Disebuah banggunan megah di tengah ibukota yang dihiasi lampu neon berwarna–warni terlihat seorang lelaki bersama wanita paruh baya mengendarai motor maticnya masuk kedalam sebuah terowongan yang berada disamping banggunan yang langsung menuju tempat parkir khusus karyawan.
Belum juga kedua turun dari atas motor tiba–tiba datang seorang bertubuh gempal berlari sambil berteriak panik.
“Ray, cepat masuk. Siaga satu !!!”, teriaknya lantang.
Siaga satu adalah kode bahwa didalam sedang ada pelanggan yang mengacau dan tidak dapat diatasi oleh rekan–rekannya.
“Masuklah dan selesaikan dengan bersih seperti biasa. Ibu akan naik untuk menemui bos”, ucap Reliana sambil menepuk pundak anaknya pelan.
Raymond langsung lari mengikuti temannya untuk mengendalikan situasi yang ada di dalam club agar tak semakin parah dan membuat pelanggan yang lain merasa tidak nyaman.
Di aula utama lantai bawah tepat disebelah pinggir lantai dansa terlihat seorang lelaki yang sudah mabuk berat memukuli seorang wanita cantik yang sudah tersungkur dilantai sambil menyeretnya untuk keluar.
Beberapa petugas keamanan club yang berusaha untuk menyeret lelaki itu keluar pada akhirnya hanya bisa pasrah ketika tubuh mereka terpental akibat pukulan lima bodyguard milik Dylan Wu dan berusaha membuat garis agar orang lain tak mencampuri urusan bosnya.
PLAKKK
PLAKKK
PLAKKK
Tiga tamparan keras kembali mendarat dipipi mulut wanita cantik yang hanya bisa menangis meratapi nasib buruknya malam ini.
“Dasar wanita j****g tak tahu diri !!!”
“Apa kurangnya aku hingga kamu terus menolakku seperti ini B*****T !!!”, maki Dylan penuh amarah.
Wanita yang bernama Clarisa yang merupakan model sekaligus artis pendatang baru tersebut hanya bisa menangis kesakitan setelah wajahnya bengkak akibat pukulan yang terus Dylan layang kan kepadanya.
Dapat semua orang lihat mata Dylan melotot lebar dan sepasang tangannya yang kekar mencengkeram erat sebuah tangan ramping dan lembut seolah–olah ingin mematahkannya saat ini juga.
Melihat wajah dan mata Dylan yang memerah, semua orang tahu jika lelaki itu pasti sedang mabuk berat sehingga bisa menghajar Clarisa dengan membabi buta seperti itu.
Sambil menangis ketakutan, salah satu tangan Clasrisa yang bebas tampak mencengkeram pilar tembaga yang ada disamping konter dengan erat, takut Dylan akan membawanya pergi.
Aula utama lantai satu saat ini cukup ramai jadi begitu ada keributan semua orang langsung berkumpul menjadi satu ditengah untuk melihat apa yang sedang terjadi.
Mereka yang melihat Dylan sedang mencengkeram Clarisa hanya bisa melihat tanpa ada sedikitpun berniat membantu wanita cantik yang ketakutan dan menangis dilantai karena tak ingin memiliki masalah dengan keluarga Wu.
Para bodyguard Dylan sedang sibuk meladeni para petugas keamanan club sementara dirinya yang masih belum bisa menyeret Clarisa keluar menamparnya degan keras sekali lagi hingga membuat wanita cantik itu tersungkur dilantai dengan sudut bibir sobek dan mengeluarkan darah segar.
Dylan yang sudah gila karena terus ditolak oleh Clarisa dan berada dibawah pengaruh alkohol mengambil satu botol kaca minuman dan mengangkatnya keatas kepala Clarisa dan ingin menghancurkannya.
Melihat hal tersebut secara naluriah semua orang yang menyaksikan keributan berjalan mundur karena tak ingin serpihan kaca melukai mereka.
Belum juga aksi Dylan terlaksana tiba–tiba seseorang sudah menerobos masuk, meraih tangan Dylan dan menghempaskannya dengan kasar sambil memukul perutnya hingga lelaki itu tersungkur dilantai kesakitan.
Para bodyguard yang melihat Dylan tersungkur dilantai segera berjalan menuju arah Raymond dan berusaha melumpuhkannya.
Bagh bugh bughhh
Tapi sayangnya mereka salah lawan, Raymond yang sudah emosi melihat perlakuan tak manusiawi lelaki itu terhadap seorang wanita segera menghajar para bodyguard tanpa ampun hingga kelimanya tergelatak dilantai tak berdaya.
“Seret mereka keluar dari club agar tak kembali membuat keributan”, perintah Raymond tegas.
Rekan–rekannya pun segera membawa kelima bodyguard yang sudah babak belur tersebut dan melempar mereka keluar dari club dengan kasar.
“Siapa kamu !!!”
“Berani sekali kamu menghalangiku !!!”, teriak Dylan penuh amarah.
Bughhh
Raymond segera melayangkan pukulan kembali begitu Dylan bangkit dan berusaha untuk menyerangnya hingga lelaki itu jatuh dilantai tak sadarkan diri.
Melihat Dylan yang sudah tak sadarkan diri rekan–rekannya pun segera mengirimkan lelaki itu pulang kerumah utama keluarga Wu.
Setidaknya jika dikirim kerumah utama keluarga Wu pastinya mereka tak akan disalahkan nantinya karena tuan besar Wu sangat tidak senang dengan kelakuan Dylan selama ini sehingga diapun hanya memberikan jabatan sebagai wakil direktur yang merupakan cangkang kosong tanpa kekuasaan sedikitpun.
Sebuah jabatan yang hanya nama karena pada kenyataannya Dylan sama sekali tak memiliki wewenang apapun didalamnya karena semua kebijakan ada ditangan Wu Xiang selaku direktur utama Wu group.
Raymond yang menjabat sebagai supervisor pengawal di club tentunya tahu akan hal tersebut sang bos sudah memberi tahu mereka agar para supervisor dan manager bisa melakukan tindakan yang tepat kepada para anak orang kaya dan berkuasa dinegara ini yang berulah agar ketika dirinya tak berada ditempat apa yang terjadi tak sampai merugikan club.
Seperti dugaan, tuan besar Wu sangat marah ketika para pengawal yang membawa Dylan Wu tiba dirumah utama.
Dia segera menyuruh para pelayan untuk membawa seember air guna membangunkan Dylan dari pingsannya.
Para pengawal club langsung pergi begitu Dylan diserahkan dan tak mau ikut campur atas permasalahan yang terjadi selanjutnya.
Byurrr
Dylan yang terbangun akibat siraman air diwajahnya langsung saja marah dan mengeluarkan teriakan makian yang memekakkan telinga
“B*****T !!!”
“SIAPA YANG BERANI MENYIRAMKU !!!”, hardiknya dengan kedua mata melotot.
Dughhh
Satu tendangan kaki tuan besar Wu dikepala Dylan sedikit menyadarkan lelaki itu dari keterkejutannya.
“Bangun dan bawa b*****n kecil ini kedalam kamar”
“Ingat, jangan biarkan dia keluar kamar selama satu minggu ini untuk merenungi kesalahannya”, perintah Wu Zioyang, tuan besar Wu tegas.
Menyadari tubuhnya mulai diseret naik kelantai atas menggunakan lift, Dylan yang masih belum sadar sepenuhnya hanya bisa pasrah ketika bodyguard kakeknya memengangi kedua tangannya dengan erat.
Dalam hati Dylan meruntuki semua orang yang ada Galaxy Club dan diapun berniat untuk memberi perhitungan kepada mereka karena telah berani membawanya ke kediaman utama setelah hukuman yang diterimanya berakhir.
Sementara itu didalam club, Raymond yang sudah membawa Clarisa kesebuah ruangan VVIP bersama dua temannya segera mengobati wanita cantik yang kini wajahnya sudah bengkak dan berdarah.
Sementara itu manager Clarissa, Andien saat ini sedang berada dilantai satu untuk membungkam mulut semua orang dan menghapus rekaman yang mereka buat agar berita mengenai kejadian tersebut tak menjadi viral mengingat Clarissa adalah artis pendatang baru dan kejadian dengan salah satu tuan muda Wu bisa menghancurkan karirnya yang baru saja mulai dirilis.
“Apa kamu yakin akan keluar dari club”, tanya Alexander sekali lagi.
“Aku sudah tua. Ada anakku yang bisa menggantikanku disini untuk mengabdi padamu”, ucap Reliana tersenyum lembut.
“Sayang sekali, padahal aku bisa menjadikanmu manager club jika kamu masih mau bertahan disini sedikit lebih lama lagi”, ucap Alexander membujuk.
“Putriku sudah beranjak remaja dan dia memerlukan kehadiranku disampingnya”, jawab Reliana memberi pengertian.
“Baiklah jika itu sudah menjadi keputusanmu. Jika kamu membutuhkan sesuatu, ingatlah Galaxy Club akan selalu terbuka menerimamu”, ucap Alexander pasrah.
“Terimakasih untuk semuanya selama ini. Sampai kapan pun saya tak akan melupakan jasa baik bos kepada saya selama ini”, ucap Reliana tulus.
Setelah mengambil uang pesangonnya, Reliana melangkah keluar ruang kerja Alexander dilantai tiga dengan langkah ringan.
Dia sama sekali tak menyangka jika pada akhirnya akan keluar dari club yang telah menampung dan memberinya kehidupan selama ini.
Sambil tersenyum lebar, Reliana pun masuk kedalam taxi online yang telah dipesannya untuk membuka lembaran baru kehidupannya membuka cabang rumah makan yang kedepannya akan menjadi ladang pendapatannya setiap hari.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments