11. Tempat Ternyaman.

" Abii, mas Haidar Al- Harist insyaallah akan terbang lusa dari Kairo."

" Dan beliau insyaallah akan datang bersama Abuya dan Ummi nya." ucap Khanza kepada Abi nya, setelah mendapatkan kabar dari tunangannya yang akan datang ke Indonesia untuk melangsungkan pernikahan mereka.

Senyuman haru terpancar di wajah pria paruh baya itu, memandang penuh dengan rasa cinta terhadap putri bungsunya.

Yang bahkan sebentar lagi, dia akan membangun rumah tangga dengan lelaki pujaan hatinya.

Walaupun dalam hatinya masih berat untuk menerima semua yang serba mendadak ini, tapi demi kebahagiaan sang putri kecilnya dan sekaligus untuk menyempurnakan ibadahnya terhadap sang maha pencipta, insyaallah akan menerima semua ini dengan lapang dada.

" MasyaAllah, semoga perjalan mereka diberikan kelancaran sampai ke Indonesia dengan selamat." ungkap ummi Sena, yang menyahut pembicaraan antara abi dan anak disana.

" Amiin, ya rabbal 'alamiin," jawab mereka serempak.

Wanita paruh baya itu mulai ikut bergabung bersama mereka, melengkapi kegembiraan dalam keluarganya. Bersama-sama mereka melepas rindu dan berbagi banyaknya cerita yang mereka lakukan, membuat siapa saja yang melihatnya seakan rindu terhadap kehangatan keluarganya.

🌼🌼🌼

" Mas Azzam ternyata juga pergi!,." gumam Zalfa, setelah ia mendapati rumah yang terlihat kosong seperti tidak berpenghuni.

Walaupun kenyataannya, rumah itu memang sangatlah sepi dan sunyi setiap saat. Melihat dua penghuninya yang seakan tidak pernah berinteraksi ataupun sekedar mengucapkan kata sapaan.

Zalfa melangkah meninggalkan pekarangan rumah minimalis modern itu. Berjalan dengan senyumannya yang mengembang indah, sudah berapa lama semenjak pernikahannya, dia baru sekarang dapat menghirup udara segar perumahan asri ini.

Biasanya, Zalfa hanya keluar rumah saat berbelanja di pedagang sayur segar keliling di komplek perumahan mereka.

Saat ini tujuan utamanya adalah taman, menghirup semerbak wanginya dedaunan dan beragam jenis bunga yang ada disana.

Zalfa sangat menyukai bunga, karena menurutnya keindahan bunga yang mekar adalah lambang kebahagiaan. Maka dari itu, dirinya ingin menjadi seperti bunga, yang setiap mekar selalu memancarkan kebahagiaan terhadap siapa saja yang melihatnya.

Walaupun dirinya sekarang belum menjadi seperti bunga, mungkin di masa yang akan datang ia akan bisa menjadi seseorang yang seindah bunga, dan seharum wanginya.

" Subhanallah walhamdulillahi,."

" Bunga-bunga cantik sekali, secantik rupanya. Makanya tidak heran, setiap orang pasti jatuh cinta saat melihatmu." bisiknya pada bunga-bunga yang membentang indah di taman ujung perumahan, di komplek perumahan Zalfa.

Dengan wajah berseri-seri, dan senyumnya yang samasekali tidak luntur dari wajah ayunya.

Zalfa berjalan keujung, dimana terdapat kursi yang tertanam di sana. Mengistirahatkan dirinya sejenak, seraya memandang dari kejauhan bunga-bunga mekar itu dengan mata berbinar nya.

Sebelum melanjutkan perjalanan untuk berbelanja kebutuhan, Zalfa tidak lupa untuk mengabadikan hamparan beragam bunga yang mekar indah disana.

Namun, saat pandangannya teralihkan tanpa sengaja terkunci dimana tidak jauh dari tempatnya, berdiri seorang gadis kecil yang begitu antusiasnya bercerita kepada hamparan bunga yang ada di depannya.

Zalfa, tersenyum menyadari akan hal itu.

" Gadis itu sama memiliki kesamaan dengan dirinya, dimana bunga-bunga adalah kebahagiaan dan penyemangat hidupnya,."

Tapi, seutas senyumannya kembali memudar. Ketika menyadari kondisi anak itu tidak sama dengan kebanyakan orang, karena Allah memilihnya untuk menjadi salah satu kekasihnya yang diringankan akan dosanya."

Ya! Gadis itu tidak dapat melihat akan keindahan bunga yang selalu dirinya puja.

Hingga tak terasa, butiran lembut membasahi pipinya. Membayangkan jika ia yang berada pada posisi malaikat kecil itu, Apakah dirinya akan sanggup dan tangguh sepertinya menghadapi kenyataan itu?

Sungguh indah rencana Allah.!

Adzan dzuhur telah berkumandang, merayu siapa saja untuk segera menuju sang penciptanya. Tidak terkecuali dengan gadis itu, ia juga turut meninggalkan bunga-bunga itu dan bergegas menuju masjid disamping taman itu.

Seperti tertampar akan kenyataan, betapa terluka hatinya mengetahui fakta itu. Melihat sang peri kecil itu berjalan dengan tergesa-gesa seakan, akan tertinggal sholat jama'ah jika dirinya tidak bergegas pergi.

Zalfa tanpa berpikir panjang melangkah kakinya, membawanya ke tempat dimana ia melepaskan rindu kepada Rabb-Nya.

Niat awal ingin menghampiri gadis itu, ia urungkan dengan berat hati. Dia masih memiliki keperluan yang lebih penting, untuk pergi ke supermarket dan bergegas pulang. Mengingat, sudah cukup lama dirinya bepergian sendiri tanpa adanya mahramnya.

*****

" Assalamualaikum," uluk salamnya, seraya memutar engsel pintu utama rumahnya.

Klek....

Hening!!

Dan sunyi!!

Menyambut kedatangan Zalfa, rumah yang selalu kosong dan penuh dengan keheningan selama Zalfa pindah disini.

Zalfa, memasuki rumah dengan membawa cukup banyak bahan belanjaan. Sedikit kesusahan awalnya, tapi dia dapat mengatasinya.

Seperti biasa, setelah membersihkan diri dan sholat ashar. Zalfa, akan berkutat dengan peralatan-peralatan masaknya untuk menyiapkan makan malamnya.

Walaupun nantinya dirinya sendiri yang akan memakannya.

Namun, kewajibannya sebagai seorang istri sama sekali tidak pernah dia tinggalkan.

🌼🌼🌼

" Zam, apakah kamu benar-benar akan senekat itu??" ucapan pria yang tengah dibuat dilema dengan sikap sahabat karibnya.

Pandangannya yang semula menatap lelaki dihadapannya beralih menatap hamparan taman di depan Cafe tempat mereka berada sekarang.

Disana terlihat seorang wanita yang tidak asing lagi baginya, ya. Dia adalah Zalfa, istri dari sahabatnya, yang terlihat sangat antusias dihadapan hamparan bunga-bunga yang sedang bermekaran.

Azzam, dia juga sudah melihatnya. Namun, itu malah semakin membuatnya membenci wanita itu, wanita yang sama sekali tidak dirinya inginkan untuk menjalani sebuah hubungan kekeluargaan.

" Lihatlah wanita itu, sepertinya kebahagiaannya ada pada hamparan bunga-bunga itu,." tambah Jeffry, yang kembali memandang sahabatnya yang sama sekali tidak bergeming dalam ketenangannya.

" Aku tidak menginginkannya, Jeff...!!"

" Melihat kenyataan akan keberadaan wanita itu dihadapannya, adalah sebuah kegilaan,"

" Aku begitu bodoh, yang dengan mudahnya menikahi wanita yang dengan akhirnya membuatnya luka." lirih Azzam, menjawab pertanyaan yang telah dilontarkan oleh Jeffry padanya.

Mendengar itu Jeffry terdiam, pernyataan pria dihadapannya ini begitu menyentil perasaannya. Dirinya sudah tidak dapat lagi mengutarakan kata-katanya.

Apakah ada lelaki seperti Azzam di dunia ini?

" Dan satu lagi. Kembalinya Khanza, adalah salah satu alasan terkuatnya."

" Dia, selamanya tidak akan pernah bisa menjadi seperti Khanza. Dia begitu seperti bidadari yang memancarkan aura tersendiri akan dirinya.,"

" dan itu, tidak akan akan pernah terdapat pada Zalfa." ucap Azzam, dengan pandangannya yang menuju Zalfa di sana.

Bahkan, didalam hatinya telah tertanam. Keberadaan Zalfa bagaikan benalu bagi kehidupannya, seseorang yang menghalangi jalannya kehidupannya, dan penghambat kebahagiaan pagi dirinya.

Begitu kotornya kah, Zalfa bagi Azzam...?

" Aku, akan tetap pada pendirian ku. Dan aku akan selalu menepati setiap perkataan ku...!!" tambahnya, sembari merebahkan tubuhnya pada sandaran kursi yang ia tempati.

Serta menuntun matanya untuk membawanya kedalam ketenangan.

Lalu bagaimana dengan Jeffry,?

Jeffry hanya dapat terduduk lesu, tiada lagi hal yang dapat dirinya lakukan untuk mengubah pikiran temannya ini.

Semuanya sudah terencana, dan dirinya tahu pasti. Azzam akan bersungguh-sungguh akan setiap perkataan dan janji yang dia lakukan.

Rumah tangga ini akan berakhir dengan penyesalan, dimasa yang akan datang.

...--------------------------------------...

...Hati aku ikutan sakit nulis bab ini, ngebayangin jadi Zalfa ternyata sesakit itu😭😭....

...Ya Allah, kelak berikan saya pasangan hidup yang dapat menerima saya apa adanya. Dan tidak akan pernah menyakiti pasangannya,....

...Udah gitu aja, saya tak lanjut nangis dulu sambil bayangin kelanjutannya 🙏🏻😭😔....

...Silahkan mampir di Ig: ffyyynn_ untuk mengetahui update an selanjutnya....

Terpopuler

Comments

aqil siroj

aqil siroj

memangnya dulu zalfa minta kamu lamar ?
gak kan ?
kan kamu sendiri yg melamar zalfa, gesrek nih otaknya si azam, dia sendiri yg mau menikahi zalfa ehhh malah skarang nyalahin zalfa...
be go be go gak ketulyngan

2024-02-03

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!