2. Temani aku mabuk

Setelah berbagai drama yang diciptakan Leah yang menangis dengan hebat ketika memasuki ruangan Pripta. Sekarang, wanita itu hanya menyisakan isakan-isakan kecil dengan hidung yang memerah.

Pripta duduk kembali di sofa setelah sebelumnya dia mengambil air mineral dari kulkas mini di ruangannya. "Minum dulu!" ujar Pripta sambil menyodorkan air pada Leah.

Leah meminumnya hanya seteguk lalu meletakkan kembali botol air itu. Mata nya kembali berkaca-kaca. "Bagaimana bisa kau hanya memberiku air hambar seperti ini?"

Pripta menaikkan sebelah alisnya bertanya apa maksud perempuan di depannya ini.

"Berikan aku wine! Atau apapun yang bisa melenyapkan pria jahat itu dari pikiran ku!"

"Kau gila? Kau mau mabuk saat hari masih terang?" tanya Pripta kesal dengan sahabatnya itu.

"Hiks. Berikan saja bodoh! Apa kau tau bagaimana perasaanku sekarang?! Aku bahkan ingin melampiaskan amarah ku di club sekarang," teriak Leah diikuti dengan tangisannya lagi.

Pripta menghela nafas pasrah. Lihatlah, temannya ini sekarang. Dimana image nya yang selalu tampil rapi untuk publik dan menjaga citranya? Sosok yang mereka lihat sekarang benar-benar berantakan.

"Apa pria itu benar-benar gay?" tanya Pripta pelan.

"Bagaimana bisa aku tau dia gay atau tidak? Dia sangat normal saat bersama denganku! Kami bahkan memiliki percintaan yang sangat panas!" ungkap Leah dengan tersedu-sedu.

"Apa mungkin bisex?" cicit Yana bertanya dengan pelan.

Pripta dan Leah melotot. Bagaimana Yana bisa berpikir seperti itu? Bagaimana jika mulutnya itu asin dan perkataannya menjadi kebenaran?

"Setidaknya itu menjadi kemungkinan terburuk sekarang," ujar Pripta menenangkan sahabatnya yang terlihat sangat rapuh sekarang.

Setelahnya, Leah berteriak bagaimana dia sangat membenci keadaannya sekarang ini.

''Kau tau apa yang membuatku sangat marah, Pri?" racau Leah sambil berbaring di sofa.

"Hm? Apa?" tanya Pripta sekilas.

"Para netizen ini! Mereka bertanya-tanya! Siapa orang ketiga dalam hubungan kami? Apakah Luke yang menjadi orang ketiga diantara hubunganku dengan Joss? Atau malah aku yang merusak hubungan Joss dan Luke? Itu benar-benar menyebalkan, sialan! Hiks, hiks," racau Leah dengan keadaan yang sangat kacau. Dia menangis lalu mengumpat. Terus saja begitu berulang kali. Dia berhasil membuat Pripta dan Yana menatapnya simpati.

"Apa kau sungguh menyukai pria itu, Leah?"

"Tentu saja. Dia sangat lembut. Dia juga perhatian. Bagaimanapun, dia benar-benar tipe ku!" jawab Leah dengan suara yang mulai terdengar tak jelas. Dan tak lama setelahnya, dia tertidur dengan pulas. Sesekali masih terdengar racauan berisi umpatannya.

Pripta menghela nafas, memijit pelipisnya pelan. "Aku benar-benar tak paham alurnya. Siapa lagi Luke itu?"

"Lucas Adam. Dia sahabat Joshua Wayne. Mereka satu agensi dan seumuran. Tak heran mereka sangat dekat," jawab Yana sambil mengambil selimut dan menyelimuti sahabat satu-satunya yang dimiliki atasannya.

"Terimakasih, Yana."

Yana hanya mengangguk pelan. Sebagai asisten yang mengikuti Pripta bertahun-tahun lamanya. Dia sangat mengerti, bagaimana bos-nya itu sangat menghargai dan menyayangi Leah. Sehingga memperlakukan Leah seperti saudaranya sendiri.

"Ini masih jam tiga, Nona. Kau bisa beristirahat terlebih dahulu sebelum bekerja lembur lagi malam ini," ucap Yana sekaligus menyuruhnya untuk tidak berlebihan dalam bekerja.

Pripta tersenyum dan berkata, "Aku tau. Kau juga beristirahatlah lebih dulu. Aku tidak ingin melihat asisten ku tumbang sebelum hari launching. Bagaimanapun, aku sangat membutuhkan mu!"

*****

"Kau baik-baik saja, kan?" tanya Pripta khawatir. Setelah terbangun dari tidurnya, Leah terlihat lemas seolah tenaganya habis hanya untuk hal-hal ini.

"Yeah, setidaknya begini lebih baik." jawab Leah dengan mata terpejam.

"Pulanglah, Kau harus istirahat dengan baik. Lebih baik tunda jadwal mu dulu dan menenangkan diri," ucap Pripta memberi saran.

Leah mengernyitkan alisnya. Benar, mengapa dia harus membuat dirinya susah karena pria itu? Dia seharusnya bersenang-senang dan melupakan masalahnya sekarang. Lalu, mencari pria baru yang lain. Ayolah, dia Eleanor. Siapa yang tak mengenalnya? Dia akan mengapresiasi dirinya sendiri malam ini.

"Bangunlah, aku akan mengantarmu pulang," ajak Pripta sambil berdiri dan merapikan meja kerjanya.

Leah mendengus keras. Apa kata Pripta? Pulang di saat rumor panas tengah memuncak? Apa dia harus menjadi daging segar untuk kumpulan wartawan yang berkumpul di luar sana?

Wanita dengan surai hitam tebal itu mendongak dan melirik teman yang penampilannya tak kalah kacau dengan dirinya sekarang. "Bersiaplah, antar aku ke suatu tempat, Pri."

Pripta menaikkan sebelah alisnya, untuk apa dia harus ikut bersiap?

"Jangan berpikir terlalu lama. Hari sudah mulai senja," ujar Leah lagi.

Pripta menyipitkan matanya. "Sebenarnya kau ingin membuatku mengantarmu kemana, Leah?"

Leah tertawa kecil dan berjalan cepat ke arahnya. "Oh, ayolah, Pri. Sebaiknya kau bersiap-siap sekarang."

Pripta menggelengkan kepalanya mencoba menolak. Dia sudah cukup sibuk akhir-akhir ini dengan pekerjaannya. Masih banyak yang harus dia lakukan, dia bahkan tidak sempat bernafas dengan baik. "Hanya mengantarmu, bukan?" tanyanya memastikan.

Leah memutar matanya sekilas. Jika dia mengatakan yang sebenarnya, pasti wanita di depan nya ini tidak akan mau menuruti kemauannya.

"Kita makan malam di luar. Aku yang bayar, cepat." Leah mendesak. Terpaksa harus menipu temannya yang berbudi pekerti luhur ini.

"Tidak perlu, aku bisa pesan online saja," tolak Pripta. "Aku benar-benar tidak bisa meninggalkan pekerjaanku sekarang."

Leah meremat rambut tebalnya dengan geram. "Kau serius? Lihatlah bagaimana rupamu sekarang, Pripta! Kau terlihat seperti vampir yang terkurung di kastilnya, kau tahu?"

Ia tidak berbohong, siapapun akan setuju dengan pernyataannya. Pripta sekarang memang terlihat seperti vampir dengan tubuh kurus dan kulit pucat nya.

"Aku tahu kau memiliki target yang harus kau kejar, Pri. Tapi, aku harap kau tidak membebani dirimu sendiri dengan hal-hal ini."

Pripta mendecak, "Kita tidak sedang membicarakan itu sekarang, Leah."

"Aku hanya berharap kau lebih menyayangi dirimu sendiri. Kau boleh menghela nafas dengan santai sesekali. Kau akan tersungkur jika terus-terusan berlari tanpa istirahat."

Pripta menghembus nafas dengan kesal. Percayalah, temannya ini tidak akan berhenti sebelum dia mengiyakan ajakannya itu. "Bukankah kau menghabiskan terlalu banyak kata hanya untuk membuatku mengikuti mu, Leah?"

Apa-apaan dengan kata-kata motivasi yang sungguh puitis seperti itu. Itu sangat bukan gaya seorang Eleanor yang blak-blakan.

Leah menyengir menampakkan gigi putihnya yang berbaris rapi. "Ayolah, bagaimana dengan seafood?" tanyanya sambil mengedipkan matanya meminta belas kasihan.

"Pegang kata-katamu, kau yang bayar."

Assa! Ikan sudah memakan umpan! Leah terkikik dengan kepala yang mengangguk berulang kali.

Pripta bangkit untuk membersihkan diri tanpa menyadari tatapan licik dari temannya yang masih terkikik senang. Pripta melupakan satu hal yang sangat penting. Ucapan Leah tak semuanya bisa dipercaya.

Terpopuler

Comments

Titien Muliasari

Titien Muliasari

good novel

2023-12-22

0

lihat semua
Episodes
1 Leah? Kau kah itu?
2 2. Temani aku mabuk
3 3. Tak Ada Cara
4 4. Orang besar datang ke Club
5 5. Ternyata Salah Paham?
6 6. Pulang Bersama.
7 7. Nona Pripta? Owner ByP?
8 8. Skandal Baru
9 9. Persiapan Launching.
10 10. Tentang Pripta.
11 11. Biarkan Joshua ikut, please?
12 12. Berjumpa lagi
13 13. Luke dan Pripta
14 14. Kejadian lama.
15 15. Lokasi Pemotretan
16 16. Luke yang Aneh
17 17. Awal Mula
18 18. Oma
19 19. Masalah Baru.
20 20. Keputusan
21 21. Pripta VS semua orang
22 22. Bella Andrea Payne.
23 23. Sangat Sakit
24 24. Mimpi Indah
25 25. Pripta yang ganas
26 26. Masalah
27 27. Undangan Julie
28 28. masa lalu
29 29. Tawaran Kerjasama
30 30. Hasil Pemotretan bukan Pemilu
31 31. Rencana Rahasia
32 32. Sabrina
33 33. Dia Kekasihku
34 34. Hot News?!
35 35. Keputusan Julie
36 36. Pindahan
37 37. Pripta dan Luke
38 38. Mami?
39 39. Dia bukan kekasihku
40 40. Badai Media
41 41. Wedding Day
42 42. Flashback
43 43. Day-1
44 44. Kesempatan dalam kesempitan
45 45. Aksi Lucas
46 46. Mulailah Bekerja
47 47. Apa kau masih ingat?
48 48. Keciduk?!
49 49. Rencana Leah
50 50. Paparazi
51 51. membujuk bayi
52 52. makan malam
53 53. Pripta vs Bella
54 54. Pemenangnya sudah pulang
55 55. Nobar
56 56. Minivlog Leah
57 57. Iklan Ivana
58 58. Lady Mira
59 59. Arga
Episodes

Updated 59 Episodes

1
Leah? Kau kah itu?
2
2. Temani aku mabuk
3
3. Tak Ada Cara
4
4. Orang besar datang ke Club
5
5. Ternyata Salah Paham?
6
6. Pulang Bersama.
7
7. Nona Pripta? Owner ByP?
8
8. Skandal Baru
9
9. Persiapan Launching.
10
10. Tentang Pripta.
11
11. Biarkan Joshua ikut, please?
12
12. Berjumpa lagi
13
13. Luke dan Pripta
14
14. Kejadian lama.
15
15. Lokasi Pemotretan
16
16. Luke yang Aneh
17
17. Awal Mula
18
18. Oma
19
19. Masalah Baru.
20
20. Keputusan
21
21. Pripta VS semua orang
22
22. Bella Andrea Payne.
23
23. Sangat Sakit
24
24. Mimpi Indah
25
25. Pripta yang ganas
26
26. Masalah
27
27. Undangan Julie
28
28. masa lalu
29
29. Tawaran Kerjasama
30
30. Hasil Pemotretan bukan Pemilu
31
31. Rencana Rahasia
32
32. Sabrina
33
33. Dia Kekasihku
34
34. Hot News?!
35
35. Keputusan Julie
36
36. Pindahan
37
37. Pripta dan Luke
38
38. Mami?
39
39. Dia bukan kekasihku
40
40. Badai Media
41
41. Wedding Day
42
42. Flashback
43
43. Day-1
44
44. Kesempatan dalam kesempitan
45
45. Aksi Lucas
46
46. Mulailah Bekerja
47
47. Apa kau masih ingat?
48
48. Keciduk?!
49
49. Rencana Leah
50
50. Paparazi
51
51. membujuk bayi
52
52. makan malam
53
53. Pripta vs Bella
54
54. Pemenangnya sudah pulang
55
55. Nobar
56
56. Minivlog Leah
57
57. Iklan Ivana
58
58. Lady Mira
59
59. Arga

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!