*
*
Raut Karina mendadak masam ketika menghadapi sifat keras kepala Deraga.
Karina siap pergi ke kota, kali ini ia hendak pergi sendirian, tetapi Deraga bersikeras mengikutinya. Akhirnya, ketika ia pergi, Deraga selalu berada di belakangnya, seperti ekor.
Karina enggan membawa siapapun kali ini. Karena ia hendak membeli banyak barang. Selain itu, perjalanan dari desa ke kota jauh. Anak-anak ini masih kecil, Karina tidak tega melihatnya berjalan jauh selama satu jam, mengingat pengalamannya terakhir kali, yang membawa Serena.
Juga, ia kesulitan membawa barang-barang karena membawa Serena. Deraga sendiri masih memusuhinya terakhir kali jadi ia enggan membantu meski Karina kerepotan.
Deraga masih memusuhinya sampai saat ini. Entah apakah dia akan membantu atau tidak nanti, tapi Karina berniat membeli gerobak sapi sebagai kendaraan untuk bolak balik ke kota. Karena ke depannya, ia akan lebih banyak pergi ke kota menjual hasil buruannya.
Sekarang saja, Karina membawa semua barang sendirian. Deraga mengikuti di belakang tanpa ada niat membantunya membawa beberapa barang. Tapi, yasudah lah, Karina juga tidak akan tega membiarkannya membawa barang.
"Tuan, aku kembali membawa hasil buruan. Ada rusa yang masih hidup disini. Bisakah kau panggilkan manajer restoran untukku?" Tanya Karina pada salah satu pelayan yang kemarin ikut melayaninya.
"Oh nona, itu kau! Rusa hidup? Betapa hebatnya! Segera kupanggilkan, silahkan duduk disini menunggu." Ucap pelayan tersebut dengan senyum ramah, membiarkan Karina duduk di area halaman belakang, sedangkan dirinya pergi memanggil manajer restoran.
Melihat pelayan yang begitu ramah, Deraga terpana selama beberapa saat. Karena biasanya, dirinya akan diperlakukan sebelah mata di tempat-tempat seperti ini.
"Duduk, luruskan kakimu." Titah Karina seraya melepaskan keranjang punggungnya, menyimpannya di sebelahnya.
"Um." Gumam Deraga seraya duduk dan meluruskan kakinya di sebelah Karina. Tangannya terulur menyentuh induk rusa yang sudah dikeluarkan dari keranjang punggung, menyisakan beberapa hewan mati di dalam.
Induk rusa tergeletak di tanah dengan kaki diikat. Tidak ada ringikan yang terdengar lagi, induk rusa terlihat sudah setengah mati. Mungkin karena lukanya, Karina hanya membalut tanpa mengobati, jadi mungkin masih terasa menyakitkan sampai membuatnya lemas.
"Gadis, itu kau! Cepat, cepat, dimana rusaku?" Ucap manajer restoran setengah berteriak saking antusiasnya. Bahkan meng-hak milik rusa sebelum melakukan transaksi.
Karina merasa lucu, tapi ia tidak mengeluarkan ucapan apapun dipermukaan. Dan langsung menunjukkan rusa pada manajer restoran. Membuat manajer restoran tersenyum lebar.
"Benar-benar rusa! Astaga, kau menyelamatkan hidupku! Restoran kami disewa seorang tuan muda untuk perjamuan mewah besok malam. Tuan yang menyewa ingin daging rusa yang akhir-akhir ini sulit ditangkap. Nah, dengan adanya rusa ini sekarang, restoran kami terselamatkan!" Jelas manajer restoran dengan semangat. Kedua matanya berbinar, bahkan Deraga yang melihatnya mengernyit kecil.
"Berapa harga rusa ini?" Tanya Karina langsung ke intinya, tanpa memedulikan cerita dibalik kesenangan manajer restoran perihal semangat karena mendapat rusa.
"Harga pasaran rusa 30 perak. Tetapi karena menjadi sulit, harganya naik menjadi 40 perak. Dan karena kau mengirimkannya padaku disaat aku sangat membutuhkannya, maka aku akan memberimu 50 perak! Bagaimana? Puas tidak?" Tanya Manajer restoran dengan senyum lebar.
"Beri aku 40 perak. Aku masih harus mengandalkanmu di masa depan. Juga, ada beberap hewan buruan lain dan ikan disini." Ucap Karina. Ia tidak akan menerima manfaat manajer restoran. Karena di masa depan, ia masih harus menjual hasil buruannya ke restoran tersebut.
Jika ia menerima 50 perak, hati nuraninya tidak akan bagus. Merasa bersalah karena memanfaatkan restoran di saat kesulitan.
Manajer restoran membantunya di masa sulit, dan dirinya juga akan membantu restoran di masa sulit juga. Itu adalah balasan yang sesuai.
Mendengar perkataan Karina, Manajer restoran menganggukkan kepalanya, menjadi lebih senang karena ternyata Karina membaca situasi dengan baik.
"Lebih banyak dari kemarin, masih dibeli semua?" Tanya Karina ragu.
"Beli! Kenapa tidak?! Restoran kami selalu ramai, tidak masalah untuk membeli sebanyak ini. Apalagi di penghujung minggu, para murid akan mampir bersama teman-temannya." Jelas Manajer restoran ringan."Ayo, hitung semuanya. Aku beli semua, terutama ikannya. Pelanggan menyukainya karena segar dan lebih gurih ketika dimasak." Ucap Manajer restoran, membuat pelayan yang tadi memanggilnya langsung maju dan mulai menghitung.
Mendengar perkataan manajer restoran, Karina akhirnya merasa lega. Karena ia baru saja mengirim beberapa kemarin, sekarang malah mengirim lebih banyak. Ia takut, jika restoran tidak dapat membeli semua pada awalnya. Tapi setelah ini, Karina menjadi senang hewan buruannya tidak menjadi sia-sia.
"Semuanya 3 perak dan 800 tembaga tuan manajer." Ucap pelayan setelah selesai menghitung semuanya.
Kali ini lebih banyak, alhasil uang yang di dapat juga banyak. Tetapi yang paling banyak adalah dari ikannya.
"Kalau begitu, semuanya 43 perak dan 800 tembaga. Cepat, cepat, ambil uangnya." Titah manajer restoran pada pelayan.
Setelah beberapa saat, ia kembali dan memberikan uangnya pada manajer restoran, yang langsung diberikan pada Karina.
"Terimakasih manajer." Ucap Karina.
"Jangan sungkan! Aku juga terbantu pada akhirnya, haha." Balas Manajer restoran tertawa.
Setelah berpamitan dan berbasa-basi perihal pengiriman hasil buruan lagi, Karina dan Deraga pun meninggalkan restoran dengan perasaan senang. Deraga bahkan membantu Karina membawa ember kosong bekas ikan. Karina sendiri membawa keranjang punggung kosong.
"Ayo beli gerobak sapi dulu." Ucap Karina membuat Deraga terkejut.
"G-gerobak sapi? Bukankah itu mahal?" Tanya Deraga dengan nada yang jelas-jelas tidak setuju.
"Mahal di awal, tapi banyak kegunaan. Ke depannya kita akan lebih sering ke kota, malas berjalan jauh setiap saat." Balas Karina acuh.
Deraga kemudian mendengus. Meski enggan, tapi perkataan Karina ada benarnya. Jadi ia hanya bisa mengikuti di belakang. Lagipula, uang yang baru saja di dapat juga uang miliknya. Sehingga Deraga tidak banyak melarang.
20 perak habis begitu saja untuk membeli gerobak sapi. Tapi Karina puas ketika selesai membelinya.
"Kau masih mau membeli barang?!" Tanya Deraga tak percaya. Ia sudah menghabiskan banyak uang untuk gerobak sapi, tapi masih mau membeli hal lain.
"Ya, baju, selimut, obat, alat makan, alat masak, alat berburu, juga bahan pokok untuk mengisi dapur. Lainnya, masih aku pikirkan." Ucap Karina acuh tak acuh, membuat Deraga membuka mulut kecilnya, tertegun.
"Baju? Selimut? Alat masak? Alat makan? Bahan dapur? Bukankah semuanya masih ada! Jangan membelinya lagi, kau hanya menghambur-hamburkan uang!" Ucap Deraga lebih ke omelan.
Karina terbatuk.
"Apa maksudmu? Aku boros?" Tanyanya kesal. Anak sekecil Deraga berani sekali mengomelinya. Jelas Karina sedikit tersulut.
"Bukankah benar? Beli saja yang dibutuhkan seperti obat. Jangan membeli barang yang masih bisa dipakai dan ada!" Ucap Deraga lagi ikut tersulut.
"Tidak dengar, tidak dengar!" Desis Karina akhirnya, mengabaikan Deraga dan lanjut berjalan ke toko pakaian setelah menitipkan gerobak sapi pada tempat penitipan.
*
*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 119 Episodes
Comments
PHSNR👾
🤣😂😂, jurus jitu pura pura gak dengar
2025-04-05
0