Bab 8. Perasaan Hangat dan Dijaga

"Ming'er." Suara pria tua terdengar dari belakangnya, membuat Xiao Ming dan Qin Yuxuan otomatis menoleh, kecuali Qin Mingze yang memasang aura acuh tak acuh seperti biasa.

Xiao Ming melihat sosok pria berjanggut dan berambut putih, namun masih memiliki postur tubuh yang tegap dan bugar. Tatapan mata dan aura masih jelas dan mantap. Dia lah Perdana Menteri Xiao, Ayah kandung Xiao Ming.

"Ayah." Xiao Ming tersenyum, meskipun dia baru pertama kali melihat pria ini dan rasanya agak canggung. Di kehidupan sebelumnya, Xiao Ming belum pernah sama sekali untuk menyebutkan panggilan istimewa itu.

Perdana Menteri Xiao lebih dulu membungkuk dan menyapa Qin Mingze sebelum akhirnya kembali berbicara dengan Xiao Ming.

"Ada sesuatu yang ingin Ayah tanyakan padamu, apa ... baik-baik saja?" tanya Perdana Menteri Xiao, di akhir kalimat matanya melirik punggung dingin Qin Mingze.

Xiao Ming yang mengerti kekhawatiran Perdana Menteri Xiao mengangguk, kemudian menoleh ke arah Qin Yuxuan dan berkata,"Xuan'er, Ibu akan melakukan sedikit perbincangan dengan kakek. Apa tidak masalah jika Xuan'er tetap di sini bersama Ayah?" Untuk pertama kalinya, Xiao Ming menyebut Qin Mingze dengan panggilan 'Ayah' untuk Qin Yuxuan.

Qin Yuxuan mengangguk lembut walaupun wajahnya terlihat sedih. Sebelum pergi, Xiao Ming menyempatkan diri untuk mengelus kepala anaknya dan menatap Qin Mingze. "Wangye, saya izin berbicara dengan Ayah saya sebentar."

Qin Mingze hanya mengangguk singkat sebagai tanda setuju, lalu melanjutkan memperhatikan suasana perjamuan.

Perdana Menteri menggenggam erat tangan anaknya, kemudian membisikkan sesuatu setelah mereka berhasil menemukan tempat strategis untuk berbicara.

"Ming'er, apa ada sesuatu yang terjadi di Qin Wangfu beberapa hari belakangan ini? Ayah sangat khawatir melihat perubahanmu yang signifikan," tanya Perdana Menteri Xiao, raut wajahnya menunjukkan kekhawatiran yang tulus.

Xiao Ming tertegun, untuk pertama kalinya ada seorang Ayah yang mengkhawatirkan dirinya, meskipun Perdana Menteri Xiao bukanlah Ayah kandungnya, tetapi perasaan hangat seolah dijaga dan disayang benar-benar menyelimuti hati Xiao Ming.

"Semuanya baik-baik saja, Ayah. Hanya saja belakangan ini Ming'er sering melakukan terapi untuk menerima emosi positif dan melakukan koreksi terhadap perilaku Ming'er sendiri." Xiao Ming tidak memiliki pilihan lain selain berbohong, dia tidak ingin membuat Perdana Menteri Xiao khawatir.

Perdana Menteri Xiao terlihat tidak percaya, tatapan khawatir masih terlintas jelas di matanya. "Sungguh? Apa Wangye memaksamu untuk melakukan sesuatu? Katakan sejujurnya pada Ayah, Ming'er. Ayah akan melindungimu, tidak perlu cemas."

Xiao Ming tersenyum semakin hangat, kepalanya mengangguk. "Ayah, aku mencintai hidupku yang sekarang. Ayah tidak perlu khawatir, aku masih putri kecilmu dan tidak akan berubah. Aku telah tersadar akan sikap burukku kemarin, oleh karena itu aku ingin belajar menerima dan memperbaiki semuanya."

Raut wajah khawatir Perdana Menteri Xiao berubah sedikit lebih tenang, namun ada secercah raut wajah aneh yang muncul. Xiao Ming tidak mengerti arti dari raut wajah tersebut, dia memilih menyimpan kebingungannya.

"Apa ... kamu telah melupakan sesuatu? Ayah dengar sebagian ingatanmu hilang sejak kemarin lusa," tanya Perdana Menteri Xiao untuk memastikan sesuatu.

Xiao Ming mengerutkan keningnya, mengapa Ayahnya menanyakan hal ini? Apa ada sesuatu yang penting yang dirinya tidak tahu? Diam-diam, perlahan Xiao Ming menaruh kecurigaan terhadap Ayahnya.

Xiao Ming menggeleng pelan, dia berusaha mempertahankan senyumnya. "Xiao Ming tidak tahu, Ayah. Mungkin ... iya? Tetapi, saat ini intinya aku telah menerima dan berdamai dengan takdirku. Aku menyayangi suami serta anakku."

Ekspresi Perdana Menteri Xiao semakin terlihat gelisah dan cemas akan sesuatu, namun pria itu memilih untuk mengangguk dan akhirnya menyudahi perbincangan mereka. Sebelum mereka benar-benar berpisah, Perdana Menteri Xiao sempat berkata,"Ayah akan melindungimu dari apa pun, Ming'er. Ayah berjanji."

Xiao Ming kembali ke tempat duduknya dengan perasaan bingung, sebenarnya apa yang terjadi? Ada rahasia apa yang belum dirinya ketahui? Sepertinya Xiao Ming harus melakukan penyelidikan berlanjut setelah kembali nanti.

Qin Mingze yang diam-diam menyadari perubahan suasana hati Xiao Ming setelah usai berbicara dengan Perdana Menteri Xiao pun melirik dan memperhatikan wanita itu cukup lama, hingga adegan ini pun disadari oleh banyak orang.

"Ibu ...?" Suara manis Qin Yuxuan terdengar, memecah lamunan Xiao Ming.

Xiao Ming kembali tersenyum untuk menatap anaknya. "Ada apa, Xuan'er? Apa kamu membutuhkan sesuatu?"

Qin Yuxuan menggeleng, lalu memeluk Xiao Ming erat. "Sepertinya Ibu sedang sedih, Yuxuan khawatir."

Xiao Ming tertegun. Sedih? Apakah ekspresinya sejelas itu? Tetapi, dia tidak sedih, Xiao Ming hanya sedang kebingungan.

Xiao Ming mengelus lembut kepala anaknya. "Ibu baik-baik saja, Xuan'er. Lanjutkan kegiatan makanmu, setelah ini kamu harus memakan buah itu agar menjadi anak yang sehat." Jari telunjuk Xiao Ming menunjuk buah-buahan segar yang telah disiapkan di atas meja mereka.

Qin Yuxuan tidak membantah, anak itu patuh melanjutkan makannya lagi. Setelah ini, suara sang Kaisar, Qin Lowei terdengar menyebutnya.

"Tampilkan tarian terbaik untuk menghibur Qin Wangfei, sepertinya adik iparku tengah berada di suasana hati yang buruk!"

Xiao Ming sedikit terkejut, dengan cepat ia menoleh ke arah Kaisar. Dari kursi mewah di sana, Qin Lowei tersenyum ke arah Xiao Ming. Suara musik dan tarian para penari semakin heboh dan lincah, mereka tiga kali lipat lebih energik setelah menerima perintah dari Qin Lowei.

Xiao Ming tidak tahu watak dan sifat asli Kaisar, oleh karena itu untuk berjaga-jaga dia hanya tersenyum dan membungkuk lembut ke arah pria itu.

Saat Xiao Ming kembali duduk, dari sudut matanya, wanita itu menyadari bahwa Kaisar sampai saat ini masih memandangi dirinya. Kening Xiao Ming diam-diam terlipat kecil, hingga dia berpura-pura sedang sibuk menyantap hidangan perjamuan makan malam untuk menghilangkan rasa canggungnya.

Xiao Ming tidak mengerti, mengapa Kaisar menatapnya begitu lama dan dalam? Terlebih lagi di kanan dan kirinya secara jelas terdapat Qin Mingze dan Qin Yuxuan, meskipun dia seorang Kaisar, memandangi istri orang begitu lama adalah tindakan yang sangat tidak sopan!

Qin Yuxuan menyadari ketidaknyamanan Ibunya, dia menyadari tatapan Kaisar yang melekat begitu dalam kepada Ibunya. Mata anak itu berubah menjadi dingin dan datar, kemudian menatap Kaisar tajam tanpa disadari oleh Xiao Ming.

Qin Mingze menyadari tatapan memuakkan sang Kaisar dan tajam milik putranya, namun ia memilih acuh seolah tidak menyadari kedua hal tersebut.

Xiao Ming semakin merasa tidak nyaman, sampai saat ini Kaisar masih menatapnya dalam. Perlahan, diam-diam Xiao Ming memundurkan sedikir posisi duduknya, membuat dirinya terhalang oleh postur tegap Qin Mingze, hal ini berhasil menghalangi Kaisar untuk melihat sosoknya.

Qin Mingze melirik Xiao Ming sekilas, apa wanita itu sedang bersembunyi dari Kaisar menggunakan dirinya? Ada sedikit perasaan heran di dalam hatinya karena Qin Mingze mengetahui 'sesuatu' sebelumnya, namun dia lagi-lagi memilih diam dan membiarkan Xiao Ming bersembunyi dari Kaisar.

Xiao Ming yang mengetahui bahwa Qin Mingze sadar akan perilakunya pun sedikit mendongak untuk menatap wajah pria itu, lalu berkata dengan nada yang sangat kecil.

"Terima kasih, Wangye."

Qin Mingze hanya mengangkat kedua alisnya singkat, hal ini membuat Xiao Ming memutar bola matanya malas. Apa pria itu sangat enggan untuk setidaknya membalas ucapan terima kasihnya atau sekedar menganggukkan kepala? Ya ... setidaknya dia sudah mengucapkan terima kasih.

Perjamuan makan malam itu berlangsung lancar, kali ini tidak ada lagi 'Xiao Ming' yang mengamuk. Keheranan dan bisik-bisik para bangsawan masih terus berlanjut, namun hal itu tidak mengganggu ketenangan Xiao Ming. Saat acara usai dan mereka kembali berjalan beriringan menuju kereta kuda, tiba-tiba saja seorang pelayan mendekati Xiao Ming dan membisikkan sesuatu.

Qin Mingze yang tahu bahwa pelayan itu adalah utusan Kaisar tidak ikut berhenti dan terus melanjutkan langkahnya. Sedangkan Xiao Ming kembali merasa heran dan tidak nyaman, untuk apa Kaisar mengajaknya bertemu? Tetapi, menolak pun adalah hal yang mustahil.

"Aku akan lebih dulu meminta izin dari Wangye," jawab Xiao Ming, responnya membuat pelayan urusan Kaisar tertegun. Seolah dia berkata, "tidak biasanya Xiao Ming seperti ini."

Xiao Ming melangkah hingga berdiri tepat di sisi jendela kereta, dia melihat wajah tampan Qin Mingze di sana.

"Wangye, apa aku boleh untuk menemui Kaisar sebentar? Jika Anda keberatan menunggu, Anda boleh kembali lebih dulu," tanya Xiao Ming.

Qin Mingze mengangguk singkat, dia diam-diam ikut merasa heran seperti pelayan utusan Kaisar.

"Xuan'er, tunggu Ibu di kereta bersama Ayah. Berjanjilah untuk menjadi anak baik," ucap Xiao Ming sambil mengelus kepala anaknya, kemudian berlalu pergi mengikuti langkah sang utusan.

Terpopuler

Comments

Yunita Widiastuti

Yunita Widiastuti

🍵

2023-12-12

1

ay

ay

seperti xiao Ming sma kaisar ada hubungan sblm menikah sma wange

2023-12-12

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. PROLOG | Dao Ming & Xiao Ming
2 Bab 2. Latar Belakang Hubungan Xiao Ming dan Qin Mingze
3 Bab 3. Lebih Mengerikan Dari Istana
4 Bab 4. Cara Bertahan Hidup Yang Sebenarnya
5 Bab 5. Pria Itu Bukan Adikku
6 Bab 6. Demi Qin Yuxuan
7 Bab 7. Sorot Mata Keheranan
8 Bab 8. Perasaan Hangat dan Dijaga
9 Bab 9. 'Penyelundup'
10 Bab 10. Saling Mencintai?
11 Bab 11. Sang Wangfei Berlutut
12 Bab 12. Bisikkan Kematian
13 Bab 13. Rahasia Qin Mingze
14 Bab 14. Qin Mingze dan Rong Mingze
15 Bab 15. Undangan Kunjungan Istana
16 Bab 16. Kebenaran Rumor
17 Bab 17. Omong Kosong Qin Lowei
18 Bab 18. Terima ... Kasih ....
19 Bab 19. 'Kotoran Telah Dibersihkan'
20 Bab 20. Koneksi
21 Bab 21.Berkunjung Ke Xiao Fu
22 Bab 22. Sekte Yuhang
23 Bab 23. Masih Memiliki Sisi Baik
24 Bab 24. Karena Kamu Telah Melempar Kotoran, Maka Aku Akan Melemparkan Bola Api
25 Bab 25. Chen Tianyao
26 Bab 26. Menghiasi Qin Wangfu
27 Bab 27. Perjanjian Mengerikan
28 Bab 28. Memperbaiki Hidup
29 Bab 29. Sesuatu Yang Gelisah
30 Bab 30. Justru Karena Berbahaya Aku Bersamamu!
31 Bab 31. Ia Berkata, "Wangfei Benwang."
32 Bab 32. Tidak Ada Lagi Hutang
33 Bab 33. Sesuatu Yang Tersimpan
34 Bab 34. Jantung Tidak Biasa
35 Bab 35. Berbagi Jantung
36 Bab 36. Terima Kasih
37 Bab 37. Genggam Tanganku, Maka Mereka Tidak Akan Berani
38 Bab 38. Masa Lalu Yang Tidak Dapat Dilupakan
39 Bab 39. Perasaan Tertarik Chen Tianyao
40 Bab 40. Perasaan Tertarik Chen Tianyao
41 Bab 41. Merebut Xiao Ming
42 Bab 42. Ada Untukmu
43 Bab 43. Kesempatan
44 Bab 44. Sang Gunniang
45 Bab 45. Sentilan Hati Qin Mingze
46 Bab 46. Situasi 'Gawat'
47 Bab 47. Sosok Yang Tepat Namun Muncul Di Waktu Yang Salah
48 Bab 48. Bunga Mawar Putih
49 Bab 49. Suami Dingin Yang Baik
50 Bab 50. Serigala dan Rubah
51 PENGUMUMAN
Episodes

Updated 51 Episodes

1
Bab 1. PROLOG | Dao Ming & Xiao Ming
2
Bab 2. Latar Belakang Hubungan Xiao Ming dan Qin Mingze
3
Bab 3. Lebih Mengerikan Dari Istana
4
Bab 4. Cara Bertahan Hidup Yang Sebenarnya
5
Bab 5. Pria Itu Bukan Adikku
6
Bab 6. Demi Qin Yuxuan
7
Bab 7. Sorot Mata Keheranan
8
Bab 8. Perasaan Hangat dan Dijaga
9
Bab 9. 'Penyelundup'
10
Bab 10. Saling Mencintai?
11
Bab 11. Sang Wangfei Berlutut
12
Bab 12. Bisikkan Kematian
13
Bab 13. Rahasia Qin Mingze
14
Bab 14. Qin Mingze dan Rong Mingze
15
Bab 15. Undangan Kunjungan Istana
16
Bab 16. Kebenaran Rumor
17
Bab 17. Omong Kosong Qin Lowei
18
Bab 18. Terima ... Kasih ....
19
Bab 19. 'Kotoran Telah Dibersihkan'
20
Bab 20. Koneksi
21
Bab 21.Berkunjung Ke Xiao Fu
22
Bab 22. Sekte Yuhang
23
Bab 23. Masih Memiliki Sisi Baik
24
Bab 24. Karena Kamu Telah Melempar Kotoran, Maka Aku Akan Melemparkan Bola Api
25
Bab 25. Chen Tianyao
26
Bab 26. Menghiasi Qin Wangfu
27
Bab 27. Perjanjian Mengerikan
28
Bab 28. Memperbaiki Hidup
29
Bab 29. Sesuatu Yang Gelisah
30
Bab 30. Justru Karena Berbahaya Aku Bersamamu!
31
Bab 31. Ia Berkata, "Wangfei Benwang."
32
Bab 32. Tidak Ada Lagi Hutang
33
Bab 33. Sesuatu Yang Tersimpan
34
Bab 34. Jantung Tidak Biasa
35
Bab 35. Berbagi Jantung
36
Bab 36. Terima Kasih
37
Bab 37. Genggam Tanganku, Maka Mereka Tidak Akan Berani
38
Bab 38. Masa Lalu Yang Tidak Dapat Dilupakan
39
Bab 39. Perasaan Tertarik Chen Tianyao
40
Bab 40. Perasaan Tertarik Chen Tianyao
41
Bab 41. Merebut Xiao Ming
42
Bab 42. Ada Untukmu
43
Bab 43. Kesempatan
44
Bab 44. Sang Gunniang
45
Bab 45. Sentilan Hati Qin Mingze
46
Bab 46. Situasi 'Gawat'
47
Bab 47. Sosok Yang Tepat Namun Muncul Di Waktu Yang Salah
48
Bab 48. Bunga Mawar Putih
49
Bab 49. Suami Dingin Yang Baik
50
Bab 50. Serigala dan Rubah
51
PENGUMUMAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!