Bab 17. Apakah ini sebuah harapan...?? ( Zalfa )

" Berhentilah menangis, karena ummi akan cukup berat meninggalkan kamu, jika kamu tidak mengikhlaskannya,."

" Kasihanilah Ummi, dan beliau harus pulang dengan tenang, tanpa adanya beban pemberat yang beliau hadapi." lirih Azzam pada Zalfa, setelah ia menghampiri keberadaan istrinya yang seakan tidak memiliki semangat hidup dalam dirinya.

Bukan apa, Karena bagi Azzam kejadian ini sedikit membantunya untuk memberikan sedikit perhatian untuk istrinya.

Walaupun hanya dalam waktu 6 hari, untuknya memberikan sedikit kenangan untuk wanita yang telah mengabdikan diri padanya selama 6 bulan ini.

Dan perlakuan ini ia lakukan sebagai bentuk terimakasihnya pada Zalfa, yang juga sebagai bentuk perpisahan untuknya.

Maka dari itu, 6 hari ini akan ia gunakan sebaik-baiknya untuk memberikan kesan terbaiknya kepada wanita yang sama sekali tidak pernah terlintas dalam dirinya untuk dimiliki.

Sebelum pernikahannya dengan Khanza dilakukan.

Lain dengan Zalfa, yang sedikit terkejut akan tindakan suaminya. Hingga ia menyadari, untuk kali ini dirinya sangat membutuhkan seseorang untuk berada di sampingnya, menemaninya, dan memeluknya.

Walaupun didalam hatinya sedikit terbersit rasa ketakutan, yang dengan cepa dirinya hilangkan.

🌼🌼🌼

Hingga dimana tibalah saatnya Ummi nya untuk dimakamkan, setelah dilaksanakannya sholat jenazah sebagai penghormatan terakhir kepada beliau.

Sekarang tepat pukul 6 pagi, pemakaman dilakukan di tempat makam keluarga yayasan yang berada di belakang bangunan masjid.

Seluruh keluarga beserta para santri menghantarkan Ummi pada tempat peristirahatan terakhirnya.

Dengan Abah Falih sendiri yang memimpin pemakaman untuk istrinya, juga didampingi kedua putrinya dan menantunya.

Zalfa disana berdiri dengan cekalan kuat Azzam pada bahunya, sebagai penyangga kelemahan tubuhnya, dan berdiri disamping mereka kakak kandung Zalfa beserta suaminya sebagai penopang tubuhnya.

*****

Pemakaman telah selesai, serta doa telah dipanjatkan, yang diiringi dengan tangisan-tangisan memilukan dari keluarga besarnya.

Tidak terkecuali dengan dua wanita yang tengah berada di atas pusara makam Ummi mereka, lirihan itu sangatlah memilukan yang tanpa adanya air mata pada dirinya.

Hingga siapa saja yang melihatnya, mungkin akan memiliki rasa iba pada mereka.

Dan ya!! Pasangan mereka pun, hanya dapat memberikan sedikit kehangatan sebagai bentuk penyemangat pada mereka.

Lalu bagaimana dengan abah Falih...?

Beliau telah meninggalkan makam tepat setelah mengucapkan doa terakhir untuk istrinya. Dan Meninggalkan kedua putrinya disana, yang tengah pada puncak kesedihannya.

" Sayang!! Kita harus pulang, ummi sudah tenang disana."

" Ingat kata Abah, ikhlaskan agar Ummi tidak menanggung beban berat dipundaknya,."

" Kamu mau, kalau Ummi menanggung beban berat disana atas ketidak ikhlaskan dan tangisanmu. Kasihan Ummi, kita pulang ya..."

Dzaki kembali menyuarakan perkataannya kepada istrinya, yang dimana ia masih berada di tempat penyemayaman bersama istrinya, Zalfa dan Azzam.

" Ayo kita pulang, jangan buat Abah semakin larut dalam kesedihan. Karena sekarang, hanya kita yang beliau miliki,."

" Jadi, sekarang saatnya kita untuk menjaga Abah agar selalu sehat dan dapat berkumpul bersama kita lebih lama lagi."

Dzaki sebagai yang tertua, menjalankan tugasnya. Untuk memberikan nasihat kepada istri dan adiknya, agar dapat sedikit demi sedikit membuka hatinya untuk menerima dengan ikhlas apa yang telah Allah takdir kan.

" Azzam, bawa istrimu kembali lebih dahulu. Karena kedua orangtua mu sudah menunggu kalian di rumah." lirihnya memberikan arahan kepada Azzam, untuk segera membimbing Zalfa pulang dari pemakaman.

Setelahnya ia akan menyusul, bersama dengan Zia istrinya.

" Baik mas, saya akan pulang dahulu."

" Ayo!!!" seraya menyeru pada Zalfa, dan membimbingnya berdiri untuk segera meninggalkan tempat tersebut.

Dan diikuti Zia dan Dzaki, dibelakangnya.

*****

Setibanya di rumah, kedua orang tua Azzam telah menunggu kedatangan mereka. Ayah dan bunda juga sedikit prihatin dengan kondisi menantunya itu, yang kini seperti kehilangan semangat hidup.

" Ya Allah, putri bunda yang cantik. Sini nak, peluk bunda." sambutan ibunda Azzam terhadap menantu perempuannya, seraya membawanya kedalam pelukan kehangatannya.

" Zalfa tau, kalau kamu masih memiliki bunda disini untuk selalu memeluk kamu."

" Jadi, bunda mohon kepada putri bunda yang cantik ini. Untuk jangan menangis lagi ya,."

" Karena masih ada bunda, yang selalu berada di sisi Zalfa."

Kasih sayang bunda Ghina yang begitu besar, selalu memberikan sebuah keyakinan besar pada diri Zalfa sebagi bentuk penyemangat nya selama ia merasa sendiri.

Dan sekarang, beliau membuatnya menjadi lebih yakin akan kehidupannya jikalau ia masih memiliki bunda Ghina.

" Oh iya, bunda hampir lupa. Zam, tadi Jeffry pamit pulang duluan dan pesen sama bunda untuk nyamperin ke kamu."

" Kalau begitu bunda sama ayah harus pulang sekarang, karena ayah harus kembali ke kantor."

" Dan kamu Azzam, menginap disini untuk hari ini. Temani istrimu, karena dia sangat membutuhkan kamu sekarang."

" Bunda pamit pulang ya cantik, besok kita ketemu lagi. Jangan terlalu larut dalam kesedihan mu, karena apa yang sudah terjadi adalah ketentuan dari Allah yang tidak bisa kita untuk menolaknya." lirihnya, seraya mengelus lembut kepala Zalfa.

" Untuk kamu, " dengan menunjukkan jarinya kearah putra sulungnya.

" Ingat apa perkataan Bunda. Dan jangan lagi kamu menyakiti perasaan bunda dan ayah, jika kamu masih menganggap kami sebagai orangtuamu."

Setelahnya, pasangan paruh baya tersebut meninggalkan kediaman Zalfa.

Tetapi kali ini, ada hal yang sedikit berbeda antara anak dan ayahnya. Keduanya tidak saling bertukar pandang, bahkan sang ayah sama sekali tidak mengucapkan sepatah katapun untuk putra sulungnya itu.

Setelah berpamitan kepada menantunya, beliau langsung bergegas meninggalkan mereka tanpa melirik putranya.

Dan tanpa mereka sadari, Dzaki di sana mengintai pembicaraan mereka.

🌼🌼🌼

" Dzaki...?, sini kamu." bunda Risma yang masih berada di sini, untuk menemani menantu dan anaknya. " Kamu ada hutang penjelasan ya, sama bunda." ujar beliau, menagih penjelasan akan sesuatu yang putranya sembunyikan.

" Ya Allah bunda, kondisi masih seperti ini. Sempat-sempatnya nagih penjelasan...!!" jawabnya sedikit jengkel.

" Ya lagian kamunya bikin bunda penasaran sih,"

" Iya tapi gak sekarang juga atuh bund, nanti dulu. Lihat tuh menantu bunda, Zia masih berduka."

" Iya... Iya..., bunda minta maaf. Bunda sekarang juga sedih kok, liat menantu kesayangan Bunda yang lagi dalam kesedihan."

" Memang seharusnya juga begitu, gak ada istilah suasana sedih dibuat ngegosip." Dzaki sedikit gemas dengan tindakan bundanya yang kelewat gaul dan suka ngegosip itu, bener-bener membuatnya pusing.

" Dan satu lagi bund, mungkin sebentar lagi tanpa aku kasih tahu ke bunda apa masalahnya, bunda udah terlanjur tau lebih dahulu."

" Karena Dzaki tau, gosip atau berita apapun bunda mesti nomer 1 yang tau terlebih dahulu dari Dzaki maupun Zia." kali ini ucapan Dzaki sungguh luar biasa, me roasting bundanya.

" Kamu ya, dasar anak gak tau diri kamu Dzaki.....!!!"

" Ada apa bunda...?" kedatangan Zia, yang sedikit terkejut melihat keributan antara anak dan bundanya yang selalu berdebat karena karena perbedaan pendapat.

" Oh.. Zia, kamu sudah bangun nak. Maafin Bunda yaa udah membuat keributan disini, kalau bukan karena suami kamu, mungkin bunda gak akan bertingkah onar seperti sekarang."

" Ih,, enak aja bunda ngatain Dzaki, yang ada mah bunda duluan yang mancing keributan,."

" Iya... Iyaa.... Udah berhenti... stop. Sekarang sudah waktunya makan siang." dengan sedikit gertakan, Zia mengeluarkan suaranya. " Bunda harus makan sekarang, karena bunda harus tetep sehat. Zia gak mau bunda kenapa-napa, karena sekarang bunda lah ibu Zia."

" Ayo Bunda, biarkan mas Dzaki sendirian disini. Yang terpenting kita harus segera pergi dari sini."

...-----------------------------------...

...I'm so sorry guys, baru bisa update sekarang....

...Karena aku juga nulis di wp, jadi waktunya harus aku bagi bagi....

...Semoga chapter ini kalian suka ya.....❣️❣️...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!