"Niangniang, utusan Istana baru saja datang dan memberikan undangan." Xiangxi masuk ke dalam kamar Xiao Ming setelah sebelumnya sempat mengetuk pintu.
Xiao Ming yang masih duduk tepat di depan meja riasnya segera menoleh dan menerima undangan tersebut. Kedua mata Xiao Ming masih terlihat lelah.
"Huanghou?" ucap Xiao Ming, keningnya sedikit terlupa. Huanghou ... bukankah itu berarti dia adalah Permaisuri Kekaisaran ini? Istri utama Kaisar?
"Hu-- Huanghou?" Xiangxi sedikit terkejut saat mendengarnya, muncul raut wajah ketakutan.
"Ada apa?" tanya Xiao Ming cepat.
"Niangniang, sepertinya Huanghou akan membalas Anda. Lebih baik kita tidak mengha--"
"Membalas apa?" Belum sempat Xiangxi menyempurnakan kalimatnya, Xiao Ming sudah memotong cepat.
"Aiya, Niangniang. Apa Anda sungguh melupakan hal penting itu? Sebelumnya Anda sempat menghadiri acara minum teh bersama dengan para nyonya bangsawan lainnya, lalu ... lalu Anda melakukan sesuatu yang menyinggung perasaan Huanghou," jawab Xiao Ming takut, kemudian menundukkan kepalanya dalam. Wanita itu selalu ketakutan tiap kali menceritakan hal-hal buruk tentang Xiao Ming.
"Apa yang aku lakukan?" tanya Xiao Ming lagi.
"Anda ... menyebutkan sesuatu tentang Kaisar di hadapan seluruh nyonya bangsawan, membuat Huanghou merasa tidak senang. Seperti ... memperlihatkan bahwa hubungan Anda dan Kaisar lebih dekat dari pada hubungan mereka sebagai suami istri," jawab Xiangxi lagi, membuat Xiao Ming paham.
Xiao Ming tersenyum tipis, 'Xiao Ming' benar-benar wanita gila. Dia berani menyinggung perasaan seorang Permaisuri Kekaisaran. Intinya perbuatan 'Xiao Ming' sebelumnya adalah memanas-manasi hati Permaisuri dengan memamerkan hubungannya dengan Kaisar, menunjukkan bahwa wanita itu lebih mengetahui segalanya tentang Kaisar dari pada sang Permaisuri. Tetapi anehnya tidak ada nyonya bangsawan yang berani melawan atau mencegah perbuatan gila Xiao Ming, apa mereka semua takut atau ... sengaja membiarkan Xiao Ming bertindak seperti orang bodoh?
"Niangniang, apa tidak sebaiknya untuk menghindar dari acara minum teh kali ini? Saya khawatir Anda akan dipermainkan. Huanghou pasti akan membalas seperti biasa," ujar Xiangxi, kedua sudut alisnya menyatu dengan memelas.
Xiao Ming menggeleng pelan, tersenyum. "Xiangxi, tidak sopan tidak menghadiri undangan setelah diberikan undangan. Tidak ada yang perlu ditakuti, kamu tidak perlu cemas."
Xiangxi menggeleng pelan. "Tetapi, Niangniang--"
"Persiapkan pakaian untuk besok, Xiangxi. Pilih pakaian dan aksesoris yang paling elegan dan tidak merepotkan, namun tidak mengurangi statusku sebagai Qin Wangfei. Aku ingin pakaian yang menunjukkan bahwa aku istri dari Adipati besar Kekaisaran," ujar Xiao Ming yang lagi-lagi memotong kalimat Xiangxi.
Xiangxi yang mendengar perintah majikannya tertegun. "Niangniang, apa saya boleh bertanya mengenai sesuatu?"
Xiao Ming menaikkan alis kirinya sekilas. "Apa?"
"Apa ... Anda mulai menerima semuanya?" tanya Xiangxi, membuat Xiao Ming ikut tertegun.
Hening beberapa detik, namun kemudian Xiao Ming kembali tersenyum dan mengangguk tipis. "Tentu saja, aku tidak kesepian lagi sekarang, Xiangxi."
"Eh? Kesepian?" tanya Xiangxi.
Xiao Ming mengangguk lagi, tatapannya sangat dalam seolah sedang memandang sesuatu yang sangat jauh di sana.
"Iya. Dulu, aku sangat kesepian," jawab Xiao Ming, kalimatnya sedikit menggantung, hingga akhirnya dia melanjutkan dengan menatap wajah Xiangxi kembali. "Dan kini aku memiliki kamu dan Pangeran."
"Pangeran? Pangeran Yuxuan?" tanya Xiangxi, ada sedikit nada bercanda 'terselubung' di dalamnya. Sepertinya wanita itu perlahan mulai menghilangkan sikap kakunya.
Xiao Ming melotot cepat, bibirnya menahan senyum. "Tentu saja, siapa lagi pangeran di Wangfu ini? Qin Wangye? Tidak mungkin!"
Xiangxi terkekeh. "Niangniang, tidak ada salahnya jika--"
"Tidak. Itu salah. Jangan menghasutku, Xiangxi. Cepat kerjakan perintahku," potong Xiao Ming, lalu berdiri dari meja rias dan beranjak naik ke atas kasur.
Xiangxi tertawa lagi, wanita itu memilih pakaian dan aksesoris terbaik untuk dikenakan majikannya besok dengan perasaan hati yang sangat baik. Dia bersyukur, kini majikannya telah kembali ceria dan baik hati seperti dulu, sebelum menikah dengan Qin Mingze.
Keesokan pagi menjelang siang, Xiao Ming telah siap dengan penampilannya yang cantik. Wanita itu mengenakan hanfu berwarna biru muda yang dipadukan dengan warna emas, sangat kontras dengan warna rambutnya yang berwarna merah darah.
Wanita itu mengenakan hiasan rambut Phoenix dan sebuah kalung yang menjadi simbol utama akan identitas 'Qin Wangfei'.
Suara manis terdengar dari belakangnya. "Ibu, Anda akan pergi mengunjungi Istana?"
Xiao Ming langsung tersenyum manis dan menoleh, dia melihat Qin Yuxuan telah berada tepat di belakangnya, tidak berani mendekat karena takut mengganggu dirinya yang tengah sibuk bersiap. Sementara Xiangxi masih terus fokus menata rambut Xiao Ming.
"Kemari, nak." Xiao Ming mengulurkan tangan kirinya kepada Qin Yuxuan agar mendekat ke arahnya.
Qin Yuxuan menurut, anak itu dengan senang hati berjalan mendekat. Xiao Ming meletakkan Qin Yuxuan di pangkuannya, mereka berdua kini duduk bersama menghadap cermin.
"Kamu sudah sarapan pagi ini?" tanya Xiao Ming, bibirnya masih tersenyum, tangan kanannya mengelus-elus kepala Qin Yuxuan.
Qin Yuxuan mengangguk. "Iya, bu. Hari ini para pelayan menyiapkan sarapan yang lezat dari biasanya!"
Xiao Ming sedikit terkekeh. "Benarkah? Itu bagus. Jangan lupa untuk belajar setelah ini, cukup membaca buku dan tidak ada latihan berat."
Qin Yuxuan mengangguk, lalu memeluk Xiao Ming.
"Apa ibu akan lama di Istana?" tanya Qin Yuxuan, nada bicaranya terdengar sedih.
Xiao Ming menggeleng pelan. "Ibu pastikan untuk tidak terlalu lama, bagaimana mungkin ibu tega meninggalkan Yuxuan sangat lama?"
Pipi anak itu memerah, bibirnya tersenyum hangat. "Benarkah?"
Hati Xiao Ming ikut menghangat, part hidup yang paling dia sukai adalah melakukan interaksi dengan anak tirinya. Qin Yuxuan benar-benar mengisi kekosongan hatinya, anak itu sangat penurut dan penyayang. Itu pandangan Xiao Ming tentang Qin Yuxuan.
Begitu Xiangxi selesai menata rambut Xiao Ming, pada saat itulah Xiao Ming sudah harus bergegas menuju Istana. Qin Yuxuan melepas kepergian ibunya dengan raut wajah sedih, anak itu ingin lebih lama lagi bermanja di sisi ibunya.
Xiao Ming kini telah berada di dalam kereta kuda, wanita itu membuka jendela keretanya untuk mendapatkan udara serta pemandangan pagi yang segar. Saat keretanya melewati kediaman Qin Mingze, pintu gerbangnya telah terbuka lebar.
Dari luar, Xiao Ming dapat melihat sosok Qin Mingze yang sedang bersiap menunggangi kudanya. Xiao Ming tidak tahu tujuan Qin Mingze keluar, di pikirannya hanya ada dua kemungkinan, Istana dan urusan bisnis yang dinaungi oleh Qin Wangfu.
Tidak terlalu peduli, Xiao Ming pun membuang tatapannya dari Qin Mingze. Mendekati gerbang utama Qin Wangfu, suara Xiangxi terdengar dari luar.
"Niangniang, orang-orang pengelola datang menyerahkan setoran."
Xiao Ming sedikit melongok keluar, kereta kuda pun otomatis berhenti tepat di hadapan para pengelola bisnis Qin Wangfu. Mereka semua adalah orang-orang yang dipercaya Qin Mingze.
"Apa ini setoran bulan ini?" tanya Xiangxi mewakili Xiao Ming.
Satu persatu mereka mengangguk, ada puluhan peti emas besar berjejer di halaman depan Qin Wangfu yang sangat luas.
"Benar." Mereka menjawab sambil membungkuk ke arah Xiao Ming.
"Masukkan ke dalam gudang penyimpanan seperti biasa, pastikan tidak ada hitungan yang terlewat. Niangniang akan memeriksanya setelah kembali dari Istana," ucap Xiangxi, Xiao Ming pun menyimak dari dalam.
"Tetapi ... Niangniang, Wangye memerintahkan kami untuk menyisakan seperempatnya sebelum disimpan ke dalam gudang." Salah satu orang pengelola bisnis Qin Wangfu itu dengan hati-hati menyampaikan perintah Qin Mingze.
Xiao Ming mengerutkan keningnya dari dalam kereta, mengapa Qin Mingze tidak memberi kabar dirinya terlebih dahulu? Seharusnya apa pun yang berkaitan dengan keuangan Qin Wangfu harus melewati pengawasannya terlebih dahulu, atau setidaknya jika orang itu adalah keparat Qin Mingze dia dapat memberikan kabar.
"Niangniang, bagaimana?" Xiangxi bertanya dari luar.
"Apa sebelumnya Wangye pernah seperti ini?" tanya Xiao Ming diam-diam, nadanya sedikit berbisik ke arah Xiangxi.
Xiangxi mengangguk. "Beberapa kali, beliau akan menarik seperempat dari setoran para pengelola untuk keperluan militer."
"Militer?" gumam Xiao Ming, dia merasakan sesuatu yang aneh di sini.
Mengingat waktunya yang akan terlambat mengunjungi Istana, Xiao Ming tidak memiliki banyak waktu untuk mengurus masalah ini. Mau tidak mau, dia harus membiarkan perintah Qin Mingze terjadi. Toh, apa pun itu Qin Mingze tidak mungkin membahayakan Qin Wangfu. Pria itu setidaknya masih memiliki sebagian dari kewarasan manusia normal.
Tetapi tetap saja Xiao Ming merasakan sesuatu yang janggal, dia merasa Qin Mingze terlalu banyak menyimpan rahasia. Tidak, tepatnya Qin Wangfu ini. Di sini rasanya banyak sekali yang menyimpan rahasia besar, rasanya Xiao Ming menjadi satu-satunya orang yang paling bodoh karena tidak mengetahui apa pun.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
Yunita Widiastuti
up juga..
2023-12-18
1