"Ini pertama kalinya ada majalah yang menghubungi kita," seru Yana bersemangat. "Sepertinya mereka tertarik dengan katalog rancangan terbaru kita. Dan ingin mengajak collab kali ini," sambungnya lagi. Binar di matanya memancar terang.
Pripta mengangguk antusias dan menyuruh Yana untuk membicarakan kontrak dan perjanjian dengan 'LELLA'. Untuk pertama kalinya, Pripta akhirnya merasakan angin segar menyentuh hatinya lagi. Dia sudah sedikit lebih dekat lagi dengan impiannya. Alasannya bekerja keras selama di 'ByP' meskipun dia tidak menyenangi pekerjaannya.
Mereka membicarakan masalah ini selama satu jam dan Yana mencatat poin-poin penting yang dikatakan Pripta untuk kontrak mereka dengan majalah. Setelah selesai dia berpamitan untuk kembali ke ruangannya.
"Yana!" panggil Pripta membuat langkah asisten sekaligus sekretaris nya itu berhenti dan berbalik ke arahnya dengan tatapan bertanya.
"Tanyakan pada mereka apa aku boleh mengajukan Eleanor sebagai model wanita nya. Mereka boleh memilih sendiri untuk model pria nya."
Yana mengangguk mengerti dan terkekeh kecil. Sepertinya atasannya trauma dengan pemilihan model pertama kali sampai membuatnya harus menemani sahabat nya ke Club, dan terlibat skandal aktor besar. Untung saja wajah atasannya tidak terlihat jelas di foto itu.
Setelah Yana keluar dari ruangannya, Pripta menundukkan kepalanya yang dia sanggah dengan tangan di atas meja. Matanya berair namun dia tahan sebisa mungkin agar tidak jatuh. Ya, dia harus bertahan sedikit lagi di tempat ini. Demi impiannya. Demi harga dirinya. Dia harus kuat, sedikit lagi.
Usahanya akhirnya membuahkan hasil! Saat mengingat kembali perbincangannya dengan asisten manajer pria aktor itu, Pripta merasa dirinya benar-benar gila. Bukankah itu sebuah kesempatan besar dan layak untuk diambil? Hanya saja, dia takut. Hal-hal yang didapatkan dengan mudah rasanya sangat berbahaya dan menakutkan.
Lexie juga mengatakan pria aktor itu juga belum tau tentang rencana itu saat ia menanyakannya. Pripta tidak ingin di cap sebagai orang yang suka mengambil keuntungan. Jadi, dia sangat senang saat mengetahui usahanya selama ini akhirnya membuahkan hasil. Bahkan, jika bagi orang lain ini bukan apa-apa, dia masih saja sangat puas dan bahagia.
Ketukan di pintu membuyarkan lamunannya tentang kejadian hari itu. Ia mempersilahkan orang di luar masuk dan terlihat Yana yang memasuki ruangannya lagi.
"Ada apa?" tanya Pripta ketika Yana telah duduk.
"Ini tentang 'LELLA', Miss. Mereka bertanya, apakah mereka boleh mengajukan model nya dari aktor, Miss?" tanya Yana sekaligus memberitahu permasalahannya.
"Kenapa tidak? Asalkan sesuai konsep saja. Katakan pada mereka, konsep kita kali ini mengusung tema 'Classy', aku menginginkan seorang model yang elegan dan karismatik."
"Ya, baik. Mereka juga mengirimkan folder berisi Model dan Aktor pilihan mereka. Mereka harap kau bisa memilih beberapa yang sesuai dengan keinginanmu dan konsep mu," ujar Yana sambil memberikan iPad nya dan memperlihatkan folder foto yang dikirimkan oleh majalah 'LELLA'
Pripta mengambil iPad tersebut dan mulai menggulirkan satu-persatu foto-foto yang ada di folder. Sesekali kepalanya menggeleng dan mengernyit ketika melihat sesuatu yang tidak sesuai keinginannya. Lalu, beberapa kali kepalanya mengangguk dengan mata yang berbinar dan menunjukkan pada Yana orang yang disukainya. 'Benar-benar seperti ajang mencari jodoh pribadi atasannya' pikir Yana.
"Berarti lima orang ini saja?" tanya Yana memastikan ketika Pripta sudah selesai memilih pria-pria tersebut. Dia mencatat nama kelimanya di catatan dan mengambil kembali iPad nya yang diletakkan Pripta kembali di atas meja.
Pripta mengangguk menjawab pertanyaan Yana. "Aku suka mereka."
Asisten Pripta itu hanya bisa menggulirkan mata saat mendengar jawaban atasannya. Memangnya bisa seperti itu?
Pripta bersandar di sofa sambil memukul-mukul pelan bahu yang sudah bekerja keras beberapa hari ini. Yana masih duduk di sofa samping nya sambil berkutat dengan iPad.
Ponsel di saku celananya bergetar dua kali menandakan pesan masuk. Dia merogoh saku dan membuka ponsel.
Pohon Uang❤️
Masih berapa lama lagi kau menjadi seorang pertapa di kantor mu itu?
Pripta tertawa membaca pesan dari temannya yang gila itu. Sepertinya, perempuan itu mulai kesepian sejak pulang dari Club saat itu. Pripta mengetikkan pesan balasan pada Leah.
^^^Me:^^^
^^^^^^Kau sudah berjanji untuk tidak menggangguku sampai hari launching. Jangan ingkar.^^^^^^
Pohon Uang❤️
Siapa yang ingin mengganggumu. Aku juga sangat sibuk sekarang. Over PD.
Pripta mendengus tak percaya. Apa jika perempuan itu sibuk dia masih bisa memegang ponselnya sekarang? Masih bisa bertukar pesan dengannya? Benar-benar pembohong.
^^^Me:^^^
^^^SHAME on YOU. Aku mengenalmu bukan baru sehari. Katakan apa maumu?^^^
Pohon Uang❤️
Temani aku makan malam di luar, Please?
Pripta mendecih ketika membaca pesan yang baru saja masuk. Apakah Leah masih bisa keluar mengajak nya makan malam jika wanita itu sibuk? Dan lagi, apa temannya itu tidak belajar dari kejadian terakhir kali? Apa dia masih akan menuruti permintaan itu? Cih, tidak akan. Setelah kejadian hari itu, Pripta memuaskan dirinya dengan memaki Leah sepuasnya dari telepon. Benar-benar gadis menyebalkan.
Yana memanggil bos-nya yang sedang berekpresi di depan ponsel sedari tadi. Ketika perempuan itu mengalihkan pandangan padanya dengan tatapan bertanya, Yana menyodorkan iPad nya lagi menunjukkan pesan yang baru saja masuk.
"Dimana?" tanya Pripta pada sang asisten setelah selesai membaca pesan dari majalah yang mengajaknya mengadakan rapat kecil. Mereka mengajaknya sebagai pimpinan dari brand dan juga para model itu untuk membahas konsep mereka nanti.
"Kirimkan padaku lokasi pertemuannya besok. Aku yang akan pergi," perintah Pripta pada Yana sambil mengecek jam yang melingkar di tangannya. "Ini sudah jam lima, aku memiliki janji makan malam. Aku akan mentraktir tim makan malam di luar. Suruh mereka siap-siap. Tidak perlu kembali lagi ke kantor setelah pulang makan malam."
Yana mengangguk untuk setiap perintah yang atasannya katakan. Lalu, dia menatap Pripta khawatir dan bertanya tentang kekhawatiran nya. "Apa kau yakin pergi sendiri, Nona?" Dia benar-benar tak yakin Nona-nya ini mau menghadiri rapat seperti itu.
"Apa yang bisa ku lakukan? Ny. Paula yang terhormat ada kelas yoga besok. Dia akan memaki ku jika aku bersikeras memintanya pergi rapat."
Yana terkekeh mendengar nada kesal Pripta. Dia sangat tau bagaimana introvert nya perempuan itu. Pemalas untuk berurusan dengan orang luar. Tapi, sepertinya dia terlebih malas terkena makian Ibu-nya. Bahkan, terkadang dia menyuruh keluarga yang lain untuk mengikuti rapat menggantikan nya. Benar-benar tidak bisa ditebak.
"Baik, aku akan menemanimu besok," ujar Yana mengajukan diri membuat Pripta tertawa. Yana tau bahwa atasannya butuh juru bicara pribadi besok. Nona Pripta -nya ini sangat malas berbicara dengan orang asing.
"Baiklah, aku akan pergi sekarang." Pripta melambaikan tangan pada asistennya itu dan melangkah keluar dari ruangan. Dia masih harus menjemput pohon uang nya yang subur terlebih dulu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
Titien Muliasari
suka banget alur ceritanya dan bahasa novel nya top /Good/
2023-12-22
0