Xiao Ming (Dao Ming), duduk di hadapan meja riasnya dengan tatapan kosong. Di belakangnya sudah ada pelayan wanita yang semalam gemetar ketakutan, setelah ia selidiki lebih lanjut, ternyata wanita itu adalah pelayan pribadi milik Xiao Ming.
Xiao Ming menanyakan banyak hal kepada pelayannya, Xiangxi. Mengenai statusnya, tempat ini, dan kejadian semalam. Sampai saat ini Xiangxi masih bercerita panjang, sedangkan Xiao Ming melamun sambil memakan bubur merah hangat dan mendengarkan penjelasan Xiangxi.
"Lalu ... Qin Wangye, beliau adalah Adipati besar Kekaisaran Timur. Beliau adik kandung dari Kaisar negeri ini, dan anda lah istrinya, yang mulia." Hanya sampai situ penjelasan Xiangxi mengenai suami Xiao Ming, ia terlihat ragu dan takut untuk menceritakan lebih banyak hal tentang Qin Wangye ini.
Xiao Ming mendadak sibuk dengan pikirannya sendiri setelah mendengar penjelasan Xiangxi mengenai Qin Wangye. Jika Xiao Ming ini adalah istrinya, lalu ... mengapa ia berani mengundang pria penghibur ke kediamannya? Bukankah suami Xiao Ming adalah Adipati besar sekaligus adik kandung Kaisar negeri ini? Pengaruh serta jabatannya bukanlah hal yang bisa dipandang rendah. Setahu dirinya pun peraturan Kekaisaran china kuno seperti ini memiliki keketatan yang luar biasa terhadap wanita.
AH!
Xiao Ming mendapatkan sesuatu di kepalanya, apakah ... hubungan 'Xiao Ming' dan Qin Wangye tidak baik? Maka dari itu 'Xiao Ming' terang-terangan berbuat sembarangan? Tetapi ... bukankah itu tetap salah? Xiao Ming seharusnya bisa kapan saja dihukum mati, bukan?
"Xiangxi." Xiao Ming menatap bayangan Xiangxi di cermin, wanita itu sedang sibuk menyisir rambut panjang merah milik Xiao Ming.
"Sa--saya, Wangfei?" Xiangxi masih terlihat sangat gugup dan ketakutan untuk menjawab panggilan Xiao Ming, wanita itu menunduk dalam sambil berhenti dari aktivitas menyisirnya.
"Aku butuh cerita yang lebih detail mengenai Qin Wangye, jangan buat aku mengulangi perintah ini." Xiao Ming memberikan aura penekanan kepada Xiangxi, hal ini ia lakukan agar wanita itu tidak ragu-ragu lagi untuk menceritakan semuanya.
Xiangxi dengan cepat membungkuk dalam, lalu berkata,"Te--tetapi Niangniang, bukankah ... anda melarang hamba untuk menyebutkan banyak hal tentang Qin Wangye?"
Xiao Ming menaikkan alis kirinya sekilas, astaga ... sungguh seperti itu? Berarti benar, hubungan 'Xiao Ming' dan Qin Wangye ini sangat tidak baik.
"Hari ini pengecualian," jawab Xiao Ming dengan nada yang sangat tenang, seolah dia adalah 'Xiao Ming' sungguhan. Xiao Ming sengaja bersikap selayaknya 'Xiao Ming' asli untuk menghindari kecurigaan dari orang-orang. Alasannya agar bisa menanyakan banyak hal kepada Xiangxi adalah arak yang ia minum semalam mengandung racun dan menghapus beberapa ingatan di kepalanya. Lugunya wanita itu percaya, membuat langkah Xiao Ming untuk mengetahui semuanya menjadi lebih mudah.
Xiangxi menegakkan tubuhnya kembali, lalu masih dengan kepala tertunduk ia melanjutkan aktivitasnya menyisir rambut halus Xiao Ming. Dengan nada bicara yang sangat hati-hati, ia pun mulai bercerita mengenai Qin Wangye dari awal.
Qin Wangye memiliki nama asli Qin Mingze, yang artinya 'raja kecil', nama yang cocok untuk seorang adik kandung Kaisar. Qin Mingze adalah petinggi militer yang memegang 60% kekuatan militer Kekaisaran. Ia telah turun ke medan perang sejak umur lima belas tahun. Begitu Kaisar sebelumnya meninggal, Qin Mingze diberkati gelar Adipati besar, berbarengan dengan pengangkatan Kaisar baru Kekaisaran.
Sebelumnya Qin Mingze telah menikah dengan seorang wanita bangsawan lain atas dasar perjodohan, hingga akhirnya mereka memiliki satu anak dan istri Qin Mingze pun diam-diam kabur bersama kekasihnya, meninggalkan anak mereka begitu saja. Jejaknya tak ditemukan, wanita itu sepakat telah dianggap mati sebagai pengkhianat keluarga Istana oleh seluruh Kekaisaran karena berani mengkhianati Xiao Mingze.
Lalu dua tahun kemudian, Xiao Ming ditunjuk langsung oleh Kaisar untuk menikah dengan Qin Mingze. Wanita dengan darah bangsawan tinggi, berprestasi, anak Perdana Menteri, tentu saja tidak terima jika harus menikah dengan pria yang sudah memiliki anak dan sepuluh tahun lebih tua di atasnya, meski pria itu adalah seorang pangeran sekalipun.
Xiao Ming membenci statusnya yang tinggi, semua ini bukanlah berkah, melainkan penghinaan untuk dirinya. Banyak bangsawan muda yang menertawakan dirinya, hidup Xiao Ming yang cemerlang berubah mendung seketika. Sepekan sebelum dekrit pernikahan itu diturunkan, ayahnya sang Perdana Menteri sempat terlibat cekcok dengan Kaisar karena perbedaan pendapat. Mungkin karena kesal dan tidak dapat berbuat seenaknya untuk menjatuhkan keluarga Xiao, Kaisar pun membuat bunga paling indah di kediaman Perdana Menteri, yaitu Xiao Ming, hancur. Hal ini menyebabkan luka yang jauh lebih serius di hati Perdana Menteri dari pada sebuah kejatuhan karirnya.
Hubungan Kaisar dan Qin Mingze sebenarnya baik, tidak ada celah untuk orang-orang melihat keretakan di antara mereka berdua. Mereka sering kali digambarkan sebagai kasih sayang saudara yang solid luar biasa, namun ... bukankah isi hati manusia tidak akan ada yang tahu jika bukan si manusia itu sendiri?
Dan alasan keluarga Xiao sangat disegani keluarga Kekaisaran adalah 'catatan hitam' Kaisar yang dipegang oleh ayah Xiao Ming. Sebelumnya, ayah Xiao Ming adalah seorang Menteri Pertahanan di Dinasti sebelumnya. Pria itu melakukan pengkhianatan dengan negerinya sendiri, dia bersekongkol dengan Kaisar Dinasti saat ini yang sebelumnya, dan berhasil melakukan pemberontakan secara mulus. Sebagai imbalan atas perjuangannya, ayah Xiao Ming pun diberi gelar 'Perdana Menteri' dan bangsawan tingkat 1.
Garis besarnya, alasan Xiao Ming berani bertindak semena-mena dengan Qin Mingze karena kekuatan keluarganya yang besar. Xiao Ming benar-benar terpukul oleh takdirnya sendiri, membuat dia menjadi wanita yang berantakan. Dia membenci suami serta anak tirinya, tetapi ... apakah tidak ada usaha dari pihak Qin Mingze sendiri untuk akur dengan Xiao Ming? Apa pria itu juga sama tak pedulinya dengan hubungan mereka seperti yang Xiao Ming lakukan?
Xiao Ming menggelengkan kepalanya pelan, astaga ... rumit sekali takdirnya. Mau tidak mau dia harus menganggap takdir 'Xiao Ming' adalah miliknya juga, bagaimana pun wajah mereka serupa dan kini Dao Ming telah masuk ke dalam tubuh Xiao Ming. Tidak ada jalan untuk mundur. Sebelumnya ia telah mencoba berbagai hal konyol, seperti berulang kali memaksakan tidur, berharap saat bangun sudah kembali ke tempatnya semula, ataupun membenamkan dirinya ke dalam air dan hanya sesak napas yang Xiao Ming dapatkan. Semua usahanya sia-sia.
Begitulah kira-kira kisah singkat mengenai latar belakang hubungannya dengan Qin Mingze.
"Niangniang, rambut anda sudah selesai." Xiangxi berjalan mundur ke tepi, memberikan Xiao Ming secara utuh menatap penampilan rambutnya yang telah diatur dan dihias dengan cantik. Rambut Xiao Ming setengah disanggul, ada kepangan manis yang melintang di sisi sebelah kiri rambutnya, kepangan itu dihiasi oleh bunga-bunga kecil berwarna putih dan kuning, menambah kesan manis di penampilannya. Sanggulannya pun ditusuk oleh tusuk rambut ukiran Phoenix emas yang sangat indah, benar-benar penampilan keluarga kerajaan yang elegan.
Xiao Ming berdiri, lalu berjalan keluar dari kamarnya. Para pelayan yang ia temui selalu menunduk dan membungkuk dalam, tidak ada yang berani menatap wajahnya. Sepertinya, Xiao Ming benar-benar dikenal sebagai tokoh jahat di sini.
"Apa kediaman Wangye dan aku memiliki jarak yang cukup jauh?" tanya Xiao Ming, matanya sedikit melirik ke arah Xiangxi sekilas.
Xiangxi menggeleng pelan. "Tidak begitu jauh, Niangniang. Meskipun hubungan Anda dan yang mulia buruk, namun beliau tetap memberikan hak seorang 'Wangfei' utuh kepada Anda."
Xiao Ming mengangguk paham, sepertinya ... kediaman Qin Mingze adalah atap tinggi yang dicat emas di tepi atapnya, hal itu terlihat jelas dari arah Xiao Ming berdiri.
"Bagaimana dengan kediaman Pangeran?" tanya Xiao Ming.
Xiangxi sedikit bingung, lalu bertanya,"Pangeran ...? Apakah yang Niangniang maksud adalah ... sang mata kesialan?"
Xiao Ming menaikkan alis kirinya sekilas, panggilan buruk apa itu? 'Sang mata kesialan'?
"Sang mata kesialan?" tanya Xiao Ming dengan mengulang kalimat akhir Xiangxi.
Xiangxi kembali menunduk dalam, lalu mulai menjelaskan. "Menjawab, Niangniang. Sang mata kesialan adalah panggilan untuk Pangeran Qin Yuxuan yang anda buat. Sebelumnya ... kami dilarang menyebut beliau dengan gelar Pangeran oleh anda ...."
Xiao Ming meremas kain hanfunya diam-diam? Hal itu sungguhan? Xiao Ming benar-benar membenci suami dan anak tirinya sampai ulu hati! Tetapi ... bukankah Qin Yuxuan tidak memiliki salah apa pun? Tidak seharusnya Xiao Ming membencinya sedalam itu ....
"Mulai saat ini, panggil Pangeran Yuxuan dengan status yang seharusnya. Mengerti?" ucap Xiao Ming, perlahan dia mulai memperbaiki hal-hal yang menurutnya berantakan atau salah di hidup Xiao Ming.
Dengan perasaan bingung dan tidak percaya, Xiangxi pun mengangguk patuh. "Baik, Niangniang ...."
Ketika Xiao Ming tengah sibuk mendengar cerita Xiangxi yang lainnya, tiba-tiba sebuah ular besar muncul dan bergerak ke arahnya. Xiao Ming yang melihat ini pun membelalakkan kedua matanya, berusaha menghindar. Xiangxi pun berhenti dari cerita panjangnya dan berusaha melindungi Xiao Ming sambil berteriak memanggil penjaga.
"Ular! Ada ular! Penjaga! Cepat kemari! Lindungi Wangfei Niangniang!"
Suasana menjadi ribut, sebelum akhirnya sang ular benar-benar menyentuh kaki Xiao Ming, seorang anak laki-laki yang entah muncul dari mana, melompat tinggi ke arah ular tersebut dan menangkapnya.
Crack!
Ular itu melilit dan menggigit pergelangan anak laki-laki tersebut. Xiao Ming tertegun, siapa anak ini? Mengapa dia dengan beraninya lompat dan menangkap ular itu untuknya?
Anak itu tidak lain dan bukan adalah Qin Yuxuan, putra tiri Xiao Ming. Saat ular itu terus melilit dan menggigit Qin Yuxuan, tidak ada satu pun pelayan yang berani beranjak untuk menolong Qin Yuxuan.
Xiao Ming tidak sempat menyadari situasi aneh ini, saat melihat pergelangan tangan Qin Yuxuan digigit oleh ular yang berusaha mengincarnya, wanita itu bergegas tanpa pikir panjang mendekati Yuxuan dan berseru lantang.
"DI MANA MATA KALIAN?! CEPAT BANTU ANAK INI!"
Xiao Ming masih belum menyadari bahwa anak itu adalah Qin Yuxuan, para pelayan yang melihat tindakan Xiao Ming merasa heran bukan main, namun mereka tetap bergerak cepat begitu Xiao Ming berteriak.
"Kamu baik-baik saja? Astaga ..." Xiao Ming menatap sedih ke arah lengan Qin Yuxuan yang berdarah, setelah ular itu disingkirkan dia dengan cepat memeluk Qin Yuxuan.
Anak laki-laki berumur sepuluh tahun itu mengerjapkan matanya berkali-kali, dia terkejut mendapati ibu tiri yang selama ini membencinya tengah memeluknya erat.
Xiao Ming melepaskan pelukannya untuk melihat wajah anak itu lagi, kemudian menoleh ke arah Xiangxi, memberi perintah untuk memanggil seorang tabib. Begitu ia kembali menatap sang anak, Xiao Ming melihat anak itu kini tengah menunduk dalam dengan badan yang sangat tegang. Ada apa? Xiao Ming tidak mengerti, apakah mungkin ular itu penyebabnya? Xiao Ming terus bertanya-tanya sampai akhirnya anak itu berlutut dan mengatakan sesuatu dengan gemetar.
"Ibu ... maafkan Yuxuan, Yuxuan telah melakukan kesalahan karena telah mengganggu pagi ibu menjadi buruk. Tolong ... tolong ampuni Yuxuan, jangan hukum Yuxuan ...."
Xiao Ming tertegun, hatinya iba melihat seorang anak kecil dengan lengan terluka tengah berlutut gemetar ke arahnya. Dia paham alasan anak ini ketakutan, penyebabnya bukanlah ular tadi, tetapi dirinya. Anak itu sangat takut dengan Xiao Ming, sepertinya Xiao Ming selalu menyiksanya selama ini.
Xiao Ming dengan lembut membantu Qin Yuxuan berdiri, lalu berkata,"Masuk ke dalam dulu, Yuxuan. Terima kasih sudah menolong ibu, ayo ... masuk." Xiao Ming mengelus lembut kepala Qin Yuxuan, membuat anak itu terlihat keheranan.
"Tetapi ..." Qin Yuxuan terlihat ragu, sampai akhirnya Xiao Ming berusaha meyakinkan anak itu bahwa ia tidak akan menyiksanya.
"Ibu tidak akan melakukan apa-apa padamu, masuklah ke dalam dan pakai mantel lebih tebal. Udara pagi ini sangat dingin dan kamu hanya mengenakan pakaian tipis, masuklah ke dalam dan tunggu tabib di kamar ibu. Tidak ada penolakan."
Qin Yuxuan yang tidak berani menolak pun akhirnya menurut, anak itu dengan canggung dan menahan takut berjalan beriringan dengan Xiao Ming menuju kamar wanita itu. Para pelayan dan penjaga yang melihat ini tentu saja sangat heran, sepertinya rumor bahwa Qin Wangfei lupa ingatan karena sebuah arak beracun dan mendadak menyayangi anak tirinya akan tersebar di seluruh Qin Wangfu (Istana kediaman Qin Wangye).
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
Arix Zhufa
cerita nya sungguh berbeda dg yg lain
2023-12-22
0
Yunita Widiastuti
🌹🌹
2023-12-09
1