6. Pulang Bersama.

Bibirnya menggerutu sambil mengeluarkan satu persatu isi tasnya dan mengumpat ketika tidak mendapati kunci mobil.

"Sial, apa Leah membawa kuncinya bersama dia?" umpatnya pelan.

Jarinya beralih menelepon nomor Leah dan ketika panggilan terhubung, "Hei, si bodoh Eleanor. Apa kau membawa kuncinya bersamamu?!" teriak Pripta kesal. Dahinya mengernyit jijik dengan ekspresi kesal yang lebih ketara ketika mendengar suara-suara laknat dari seberang panggilan.

"Bajingan gila, apa kau tidak bisa menahannya sampai ke apartemen mu? Bagaimana bisa kau sembarangan seperti itu ketika kekasih mu sedang mengemudi? Kau mau mati?" tanya Pripta lagi.

"Ah, sudahlah. Aku akan menelepon taksi saja. Persetan dengan mobilmu, Leah." Pripta menutup teleponnya dengan kasar.

Dia menyisir rambut dengan tangannya dan menjambak nya pelan mencoba meredam kekesalan. Menarik nafas dalam dan menghembuskannya pelan. "Bukan Leah yang akan mati. Aku yang akan mati muda dengan semua masalah yang dibuatnya," desis Pripta dengan tangan yang tanpa sadar meraih botol minuman dan menegak nya kasar.

Pripta tersedak dengan mata yang membeliak lebar kala merasakan cairan panas itu melewati tenggorokannya. Tuhan, apa yang sudah dia minum kali ini?

Kali ini, dia sudah sangat salah karena mempercayai temannya.

******

Ketika gadis disebelahnya sibuk dengan segala masalah kunci, Luke juga mengumpat karena kunci mobil dibawa Joshua juga. Dia membuka ponselnya mencoba menghubungi temannya. Namun, Joshua menolak berkali-kali panggilannya dan malah mengirimkan pesan singkat.

Joshua 🖕🏻

Kunci mobilnya denganku. Aku akan menghubungi Lexie untuk menjemputmu.

"Fuck," umpat Luke kecil. Tak lama kemudian ponselnya bergetar dan sebuah pesan masuk muncul di notifikasi nya.

Lexie.

Aku akan sampai 20 menit lagi.

Luke kembali bersandar di sofa dan menyesap kembali minuman mahal hasil traktiran Joshua. Matanya melirik gadis diseberangnya yang terlihat sangat kesal.

Bibirnya tersungging menciptakan senyuman kecil. Benar-benar menciptakan sensasi tersendiri melihat kekesalan yang ditunjukkan raut wajahnya. Dia hampir saja tertawa ketika melihat gadis itu memaki temannya di telepon dan hampir menjambak rambutnya sendiri. Racauan yang keluar dari mulutnya tanpa rem itu menjelaskan keadaannya yang sudah setengah mabuk.

Tak lama, pesan dari Lexie kembali masuk dan mengatakan dia sudah hampir sampai dan menyuruhnya untuk menunggu di depan. Bertepatan sekali dengan gadis itu yang beranjak bangun dari tempat duduknya.

"Aku akan mengantarmu," ucap Luke padanya.

"Tidak perlu, aku bisa pulang dengan taksi."

Luke mengerutkan dahinya, dia ditolak? Astaga, yang benar saja? Yasudah, yang penting dia sudah menawarkan nya untuk basa-basi. Dia bangkit dan segera berjalan ke arah pintu. Namun, kakinya mengkhianati hatinya sehingga badannya berhenti dan berputar balik mengarah pada gadis itu.

"Tidak bisa, temanmu akan membunuhku jika dia tau aku membiarkanmu pulang dengan taksi dalam keadaan mabuk." Sebenarnya Luke benar-benar tidak mengerti mengapa dirinya harus memaksa gadis ini untuk pulang dengannya. Mungkin, ini hanya naluri pria nya yang melindungi wanita. Ya, hanya itu saja.

Pripta mendengus mendengar perkataan pria itu. "Bukankah kau juga mabuk?" tanya Pripta .

"Asisten manajer ku yang akan menjemput. Jangan menolak. Jangan membuat temanmu harus bertengkar dengan pacarnya lagi karena mu," ujar Luke memperingati lalu berbalik duluan.

Walaupun Pripta merasa janggal dengan perkataannya, Leah tidak mungkin bertengkar karena alasan yang tidak masuk akal seperti itu. Namun, tetap saja Pripta mengikuti pria itu meninggalkan ruangan VIP yang entah siapa yang akan membayarnya itu.

Dia pikir pria bernama Luke itu akan pergi berjalan duluan. Ternyata, pria dengan setelan hitam dari atas sampai bawah itu menunggu nya di tangga. Ketika, pria itu melihatnya, dia segera memeluk pinggangnya dan menuruni tangga bersamaan.

"Aku tidak mabuk dan tidak cacat," teriak Pripta di telinga pria itu dengan sedikit berjinjit. Dia harus berteriak karena suara musik yang semakin keras dan heboh karena sudah semakin malam.

Luke menatap Pripta dan bertanya apa maksudnya. Bagaimana bisa cara jalan yang sempoyongan dan mata yang mengarah kemana-mana dan tidak fokus itu dikatakan tidak mabuk?

Pripta menepuk telapak tangan pria itu yang merangkul pinggang nya.

Luke mengangguk paham lalu menunjuk ke lautan manusia yang tengah menari dengan gila di bawah sana. Bisa dipastikan mereka semua mabuk parah. "Kau akan mati di tengah-tengah mereka jika aku tidak merangkul mu," ucap Luke dengan bibir yang bersentuhan dengan telinganya. Membuat Pripta sedikit merinding sehingga reflek menjauhkan kepalanya. Mungkin, ini efek alkohol yang diminumnya berlebihan tadi.

Mereka mulai berjalan dengan pelan ketika memasuki dance floor yang penuh sesak. Luke benar. Dia akan mati jika mencoba berjalan sendirian disini. Benar-benar mengerikan. Orang yang berdesakan sambil menari dan bau alkohol yang sangat menyengat membuatnya sedikit pusing.

Pripta merasakan pria itu menggiringnya ke depan dan mengukungnya dalam lengan kekar. Pripta menggigit bibirnya ketika merasakan otot-otot liat itu bersentuhan dengan lengan nya yang tidak tertutup apapun. Pria itu benar-benar menjaganya dari dorongan orang-orang yang tengah tak sadarkan diri di bawah pengaruh alkohol.

Sesekali jalan mereka tersendat kemudian pria itu menggiringnya kembali berjalan dengan aman. Namun, desakan dari belakang pria itu membuatnya terdorong ke depan dan tanpa sengaja tangannya hampir menyentuh sesuatu. Reflek saja, Pripta menundukkan tubuhnya dan mundur kebelakang sehingga punggungnya bertabrakan dengan dada keras pria itu.

"Maaf, kau tak apa?" tanya Luke yang mendapat anggukan dari Pripta. Luke menurunkan kembali tangannya dan bertengger di pinggang Pripta. Namun, kali ini hal yang berbahaya datang dari depan Pripta membuat Pripta menelan ludahnya gugup.

Bagaimana tidak? Pasangan mabuk di depannya ini tengah bermesraan dengan panas.

Pripta sangat terkejut sehingga tak sengaja memundurkan langkah kaki nya dan bertabrakan kembali dengan dada Luke. Kali ini dia merasakan tubuh pria itu menegang sehingga membuatnya memutar tubuhnya untuk melihat pria itu.

"Hey, kau okay?" teriak Pripta dengan mata yang mengerjap khawatir. Kenapa tiba-tiba wajah pria ini memerah?

Luke mencoba menormalkan nafasnya yang kacau akibat benturan yang dilakukan gadis itu tadi. Dahinya mengernyit dengan gigi yang bergemelatuk keras. Kepalanya merunduk dan tak sengaja menjadi bersandar pada bahu gadis di depannya.

"Sepertinya kau tidak baik-baik saja," ucap teman Leah itu sambil mengelus kepalanya yang bersandar di bahunya. Lalu, gadis itu memegang lengannya yang melingkar di perut gadis itu mencoba membawanya keluar dari lautan manusia mabuk itu dengan usahanya sendiri.

"Bertahanlah, kita hampir sampai di pintu keluar." Pripta memekik sambil menahan pusing akibat suara musik yang menggelegar dan bau alkohol yang mencuat tajam.

Gadis itu kembali mengelus kepala dan lengannya, berusaha menenangkan dirinya, atau gairahnya?

Kali ini, Luke sangat bodoh karena harus mengikuti Joshua sialan itu.

******

Episodes
1 Leah? Kau kah itu?
2 2. Temani aku mabuk
3 3. Tak Ada Cara
4 4. Orang besar datang ke Club
5 5. Ternyata Salah Paham?
6 6. Pulang Bersama.
7 7. Nona Pripta? Owner ByP?
8 8. Skandal Baru
9 9. Persiapan Launching.
10 10. Tentang Pripta.
11 11. Biarkan Joshua ikut, please?
12 12. Berjumpa lagi
13 13. Luke dan Pripta
14 14. Kejadian lama.
15 15. Lokasi Pemotretan
16 16. Luke yang Aneh
17 17. Awal Mula
18 18. Oma
19 19. Masalah Baru.
20 20. Keputusan
21 21. Pripta VS semua orang
22 22. Bella Andrea Payne.
23 23. Sangat Sakit
24 24. Mimpi Indah
25 25. Pripta yang ganas
26 26. Masalah
27 27. Undangan Julie
28 28. masa lalu
29 29. Tawaran Kerjasama
30 30. Hasil Pemotretan bukan Pemilu
31 31. Rencana Rahasia
32 32. Sabrina
33 33. Dia Kekasihku
34 34. Hot News?!
35 35. Keputusan Julie
36 36. Pindahan
37 37. Pripta dan Luke
38 38. Mami?
39 39. Dia bukan kekasihku
40 40. Badai Media
41 41. Wedding Day
42 42. Flashback
43 43. Day-1
44 44. Kesempatan dalam kesempitan
45 45. Aksi Lucas
46 46. Mulailah Bekerja
47 47. Apa kau masih ingat?
48 48. Keciduk?!
49 49. Rencana Leah
50 50. Paparazi
51 51. membujuk bayi
52 52. makan malam
53 53. Pripta vs Bella
54 54. Pemenangnya sudah pulang
55 55. Nobar
56 56. Minivlog Leah
57 57. Iklan Ivana
58 58. Lady Mira
59 59. Arga
Episodes

Updated 59 Episodes

1
Leah? Kau kah itu?
2
2. Temani aku mabuk
3
3. Tak Ada Cara
4
4. Orang besar datang ke Club
5
5. Ternyata Salah Paham?
6
6. Pulang Bersama.
7
7. Nona Pripta? Owner ByP?
8
8. Skandal Baru
9
9. Persiapan Launching.
10
10. Tentang Pripta.
11
11. Biarkan Joshua ikut, please?
12
12. Berjumpa lagi
13
13. Luke dan Pripta
14
14. Kejadian lama.
15
15. Lokasi Pemotretan
16
16. Luke yang Aneh
17
17. Awal Mula
18
18. Oma
19
19. Masalah Baru.
20
20. Keputusan
21
21. Pripta VS semua orang
22
22. Bella Andrea Payne.
23
23. Sangat Sakit
24
24. Mimpi Indah
25
25. Pripta yang ganas
26
26. Masalah
27
27. Undangan Julie
28
28. masa lalu
29
29. Tawaran Kerjasama
30
30. Hasil Pemotretan bukan Pemilu
31
31. Rencana Rahasia
32
32. Sabrina
33
33. Dia Kekasihku
34
34. Hot News?!
35
35. Keputusan Julie
36
36. Pindahan
37
37. Pripta dan Luke
38
38. Mami?
39
39. Dia bukan kekasihku
40
40. Badai Media
41
41. Wedding Day
42
42. Flashback
43
43. Day-1
44
44. Kesempatan dalam kesempitan
45
45. Aksi Lucas
46
46. Mulailah Bekerja
47
47. Apa kau masih ingat?
48
48. Keciduk?!
49
49. Rencana Leah
50
50. Paparazi
51
51. membujuk bayi
52
52. makan malam
53
53. Pripta vs Bella
54
54. Pemenangnya sudah pulang
55
55. Nobar
56
56. Minivlog Leah
57
57. Iklan Ivana
58
58. Lady Mira
59
59. Arga

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!