Bab 19. 'Kotoran Telah Dibersihkan'

Prangg!!

Suara gelas porselen yang dilempar kasar terdengar nyaring, para pelayan berlutut di lantai, sedangkan Kasim Wu berdiri di pojok ruangan dengan kepala tertunduk.

"Qin Mingze angkuh! Zhen akan menghancurkan dia di masa depan!" ucap Qin Lowei dengan penuh amarah, pria itu langsung meledak begitu mendengar kabar bahwa Qin Mingze menolak tabib Istana untuk membantu penyembuhan Xiao Ming.

"Yang mulia, hamba mohon untuk tenang. Qin Wangye memang sang-"

"Sangat pantas untuk dipenggal! Pria itu selalu menjadi pengganggu!" potong Qin Lowei.

Kasim Wu tidak berani bicara lagi, emosi Qin Lowei sedang berada di puncak.

"Xiao Ming ..." gumam Qin Lowei dengan nada yang sangat dingin, pria itu sedang memandang objek kosong, pandangannya terlihat sangat jauh, kepalanya fokus memikirkan Xiao Ming.

"Jika dia tidak lagi berguna, maka harus dibersihkan," sambung Qin Lowei, membuat Kasim Wu sedikit terkejut. Sepertinya ... Qin Lowei kali ini benar-benar melepas Xiao Ming, keyakinan pria itu tentang Xiao Ming yang tidak lagi memihaknya telah bulat. Jika demikian, tidak ada lagi alasan untuk membiarkan Xiao Ming berada di sisinya. Wanita itu harus dibersihkan karena telah mengetahui banyak rahasia dalam tentang pemerintahan Kekaisaran ini.

"Yang mulia ... apa ... Anda yakin?" tanya Kasim Wu dengan nada bicara yang sedikit takut.

Qin Lowei melirik tajam Kasim Wu. "Atas dasar apa zhen harus ragu untuk membunuh Xiao Ming?"

Kasim Wu menunduk lagi, kepalanya menggeleng pelan. "Tidak, yang mulia."

Qin Lowei tersenyum dingin lagi. "Akan aku tunjukkan, bahwa pilihanmu adalah sebuah kesalahan besar. Qin Mingze, pria itu tidak berguna. Aku tidak akan berbelas kasihan."

Sementara itu di Qin Wangfu, Xiao Ming yang sebelumnya sempat tertidur lama karena perintah tabib pun mulai membuka matanya. Wanita itu perlahan mengambil posisi duduk, seluruh badannya terasa jauh lebih baik meskipun masih ada sisa rasa pegal dan nyeri. Terlebih, kedua kakinya yang sampai saat ini masih lemas, bahkan semakin lemas.

"Xiangxi?" Dengan suara lemah Xiao Ming mencari seseorang, pandangan matanya masih belum begitu jelas.

"Xuan'er?" Xiao Ming masih berusaha, keningnya terlipat dalam kala tidak ada satupun orang yang menghampirinya.

Xiao Ming menghela napas gusar, sekarang kerongkongannya terasa sangat haus. Saat melihat cangkir di meja samping tempat tidurnya, Xiao Ming langsung berusaha keras untuk meraihnya. Tetapi ketika mendapati isinya yang kosong, wanita itu segera menghela napas gusar sekali lagi.

Xiao Ming berusaha bangkit dari kasurnya, memaksakan kondisi tubuh terutama kakinya yang lemah. Dia sangat haus, namun tidak ada satu orang pun yang masuk.

Dengan kaki gemetar, Xiao Ming berusaha berjalan ke luar dengan berpegangan pada berbagai objek di dalam kamarnya hingga mencapai pintu keluar.

Saat pintunya dibuka, tidak ada satu orang pun terlihat. Penjaga tidak ada, pelayan pun tidak ada. Kosong, rasanya hanya dia satu-satunya orang yang tinggal di sini. Langit malam ini pun terlihat lebih gelap dari biasanya.

Begitu udara dingin mulai berhembus menyentuh permukaan kulit Xiao Ming, wanita itu spontan mendekap dirinya sendiri, keningnya pun kembali terlipat dalam.

"Dingin," gumamnya.

Xiao Ming kembali melanjutkan langkah kakinya, berusaha menuju dapur dengan dua kaki lemah dan kondisi tubuh yang selalu gemetar tiap kali ada angin dingin berhembus. Diam-diam dia merasa aneh dengan suasana Qin Wangfu yang terasa sangat sepi.

Xiao Ming terus berjalan, pelan namun pasti, wanita kini telah berada di luar kediamannya menuju dapur Qin Wangfu. Di tengah jalan, dirinya sempat dikejutkan oleh suara kembang api yang memekakkan telinga.

JEDARR!!

Kembang api itu tidak hanya muncul sekali atau dua kali, namun berkali-kali, seperti sedang bersahut-sahutan. Xiao Ming penasaran, sebenarnya apa yang terjadi? Apakah ada sebuah festival? Atau ulang tahun salah satu anggota Kerajaan? Tetapi jika ada pasti Xiao Ming telah mendapatkan informasinya lebih dulu.

Melihat ke atas, kembang api itu terlihat sangat indah. Berbagai macam warna meluncur dan pecah di langit, perlahan Xiao Ming melupakan rasa dingin dan sakit di kakinya. Wanita itu terpaku di tengah jalan yang dipenuhi oleh tumpukkan salju sambil mendongak ke atas. Bibirnya tersenyum kecil, dia cukup menyukai kembang api.

Langkah kaki Xiao Ming perlahan mundur karena kembang api itu semakin terlihat menjauh, jadi dia ingin mengambil langkah mundur agar dapat mengambil sisi pandangan yang lebih luas.

Xiao Ming terus mundur, dia terlalu bersemangat hingga melupakan kedua kakinya yang masih sakit. Tanpa sadar, kakinya menginjak permukaan batu yang tertutup oleh tumpukkan salju. Xiao Ming mendadak tegang, tubuhnya akan terjatuh beberapa detik lagi, kedua mata wanita itu terpejam erat dan tangannya sigap melindungi bagian belakang kepalanya.

"Apa yang sedang kau lakukan di sini?"

Suara berat Qin Mingze terdengar, sandaran hangat dan empuk pun terasa jelas di tubuh Xiao Ming. Xiao Ming perlahan membuka matanya, wajah tampan Qin Mingze terlihat sangat jelas. Kulit dan bentuk wajah pria itu semakin indah kala sinar bulan menyapu halus wajahnya.

Qin Mingze dengan pelan membantu Xiao Ming kembali berdiri tegap, membuat kesadaran wanita itu kembali.

"Saya hendak mengambil air di dapur karena ... para pelayan dan orang lainnya menghilang entah ke mana," jawab Xiao Ming seadanya, wanita itu kembali meraih kewarasannya, nada bicara serta tatapannya mendadak ketus.

"Ceroboh, tubuhmu ini sangat merepotkan sehingga tidak bisa bertahan lama di dalam cuaca dingin," ujar Qin Mingze dengan nada yang lebih ketus, kemudian tiba-tiba pria itu melepas mantel berbulunya yang tebal untuk dipasangkan di tubuh Xiao Ming.

Xiao Ming tertegun, dia tidak menyangka Qin Mingze akan memberikan mantelnya.

JEDARR!!

Satu kembang api terakhir meluncur dan pecah di udara, menampilkan warna biru yang sangat cerah. Xiao Ming dengan cepat menoleh dan melupakan kalimat Qin Mingze yang barusan begitu saja.

"Kembang api terakhir!" ujar Xiao Ming, wanita itu tersenyum sangat cerah.

Qin Mingze tidak ikut menoleh, karena bersamaan dengan ini angin kencang berhembus. Rambut panjang Xiao Ming melayang di udara dengan sangat lembut, wanita itu masih terpaku pada kembang api yang sangat indah sambil mengerutkan keningnya karena angin dingin.

Qin Mingze merapatkan mantel tersebut di tubuh Xiao Ming, memblokir seluruh celah angin dingin untuk masuk.

"Astaga, apa aku tertidur terlalu lama hingga tahun baru tiba?" gumam Xiao Ming saat masih memandangi langit.

"Bodoh, jika iya seperti itu seluruh peti dan perlengkapan pemakaman lainnya sudah disiapkan dengan sangat rapi di Qin Wangfu." balas Qin Mingze yang mendengar gumaman kecil Xiao Ming.

Xiao Ming kembali kehilangan senyumnya, wanita itu menatap Qin Mingze lagi dengan tatapan datar. "Terima kasih karena telah bersedia untuk membantu pemakaman saya."

Qin Mingze tidak menjawab, pria itu masih sibuk mengikat tali di mantel tebal yang ia kenakan di tubuh Xiao Ming.

"Wangye, sebenarnya apa yang terjadi di luar sana?" tanya Xiao Ming, meskipun dia tidak sudi untuk membuat waktu percakapan lama dengan Qin Mingze, tetapi saat ini dia sangat penasaran.

"Sekte Yuhang baru saja tiba di Ibu Kota, para masyarakat antusias menyambut mereka. Kaisar mempersiapkan acara penyambutan yang lebih meriah dari sebelumnya," jawab Qin Mingze, kemudian mengulurkan telapak tangan kanannya setelah selesai mengikat tali mantel.

"A--apa?" tanya Xiao Ming bingung saat melihat uluran tangan Qin Mingze.

"Lupakan gelas itu, para pelayan akan segera kembali dan membawakan makan malam. Mereka tadi sempat keluar sebentar untuk menonton para murid dan petinggi sekte Yuhang," jawab Qin Mingze.

Tanpa alasan yang jelas, pria itu berhasil membuat Xiao Ming patuh. Xiao Ming merasakan situasi canggung yang sangat aneh, tidak biasanya Qin Mingze terlihat sangat lembut dan baik hati seperti ini. Bukankah di pertemuan terakhir mereka pria itu mengacuhkan ucapan 'terima kasih' miliknya? Dan kini, pria itu berada di sebelahnya dan dengan sabar memapahnya menuju kamar kembali?

Sementara itu di posisi lain, Tang Jiho tengah berada di atas atap salah satu bangunan Qin Wangfu. Tangan kanannya mengelap badan pedang yang berlumuran darah, lalu di sampingnya sudah tergeletak jasad pria tak dikenal. Pria itu sepertinya seorang pembunuh bayaran yang dikirim oleh seseorang.

Wajahnya tersenyum damai menyaksikan Qin Mingze dan Xiao Ming yang berjalan beriringan, hingga akhirnya tiba-tiba Qin Mingze menatapnya, membuat Tang Jiho membungkuk cepat dan memberikan kode aman dengan mengacungkan ibu jarinya. Pertanda bahwa 'kotoran telah dibersihkan'.

Menoleh ke jasad pria itu, Tang Jiho dengan malas mengangkatnya dan melesat jauh dari Qin Wangfu untuk membuang jasad pria itu. Pembunuh bayaran ini kemungkinan besar dikirim oleh orang-orang Istana, dilihat dari kualitas sang pembunuh bayaran, sepertinya orang ini dikirim bukan untuk membunuh Qin Mingze, karena terlalu lemah. Jika bukan Qin Mingze, maka tidak lain dan tidak bukan, target utama sang penyewa itu adalah Xiao Ming. Jika tadi mereka lengah dan telat bertindak, maka besok pemakaman akan terjadi di Qin Wangfu.

Terpopuler

Comments

Yunita Widiastuti

Yunita Widiastuti

🦋🦋

2023-12-20

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. PROLOG | Dao Ming & Xiao Ming
2 Bab 2. Latar Belakang Hubungan Xiao Ming dan Qin Mingze
3 Bab 3. Lebih Mengerikan Dari Istana
4 Bab 4. Cara Bertahan Hidup Yang Sebenarnya
5 Bab 5. Pria Itu Bukan Adikku
6 Bab 6. Demi Qin Yuxuan
7 Bab 7. Sorot Mata Keheranan
8 Bab 8. Perasaan Hangat dan Dijaga
9 Bab 9. 'Penyelundup'
10 Bab 10. Saling Mencintai?
11 Bab 11. Sang Wangfei Berlutut
12 Bab 12. Bisikkan Kematian
13 Bab 13. Rahasia Qin Mingze
14 Bab 14. Qin Mingze dan Rong Mingze
15 Bab 15. Undangan Kunjungan Istana
16 Bab 16. Kebenaran Rumor
17 Bab 17. Omong Kosong Qin Lowei
18 Bab 18. Terima ... Kasih ....
19 Bab 19. 'Kotoran Telah Dibersihkan'
20 Bab 20. Koneksi
21 Bab 21.Berkunjung Ke Xiao Fu
22 Bab 22. Sekte Yuhang
23 Bab 23. Masih Memiliki Sisi Baik
24 Bab 24. Karena Kamu Telah Melempar Kotoran, Maka Aku Akan Melemparkan Bola Api
25 Bab 25. Chen Tianyao
26 Bab 26. Menghiasi Qin Wangfu
27 Bab 27. Perjanjian Mengerikan
28 Bab 28. Memperbaiki Hidup
29 Bab 29. Sesuatu Yang Gelisah
30 Bab 30. Justru Karena Berbahaya Aku Bersamamu!
31 Bab 31. Ia Berkata, "Wangfei Benwang."
32 Bab 32. Tidak Ada Lagi Hutang
33 Bab 33. Sesuatu Yang Tersimpan
34 Bab 34. Jantung Tidak Biasa
35 Bab 35. Berbagi Jantung
36 Bab 36. Terima Kasih
37 Bab 37. Genggam Tanganku, Maka Mereka Tidak Akan Berani
38 Bab 38. Masa Lalu Yang Tidak Dapat Dilupakan
39 Bab 39. Perasaan Tertarik Chen Tianyao
40 Bab 40. Perasaan Tertarik Chen Tianyao
41 Bab 41. Merebut Xiao Ming
42 Bab 42. Ada Untukmu
43 Bab 43. Kesempatan
44 Bab 44. Sang Gunniang
45 Bab 45. Sentilan Hati Qin Mingze
46 Bab 46. Situasi 'Gawat'
47 Bab 47. Sosok Yang Tepat Namun Muncul Di Waktu Yang Salah
48 Bab 48. Bunga Mawar Putih
49 Bab 49. Suami Dingin Yang Baik
50 Bab 50. Serigala dan Rubah
51 PENGUMUMAN
Episodes

Updated 51 Episodes

1
Bab 1. PROLOG | Dao Ming & Xiao Ming
2
Bab 2. Latar Belakang Hubungan Xiao Ming dan Qin Mingze
3
Bab 3. Lebih Mengerikan Dari Istana
4
Bab 4. Cara Bertahan Hidup Yang Sebenarnya
5
Bab 5. Pria Itu Bukan Adikku
6
Bab 6. Demi Qin Yuxuan
7
Bab 7. Sorot Mata Keheranan
8
Bab 8. Perasaan Hangat dan Dijaga
9
Bab 9. 'Penyelundup'
10
Bab 10. Saling Mencintai?
11
Bab 11. Sang Wangfei Berlutut
12
Bab 12. Bisikkan Kematian
13
Bab 13. Rahasia Qin Mingze
14
Bab 14. Qin Mingze dan Rong Mingze
15
Bab 15. Undangan Kunjungan Istana
16
Bab 16. Kebenaran Rumor
17
Bab 17. Omong Kosong Qin Lowei
18
Bab 18. Terima ... Kasih ....
19
Bab 19. 'Kotoran Telah Dibersihkan'
20
Bab 20. Koneksi
21
Bab 21.Berkunjung Ke Xiao Fu
22
Bab 22. Sekte Yuhang
23
Bab 23. Masih Memiliki Sisi Baik
24
Bab 24. Karena Kamu Telah Melempar Kotoran, Maka Aku Akan Melemparkan Bola Api
25
Bab 25. Chen Tianyao
26
Bab 26. Menghiasi Qin Wangfu
27
Bab 27. Perjanjian Mengerikan
28
Bab 28. Memperbaiki Hidup
29
Bab 29. Sesuatu Yang Gelisah
30
Bab 30. Justru Karena Berbahaya Aku Bersamamu!
31
Bab 31. Ia Berkata, "Wangfei Benwang."
32
Bab 32. Tidak Ada Lagi Hutang
33
Bab 33. Sesuatu Yang Tersimpan
34
Bab 34. Jantung Tidak Biasa
35
Bab 35. Berbagi Jantung
36
Bab 36. Terima Kasih
37
Bab 37. Genggam Tanganku, Maka Mereka Tidak Akan Berani
38
Bab 38. Masa Lalu Yang Tidak Dapat Dilupakan
39
Bab 39. Perasaan Tertarik Chen Tianyao
40
Bab 40. Perasaan Tertarik Chen Tianyao
41
Bab 41. Merebut Xiao Ming
42
Bab 42. Ada Untukmu
43
Bab 43. Kesempatan
44
Bab 44. Sang Gunniang
45
Bab 45. Sentilan Hati Qin Mingze
46
Bab 46. Situasi 'Gawat'
47
Bab 47. Sosok Yang Tepat Namun Muncul Di Waktu Yang Salah
48
Bab 48. Bunga Mawar Putih
49
Bab 49. Suami Dingin Yang Baik
50
Bab 50. Serigala dan Rubah
51
PENGUMUMAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!