"Wangfei, Wangye meminta Anda untuk mempercepat persiapan." Suara Tang Jiho terdengar dari balik pintu kamar Xiao Ming, membuat Xiangxi dan pelayan wanita lainnya mempercepat gerakan mereka untuk merias Xiao Ming.
"Tidak lama lagi, tolong sampaikan kepada Wangye," jawab Xiao Ming yang sedang duduk cantik di hadapan meja rias. Rambutnya disisir oleh dua orang dan kain hanfu-nya tengah ditata seindah mungkin oleh tiga orang pelayan wanita.
"Baik, Niangniang."
Setelah Tang Jiho pergi, Xiao Ming tak lama kemudian selesai. Wanita itu tersenyum dengan penuh percaya diri di depan cermin, rambut merahnya benar-benar menambah kesan 'panas' namun elegan yang tiada tara. Ternyata ... jika memiliki pola hidup teratur dan kekayaan melimpah dirinya dapat secantik ini.
Xiao Ming berbalik, Xiangxi mengikuti dari belakang, sedangkan empat lainnya fokus merapikan meja rias Xiao Ming. Xiao Ming sudah lebih dari cukup percaya diri untuk menampilkan pesonanya ke permukaan. Jika seluruh daratan telah mengetahui hubungan buruknya dengan Qin Mingze, maka itu artinya Xiao Ming tidak perlu menahan diri di Istana. Dia dapat berbuat semaunya.
Sampai di halaman depan Qin Wangfu, Xiao Ming melihat dua kereta kuda berwarna hitam yang dilengkapi oleh emas, menambah kesan kehormatan yang glamor. Di bagian samping kiri dan kanan kereta tersebut terdapat lambang Qin Wangfu yang terpajang dengan sangat jelas.
"Benar-benar tidak ada perubahan." Suara berat Qin Mingze yang mencemooh keterlambatannya terdengar dari dalam kereta, Xiao Ming memilih untuk tidak menjawab dan menelan bulat-bulat kalimat pedas Qin Mingze.
Saat melihat dua kereta kuda yang berbaris di halaman depan, Xiao Ming mengira dia dan Qin Mingze berasa di kereta yang berbeda. Sampai akhirnya seorang pelayan membukakan pintu kereta kuda yang di dalamnya terdapat Qin Mingze.
Xiao Ming mengerutkan keningnya bingung, Qin Mingze yang melihat ini ikut mengerutkan keningnya namun atas dasar perasaan jengkel. "Apa yang kau lakukan di sana? Cepat masuk sebelum kita benar-benar terlambat."
Xiao Ming menatap tajam Qin Mingze, lagi-lagi dia menghiraukan pria itu. Xiao Ming merasa ada sesuatu yang kurang, oleh karena itu dia menoleh ke kanan dan kiri.
"Di mana Xuan'er?" tanya Xiao Ming, matanya menatap Qin Mingze yang duduk tenang di dalam kereta.
Sebelum Qin Mingze menjawah, Xiangxi telah membisikkan sesuatu dari belakang. "Niangniang, pangeran ada di kereta satunya. Anda memerintahkan kami untuk memisahkan kereta Anda dengan pangersn Yuxuan di perjamuan makan malam sebelumnya."
Xiao Ming tertegun, ah ... sungguh? Hati Xiao Ming tersentuh, kasihan sekali anak itu, padahal dia adalah penerus sah Qin Wangfu. Xiao Ming dengan cepat menjawab,"Perintahkan pangeran untuk masuk ke dalam kereta yang sama dengan aku dan Wangye." Kemudian ia menoleh ke arah Qin Mingze. "Wangye, apa Anda tidak--"
"Bukan masalah." Qin Mingze memotong cepat kalimat Xiao Ming yahh belum sempurna.
Xiao Ming berusaha bersabar, wanita itu memilih untuk masuk ke dalam kereta dan menunggu Qin Yuxuan pindah ke kereta yang sama olehnya. Ada sekitar dua menit Xiao Ming dan Qin Mingze berduaan di dalam kereta kuda dengan suasana hening, sampai akhirnya Qin Yuxuan datang dengan raut wajah malu-malu, membuat rasa canggung mereka pecah.
"Xuan'er." Xiao Ming tersenyum menyambut hangat putranya, kemudian menggeser posisi duduknya agar anak itu duduk di sampingnya.
Qin Yuxuan masuk dengan wajah yang masih malu-malu, kemudian duduk dan menunduk dalam.
"Astaga, pakaian yang Ibu pilihkan ternyata sangat cocok untukmu," ucap Xiao Ming, hatinya senang sekali melihat ini. Wanita itu bertaruh, anaknya akan menjadi pria paling tampan di Kekaisaran jika sudah menginjak umur dewasa nanti.
"Terima kasih Ibu, warna pakaian Yuxuan dan Ibu serasi." Qin Yuxuan menunjuk hanfu Xiao Ming, dia dan Qin Yuxuan sama-sama mengenakan pakaian berwarna biru gelap seperti langit malam. Hanya Qin Mingze yang berbeda, pria itu mengenakan pakaian berwarna hitam dengan bordiran emas di sisi sisi sampingnya.
"Tentu saja, bukankah ini bagus?" Xiao Ming mengelus kepala putranya. Tanpa sadar, seluruh aktivitasnya diperhatikan oleh Qin Mingze. Dari awal kedatangannya hingga menyambut dan melakukan perbincangan hangat dengan Qin Yuxuan, Qin Mingze memperhatikan semuanya. Dia mencoba untuk menemukan celah kebohongan dari tindakan Xiao Ming, hingga akhirnya keningnya terlipat karena gagal.
Qin Mingze memilih untuk bersandar dan memejamkan matanya, membiarkan Xiao Ming dan putranya berbincang banyak. Dia dianggap seperti tidak ada di sini, namun pria itu tidak tersinggung sama sekali. Lagi pula, jika diajak pun Qin Mingze kemungkinan besar akan menolaknya. Lebih baik seperti ini.
Xiao Ming yang melihat Qin Mingze memejamkan matanya diam-diam menghela napas lega, syukurlah pria itu memilih tidur di dalam perjalanan ini. Xiao Ming terasa dicekik setiap kali bertemu dengan Qin Mingze, meskipun pria itu tidak melontarkan sepatah katapun dan hanya menatapnya.
Tak lama kemudian kereta mereka mulai memasuki kawasan Istana, ratusan pasang mata segera tertuju pada kereta kuda mewah Qin Wangfu. Kedua mata Qin Mingze terbuka saat menyadari lokasi di mana mereka sekarang, dan pemandangan pertama yang ia lihat adalah wajah Xiao Ming yang sedang tersenyum menoleh ke luar jendela, memperhatikan lampion-lampion indah Istana, bibir wanita itu tersenyum sempurna.
"Ibu, kita sudah sampai di Istana."
Qin Mingze juga melihat putra sulungnya tersenyum manis mengikuti Xiao Ming, namun tiba-tiba Qin Yuxuan menyadari tatapan Qin Mingze dan balas melihat pria itu. Senyum dan tatapan hangat anak itu seketika menghilang, wajah mereka benar-benar serupa jika Qin Yuxuan tengah memberikan wajah dingin tanpa ekspresi miliknya. Benar-benar darah daging.
Qin Mingze membuang tatapannya dengan cepat, kemudian memperbaiki posisi duduknya, membuat Xiao Ming menoleh ke arahnya. Mereka melakukan kontak mata untuk beberapa saat, sampai akhirnya Xiao Ming kembali menarik tatapannya dan melihat ke arah luar.
Dari dalam kereta, Xiao Ming mulai mendengar suara gaduh dari para tamu undangan lain yang melihat kereta kuda Qin Wangfu. Samar-samar dia juga mendengar gunjingan dan omongan menyebalkan yang mereka lontarkan terhadap rumah tangga-nya.
"Itu kereta Qin Wangfu, astaga ... hanya satu kereta? Apa pangeran Yuxuan tidak diajak ke perjamuan makan malam kali ini?"
"Tega sekali, meskipun bukan anak kandung seharusnya Qin Wangfei tidak boleh bertindak kejam begitu!"
"Tetapi mengapa Qin Wangye hanya diam dan membiarkan istri gilanya menggila? Bukti kekerasan Qin Wangfei terhadap putranya sudah sangat jelas, namun tidak ada yang berani menjatuhkan hukuman!"
"Lihat saja, dia akan menggila lagi di acara ini nanti."
Xiao Ming diam-diam mengalami perubahan ekspresi saat mendengar itu semua, Qin Mingze yang menyadari hal ini pun melirik keluar dan memperhatikan satu persatu wajah orang-orang yang berkomentar mengenai rumah tangga mereka.
Saat pintu kereta dibuka, Qin Mingze adalah orang pertama yang keluar. Pria itu berdiri di tepi kereta, menunggu anak dan istrinya keluar. Selanjutnya Qin Yuxuan, saat anak itu keluar dari kereta yang sama dengan Qin Mingze, bisik-bisik pun semakin kuat.
Qin Yuxuan tidak peduli, anak itu tetap memasang wajah manis dan kini mengulurkan tangan ke dalam kereta untuk membantu Ibunya turun.
Xiao Ming tersenyum membalas uluran tangan putranya, adegan ini disaksikan oleh banyak mata. Mereka semua merasa heran, mengapa Xiao Ming bersedia berada di kereta yang sama oleh putra tirinya dan kini hubungan mereka terlihat sangat dekat.
"Jangan terlalu lama, kalian membuang-buang waktu. Kaisar telah menunggu di dalam," Qin Mingze berusaha mengingatkan, raut wajah pria itu kesal karena gerakan Xiao Ming yang lambat.
Xiao Ming tidak tahan lagi, wanita itu akhirnya tersenyum dan menjawab,"Jika Wangye mengizinkan saya untuk memotong kain hanfu panjang ini sekarang juga, saya tidak keberatan jika harus lari militer ke dalam sana agar tidak membuang-buang waktu."
Qin Mingze sedikit terkejut di dalam hati, dia tidak menyangka Xiao Ming akan membalasnya dengan kalimat menyebalkan yang disertai senyuman. Tidak membalas kalimat Xiao Ming, akhirnya pria itu menunggu sampai akhirnya Xiao Ming siap untuk berjalan masuk ke dalam Aula perjamuan.
Mereka bertiga berjalan beriringan dengan Xiao Ming yang berada di tengah sambil menggandeng tangan Qin Yuxuan. Bibirnya sesekali tersenyum jika tidak sengaja melakukan kontak mata dengan orang lain.
Kehadiran mereka diumumkan secara lantang oleh sang Kasim, membuat semua tamu yang telah berada di dalam Aula tersebut menoleh dan berdiri untuk membungkuk ke arah Qin Mingze dan Xiao Ming.
Seluruh wajah terlihat heran karena melihat keserasian antara Xiao Ming dan Qin Yuxuan, karena di dalam sudah terdapat Qin Lowei, tidak ada yang berani berbisik-bisik untuk membicarakan mereka karena peraturan dasar etika.
Qin Lowei memperhatikan pemandangan serasi antara Qin Yuxuan dan Xiao Ming, kemudian bibirnya diam-diam menyunggingkan senyum tipis yang penuh arti, sebelum akhirnya dia tersenyum ramah seperti biasa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
Yunita Widiastuti
☘️☘️
2023-12-13
1