Bidikan Sang Eksekutor

Alma mencuri dengar dari ujung tangga. Perasaannya begitu kacau, saat Jonathan menyebutkan nama paman Juan Pablo. Padahal, Alma mengetahui, bahwa Juan Pablo berniat menghabisi sang ayah.

Meskipun tak enak hati, Alma memutuskan kembali ke kamar. Dia mengempaskan tubuh ke tempat tidur, lalu berbaring menyamping. Gadis itu menatap nanar ke luar jendela dengan tirai yang masih terbuka.

Tanpa Alma ketahui, dua kilometer dari tempatnya berada, Juan Pablo mengawasi menggunakan teropong khusus dari atap rumah kosong. Pria itu berkali-kali menarik napas panjang, saat melihat Alma yang tampak sedih.

Tak ingin perhatiannya semakin teralihkan, Juan Pablo memindahkan arah teropongnya pada Jonathan. Sang agen berjalan keluar rumah dengan tergesa-gesa. Pria yang masih terlihat gagah di usia separuh abad tersebut, masuk ke mobil berplat nomor khusus.

Juan Pablo sudah menghafal plat nomor tadi di luar kepala. Dia juga telah menempatkan alat pelacak berukuran kecil, pada bodi mobil bagian bawah. Alat itu berhasil dipasang di sana, atas bantuan anak kecil yang diberi pengarahan sebelumnya, untuk melakukan pekerjaan tersebut. Hanya bermodalkan sekantong cokelat dan permen, Juan Pablo tak perlu mengambil risiko.

Sang eksekutor berjuluk Elang Rimba itu tersenyum puas, saat alat pelacak tadi berfungsi baik. Dari layar laptop, dia dapat memantau rute yang dilalui Jonathan malam itu.

Hari-hari berikutnya juga, Juan Pablo terus mengawasi segala kegiatan Jonathan. Dia sampai hafal, bahwa seminggu sekali Jonathan biasa bermain golf di arena privat pusat kota, bersama rekan-rekannya.

“Apakah kau sudah memastikan semuanya dengan baik, Juan?” tanya Pedro, ketika anak asuhnya tengah mengemas senapan sniper kesayangan, ke dalam koper khusus senjata.

“Ini hari Jumat. Jonathan biasa bermain golf dari siang hingga sore,” jawab Juan Pablo datar.

“Kuharap kau tidak gegabah. Targetmu kali ini bukan orang sembarangan. Jonathan Fletcher adalah penegak hukum, Juan,” saran Pedro yang terdengar khawatir.

“Jika aku menolak, Jacob akan menahan semua dollar hasil jerih payahku, Paman.” Juan Pablo berdecak kesal.

“Apa mungkin ini hanya akal-akalan dia untuk mencelakaimu?” pikir Pedro tiba-tiba, yang membuat Juan Pablo langsung diam dan menoleh.

“Kenapa Paman berpikir demikian?” Juan Pablo balik bertanya.

“Entahlah. Setiap hari aku memikirkan ini. Rasanya, sikap Jacob kian mencurigakan. Kau patut waspada." Pedro menatap Juan Pablo penuh arti.

“Aku akan menemuinya sebelum melakukan eksekusi,” putus Juan Pablo yang sudah selesai berkemas. Dia menjinjing koper berisi senapan, lalu memasukkannya ke bagasi. Dia menoleh sejenak pada Pedro yang mengikutinya keluar.

"Aku pergi dulu, Paman," pamit Juan Pablo sebelum masuk ke Mustang hitam klasik, yang biasa menemani ke manapun dia pergi.

"Hati-hati, Nak. Semoga kau berhasil." Pedro tersenyum tulus. Rasa sayangnya terhadap Juan Pablo terpancar jelas. Bagaimanapun juga, pria muda itu adalah satu-satunya keluarga yang dia miliki, meski tak sedarah.

Mustang yang Juan Pablo kendarai, melaju tenang meninggalkan halaman kediaman Pedro. Sebelumnya, dia sudah menyalakan laptop yang terhubung dengan alat pelacak di mobil Jonathan. Sambil terus mengemudi, sesekali pria itu melihat titik merah yang berpendar di layar. Juan Pablo tersenyum tipis. Dia lebih dulu mengarahkan kendaraan ke markas Killer X, sebelum menunaikan tugas.

Setibanya di markas, Juan Pablo langsung menuju ruangan Jacob. Seperti biasa, dia masuk tanpa permisi, kemudian duduk di salah satu kursi.

“Kau pasti sudah tahu, bahwa aku akan mengeksekusi Jonathan Fletcher hari ini," ucap Juan Pablo dingin.

“Kudoakan agar pekerjaanmu lancar,” kelakar Jacob enteng.

“Setelah kupikir-pikir, tak masalah meskipun kau tidak memberikan bayaranku,” ujar Juan Pablo datar.

Jacob menatap Juan Pablo dengan sorot tak percaya. “Jangan bercanda, Nak. Aku tidak suka bermain-main!” tegurnya penuh penekanan.

“Kapan kau melihatku bercanda? Kuputuskan untuk mundur dari misi ini,” ucap Juan Pablo. Dia beranjak dari duduk. Anak asuh Pedro tersebut hendak meninggalkan ruangan Jacob.

“Apa yang sedang kau rencanakan, Juan?” sentak Jacob nyaring, seakan tak terima atas sikap seenaknya Juan Pablo.

Juan Pablo tertegun, lalu menoleh. “Justru akulah yang seharusnya mempertanyakan hal itu," seringainya. "Apa kau sengaja ingin menyingkirkanku lewat misi ini? Jika benar, kupastikan kau tidak akan berhasil.”

“Pemikiran dari mana itu? Konyol sekali!” bantah Jacob tegas.

“Kau salah besar, jika merasa bisa membaca pemikiranku.” Juan Pablo tersenyum sinis, saat melihat ekspresi Jacob yang tiba-tiba berubah tegang.

“Apa yang kau inginkan?” tanya Jacob, setelah terdiam beberapa saat.

“Kirimkan bayaranku sekarang juga, barulah akan kuhabisi Jonathan,” jawab Juan Pablo penuh penekanan.

“Siapa yang akan menjamin, bahwa kau tidak mangkir dari pekerjaan yang kuberikan?” Jacob memicingkan mata penuh curiga.

“Aku bukan pengkhianat, Jacob. Kau sudah tahu seperti apa sepak terjangku selama ini. Kecuali, bila dirimu memang tidak berniat memberikan bayaranku."

“Ck!” Jacob berdecak kesal. “Kutransfer 50%! Sisanya kulunasi setelah pekerjaanmu selesai!” putusnya kemudian.

Juan Pablo tak segera menanggapi. Dia menatap tajam Jacob, barulah mengeluarkan ponselnya. "Aku menunggu, Jacob," ujarnya seraya memperlihatkan layar ponsel.

Jacob mendengkus pelan, lalu mengetikkan sesuatu di ponselnya. “Sudah. Periksa saldomu."

Juan Pablo tersenyum simpul, melihat nominal yang masuk ke rekeningnya. “Bagus," ucap pria itu setengah bergumam. "Kutunggu sisanya." Tak ingin membuang waktu, Juan Pablo berlalu dari sana.

Juan Pablo kembali melajukan Mustang hitam klasik kesayangannya. Dia memeriksa titik merah di layar laptop yang terus menyala. Titik merah tadi mengarah pada satu tempat, yaitu arena golf privat tempat biasa Jonathan bermain dengan rekan-rekannya.

Beberapa saat kemudian, Juan Pablo mengarahkan kendaraannya ke sebuah bangunan kosong, yang telah dipilih untuk menjadi tempat dirinya memantau Jonathan. Sebelum turun, pria itu membuka koper, lalu mempreteli senapan menjadi beberapa bagian kecil. Dia memasukannya ke ransel hitam.

Setelah siap, Juan Pablo keluar dari mobil. Tak lupa dia memakai topi baseball dan kacamata hitam. Dia melangkah masuk menaiki anak tangga menuju lantai teratas bangunan terbengkalai tadi.

Dari salah satu jendela yang terbuka lebar, Juan Pablo dapat melihat hamparan sebagian wilayah itu. Dia mulai merakit senjata, lalu memposisikannya dengan baik. Melalui teropong monocular yang terpasang pada senapan sniper khusus miliknya, Juan Pablo mulai mengawasi area sekitar tempat bermain golf Jonathan.

Seulas senyuman terlukis di sudut bibir pria berdarah Meksiko tersebut, saat melihat mobil milik targetnya terparkir di sana. Juan Pablo melihat jam tangan hitam di pergelangan kiri. Dia tahu, beberapa saat lagi Jonathan akan keluar dari tempat dirinya bermain.

Sebelum kembali memeriksa melalui teropong, Juan Pablo menyempatkan untuk menyulut sebatang rokok. Dia tak bisa bekerja, tanpa ditemani kepulan asap tipis dari tembakau yang diisapnya. Setelah beberapa saat, barulah Juan Pablo kembali fokus pada tugas. Diletakkannya rokok tadi, tak jauh dari tempat dirinya berada.

Sabar dan begitu tenang. Juan Pablo terus mengawasi. Dia seperti patung bernyawa. Pria tampan itu tak bergerak, saat memantau keadaan lewat teropong.

Sesaat kemudian, Juan Pablo kembali memeriksa jam. "Mari kita sudahi dengan cepat," gumamnya dingin, seraya memicingkan mata. Pria itu bergumam pelan, ketika melihat Jonathan melangkah ke dekat mobilnya terparkir.

"Terbanglah ke surga, Tuan Fletcher."

Namun, tepat saat Juan Pablo akan menarik pelatuk, tiba-tiba Alma muncul. Gadis itu berdiri di hadapan Jonathan.

Terpopuler

Comments

Aurizra Rabani

Aurizra Rabani

vote mendarat buat juan ku 😍

2024-01-02

1

Aurizra Rabani

Aurizra Rabani

apakah Alma yang kena

2024-01-02

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!