Pacar Dadakan Aktor Gay Tampan
Suara goresan pensil diatas kertas mengisi kesunyian ruangan yang tengah ditempati seorang gadis dengan surai kecoklatan yang di sanggul tinggi. Goresan-goresan itu menghasilkan sketsa kasar sebuah gaun. Jari-jarinya bergerak gesit membuat gambar tersebut menjadi gaun yang sangat indah.
Ketukan di pintu mengalihkan fokusnya dari kertas. Tanpa mendongakkan kepala, dia berkata pada seseorang di balik pintu, "Ya, masuk saja."
Suara pintu yang terbuka dan tertutup kembali diiringi dengan ketukan langkah sepatu seketika memenuhi ruangan.
"Aku telah membuat daftar aktor dan model untuk launching konsep terbaru kita, Miss Pripta," ucap seorang wanita yang baru saja memasuki ruangan.
Pripta mendongak menatap wanita itu dengan senyum kecil. "Kau sudah bekerja keras, Yana."
Wanita yang dipanggil Yana membalas senyuman Pripta. "Kita semua tau bahwa kau yang bekerja lebih keras, Nona. Aku yakin dengan kerja kerasmu 'ByP' akan naik level," candanya.
Mereka tertawa bersama. Pripta merenggangkan tubuhnya sehingga terdengar suara kretekan kecil. Lalu, mendudukkan tubuhnya di sofa di ikuti dengan Yana.
"Aku sudah memilih berdasarkan permintaan mu, Nona. Tampan, elegan dan karismatik," ungkap Yana sembari menyerahkan iPad nya.
Mata Pripta menelusuri wajah-wajah rupawan yang memenuhi layar. Jarinya bergerak mengusap dengan kepala mengangguk-angguk pelan dan bibir yang sesekali mendecak kagum. Yana menghela napas pasrah mendapati binar kebahagiaan di mata atasannya itu.
"Yana, aku suka yang satu ini." Tunjuk Pripta pada wajah pria yang terdapat di layar. Cahaya di matanya seperti melihat sebuah berlian mahal di depannya.
Yana memanjangkan lehernya melihat siapa yang ditunjuk oleh Pripta. Seketika matanya melebar dan tergagap. "A–ah, Nona. Aku lupa menghapus dia dari daftar. Maaf."
Pripta mengerjapkan matanya beberapa kali. "Kenapa? Aku suka yang ini!" serunya.
Yana juga mengedipkan matanya. Apa atasannya masih belum tau? Wah, atasannya ini sepertinya benar-benar bekerja keras dan tidak membuka ponsel nya sama sekali. "Pria ini adalah pacar Nona Leah," ucapnya pelan.
"Leah? Apa yang kau maksud itu Eleanor?"
Mendengar pertanyaan wanita di depannya, Yana nyaris menggulirkan bola mata. Memang nya ada berapa Eleanor yang atasannya itu kenal? Dan lagi, apakah atasannya ini tidak mengenal pacar sahabatnya sendiri? "Kau tidak tau tentang hubungan mereka, Nona?" tanya Yana menyuarakan kekepoan nya.
"Apa aku harus tau? Hm, tapi sepertinya Leah memang pernah membicarakan tentang pacarnya." Kernyitan di dahi wanita itu menandakan dia tengah berpikir keras.
"Dan ku tebak kau tidak peduli, kan?" tuduh Yana yang membuat Pripta mengendikkan bahunya.
"Bukankah semakin bagus? Mereka pasti punya chemistry yang baik, bukan?" tanya Pripta mengalihkan pertanyaan.
Namun, sebelum Yana sempat berbicara. Suara deringan telepon memenuhi ruangan Pripta.
Pohon Uang❤️ is Calling....
Dahi Pripta kembali mengernyit tatkala membaca nama yang tertera di layar handphonenya. "Apakah dia sungguh diberkati panjang umur, Yana?" tanya Pripta yang dihadiahi kekehan kecil asisten nya itu.
Tangannya meraih ponsel dengan jari telunjuk yang menekan ikon berwarna hijau.
"Hal—"
"PRIPTA!"
Yang diteriaki hanya memejamkan mata. Sial, apa yang salah dengan sahabat nya ini?. Bagaimana bisa dia berteriak di sambungan telepon? Apa dia sudah gila?
"Kau dimana?!"
Pripta memijat pelipisnya pelan. "Tentu saja aku di kantor, Leah."
"Hiks. Hiks. Jangan kemana-mana. Aku akan menuju kantormu sekarang. Hiks."
"Hey, Leah. Kau okey? Ada apa denganmu? Kau dimana? Biar aku yang kesana," tanya Pripta beruntun. Namun, sebelum semua pertanyaan nya sempat terjawab. Leah telah mematikan sambungan telepon.
"Shit! what's wrong with her?!" Pripta menatap layar ponselnya dengan kesal sekaligus khawatir.
"Apa yang Nona Leah katakan?" tanya Yana penasaran ketika melihat raut wajah atasan nya.
"Dia bilang dia akan kemari. Sepertinya dia sedang menangis. Dia mematikan telepon sebelum menjawab pertanyaan ku," jawab Pripta.
"Ah, sepertinya rumor itu mempengaruhinya" ujar Yana sambil mengangguk pelan.
"Rumor? Dia terjerat rumor? Rumor tentang apa? Apakah rumornya heboh?"
Yana menghela napas pasrah dengan kebiasaan Pripta yang jika bertanya tidak pernah satu persatu.
"Itu bukan rumor tentang Nona Leah..." Yana menggantungkan ucapannya, "secara langsung, bukan tentang nya."
Pripta kebingungan sendiri. "Katakan dengan lebih jelas, Yana. Jangan berbelit-belit."
"Itu rumor tentang Joshua Wayne, kekasih Nona Leah." ujar Yana dengan sabar menjelaskan kepada Pripta tentang keadaan sahabatnya sekarang.
"Lalu? Apa hubungannya dengan Leah? Apa pria itu selingkuh?"
"Lebih dari selingkuh!" seru Yana dengan suara memekik yang tertahan. Sangat ketara jika jiwa gosip nya tengah meronta-ronta.
Pripta yang bisa membaca situasi segera mendekat pada Yana. "Apa mungkin sampai hamil?'' tanya Pripta dengan raut wajah serius.
Yana menggelengkan kepalanya dengan dramatis. "Aku akan memaklumi jika dia berselingkuh sampai hamil. Tetapi, ini benar-benar hal yang tidak bisa dicerna dengan akal sehat orang normal."
"Bisakah kau langsung mengatakan intinya, Yana?" tanya Pripta tidak sabar.
Sedangkan Yana menarik napas dan menghembuskan nya pelan. Benar-benar mendramatisir situasi mereka sekarang. "Baru saja, laman gosip memberitakan bahwa pria ini—," tunjuk Yana pada layar iPad yang menampilkan foto serta biodata pria tersebut. "Dia Gay," bisik Yana pelan.
Pripta melebarkan matanya. Melihat respon bos-nya yang seperti tidak percaya, Yana mengangguk meyakinkan Pripta.
"Tapi, itu tidak masuk akal. Hei, pacar pria ini adalah Eleanor Clayton, temanku. Seorang model papan atas yang bekerjasama dengan berbagai brand besar," bantah Pripta.
"Yeah, siapa yang tau tentang seksual seseorang. Bisa saja dia berpacaran dengan Miss Leah untuk menutupi hal itu," ucap Yana memberikan kemungkinan lain tentang tragedi temannya itu.
Pripta mengangguk dan berkata, "Kau benar. Bagaimanapun, dia tidak mungkin mempengaruhi Leah sebesar itu."
"Lalu, kenapa Miss Leah harus menangis?"
"Apa menangis akan mengubah seorang Eleanor? Dia tetap akan tampil di publik dengan gaya mewah."
Yana mengangguk membenarkan ucapan bos-nya. Bagaimana bisa seorang model besar terganggu dengan hal kecil seperti itu. "Tentu saja, dia akan muncul dengan pakaian branded nya tak lupa dengan sepatu dan tas mahal koleksi nya.''
Lalu, mereka membahas kembali berbagai kemungkinan yang terjadi jika mereka ingin memakai pria yang bernama Joshua Wayne itu sebagai model mereka ke depannya. Namun,
'BRAK!'
Suara hempasan pintu yang dibuka dengan kasar mengalihkan atensi Pripta dan Yana yang sedang serius.
Mata Pripta mengerjap melihat siapa perempuan yang berani-beraninya mendobrak ruangan nya. Perempuan dengan rambut terurai yang tidak terurus. Baju dalaman kaos putih yang sepertinya dipakai untuk tidur dan sekarang dijadikan dalaman dibalut outer kemeja panel kotak-kotak. Dengan bawahan hot pants sebagai celana nya dan sandal rumahan. Tentu saja, Pripta akan mengetahui siapa perempuan itu, jika wajah nya tidak ditutupi dengan topi dan masker hitam.
Namun, ketika dia melihat dompet keluaran terbaru channel dan handphone dengan casing yang sudah dia hafal di luar kepala. Mata nya mengerjap dan memanggil nama wanita itu,
"Leah? Kau kah itu?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments