Bab 15. Undangan Kunjungan Istana

"Niangniang, utusan Istana baru saja datang dan memberikan undangan." Xiangxi masuk ke dalam kamar Xiao Ming setelah sebelumnya sempat mengetuk pintu.

Xiao Ming yang masih duduk tepat di depan meja riasnya segera menoleh dan menerima undangan tersebut. Kedua mata Xiao Ming masih terlihat lelah.

"Huanghou?" ucap Xiao Ming, keningnya sedikit terlupa. Huanghou ... bukankah itu berarti dia adalah Permaisuri Kekaisaran ini? Istri utama Kaisar?

"Hu-- Huanghou?" Xiangxi sedikit terkejut saat mendengarnya, muncul raut wajah ketakutan.

"Ada apa?" tanya Xiao Ming cepat.

"Niangniang, sepertinya Huanghou akan membalas Anda. Lebih baik kita tidak mengha--"

"Membalas apa?" Belum sempat Xiangxi menyempurnakan kalimatnya, Xiao Ming sudah memotong cepat.

"Aiya, Niangniang. Apa Anda sungguh melupakan hal penting itu? Sebelumnya Anda sempat menghadiri acara minum teh bersama dengan para nyonya bangsawan lainnya, lalu ... lalu Anda melakukan sesuatu yang menyinggung perasaan Huanghou," jawab Xiao Ming takut, kemudian menundukkan kepalanya dalam. Wanita itu selalu ketakutan tiap kali menceritakan hal-hal buruk tentang Xiao Ming.

"Apa yang aku lakukan?" tanya Xiao Ming lagi.

"Anda ... menyebutkan sesuatu tentang Kaisar di hadapan seluruh nyonya bangsawan, membuat Huanghou merasa tidak senang. Seperti ... memperlihatkan bahwa hubungan Anda dan Kaisar lebih dekat dari pada hubungan mereka sebagai suami istri," jawab Xiangxi lagi, membuat Xiao Ming paham.

Xiao Ming tersenyum tipis, 'Xiao Ming' benar-benar wanita gila. Dia berani menyinggung perasaan seorang Permaisuri Kekaisaran. Intinya perbuatan 'Xiao Ming' sebelumnya adalah memanas-manasi hati Permaisuri dengan memamerkan hubungannya dengan Kaisar, menunjukkan bahwa wanita itu lebih mengetahui segalanya tentang Kaisar dari pada sang Permaisuri. Tetapi anehnya tidak ada nyonya bangsawan yang berani melawan atau mencegah perbuatan gila Xiao Ming, apa mereka semua takut atau ... sengaja membiarkan Xiao Ming bertindak seperti orang bodoh?

"Niangniang, apa tidak sebaiknya untuk menghindar dari acara minum teh kali ini? Saya khawatir Anda akan dipermainkan. Huanghou pasti akan membalas seperti biasa," ujar Xiangxi, kedua sudut alisnya menyatu dengan memelas.

Xiao Ming menggeleng pelan, tersenyum. "Xiangxi, tidak sopan tidak menghadiri undangan setelah diberikan undangan. Tidak ada yang perlu ditakuti, kamu tidak perlu cemas."

Xiangxi menggeleng pelan. "Tetapi, Niangniang--"

"Persiapkan pakaian untuk besok, Xiangxi. Pilih pakaian dan aksesoris yang paling elegan dan tidak merepotkan, namun tidak mengurangi statusku sebagai Qin Wangfei. Aku ingin pakaian yang menunjukkan bahwa aku istri dari Adipati besar Kekaisaran," ujar Xiao Ming yang lagi-lagi memotong kalimat Xiangxi.

Xiangxi yang mendengar perintah majikannya tertegun. "Niangniang, apa saya boleh bertanya mengenai sesuatu?"

Xiao Ming menaikkan alis kirinya sekilas. "Apa?"

"Apa ... Anda mulai menerima semuanya?" tanya Xiangxi, membuat Xiao Ming ikut tertegun.

Hening beberapa detik, namun kemudian Xiao Ming kembali tersenyum dan mengangguk tipis. "Tentu saja, aku tidak kesepian lagi sekarang, Xiangxi."

"Eh? Kesepian?" tanya Xiangxi.

Xiao Ming mengangguk lagi, tatapannya sangat dalam seolah sedang memandang sesuatu yang sangat jauh di sana.

"Iya. Dulu, aku sangat kesepian," jawab Xiao Ming, kalimatnya sedikit menggantung, hingga akhirnya dia melanjutkan dengan menatap wajah Xiangxi kembali. "Dan kini aku memiliki kamu dan Pangeran."

"Pangeran? Pangeran Yuxuan?" tanya Xiangxi, ada sedikit nada bercanda 'terselubung' di dalamnya. Sepertinya wanita itu perlahan mulai menghilangkan sikap kakunya.

Xiao Ming melotot cepat, bibirnya menahan senyum. "Tentu saja, siapa lagi pangeran di Wangfu ini? Qin Wangye? Tidak mungkin!"

Xiangxi terkekeh. "Niangniang, tidak ada salahnya jika--"

"Tidak. Itu salah. Jangan menghasutku, Xiangxi. Cepat kerjakan perintahku," potong Xiao Ming, lalu berdiri dari meja rias dan beranjak naik ke atas kasur.

Xiangxi tertawa lagi, wanita itu memilih pakaian dan aksesoris terbaik untuk dikenakan majikannya besok dengan perasaan hati yang sangat baik. Dia bersyukur, kini majikannya telah kembali ceria dan baik hati seperti dulu, sebelum menikah dengan Qin Mingze.

Keesokan pagi menjelang siang, Xiao Ming telah siap dengan penampilannya yang cantik. Wanita itu mengenakan hanfu berwarna biru muda yang dipadukan dengan warna emas, sangat kontras dengan warna rambutnya yang berwarna merah darah.

Wanita itu mengenakan hiasan rambut Phoenix dan sebuah kalung yang menjadi simbol utama akan identitas 'Qin Wangfei'.

Suara manis terdengar dari belakangnya. "Ibu, Anda akan pergi mengunjungi Istana?"

Xiao Ming langsung tersenyum manis dan menoleh, dia melihat Qin Yuxuan telah berada tepat di belakangnya, tidak berani mendekat karena takut mengganggu dirinya yang tengah sibuk bersiap. Sementara Xiangxi masih terus fokus menata rambut Xiao Ming.

"Kemari, nak." Xiao Ming mengulurkan tangan kirinya kepada Qin Yuxuan agar mendekat ke arahnya.

Qin Yuxuan menurut, anak itu dengan senang hati berjalan mendekat. Xiao Ming meletakkan Qin Yuxuan di pangkuannya, mereka berdua kini duduk bersama menghadap cermin.

"Kamu sudah sarapan pagi ini?" tanya Xiao Ming, bibirnya masih tersenyum, tangan kanannya mengelus-elus kepala Qin Yuxuan.

Qin Yuxuan mengangguk. "Iya, bu. Hari ini para pelayan menyiapkan sarapan yang lezat dari biasanya!"

Xiao Ming sedikit terkekeh. "Benarkah? Itu bagus. Jangan lupa untuk belajar setelah ini, cukup membaca buku dan tidak ada latihan berat."

Qin Yuxuan mengangguk, lalu memeluk Xiao Ming.

"Apa ibu akan lama di Istana?" tanya Qin Yuxuan, nada bicaranya terdengar sedih.

Xiao Ming menggeleng pelan. "Ibu pastikan untuk tidak terlalu lama, bagaimana mungkin ibu tega meninggalkan Yuxuan sangat lama?"

Pipi anak itu memerah, bibirnya tersenyum hangat. "Benarkah?"

Hati Xiao Ming ikut menghangat, part hidup yang paling dia sukai adalah melakukan interaksi dengan anak tirinya. Qin Yuxuan benar-benar mengisi kekosongan hatinya, anak itu sangat penurut dan penyayang. Itu pandangan Xiao Ming tentang Qin Yuxuan.

Begitu Xiangxi selesai menata rambut Xiao Ming, pada saat itulah Xiao Ming sudah harus bergegas menuju Istana. Qin Yuxuan melepas kepergian ibunya dengan raut wajah sedih, anak itu ingin lebih lama lagi bermanja di sisi ibunya.

Xiao Ming kini telah berada di dalam kereta kuda, wanita itu membuka jendela keretanya untuk mendapatkan udara serta pemandangan pagi yang segar. Saat keretanya melewati kediaman Qin Mingze, pintu gerbangnya telah terbuka lebar.

Dari luar, Xiao Ming dapat melihat sosok Qin Mingze yang sedang bersiap menunggangi kudanya. Xiao Ming tidak tahu tujuan Qin Mingze keluar, di pikirannya hanya ada dua kemungkinan, Istana dan urusan bisnis yang dinaungi oleh Qin Wangfu.

Tidak terlalu peduli, Xiao Ming pun membuang tatapannya dari Qin Mingze. Mendekati gerbang utama Qin Wangfu, suara Xiangxi terdengar dari luar.

"Niangniang, orang-orang pengelola datang menyerahkan setoran."

Xiao Ming sedikit melongok keluar, kereta kuda pun otomatis berhenti tepat di hadapan para pengelola bisnis Qin Wangfu. Mereka semua adalah orang-orang yang dipercaya Qin Mingze.

"Apa ini setoran bulan ini?" tanya Xiangxi mewakili Xiao Ming.

Satu persatu mereka mengangguk, ada puluhan peti emas besar berjejer di halaman depan Qin Wangfu yang sangat luas.

"Benar." Mereka menjawab sambil membungkuk ke arah Xiao Ming.

"Masukkan ke dalam gudang penyimpanan seperti biasa, pastikan tidak ada hitungan yang terlewat. Niangniang akan memeriksanya setelah kembali dari Istana," ucap Xiangxi, Xiao Ming pun menyimak dari dalam.

"Tetapi ... Niangniang, Wangye memerintahkan kami untuk menyisakan seperempatnya sebelum disimpan ke dalam gudang." Salah satu orang pengelola bisnis Qin Wangfu itu dengan hati-hati menyampaikan perintah Qin Mingze.

Xiao Ming mengerutkan keningnya dari dalam kereta, mengapa Qin Mingze tidak memberi kabar dirinya terlebih dahulu? Seharusnya apa pun yang berkaitan dengan keuangan Qin Wangfu harus melewati pengawasannya terlebih dahulu, atau setidaknya jika orang itu adalah keparat Qin Mingze dia dapat memberikan kabar.

"Niangniang, bagaimana?" Xiangxi bertanya dari luar.

"Apa sebelumnya Wangye pernah seperti ini?" tanya Xiao Ming diam-diam, nadanya sedikit berbisik ke arah Xiangxi.

Xiangxi mengangguk. "Beberapa kali, beliau akan menarik seperempat dari setoran para pengelola untuk keperluan militer."

"Militer?" gumam Xiao Ming, dia merasakan sesuatu yang aneh di sini.

Mengingat waktunya yang akan terlambat mengunjungi Istana, Xiao Ming tidak memiliki banyak waktu untuk mengurus masalah ini. Mau tidak mau, dia harus membiarkan perintah Qin Mingze terjadi. Toh, apa pun itu Qin Mingze tidak mungkin membahayakan Qin Wangfu. Pria itu setidaknya masih memiliki sebagian dari kewarasan manusia normal.

Tetapi tetap saja Xiao Ming merasakan sesuatu yang janggal, dia merasa Qin Mingze terlalu banyak menyimpan rahasia. Tidak, tepatnya Qin Wangfu ini. Di sini rasanya banyak sekali yang menyimpan rahasia besar, rasanya Xiao Ming menjadi satu-satunya orang yang paling bodoh karena tidak mengetahui apa pun.

Terpopuler

Comments

Yunita Widiastuti

Yunita Widiastuti

up juga..

2023-12-18

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. PROLOG | Dao Ming & Xiao Ming
2 Bab 2. Latar Belakang Hubungan Xiao Ming dan Qin Mingze
3 Bab 3. Lebih Mengerikan Dari Istana
4 Bab 4. Cara Bertahan Hidup Yang Sebenarnya
5 Bab 5. Pria Itu Bukan Adikku
6 Bab 6. Demi Qin Yuxuan
7 Bab 7. Sorot Mata Keheranan
8 Bab 8. Perasaan Hangat dan Dijaga
9 Bab 9. 'Penyelundup'
10 Bab 10. Saling Mencintai?
11 Bab 11. Sang Wangfei Berlutut
12 Bab 12. Bisikkan Kematian
13 Bab 13. Rahasia Qin Mingze
14 Bab 14. Qin Mingze dan Rong Mingze
15 Bab 15. Undangan Kunjungan Istana
16 Bab 16. Kebenaran Rumor
17 Bab 17. Omong Kosong Qin Lowei
18 Bab 18. Terima ... Kasih ....
19 Bab 19. 'Kotoran Telah Dibersihkan'
20 Bab 20. Koneksi
21 Bab 21.Berkunjung Ke Xiao Fu
22 Bab 22. Sekte Yuhang
23 Bab 23. Masih Memiliki Sisi Baik
24 Bab 24. Karena Kamu Telah Melempar Kotoran, Maka Aku Akan Melemparkan Bola Api
25 Bab 25. Chen Tianyao
26 Bab 26. Menghiasi Qin Wangfu
27 Bab 27. Perjanjian Mengerikan
28 Bab 28. Memperbaiki Hidup
29 Bab 29. Sesuatu Yang Gelisah
30 Bab 30. Justru Karena Berbahaya Aku Bersamamu!
31 Bab 31. Ia Berkata, "Wangfei Benwang."
32 Bab 32. Tidak Ada Lagi Hutang
33 Bab 33. Sesuatu Yang Tersimpan
34 Bab 34. Jantung Tidak Biasa
35 Bab 35. Berbagi Jantung
36 Bab 36. Terima Kasih
37 Bab 37. Genggam Tanganku, Maka Mereka Tidak Akan Berani
38 Bab 38. Masa Lalu Yang Tidak Dapat Dilupakan
39 Bab 39. Perasaan Tertarik Chen Tianyao
40 Bab 40. Perasaan Tertarik Chen Tianyao
41 Bab 41. Merebut Xiao Ming
42 Bab 42. Ada Untukmu
43 Bab 43. Kesempatan
44 Bab 44. Sang Gunniang
45 Bab 45. Sentilan Hati Qin Mingze
46 Bab 46. Situasi 'Gawat'
47 Bab 47. Sosok Yang Tepat Namun Muncul Di Waktu Yang Salah
48 Bab 48. Bunga Mawar Putih
49 Bab 49. Suami Dingin Yang Baik
50 Bab 50. Serigala dan Rubah
51 PENGUMUMAN
Episodes

Updated 51 Episodes

1
Bab 1. PROLOG | Dao Ming & Xiao Ming
2
Bab 2. Latar Belakang Hubungan Xiao Ming dan Qin Mingze
3
Bab 3. Lebih Mengerikan Dari Istana
4
Bab 4. Cara Bertahan Hidup Yang Sebenarnya
5
Bab 5. Pria Itu Bukan Adikku
6
Bab 6. Demi Qin Yuxuan
7
Bab 7. Sorot Mata Keheranan
8
Bab 8. Perasaan Hangat dan Dijaga
9
Bab 9. 'Penyelundup'
10
Bab 10. Saling Mencintai?
11
Bab 11. Sang Wangfei Berlutut
12
Bab 12. Bisikkan Kematian
13
Bab 13. Rahasia Qin Mingze
14
Bab 14. Qin Mingze dan Rong Mingze
15
Bab 15. Undangan Kunjungan Istana
16
Bab 16. Kebenaran Rumor
17
Bab 17. Omong Kosong Qin Lowei
18
Bab 18. Terima ... Kasih ....
19
Bab 19. 'Kotoran Telah Dibersihkan'
20
Bab 20. Koneksi
21
Bab 21.Berkunjung Ke Xiao Fu
22
Bab 22. Sekte Yuhang
23
Bab 23. Masih Memiliki Sisi Baik
24
Bab 24. Karena Kamu Telah Melempar Kotoran, Maka Aku Akan Melemparkan Bola Api
25
Bab 25. Chen Tianyao
26
Bab 26. Menghiasi Qin Wangfu
27
Bab 27. Perjanjian Mengerikan
28
Bab 28. Memperbaiki Hidup
29
Bab 29. Sesuatu Yang Gelisah
30
Bab 30. Justru Karena Berbahaya Aku Bersamamu!
31
Bab 31. Ia Berkata, "Wangfei Benwang."
32
Bab 32. Tidak Ada Lagi Hutang
33
Bab 33. Sesuatu Yang Tersimpan
34
Bab 34. Jantung Tidak Biasa
35
Bab 35. Berbagi Jantung
36
Bab 36. Terima Kasih
37
Bab 37. Genggam Tanganku, Maka Mereka Tidak Akan Berani
38
Bab 38. Masa Lalu Yang Tidak Dapat Dilupakan
39
Bab 39. Perasaan Tertarik Chen Tianyao
40
Bab 40. Perasaan Tertarik Chen Tianyao
41
Bab 41. Merebut Xiao Ming
42
Bab 42. Ada Untukmu
43
Bab 43. Kesempatan
44
Bab 44. Sang Gunniang
45
Bab 45. Sentilan Hati Qin Mingze
46
Bab 46. Situasi 'Gawat'
47
Bab 47. Sosok Yang Tepat Namun Muncul Di Waktu Yang Salah
48
Bab 48. Bunga Mawar Putih
49
Bab 49. Suami Dingin Yang Baik
50
Bab 50. Serigala dan Rubah
51
PENGUMUMAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!