semua yang terlibat dalam aksi penangkapan serta pembubaran kelompok kami, dihabisi satu per satu. Akan tetapi, Jonathan Fletcher selamat. Kudengar, dia bahkan menikahi gadis asal Meksiko. Sungguh beruntung hidup bajingan itu.” Jacob mengembuskan napas kasar.

“Aku pikir, Jonathan Fletcher tak akan muncul lagi. Pria sialan itu selalu menyusahkan dan membuatku tidak tenang. Aku yakin, bahwa dia sudah mendapat informasi rahasia tentang Aliansi Killer X. Jonathan pasti ingat padaku. Orang yang sudah menghabisi beberapa rekannya saat di Florida.” Jacob mengakhiri ceritanya.

“Kalau begitu, kenapa tidak kau habisi saja sendiri?” ujar Juan Pablo enteng.

Jacob tertawa renyah, setelah mendengar ucapan Juan Pablo barusan. “Astaga, Juan. Untuk apa aku turun tangan sendiri, jika Killer X mempunyai seorang eksekutor luar biasa sepertimu?”

“Ck!” Juan Pablo berdecak kesal.

“Habisi Jonathan Fletcher, setelah itu kubayar kau dua kali lipat untuk tugas ini. Jika kau menolak, aku akan menahan upah untuk pekerjaanmu yang kemarin ….”

“Brengsek kau, Jacob!” Juan Pablo sontak berdiri. “Aku bisa menghabisimu saat ini juga!” gertaknya.

“Aku tahu itu, Juan. Aku sangat-sangat mengetahuinya,” balas Jacob tenang. “Namun, kuyakin kau tak akan melakukan hal demikian. Bukankah kau membutuhkan uang untuk biaya pengobatan Pedro yang sakit-sakitan? Akui saja. Memang begitu kenyataannya.” Jacob tersenyum licik.

“Kau benar-benar kurang ajar!” Juan Pablo mengepalkan kedua tangan. Seluruh amarah terkumpul di sana, menghadirkan gemuruh yang teramat dahsyat dalam dada. Namun, pria itu masih dapat mengendalikan diri dengan baik. “Aku bersumpah akan menghabisimu suatu saat nanti!” ancam Juan Pablo penuh penekanan.

Namun, Jacob seakan tak terpengaruh sama sekali. Pria asal Swedia tersebut tidak peduli, meski dia sadar bahwa Juan Pablo bisa saja membuktikan segala ancamannya tadi. “Kau tahu bahwa aku tidak suka tawar-menawar.”

“Begitu pula denganku,” balas Juan Pablo. Nada bicaranya tak juga berubah.

“Kalau begitu, terima pekerjaan ini. Kau akan mendapatkan bayaranmu dua kali lipat.”

“Persetan kau, Jacob!” Juan Pablo mendengkus kesal. “Aku pasti akan menghabisimu tanpa ampun! Ingat itu baik-baik!” Satu ancaman kembali terlontar dari bibir Juan Pablo, sebelum keluar dari ruangan tadi. Juan Pablo meninggalkan markas Killer X, sambil membawa amarah luar biasa.

Keesokan harinya, Juan Pablo mulai menyelidiki Jonathan Fletcher. Pertama-tama, dia mencari profil pria itu. Namun, sayang sekali karena Juan Pablo tak menemukan data diri lengkap seperti yang diinginkannya.

“Aku keluar dulu sebentar, Paman,” pamit Juan Pablo setelah makan siang.

“Apa kau ada pekerjaan, Juan?” tanya Pedro.

“Tidak juga. Aku hanya membutuhkan rokok,” jawab Juan Pablo seraya menoleh sekilas, kemudian berlalu dari hadapan Pedro.

Juan Pablo mengendarai Mustang klasik hitam miliknya menuju salah satu mini market. Selain membeli rokok, dia juga mengambil sekaleng soft drink.

“Aduh!”

Seketika, perhatian Juan Pablo teralihkan ke arah lain. Dia melihat gadis cantik berambut cokelat itu. Tanpa sadar, Juan Pablo melangkah ke dekat si gadis.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!