Melihat Xiao Ming yang terus berusaha memberontak, Qin Mingze mulai tersulut emosi, pria itu kesal karena ternyata selain keras kepala dan angkuh, Istrinya juga tidak bisa diam.
Qin Mingze dengan cepat melepas belatinya dan menutup kedua mata Xiao Ming dengan telapak tangannya, sedangkan tangannya yang lain dengan lincah membuka penutup wajah yang ia gunakan.
Belum sempat Xiao Ming mengelak pegangan tangan pria yang tidak ia kenali tersebut, tiba-tiba dia merasakan sensasi menggelitik yang bergairah di sekitaran tulang lehernya.
Qin Mingze dengan ganas memberikan ciuman bertubi-tubi di leher Xiao Ming, berusaha membuat wanita itu bersuara nakal. Sesuai ekspetasi, Xiao Ming perlahan benar-benar mengeluarkan suara nakal itu meskipun kaki dan tangannya masih berusaha memberontak.
"Kamu akan membayar ini, aku pastikan," gumam Xiao Ming, tubuhnya gemetar karena amarah.
"Sungguh?" tanya Qin Mingze dengan nada bicara yang meremehkan, bibirnya menyeringai tipis dan kemudian melanjutkan aktivitasnya untuk menciumi leher Xiao Ming. Tidak ada yang salah, bukan? Mereka berdua adalah suami istri sah.
"Kamu berani menyentuh istri Qin Wangye, tidak peduli kamu urusan Kaisar atau bukan--"
"Shhtt ..." Qin Mingze menutup mulut Xiao Ming, kedua matanya melirik ke celah-celah selimut untuk melihat suasana sekitar.
Bugh!
Tendangan Xiao Ming mengenai perut Qin Mingze, membuat pria itu terkejut dan dengan cepat memasang kembali penutup wajahnya sembari melompat turun dari kasur. Penyelundup asing itu sudah tidak lagi tercium keberadaannya, sudah aman. Tetapi, sekarang yang harus Qin Mingze hadapi adalah Xiao Ming.
Xiao Ming menarik selimut hingga menutupi seluruh bagian tubuhnya meskipun saat ini dia masih menggunakan pakaian lengkap, kemudian tangan kanannya lincah menarik tusuk rambut emas yang ada di kepalanya. Tusuk rambut itu cukup untuk menembus kulit dan organ tubuh manusia.
"Jangan mendekat atau aku akan berteriak!" ancam Xiao Ming, tangan kanannya yang menghunuskan ujung tusuk rambut sedikit gemetar. Ini pertama kalinya dia berhadapan langsung oleh seorang penyelundup sekaligus pelaku pemerkosaan bersenjata, Xiao Ming masih belum menyadari bahwa pria itu adalah Qin Mingze.
Qin Mingze masih diam berdiri di tempatnya, mata dinginnya menatap mata Xiao Ming, kali ini untuk pertama kalinya, pria itu memperhatikan Xiao Ming lebih lama dan dalam.
"Qin Wangye tidak akan membiarkanmu hidup karena telah berani menyentuh istrinya!" ucap Xiao Ming asal.
Qin Mingze menaikkan alis kirinya saat mendengar ini, dia tiba-tiba merasa tertarik untuk melakukan percakapan lebih dengan Xiao Ming yang ketakutan.
"Mengapa demikian?" tanya Qin Mingze.
Xiao Ming menggigit bibir dalamnya, sebenarnya dia tidak mau mengucapkan kalimat ini, namun ... situasinya saat ini mendesak. Xiao Ming tidak memiliki ilmu bela diri, wanita itu hanya tahu cara menari. Sial, dia membenci situasinya sendiri.
"Tentu saja karena kamu menyentuh istri Qin Wangye, apa lagi? Aku dan Qin Wangye saling mencintai, dia akan memburumu ke seluruh penjuru negeri," ujar Xiao Ming, matanya masih menatap galak Qin Mingze.
Qin Mingze tertegun, dia diam-diam menahan tawa. Perlahan, langkah kaki Qin Mingze bergerak mendekati Xiao Ming, membuat Xiao Ming semakin ribut.
"Apa yang hendak kamu lakukan?!"
Qin Mingze mencondongkan posisi tubuhnya ke arah Xiao Ming begitu berdiri tepat di hadapan istrinya, sedangkan Xiao Ming berusaha mundur dan menghindar meskipun tidak bisa.
"Kamu mencintai Qin Wangye?" tanya Qin Mingze.
Xiao Ming mengangguk mantap dan membalas cepat. "Mengapa tidak? Kami adalah suami istri, mencintai Qin Wangye adalah sebuah kewajiban sekaligus anugerah untukku. Maka jika--"
"Bagaimana dengan Qin Lowei?" potong Qin Mingze.
Xiao Ming menempelkan ujung tusuk rambutnya ke baju Qin Mingze, dia sedikit terkejut bahwa ternyata di balik baju hitam itu masih terdapat perisai besi yang melindungi Qin Mingze. Sia-sia jika Xiao Ming menyerangnya menggunakan tusuk rambut, dia tidak punya pilihan lain selain mengulur waktu dan mengancam pria di hadapannya ini menggunakan nama Qin Mingze.
Berusaha tetap tenang, Xiao Ming mendorong dada Qin Mingze menggunakan tusuk rambutnya, lalu menjawab,"Jika kamu adalah utusan Kaisar, katakan padanya bahwa Xiao Ming telah tersadar dari otak gilanya. Dia berhasil mengenali siapa dirinya dan menerima takdirnya. Dia mencintai hidupnya sebagai Qin Wangfei sekaligus ibu dari Pangeran Yuxuan. Xiao Ming, mencintai Qin Mingze dan anaknya Qin Yuxuan."
Qin Mingze terdiam beberapa saat, pria itu masih dalam posisi mencondongkan tubuhnya ke arah Xiao Ming, kini menatap dalam mata Xiao Ming, seolah berusaha memasuki tubuh wanita itu.
Xiao Ming yang menyadari bahwa pria di hadapannya ini sedang lengah entah memikirkan apa pun segera kembali melayangkan tendangan dan berusaha mengambil jarak sejauh-jauhnya dari pria tersebut.
Qin Mingze mengerutkan keningnya, perutnya ditendang dua kali oleh Xiao Ming. Tendangan wanita itu cukup keras, jika istrinya belajar bela diri, maka tendangan Xiao Ming cukup untuk membuat seorang prajurit muntah darah. Catat, seorang prajurit, bukan Qin Mingze.
Melihat Xiao Ming yang semakin ketakutan, pria itu memutuskan untuk pergi setelah memastikan penyelundup asing tadi telah meninggalkan kediaman Xiao Ming. Tetapi sebelum benar-benar pergi, Qin Mingze sempat berdiri di depan jendela kamar Xiao Ming dan berkata,"Kamu berbohong. Qin Wangye, tidak pernah mencintaimu."
Splash!
Xiao Ming mengerutkan keningnya dalam, apa pria itu sungguhan seorang penyelundup kiriman Kaisar? Mengapa gerak-geriknya terlihat aneh? Tidak seperti seorang penyelundup di film-film aksi!
Malam itu, Xiao Ming memutuskan untuk tidak tidur. Dia menjadi waspada semalaman, khawatir jika akan ada penyelundup lainnya yang datang.
Sementara itu Qin Mingze sudah kembali menghampiri Tang Jiho di tempat sebelumnya mereka berpisah, di atas batang pohon besar. Kini di hadapan Tang Jiho sudah ada pria berpakaian hitam yang kedua tangannya diikat kencang, pria itu tidak lain dan bukan adalah penyelundup asing yang Qin Mingze temui di kamar Xiao Ming.
"Wangye." Tang Jiho membungkuk ke arah Qin Mingze.
Qin Mingze menatap dingin penyelundup asing tersebut, sedangkan yang ditatap menatap balik dengan buas. Sepertinya pria itu tidak terima ditahan oleh Qin Mingze.
Qin Mingze tanpa sepatah katapun, tiba-tiba mengangkat kaki kanannya dan ... buagh! Pria itu menendang kepala sang penyelundup asing. Badan pria itu hampir oleng dan jatuh ke bawah, namun Tang Jiho dengan sekuat tenaga menahan tubuhnya agar tidak terjatuh.
Hidung penyelundup asing itu mengeluarkan darah segar, tendangan Qin Mingze hampir membuatnya hilang kesadaran. Dia merasa tulang tengkoraknya retak, benar-benar tendangan yang keras!
"Beraninya menyelinap ke dalam Qin Wangfu. Satu langkah kau masuk menggunakan niat buruk, maka tulang-tulangmu akan patah." Qin Mingze mengancam hebat penyelundup asing di hadapannya, kemudian menggeser tatapannya ke arah Tang Jiho lagi. "Bersihkan."
Tang Jiho mengangguk cepat. "Baik, Wangye."
Splash!
Tang Jiho dengan cepat melesat pergi sambil menyeret penyelundup asing tadi, sedangkan Xiao Ming masih berdiri di atas sana dan kini matanya menatap ke arah bangunan kediaman Xiao Ming.
Qin Mingze teringat akan percakapan kecilnya dengan Xiao Ming, keningnya terlipat dalam, ada gejolak perasaan tidak terima dan gelisah di hatinya.
"Mencintainya katanya?" gumam Qin Mingze, kemudian berdecak kesal.
"Mimpi!" sambungnya ketus, lalu melesat pergi menuju kediamannya kembali.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
adie_izzati
cik2x belum ngarasa jatuh cinta ni wangyeny, tunggu ada debaran dap dup nt baru berani lagi kata mimpi...kikiki
2024-01-24
1
Hasan
sekarang msh msh mimpi wangye tp awas lu ga bisa jauh loh ntar🤭🤭🤭
2023-12-13
0
ay
bisa jadi wange benci dn cinta beda tipis
2023-12-13
3