Bab 3. lillahita'ala

" Selamat pagi mas!"

" Sarapannya sudah Zalfa siapin, dan ini untuk bekal makan siangnya ya mas." ucap Zalfa sembari menyerahkan bingkisan bekal kepada suaminya.

Dan bergegas pergi meninggalkan ruangan tersebut, untuk menjaga perasaannya sendiri. Tapi sepertinya Zalfa harus mengurungkan niatnya sekarang, setelah Azzam menahannya untuk menunggunya sebentar.

" Tunggu sebentar, ada hal yang ingin saya sampaikan kepada mu," tuturnya menghentikan langkah Zalfa yang akan pergi meninggalkan ruang makan tersebut.

Sebagai seorang istri, perintah suami adalah kewajiban bagi seorang wanita. Dimana mematuhinya merupakan surga bagi dirinya.

Zalfa, berbalik sembari mendudukkan dirinya. " Kalau begitu, mas Azzam lanjutkan dulu makanya. Zalfa tunggu disini."

Keheningan pun menyelimuti ruangan tersebut, yang ada hanyalah bunyi gesekan sendok dan piring yang tengah menjadi alas makan Azzam.

Zalfa, dirinya benar-benar memilih diam duduk di kursi ujung yang berseberangan dengan Azzam.

Selesai menghabiskan sarapan paginya. Azzam, dirinya menghampiri keberadaan istrinya, menyerahkan dua buah kartu debit dan sebuah kunci mobil kepada Zalfa.

" Didalamnya mungkin nominalnya tidak seberapa bagi kamu, tapi kartu itu dapat kamu gunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari,"

" Dan satu lagi, saya tidak akan memberikan kekangan atau apapun itu. Lakukanlah aktivitas seperti biasa apa yang sehari-hari kamu kerjakan."

" Permisi!!! " Satu kata itu menutup interaksi mereka, Azzam bergegas meninggalkan Zalfa sendiri disana.

Menyisakan keheningan yang selalu menyertainya, dan mungkin akan menjadi salah satu bagian dari hidupnya disini. Mungkin itu semua bukan keinginannya , tetapi keadaan yang memaksanya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

" Selamat pagi Bapak Hartono Atmadja." Salam hormat, Azzam berikan kepada mitra kerjanya Bapak Hartono. Salah satu orang berpengaruh dalam dunia perbisnisan di Indonesia.

Yang baru saja tiba di tempat pertemuan ini.

Kesempatan emas ini benar-benar tidak dirinya sia-siakan, bekerja sama langsung dengan petinggi PT. ATMADJA adalah sebuah kesempatan emas dalam menambah citra baik perusahannya. Menempatkan satu tingkat diatas perusahaan-perusahaan lainnya, dan membawanya menuju kejayaan.

Beliau Membalas jabatan tangan Azzam, dan membalas salam dari pria muda yang penuh akan ambisi pada dirinya." Pagi Bapak Azzam, "

" Dan selamat atas pernikahannya."  Ucap   Bapak hartono memberikan selamat kepada Azzam atas pernikahannya.

Senyuman  hormat membalas ucapan beliau, " Terimakasih Bapak, sangat terhormat sekali atas ucapannya."

" Baik kalau begitu bisa kita mulai, pertemuan kali ini."

Perkataan beliau Bapak Hartono, menuntun mereka semua yang menghadiri pertemuan bisnis ini kembali pada tujuan utama pertemuan kali ini.

Kerja sama dalam mengembangkan perusahaan ini, menjadi lebih baik lagi menuju kejayaannya.

*****

" Congratulations, my brother." cetus Jeffry, seraya merangkul pundak Azzam. Yang hari ini juga ikut terlibat dalam pertemuan bisnis itu menemani sahabat karibnya.

" Thank's, mungkin kalau tidak ada keberadaan mu akan sedikit rumit pertemuan  kali ini." jawab Azzam sekenanya.

" Bisa ae lah elu mah, "

(HHHHHHHH)

Tawa mereka begitu sangat bahagia, berjalan beriringan meninggalkan Restaurant bintang 5 yang menjadi tempat pilihan pertemuan bisnis penting kali ini. Senyuman dalam wajah mereka tercekat jelas, membuat siapapun yang melihatnya turut merasakan kebahagiaanya.

Mereka berdua, melanjutkan perjalanannya kembali ke perusahaan PT AK (Persero) Tbk . Yang didirikan oleh Azzam 3 tahun lalu, yang berjalan di bidang furniture Desing dan Kontruksi.

Jeffry, sebenarnya dirinya adalah seorang jaksa. Yang kesibukannya dua kali lipat dari Azzam, kasus-kasus yang harus dirinya tangani silih berganti berdatangan.

Tapi untuk hari ini, demi sahabatnya dia rela melakukan apapun untuk Azzam.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Ting! Tong!

" Permisi ibu, apakah betul ini rumah Bapak Muhammad Azzam Ashraf Yazdan?" ucap seorang lelaki yang sepertinya adalah kurir paket.

" Iya betul, pak" jawab Zalfa, jujur.

" Baik ibu, saya dari JNA express. Izin untuk mengantarkan pesanan bapak Azzam."

" Silahkan mas, ada yang perlu saya tanda tangani...?"

" Iya Bu, mohon untuk memberikan tanda terima disini," ungkap mas mas kurir yang mengurus tanda terima. Serta kurir lainnya yang sedang menurunkan peket kirimannya.

" Terimakasih ibu, saya izin pamit. Assalamualaikum,"

" Waalaikumsalam warahmatullah."

🌼🌼🌼

Waktu telah menunjukkan pukul 8 malam, namun tanda-tanda akan kedatangan Azzam belum juga terlihat hilalnya.

Walaupun keadaan hubungan antara mereka yang tidak jelas, sebagai seseorang yang telah dinikahi sah secara agama maupun negara. Perasaannya sebagai seorang istri juga merupakan kewajaran dalam berumah tangga.

Mencemaskan keadaan suaminya, yang belum juga terlihat akan kedatangannya. Malam yang semakin larut, tiga jam telah berlalu, namun belum juga mendapati kendaraan Azzam yang memasuki pekarangan rumahnya.

Kecemasannya yang begitu tinggi, membuat Zalfa semakin takut akan keadaan suaminya.

Sampai dimana suara mobil yang memasuki pekarangan rumahnya menyadarkan lamunan, Zalfa. Seraya bergegas menyambut kedatangan suaminya.

Seseorang orang yang akan selalu dirinya agungkan, apapun keadaannya.

Klekk !!

" MAS AZZAM,!!"

Kekhawatiran itu tercekat jelas dalam wajahnya, melihat kedatangan Azzam yang tidak layak disebut baik-baik saja.

Tubuhnya mengerang hebat, suhu badannya benar-benar diatas normal, dan wajahnya yang pucat pasi menjelaskan kondisinya sekarang.

Tanpa pikir panjang. Zalfa, memerintahkan pria yang datang bersama suaminya untuk membantu membawa Azzam kedalam kamar tidurnya, walaupun setelahnya dirinya akan mendapatkan sepatah kritikan pedas dari suaminya.

Setelah melakukan pertolongan pertama pada Azzam, mengompres tubuhnya, dirinya menghampiri lelaki yang masih berada disana. Mimik wajahnya juga ketara sekali, begitu menghawatirkan keadaan suaminya.

Sebelum Zalfa membuka suaranya, lelaki tersebut lebih dulu memulai bicaranya. " Bu, saya sudah memanggilkan dokter yang biasa menangani bapak untuk datang."

" Mungkin, beberapa menit lagi beliau akan segera tiba." tambahnya.

" Terimakasih ya, mas!" Hanya kata itu, yang dapat dirinya ucapkan sekarang.

Ditambah dengan keingin tahuannya yang tinggi, akan sangat menyesakkan bila dirinya tidak cepat mengetahuinya.

" Mohon maaf, mas. sebelumnya Kalau saya boleh tahu, bagaimana mas Azzam bisa sampai seperti ini??" suaranya terdengar lirih. Namun, sangat memilukan disana.

" Maaf untuk sebelumnya, ibu. Saya hanya mendapati bapak telah tergeletak tak sadarkan diri di ruangannya."

" Kami, juga tidak mengetahui persis apa penyebab bapak sampai seperti ini. Saya, mengira bapak hanya tertidur tetapi ternyata demam bapak cukup tinggi." jelas lelaki yang tak lain adalah Devandra

" Bu, mohon izin sebentar. Sepertinya dokter Aldi telah datang, saya izin untuk menjemput beliau. Permisi Bu!!".

Cklek

"Assalamualaikum,". Ucap dokter Aldi, yang baru saja memasuki kamar tidurnya.

" Waalaikumsalam warahmatullah. Silahkan, dokter."

" Van, apakah kamu lupa. Bahwa Azzam tidak dapat memakan makanan itu."

" Atau jangan-jangan, kamu sama sekali tidak bisa melarangnya...?" tutur dokter Aldi, yang telah Azzam percaya i untuk menjadi dokter pribadi keluarga mereka.

Perasaan bersalah yang amat dalam, begitu mengutuk perasaan Devandra, yang hanya dengan masalah sepele seperti inipun, dirinya sama sekali tidak bisa menanganinya.

Sudah yang ketiga kalinya Azzam seperti, bertindak semaunya sendiri tanpa memikirkan kondisinya tubuhnya yang akan dirinya hadapi.

Dan sekarang, adalah keadaan yang benar-benar dokter Aldi sesalkan. Tanpa disengaja maupun dirinya sengaja tindakan Azzam kali ini benar-benar sungguh sangat kelewat batasnya.

Dan Yang beliau harapkan sekarang adalah, bahwa Zalfa. Tidak akan pernah mengetahuinya.

" Sepertinya ada hal yang janggal disini, atau kah ini cuman perasaan ku saja!!!"

...------------------------------------------------...

...🥱🥱🥱...

...Saya berharap, semoga part ini adalah awal dari proses saya. Menuju kesuksesan impian keluarga saya....

...Kalian juga gitu ya, pandai-pandai yukk bersyukur. Agar seluruh nikmat yang Allah berikan pada kita semua senantiasa terkabul hajatnya....

...Hari ini, satu bab dulu ya....

...Dan insyaallah, besok akan saya usahakan untuk update lagi di tengah padatnya jadwal kegiatan Azzam dan Zalfa....

Terpopuler

Comments

Murni Zain

Murni Zain

Azzam alergi makanan

2024-05-21

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!