Deraga ikut Berburu

*

*

"Habiskan, tidak perlu memikirkan ayahmu, aku sudah membuatkan bubur untuknya." Ucap Karina, ketika melihat ketiga anak enggan menyentuh nasi putih yang disajikan di atas meja.

Setelah ia selesai memasak, Ganika kembali dengan barang-barang pesanannya. Dan semuanya lengkap, tidak kurang satu barang pun. Karina juga langsung melunasi sisa pembayarannya yang berjumlah 70 tembaga. Membuat Karina menghela nafas, karena 830 tembaganya habis dalam setengah hari saja.

Yang tersisa hanya 91 tembaga. Masih terbilang banyak, tapi ia rasa tidak akan cukup sampai akhir bulan. Meski begitu, Karina senang juga karena bisa memenuhi kebutuhan dapur untuk menutrisi anak dan ayahnya yang masih terbaring koma.

"Mengapa begitu boros? Makanan ini, bisa dimasak untuk 3 kali makan!" Keluh Deraga dengan nada tidak puas.

Karina ber oh ria dalam hati. Akhirnya mengerti kenapa ketiga anak ini enggan makan banyak meski hidangan yang tersaji juga banyak. Bahkan ayam dadu dengan kecap dan kentang parut dengan paprika juga hanya sedikit dari mereka yang dimakan. Seolah sayang melihat banyak makanan tersaji.

Tuk! Tuk!

"Lihat! Saudara dan saudari mu sangat kurus. Tidakkah kau mau menambah nutrisi untuk mereka? Juga dirimu! Bukankah kau terlalu kecil untuk anak umur 8 tahun?!" Tanya Karina tanpa ekspresi. Tapi ia tidak menatap Deraga, dan terus memakan makanan di mangkuknya setelah mengetuk mangkuk dua kali.

Tidak ada respon dari Deraga, membuat Karina mendengus.

"Kalau tidak, perutku masih bisa menampung semuanya." Lanjut Karina, yang berhasil membuat ketiga anak terpancing, dan menambahkan lebih banyak makanan ke mangkuk masing-masing.

Terlebih Deraga, Karina memperhatikannya dari sudut mata. Selama beberapa hari ini, ia mungkin kelaparan juga kedinginan ketika malam. Karina merasa sedikit sakit membayangkan anak sekecil Deraga berkeliling kota hanya untuk sekedar makanan.

Pemilik asli ini benar-benar bukan manusia.

"Aku selesai. Kalian habiskan. Aku memberi makan Ayahmu dulu." Ucap Karina segera beranjak, pergi ke dapur untuk mengambil mangkuk berisi bubur beserta air panas untuk membersihkan luka di kakinya.

Sekalian, Karina juga membersihkan tubuhnya. Dan meminta bantuan Ganika seperti hal nya kemarin.

"Deraga kembali hari ini, kau tahu? Dia mencuri roti kukus dari kios di kota. Begitu ketahuan, ia malah tidak mengakuinya. Buruk sekali sifatnya, bukan? Tapi aku memakluminya, ia pergi ke kota selama berhari-hari hanya untuk memberi makan kau dan dua adiknya." Jelas Karina seolah ia sedang berbicara dengan orang biasa. "Untuk menekan sifat buruk anak-anakmu, maka cepatlah bangun! Sesegera mungkin, jangan menunggu aku pergi. Aku masih harus menyelesaikan misi. Kau harus menyelesaikan tanggung jawabmu sebagai seorang ayah." Lanjutnya.

Karina mendengus. Merasa bodoh karena berbicara omong kosong dengan orang yang tidak sadar. Tapi ia merasa sedikit lega, setidaknya ada seseorang yang bisa ia jadikan tempat mengeluh meski orang tersebut tidak sadar dan tidak merespon.

"Ganika, giliranmu! Selesaikan sampai akhir, aku akan tidur lebih awal hari ini." Ucap Karina seraya membawa baskom, mangkuk, dan kain bekas yang sebelumnya dipakai membalut luka. Sudah diganti baru, jadi ia akan membuang yang bekas.

*

Keesokan paginya, karena Karina kehabisan uang, sedangkan masih banyak barang yang ingin dibelinya, akhirnya ia berencana naik gunung lagi untuk berburu.

Sebelum pergi, ia menyiapkan sarapan untuk semua orang, termasuk menyiapkan obat agar ketika Deraga bangun, ia bisa langsung memberikannya pada Ayahnya. Selain itu, Karina juga menyiapkan bubur dengan telur rebus untuk sarapan.

Makanan semalam habis. Jadi pagi ini hanya bisa menyiapkan hal sederhana agar ketiga anak tersebut tidak kelaparan, karena dirinya akan pergi agak lama seperti kemarin.

Setelah selesai, ia mamakan semangkuk bubur dan pergi dengan membawa 3 telur rebus di tasnya. Tidak lupa, tabung bambu yang diisi air minum juga dibawanya. Keranjang punggung, ember, alat pancing, busur dan panah, serta pisau. Kembali di bawanya hari ini.

Karina membuka pintu belakang, dan melangkahkan kakinya. Tapi dihentikan oleh suara Deraga yang terdengar.

"Jaga rumah dan adikmu." Titah Karina, seraya melanjutkan langkah kakinya. Meninggalkan Deraga yang mendengus. Tapi ia dengan cepat mengambil 2 telur rebus untuknya, dan berlari mengikuti Karina naik gunung.

"Bocah ini!" Desis Karina kesal. "Bawa ini!" Desisnya lagi seraya menggelindingkan ember kayu pada Deraga.

Deraga mendengus, tapi ia tetap mengambilnya dan mengikuti Karina dari belakang dengan patuh. Karina juga tidak bertanya kenapa Deraga mengikutinya, selain karena malas berbicara, ia juga terlalu malas mendengar suara sumbang Deraga. Tapi Karina berpikir, ia mungkin hanya ingin mengawasinya. Tapi tidak apa-apa selama ia tidak mengganggu.

Lagipula, ia cukup baik, dan patuh.

Ketika saatnya Karina hendak menggunakan panah, Deraga dengan mandiri menyingkir, diam di samping Karina dengan patuh. Selain itu, ketika Karina menyisir rumput dan menemukan beberapa telur burung dan ayam pegar, Deraga juga dengan mandiri mengambilnya satu persatu dan menyimpannya di ember lebih dulu.

Karina merasa hasil buruannya sudah cukup banyak, bahkan lebih banyak dari kemarin karena ada satu bantuan yang membuatnya lebih cepat. Karina pun bergegas, hendak ke sungai untuk memancing.

"Rusa!" Pekik Deraga tertahan. Membuat Karina menoleh, dan terlihatlah Deraga mengangkat telunjuk, menunjuk rusa yang sedang merumput.

"Menyingkir." Ucap Karina seraya mengambil anak panah di keranjang dan bersiap menembak. Sebelum menembakkan anak panah, Karina menatap rusa yang lumayan gemuk dengan tatapan awas.

Setelah beberapa saat, Karina pun menembakkan anak panah, yang langsung mengenai paha kanan belakang rusa tersebut, dan dengan cepat mengganti busur dengan pisau, langsung melemparkannya ke arah rusa.

Tak lama anak panah mengenai paha kanan belakangnya, pisau juga dengan cepat mengenai paha kirinya. Jadi rusa yang hendak melarikan diri, langsung ambruk di tempat dengan darah mengucur.

"Bagus!" Pekik Deraga tertahan. Ia melompat kecil dengan nada bersemangat. Tidak sadar, ia menunjukkan tatapan bangga pada Karina yang sama-sama tersenyum puas saat ini.

Ringikan rusa semakin terdengar jelas ketika keduanya mendekat, begitu sampai, Karina mengangkat rusa yang masih hidup. Meski terluka, Karina sedikit kesulitan mengangkatnya.

"Lihat itu, dia melindungi anaknya." Ucap Deraga setengah berbisik. Membuat Karina tertegun, pantas saja ia kesulitan.

"Ambil saja, pelihara di rumah sampai besar, lalu jual." Ucap Karina membuat Deraga dengan cepat mengambil rusa yang terlihat meringkuk karena takut, dan memasukkannya ke dalam ember setelah menyisihkan telur-telur yang diambilnya.

Karina tidak diam, karena induk rusa masih hidup, ia mungkin kesakitan, alhasil Karina membalut lukanya dengan sobekan kecil kain agar rusa terlihat lebih baik. Karena harga jual hewan hidup lebih besar daripada yang mati.

"Cepatlah, kita masih harus menangkap ikan." Ucap Karina setelah selesai mengurus induk rusa. Ia mengambil busur dan panah serta pancingan, dan menempatkan induk rusa di keranjang belakang.

Keduanya kemudian berjalan ke arah sungai untuk menangkap ikan. Karena meski sudah mendapat banyak buruan, tetapi harga ikan juga lumayan. Jadi, Karina tetap ingin memancing agar uang yang di dapat lebih banyak nanti.

Jika uang lebih banyak, maka dirinya akan membeli barang lebih lengkap dan lebih awal. Selain itu, ia bisa berhenti berburu selama satu atau dua hari.

*

*

Episodes
1 Prolog
2 Lari dari Penjara
3 Ibu Tiri?!
4 Naik Gunung
5 Mengurus Suami
6 Persiapan berburu
7 Prasangka Ganika
8 Menjual hasil buruan
9 Bertemu Deraga
10 Kecurigaan Deraga
11 Deraga ikut Berburu
12 Semangat Serena
13 Omelan Deraga
14 Belanja Besar
15 Deraga Tertekan
16 Ibu tiri berubah
17 Meminta Jawaban
18 Pemikiran Ganika
19 Bekerja Bersama
20 Bertemu Harimau
21 Sedikit Kebenaran
22 Bertanggung Jawab
23 Mulai Saling Menerima
24 Permintaan Manajer Restoran
25 Kaya
26 Bola-bola Daging
27 Menagih Ucapan Karina
28 Sate Kelinci
29 Berlatih panah
30 Naik gunung bersama
31 Tenggelam
32 Bersikap Lembut
33 Susu Kambing
34 Membeli tanah
35 Beruang dan Cabai
36 Memasak untuk Pekerja
37 Menjual Beruang
38 Menyewa Kedai
39 Daftar Sekolah
40 Membereskan Kedai
41 Kunai
42 Keanehan
43 Keanehan (2)
44 Kami Setuju
45 Menasehati tiga anak
46 Menerima Berkah
47 Sangat Beruntung
48 Membuka Kedai
49 Sangat Ramai
50 Belanja Bahan
51 Penghasilan Pertama
52 Berbagi Dividen
53 Merekrut Pegawai
54 Peringatan Evaluasi
55 Kedai di Hari kedua
56 Sangat Ramai (2)
57 Beli kendaraan baru
58 Ibu Luar Biasa
59 Penghasilan Kedai dihari Kedua
60 Take away ala-ala
61 Pertimbangan pegawai baru
62 Jari Ayah Bergerak
63 Menikmati Hidup
64 Ke kota dengan tiga anak
65 Membeli Baju
66 Jalan-jalan Bersama
67 Bersalah dan Berbaikan
68 Kehebohan Warga Desa
69 Gelombang Kejut
70 Pangeran Pertama
71 Ujian telah Selesai
72 Hubungan dengan Kunai
73 Memulai Perjamuan
74 Rencana Deraga yang Gagal
75 Pengumuman Ujian
76 Karina tak sadarkan Diri
77 Deraga sudah Dewasa?
78 Penjelasan
79 Permintaan Sulit
80 Ulah Danuka
81 Pertengkaran Kecil
82 Launching, Souffle Pancake
83 Yang Mulia
84 Godaan ala Danuka
85 Pintu No 2
86 Mencoba Pakaian
87 Pertemuan Rahasia
88 Perhatian Kecil
89 Pembuat Onar
90 Diserang
91 Tepat Waktu
92 Blue Muncul
93 Mempekerjakan Danuka
94 Misi Baru
95 Aku sudah tahu
96 Kegelisahan Deraga
97 Latihan Bersama
98 Mempersiapkan
99 Timur dan Kerajaan 9
100 Melawan Perampok
101 Kamp Pengungsi
102 Ayo Makan Bersama
103 Membagikan Bubur
104 Menemukan Prajurit
105 Menyelesaikan Semuanya
106 Penyelamatan
107 Penghianat?
108 Mencari Danuka
109 Menyelinap Masuk
110 Apakah Ibu Akan Tetap Bersama Kita?
111 Menjatuhkan Jenderal Cu
112 Kembali ke Kerajaan 10
113 Pulang ke Rumah
114 Meninggalkan Desa
115 Persiapan
116 Pengepungan
117 Nyonya, jangan Masuk
118 Bertahanlah, Karina
119 Meninggalkan dan Kembali (End)
Episodes

Updated 119 Episodes

1
Prolog
2
Lari dari Penjara
3
Ibu Tiri?!
4
Naik Gunung
5
Mengurus Suami
6
Persiapan berburu
7
Prasangka Ganika
8
Menjual hasil buruan
9
Bertemu Deraga
10
Kecurigaan Deraga
11
Deraga ikut Berburu
12
Semangat Serena
13
Omelan Deraga
14
Belanja Besar
15
Deraga Tertekan
16
Ibu tiri berubah
17
Meminta Jawaban
18
Pemikiran Ganika
19
Bekerja Bersama
20
Bertemu Harimau
21
Sedikit Kebenaran
22
Bertanggung Jawab
23
Mulai Saling Menerima
24
Permintaan Manajer Restoran
25
Kaya
26
Bola-bola Daging
27
Menagih Ucapan Karina
28
Sate Kelinci
29
Berlatih panah
30
Naik gunung bersama
31
Tenggelam
32
Bersikap Lembut
33
Susu Kambing
34
Membeli tanah
35
Beruang dan Cabai
36
Memasak untuk Pekerja
37
Menjual Beruang
38
Menyewa Kedai
39
Daftar Sekolah
40
Membereskan Kedai
41
Kunai
42
Keanehan
43
Keanehan (2)
44
Kami Setuju
45
Menasehati tiga anak
46
Menerima Berkah
47
Sangat Beruntung
48
Membuka Kedai
49
Sangat Ramai
50
Belanja Bahan
51
Penghasilan Pertama
52
Berbagi Dividen
53
Merekrut Pegawai
54
Peringatan Evaluasi
55
Kedai di Hari kedua
56
Sangat Ramai (2)
57
Beli kendaraan baru
58
Ibu Luar Biasa
59
Penghasilan Kedai dihari Kedua
60
Take away ala-ala
61
Pertimbangan pegawai baru
62
Jari Ayah Bergerak
63
Menikmati Hidup
64
Ke kota dengan tiga anak
65
Membeli Baju
66
Jalan-jalan Bersama
67
Bersalah dan Berbaikan
68
Kehebohan Warga Desa
69
Gelombang Kejut
70
Pangeran Pertama
71
Ujian telah Selesai
72
Hubungan dengan Kunai
73
Memulai Perjamuan
74
Rencana Deraga yang Gagal
75
Pengumuman Ujian
76
Karina tak sadarkan Diri
77
Deraga sudah Dewasa?
78
Penjelasan
79
Permintaan Sulit
80
Ulah Danuka
81
Pertengkaran Kecil
82
Launching, Souffle Pancake
83
Yang Mulia
84
Godaan ala Danuka
85
Pintu No 2
86
Mencoba Pakaian
87
Pertemuan Rahasia
88
Perhatian Kecil
89
Pembuat Onar
90
Diserang
91
Tepat Waktu
92
Blue Muncul
93
Mempekerjakan Danuka
94
Misi Baru
95
Aku sudah tahu
96
Kegelisahan Deraga
97
Latihan Bersama
98
Mempersiapkan
99
Timur dan Kerajaan 9
100
Melawan Perampok
101
Kamp Pengungsi
102
Ayo Makan Bersama
103
Membagikan Bubur
104
Menemukan Prajurit
105
Menyelesaikan Semuanya
106
Penyelamatan
107
Penghianat?
108
Mencari Danuka
109
Menyelinap Masuk
110
Apakah Ibu Akan Tetap Bersama Kita?
111
Menjatuhkan Jenderal Cu
112
Kembali ke Kerajaan 10
113
Pulang ke Rumah
114
Meninggalkan Desa
115
Persiapan
116
Pengepungan
117
Nyonya, jangan Masuk
118
Bertahanlah, Karina
119
Meninggalkan dan Kembali (End)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!