Bab 10. Asing?

Kehadiran orangtuanya, membuat Azzam dilema. Dia melupakan satu hal, dimana ayahnya akan mengetahui segalanya apa yang dia lakukan.

Langkah yang seharusnya ia lakukan, adalah melangkah dibelakang. Bukan seperti sekarang yang terang-terangan, itu sama saja memancing akan kegagalan dalam segala rencananya.

Disamping dilemanya, Azzam juga merutuki perbuatannya sendiri.

Ayahnya bukanlah seseorang yang dapat disepelekan. Beliau adalah seseorang yang berada dikubu paling depan jikalau menyangkut akan seseorang yang dia sayangi, dan itu sekarang beliau lakukan terhadap istrinya Zalfa.

Dirinya akui, pernikahan ini terjadi akan kemauannya sendiri. Berharap dengan menikahi seorang wanita lain akan membuatnya melupakan akan kenangannya dengan Khanza, tetapi kenyataannya pernikahan itu membuat salah satu pihak dirugikan .

Azzam masih sama, dia sama sekali tidak dapat menghilangkan perasaannya, kasih sayangnya, rasa cintanya, kepada dia yang memutuskan untuk meninggalkannya.

Dan sekarang, Khanza telah kembali. Kembali bersama dengan perasaan yang sama kepadanya, kerinduan yang mendalam akan dirinya.

Azzam termenung, duduk di tepi ranjang tempat tidurnya sembari menunduk gusar.

Dilema akan langkah apa yang akan dia ambil sekarang.

Dalam angannya, "jikalau pernikahan ini terus dilanjutkan, kelak bagaimana perempuan itu menerima segala kejahatan yang kuberikan padanya."

"Namun, jikalau pun aku mengambil langkah lain. Sudah dipastikan sampai kapanpun diriku tidak akan pernah lagi dapat menemui bidadari surgaku. Bunda."

🌼🌼🌼

Esok harinya,

" Zalfa, mulai sekarang. Kamu harus bersikap seperti biasa, seperti sebelum kejadian itu terjadi padamu." ucapannya untuk menyemangati akan dirinya sendiri.

" Ikhlaskan apa yang telah ditakdirkan untukmu, mungkin memang jalanya seperti ini, untuk awal diantara kamu dan mas Azzam."

Kalimat-kalimat itu, setiap saat selalu terucap di hati dan mulutnya.

Sebagai mantra akan kepercayaan dirinya.

Hari ini, Zalfa kembali ke aktivitas kesehariannya. Menjalankan tugas-tugasnya sebagai seorang istri, membersihkan rumah, memasak, mencuci pakaian, dan kegiatan umum seperti sebelumnya.

Walaupun ia tahu, apapun yang akan dirinya kerjakan suaminya tetap sama, tidak akan menganggap keberadaan dirinya.

Kali ini, seluruh pekerjaan usai lebih cepat dari biasanya. Dan dengan luangnya waktu ini, Zalfa ingin pergi keluar untuk sedikit menghilang rasa stress nya.

Tetapi, dirinya juga membutuhkan izin kepada mas Azzam, sebagai walinya sekarang. ..?

" Sepertinya, membersihkan diri dahulu. Sebelum meminta izin sama mas Azzam,." ucapnya sendiri, seraya bergegas untuk membersihkan badannya dan mengganti pakaiannya.

Setelah selesai dengan persiapannya, Zalfa memberanikan dirinya untuk menemui suaminya.

Karena sesuai dengan rencana sebelumnya, dia akan keluar sebentar untuk merefresh pikiran dan sekalian untuk mampir ke supermarket terdekat, mengingat stok bahan makanan di rumah sudah mulai menipis dan hanya tersisa bahan pokok saja.

Zalfa berjalan dengan pasti, menaiki satu persatu anak tangga menuju tempat dimana kamar suaminya berada.

Sesampainya, di depan kamar lelaki itu. Detak jantungnya berpacu dua kali lebih cepat, perasaan minder dan takut menjalar dengan cepat keseluruhan tubuhnya.

Ditambah dengan kepalanya, yang dengan cepat menimbulkan pertanyaan-pertanyaan yang mengganggu.

Apakah mas Azzam akan marah, ketika aku mengatur pintunya...? Atau, mungkin rencana hari ini di pending dulu. Sembari menunggu mas Azzam nya tenang! Mas Azzam bakal kasih izin, atu enggak...?

Pertanyaan-pertanyaan itu, terus saja menghantui Zalfa. Hingga, membuatnya berperang batin akan hal itu.

Dengan mengatur pernafasannya, Zalfa akan bersikeras untuk tetap melanjutkan rencananya. Perasaan takutnya ia pendam sedalam dalamnya, dengan ini adalah salah satu cara dimana dirinya dapat kembali menjernihkan seluruh amarah, kebencian, ketakutan, dan segala hal yang membuatnya menanggung beban erat kehidupan.

Ia sangatlah membutuhkan suasana ketenangan yang asri untuk mengembalikan kejernihan pikirannya.

Sekarang, mencoba dulu juga tidak apa-apa kan? Walaupun nanti, tidak sesuai harapannya. Ia akan menerima semuanya.

Dengan pasti, Zalfa mendekati pintu berwarna hitam didepannya. Berdiri dengan sedikit getaran pada tangannya, dan mengetuk pelan benda persegi panjang tersebut.

Tok

Tok

Tok,

Hanya 3 kali ketukan yang ia lakukan, mengingat tidaklah sopan mengetuk berulangkali melebihi 3 ketukan.

Zalfa sangatlah menjunjung tinggi akan adab, perilaku, dan sopan santun. Karena, Abah nya telah memberikan wejangan " Hormatilah semua orang, maka kamu juga akan dihormati oleh mereka"

Walaupun sudah hampir 6 menit berlalu, masih saja belum mendapati tanda-tanda akan keluarnya suaminya ataupun tanggapan dari suaminya. Zalfa termenung sesaat, sembari berkata

" Apakah mas Azzam ketiduran...?"

Dan ia, memutuskan untuk kembali mengetuk pintu tersebut, memastikan akan keberadaan atau tidaknya penghuni didalamnya.

Namun, belum sempat dirinya mengetuk pintunya. Pintu itu terbuka, menyisakan tangan Zalfa yang mematung disana.

Menyadari akan perbuatannya, Zalfa kembali bersikap sopan menundukkan pandangannya setelah mendapati tatapan tajam dari Azzam.

Perasaan campur aduk yang menyelimuti Zalfa sekarang, mendadak semua kalimat yang telah dirinya rancang sebelumnya terhapus sekejap, hanya karena menatap suaminya.

Sedangkan Azzam, dirinya hanya menatap wanita dihadapannya dengan tatapan tajam yang menusuk. Tatapan ketidak sukaan akan kehadiran manusia dihadapannya ini.

Entah, keberanian dari mana Zalfa dapat kembali mengutarakan maksud keberadaan dirinya disini.

" Ma... Mas Azzam!"

" Ma-maaf sebelumnya, za.... Zalfa mengganggu istirahat mas Azzam." lirih Zalfa, dengan sedikit terbata bata.

" Za.. Zalfa, mau minta i... Izin keluar se... Sebentar mas. Untuk mem... Beli bahan makanan di... Di supermarket depan mas."

" A... apakah Zalfa bo.. Boleh per... pergi mas?"

Semenjak kejadian itu, dan kelancangan Zalfa dalam berbicara tempo hari terhadap Azzam. Membuatnya sekarang, menjadi gugup saat berhadapan dengan suaminya. Mencoba sedikit berhati-hati dalam berucap, serta bertingkah laku.

Hingga Zalfa menyadari, mas Azzam sama sekali tidak bergeming menanggapi pertanyaannya.

Apakah ini tandanya, mas Azzam melarangnya untuk pergi? Atau ada salah dalam perkataan yang ku ucapkan..?

Dalam perang batinnya, Zalfa mengambil keputusan untuk membatalkan keinginannya hari ini. Karena ia merasa, tidaklah sopan untuk pergi meninggalkan rumah tanpa izin dari suaminya.

Namun setelahnya, Azzam memberikan jawaban yang sedikit melukai hati dan perasaannya.

" Saya tidak pernah melarang ataupun memperbolehkan apa yang akan kamu lakukan."

" Dan, ya. Kamu tidak perlu izin untuk apapun yang akan kamu kerjakan atau yang sedang kamu kerjakan,."

" Karena itu, bukan urusan saya...!!" jawaban itu, sedikit ia tekankan pada kalimat terakhir dari ucapannya.

Selesai dengan ucapannya, Azzam beranjak meninggalkan Zalfa yang masih menunduk lemah di depan kamar tersebut.

Mendengar perkataan yang diberikan oleh suaminya, Zalfa kembali merasakan sesak dalam hatinya. Mengingat bagaimana jeri payahnya, untuk melawan segala perasaan takut, perasaan sakit, perasaan lelah akan kehidupannya kembali dengan mudahnya menusuk kembali ke ulu hatinya hanya dengan mendengarkan perkataan suaminya.

Kenapa kelemahan selalu dengan mudah menguasai perasaannya...?

Bahkan aku berharap, tidak ingin menjadi diriku yang seperti ini. Aku ingin menjadi seorang yang dapat menerima dengan lapang dada, perkataan, perlakuan, ataupun segala yang tidak mengenakkan dalam diriku ini.

Ucap Zalfa dalam hatinya.

Ia benar-benar membutuhkan udara segar, untuk sekedar meredakan emosi dan perasaan sedihnya yang semakin menyesakkan dadanya.

Menghiraukan segala prinsip yang telah tertanam dalam pendirian. Dan jikalau pun ia tetap pada pendiriannya itu, maka akan lebih membuatnya merasakan sakit yang lebih dalam lagi.

...---------------------------------------...

...Hay, aku kembali 😌....

...Maaf ya update nya terlambat, aku habis dilanda sakit gigi 😔. Jadi gak mood buat ngapa-ngapain, bahkan buat makan aja gk mood....

...Dan untuk chapter selanjutnya aku usahakan besok kalo enggak lusa ya. Semoga tidak ada halangan lagi, dan selamat malam....

...Terimakasih, happy reading guys 📖....

...Untuk mengetahui update an selanjutnya silahkan pergi ke laman Ig aku....

...Instagram: ffyyynn_...

Terpopuler

Comments

aqil siroj

aqil siroj

next

2024-01-31

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!