Bab 20. Koneksi

Xiangxi dan lima pelayan lainnya terkejut begitu masuk ke dalam kamar Xiao Ming untuk mengantarkan makan malam, karena di dalam sana ada Qin Mingze yang berdiri di dekat jendela. Pria itu tidak bergeming sedikitpun dari posisinya meskipun para pelayan telah tiba.

Xiangxi dan para pelayan lainnya tidak ada yang berani berkomentar, mereka semua membungkuk dan buru-buru meletakkan makan malam Xiao Ming, lalu pergi tanpa suara.

Xiao Ming meneguk air terlebih dahulu, kerongkongannya mulai terasa membaik. Tubuhnya kini masih mengenakan mantel tebal Qin Mingze, dia sempat beberapa kali hendak berbasa-basi dengan Qin Mingze, namun ... entah mengapa mulutnya terlalu kaku untuk melakukan ini. Alhasil, Xiao Ming langsung menyantap makanannya tanpa mempedulikan kehadiran pria itu meskipun sulit.

Di tengah kesibukannya, Qin Mingze tiba-tiba melontarkan pertanyaan. "Apa baru-baru ini kau membuat masalah dengan orang lain?"

Xiao Ming masih mengunyah, setelah susah payah menelan makanannya, wanita itu pun menjawab,"Masalah? Saya rasa ... tidak?" Keningnya terlipat kecil, namun kemudian dia teringat akan sesuatu dan menambahkan,"Tetapi sepertinya ... iya."

"Siapa?" tanya Qin Mingze lagi.

"Untuk apa Wangye bertanya?" tanya Xiao Ming balik, wanita itu penasaran mengapa pria ini bertingkah aneh. Dari membantunya tadi siang, lalu memperlakukannya dengan sangat baik barusan, dan kini menanyakan urusannya.

Qin Mingze sedikit menoleh untuk menatap Xiao Ming sekilas, lalu kembali menatap lurus ke depan. "Kenyamanan Qin Wangfu jadi terganggu karena banyaknya pembunuh bayaran yang datang untuk mencarimu."

"Eh?" Xiao Ming tertegun, lalu dia teringat akan dua pembunuh bayaran yang datang secara tiba-tiba ke kamarnya di malam hari. Lalu ... salah satu dari mereka ada yang bersikap kurangajar!

Pembicaraan ini membuat Xiao Ming teringat akan sesuatu, yaitu koneksi. Dia harus segera mencari koneksi agar dapat membantunya di segala situasi, tidak seperti tadi siang. Keluarga Xiao saja sepertinya tidak cukup untuk mengokohkan kekuatannya di Kekaisaran ini, dia masih perlu beberapa kelompok lagi. Untuk mencari itu semua, Xiao Ming harus bergerak dari sekarang.

"Wangye." Xiao Ming memanggil pria itu, membuat Qin Mingze menoleh lagi. Wajahnya datar seperti biasa, seolah menatap Xiao Ming dengan penuh rasa malas.

"Apa boleh besok saya mengunjungi rumah orangtua saya?" tanya Xiao Ming, nada bicaranya terdengar segan.

Qin Mingze terdiam sejenak, sepertinya pria itu sedang memikirkan sesuatu. Diam-diam, perasaan curiga mulai tumbuh di hati Qin Mingze. Menemui Perdana Menteri Xiao? Tentu saja pria itu curiga.

"Apa benwang pernah peduli ke mana kamu akan pergi?" balas Qin Mingze, lalu membuang tatapannya lagi.

Xiao Ming tersenyum cerah, itu bagus.

"Baik, terima kasih, Wangye ...."

"Tetapi untuk sekarang ini lebih baik kamu hindari Istana agar tidak menimbulkan kerugian atau keresahan baru untuk Qin Wangfu. Jika otak bodohmu itu berulah lagi, benwang tidak akan segan untuk mengusirmu keluar," ancam Qin Mingze.

Xiao Ming mengangguk cepat. "Baik, saya mengerti!"

Qin Mingze masih berdiri di tepi jendela, sampai akhirnya dari luar sana terlihat bayangan Tang Jiho yang memberikan sinyal 'aman'. Oleh karena itu, Qin Mingze pun berbalik dan keluar dari kamar Xiao Ming tanpa mengucapkan sepatah katapun. Sedangkan Xiao Ming yang tidak mengetahui apa yang sebenarnya terjadi pun hanya diam dan tetap acuh melihat tingkah Qin Mingze yang menurutnya aneh.

Lalu di Istana Kekaisaran, Han Bingbing tengah berjalan di Koridor Istana menuju kediaman Kaisar yang sangat luas. Sepuluh dayang-dayang mengikuti langkahnya dari belakang, sementara wanita itu berdiri paling depan dengan membawa semangkuk sup burung yang masih hangat.

"Huanghou Niangniang." Kasim Wu menyapa di bibir pintu dengan senyum ramah.

Han Bingbing balas tersenyum. "Kaisar ada di dalam?"

Kasim Wu mengangguk. "Benar, Niangniang. Tetapi ... saran hamba jika hendak menemui beliau, Niangniang lebih berhati-hati, karena ... saat ini kondisi hati yang mulia sedang sangat buruk."

"Buruk?" gumam Han Bingbing, wanita itu belum mendengar kabar bahwa Xiao Ming sempat dihukum berlutut tadi siang.

Sebelum masuk, Han Bingbing menoleh ke para dayang yang ada di belakangnya. "Kalian tetap di luar."

"Baik, Niangniang."

Han Bingbing masuk ke dalam, keningnya semakin terlipat kala melihat banyak sekali barang dan pecahan kaca yang berantakan. Apa yang sebenarnya sudah terjadi? Mengapa suasana hati Qin Lowei menjadi sangat buruk seperti ini? Dia tidak pernah melihat suaminya semarah ini.

"Kasim Wu, sudah Zhen katakan untuk tidak--"

Saat Qin Lowei mendengar langkah kaki seseorang, dia mengira itu milik Kasim Wu. Han Bingbing yang mendengar ini segera memotong.

"Ini aku, yang mulia. Bing'er."

Dari balik tirai besar itu, terlihat bayangan Qin Lowei yang menoleh ke arahnya. Han Bingbing segera tersenyum melihat ini.

"Untuk apa kamu kemari?" tanya Qin Lowei.

"Bing'er membuatkan sup burung khusus untuk yang mulia, mengingat suhu musim salju tahun ini lebih dingin dari biasanya," jawab Han Bingbing, wanita itu terlihat sangat manis dan penyabar setiap kali menghadapi Qin Lowei.

"Sebaiknya kamu kembali, terlalu berantakan di sini. Pecahan kaca itu akan melukai--"

"Bukan masalah, yang mulia," potong Han Bingbing lagi saat Qin Lowei berusaha mengusirnya. "Apa saya boleh menemani Anda di sini?"

"Kondisiku sedang sangat buruk, aku tidak ingin mengganggumu. Taruh sup burung itu di meja, sudah cukup," jawab Qin Lowei, pria itu masih keras kepala dan dingin padanya.

Raut wajah Han Bingbing menunjukkan kesedihan, wanita itu menghela napas berat diam-diam sambil menganggukkan kepala. "Baik, Bing'er mengerti."

Han Bingbing menaruh mangkuk sup itu di atas meja, sebelum pergi dia teringat akan sesuatu untuk dilaporkan. "Yang mulia, kelompok sekte Yuhang telah tiba di Ibu Kota. Untuk sementara waktu mereka diinapkan di salah satu penginapan Ibu kota, kemungkinan mereka tiba di Istana adalah besok siang. Serta ... perayaan tahun baru kali ini mungkin akan dilaksanakan lebih meriah dari tahun lalu, mengingat kita mengundang beberapa perwakilan negara lainnya."

"Bukan masalah, Istana ini masih lebih dari cukup untuk menampung jutaan tamu sekalipun," jawab Qin Lowei.

Han Bingbing mengangguk lembut, setelah itu membungkuk dan keluar dari kamar Qin Lowei. Tatapan matanya masih terlihat sedih.

"Niangniang ..." Pelayan pribadi Han Bingbing terlihat cemas saat melihat raut wajah majikannya yang sendu. Tetapi Han Bingbing dengan cepat tersenyum ke arah mereka, lalu menatap Kasim Wu untuk menanyakan sesuatu.

"Kasim Wu, apa yang sebenarnya sudah terjadi?"

Kasim Wu menghela napas berat. "Sepertinya Qin Wangfei telah melakukan kesalahan, membuat yang mulia Kaisar menjadi sangat marah. Tadi siang, Kaisar sempat menghukum Qin Wangfei untuk berlutut di sini, namun tak lama kemudian Qin Wangye datang dan membawa Qin Wangfei kembali yang sudah berada di kondisi kritis. Melihat hal ini Kaisar khawatir dan mengirimkan tabib Istana ke Qin Wangfu, namun ... Qin Wangye menolak tabib tersebut ...."

Han Bingbing sedikit terkejut di dalam hatinya. Kaisar menghukum Xiao Ming? Dan ... Qin Wangye datang untuk menolong wanita itu? Rasanya terasa sangat aneh, sejak kapan Kaisar tega menyakiti Xiao Ming dan hubungan Qin Wangye membaik dengan wanita itu? Sepertinya ... ada sesuatu yang sangat besar telah berubah di sini, Han Bingbing harus menyelidiki ini lebih lanjut. Jika Xiao Ming memang memutuskan untuk bulat mencintai Qin Wangye, maka itu bagus untuknya.

Terpopuler

Comments

Mio mio

Mio mio

Lanjut semangat

2023-12-20

2

Yunita Widiastuti

Yunita Widiastuti

cinta oh cinta .....

2023-12-20

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. PROLOG | Dao Ming & Xiao Ming
2 Bab 2. Latar Belakang Hubungan Xiao Ming dan Qin Mingze
3 Bab 3. Lebih Mengerikan Dari Istana
4 Bab 4. Cara Bertahan Hidup Yang Sebenarnya
5 Bab 5. Pria Itu Bukan Adikku
6 Bab 6. Demi Qin Yuxuan
7 Bab 7. Sorot Mata Keheranan
8 Bab 8. Perasaan Hangat dan Dijaga
9 Bab 9. 'Penyelundup'
10 Bab 10. Saling Mencintai?
11 Bab 11. Sang Wangfei Berlutut
12 Bab 12. Bisikkan Kematian
13 Bab 13. Rahasia Qin Mingze
14 Bab 14. Qin Mingze dan Rong Mingze
15 Bab 15. Undangan Kunjungan Istana
16 Bab 16. Kebenaran Rumor
17 Bab 17. Omong Kosong Qin Lowei
18 Bab 18. Terima ... Kasih ....
19 Bab 19. 'Kotoran Telah Dibersihkan'
20 Bab 20. Koneksi
21 Bab 21.Berkunjung Ke Xiao Fu
22 Bab 22. Sekte Yuhang
23 Bab 23. Masih Memiliki Sisi Baik
24 Bab 24. Karena Kamu Telah Melempar Kotoran, Maka Aku Akan Melemparkan Bola Api
25 Bab 25. Chen Tianyao
26 Bab 26. Menghiasi Qin Wangfu
27 Bab 27. Perjanjian Mengerikan
28 Bab 28. Memperbaiki Hidup
29 Bab 29. Sesuatu Yang Gelisah
30 Bab 30. Justru Karena Berbahaya Aku Bersamamu!
31 Bab 31. Ia Berkata, "Wangfei Benwang."
32 Bab 32. Tidak Ada Lagi Hutang
33 Bab 33. Sesuatu Yang Tersimpan
34 Bab 34. Jantung Tidak Biasa
35 Bab 35. Berbagi Jantung
36 Bab 36. Terima Kasih
37 Bab 37. Genggam Tanganku, Maka Mereka Tidak Akan Berani
38 Bab 38. Masa Lalu Yang Tidak Dapat Dilupakan
39 Bab 39. Perasaan Tertarik Chen Tianyao
40 Bab 40. Perasaan Tertarik Chen Tianyao
41 Bab 41. Merebut Xiao Ming
42 Bab 42. Ada Untukmu
43 Bab 43. Kesempatan
44 Bab 44. Sang Gunniang
45 Bab 45. Sentilan Hati Qin Mingze
46 Bab 46. Situasi 'Gawat'
47 Bab 47. Sosok Yang Tepat Namun Muncul Di Waktu Yang Salah
48 Bab 48. Bunga Mawar Putih
49 Bab 49. Suami Dingin Yang Baik
50 Bab 50. Serigala dan Rubah
51 PENGUMUMAN
Episodes

Updated 51 Episodes

1
Bab 1. PROLOG | Dao Ming & Xiao Ming
2
Bab 2. Latar Belakang Hubungan Xiao Ming dan Qin Mingze
3
Bab 3. Lebih Mengerikan Dari Istana
4
Bab 4. Cara Bertahan Hidup Yang Sebenarnya
5
Bab 5. Pria Itu Bukan Adikku
6
Bab 6. Demi Qin Yuxuan
7
Bab 7. Sorot Mata Keheranan
8
Bab 8. Perasaan Hangat dan Dijaga
9
Bab 9. 'Penyelundup'
10
Bab 10. Saling Mencintai?
11
Bab 11. Sang Wangfei Berlutut
12
Bab 12. Bisikkan Kematian
13
Bab 13. Rahasia Qin Mingze
14
Bab 14. Qin Mingze dan Rong Mingze
15
Bab 15. Undangan Kunjungan Istana
16
Bab 16. Kebenaran Rumor
17
Bab 17. Omong Kosong Qin Lowei
18
Bab 18. Terima ... Kasih ....
19
Bab 19. 'Kotoran Telah Dibersihkan'
20
Bab 20. Koneksi
21
Bab 21.Berkunjung Ke Xiao Fu
22
Bab 22. Sekte Yuhang
23
Bab 23. Masih Memiliki Sisi Baik
24
Bab 24. Karena Kamu Telah Melempar Kotoran, Maka Aku Akan Melemparkan Bola Api
25
Bab 25. Chen Tianyao
26
Bab 26. Menghiasi Qin Wangfu
27
Bab 27. Perjanjian Mengerikan
28
Bab 28. Memperbaiki Hidup
29
Bab 29. Sesuatu Yang Gelisah
30
Bab 30. Justru Karena Berbahaya Aku Bersamamu!
31
Bab 31. Ia Berkata, "Wangfei Benwang."
32
Bab 32. Tidak Ada Lagi Hutang
33
Bab 33. Sesuatu Yang Tersimpan
34
Bab 34. Jantung Tidak Biasa
35
Bab 35. Berbagi Jantung
36
Bab 36. Terima Kasih
37
Bab 37. Genggam Tanganku, Maka Mereka Tidak Akan Berani
38
Bab 38. Masa Lalu Yang Tidak Dapat Dilupakan
39
Bab 39. Perasaan Tertarik Chen Tianyao
40
Bab 40. Perasaan Tertarik Chen Tianyao
41
Bab 41. Merebut Xiao Ming
42
Bab 42. Ada Untukmu
43
Bab 43. Kesempatan
44
Bab 44. Sang Gunniang
45
Bab 45. Sentilan Hati Qin Mingze
46
Bab 46. Situasi 'Gawat'
47
Bab 47. Sosok Yang Tepat Namun Muncul Di Waktu Yang Salah
48
Bab 48. Bunga Mawar Putih
49
Bab 49. Suami Dingin Yang Baik
50
Bab 50. Serigala dan Rubah
51
PENGUMUMAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!